Anda di halaman 1dari 7

Hutan Pegunungan Wilis pada sisi Kediri, tepatnya di daerah Air Terjun Dholo, Desa Besuki,

Kecamatan Jugo. Hutan dengan banyak aliran air, berhawa dingin dan tingkat kelembaban rendah.

Gunung Wilis atau Pegunungan Wilis adalah sebuah gugusan gunung berapi (non-aktif)
yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Pegunungan Wilis merupakan gabungan dari banyak
puncak gunung, salah satunya yang tertinggi bernama Puncak Trogati dengan ketinggian
2.563 meter di atas permukaan laut (mdpl), gugusan pegunungan Wilis termasuk dalam
wilayah enam kabupaten dan satu wilayah Kota yaitu Kota Kediri, Kabupaten
Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten
Ponorogo, dan Kabupaten Trenggalek.
Pegunungan Wilis mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp
Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Daerah lereng pegunungan Wilis pernah dilalui oleh Jenderal Sudirman, sebelum
melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta dimulai dari pudak wetan-seran-
jeladri-pulosari-pangangonan-gedang klutuk-ngliman-bajulan.
Legenda Sejarah
Gunung Wilis menyimpan banyak cerita misteri yang kental dengan aroma mistis Legenda[2]

Gunung Wilis sangat erat dengan kisah penciptaan manusa yang tertulis dalam Tantu
Panggelaran yang ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan pada zaman Majapahit. Suntingan
[3]

teks yang sangat penting telah terbit pada tahun 1924 di Leiden oleh Dr. Theodoor Gautier
Thomas Pigeaud
Dikisahkan, pada mulanya pulau Jawa tidak berpenghuni dan selalu bergoncang sehingga
Pulau Jawa membutuhkan gunung untuk menancapnya. Proses pengaturannya berjalan
sebagai berikut: para Dewa mengangkat puncak gunung Mahameru (Gunung Semeru)
dari India dan ditempatkan di sebelah barat pulau Jawa dan berceceran di sepanjang jalan,
sehingga terjadilah gunung Lawu, Gunung Wilis, Kelud, Kawi, Gunung Arjuna, Gunung
Kumukus dan pada akhirnya Gunung Semeru
Dalam literatur klasik Jawa, Gunung Wilis atau Gunung Pawinihan memiliki peran penting
dalam sejarah terciptanya manusia. Penggambaran kisah penciptaan manusia bersumber dari
Jagad Gumelar – Manusia Tercipta yang di tulis oleh Agung Bimo Sutejo dan Timmy
[4]

Hartadi, inilah kisahnya :


Adalah Sang Hyang Batara Brama yang pertama kali menciptakan manusia, diambil dari
tanah dan dibuat dengan kepalan tangannya, karena Sang Hyang Batara Brama adalah Dewa
Api maka wujud manusia yang dibuat terlalu gosong, karena itulah kemudian disebut dengan
Bangsa Keling. Proses penciptaan manusia pertama itu terjadi di daratan Jawa di Gunung
[5]

Bromo, dan manusia yang diciptakan saat itu suhunya sangat panas untuk tinggal di dataran
rendah sehingga mereka hanya dapat hidup di ketinggian yang suhunya lebih dingin.
Kemudian Sang Hyang Batara Wisnu juga menciptakan manusia dan terwujudlah sosok
manusia yang lebih baik dan sempurna [seperti manusia sekarang ini], kejadian itu masih di
daratan Jawa di Gunung Pawinihan [sekarang Gunung Wilis]. Tetapi saat itu manusia ciptaan
Sang Hyang Batara Wisnu kondisi suhunya masih sama karena hanya mampu tinggal di
tempat dingin. Manusia ciptaan itu menjadi rebutan dari para Hapsara dan Hapsari untuk
dimomong oleh mereka.
Maka diaturlah agar manusia mempunyai keturunan dulu dan kemudian anak-anak mereka
langsung di bawa oleh para Hapsara dan Hapsari untuk kemudian wajahnya dibentuk sesuai
dengan wajah dari para Hapsara dan Hapsari yang memomongnya. Hal ini dilakukan agar
Arcapada dapat dipenuhi oleh manusia untuk keseimbangan alam semesta.
Jika nama kuno Gunung Wilis adalah Gunung Pawinihan , maka hingga kini tak ada
[6]

literatur yang mencatat sejak kapan nama pawinihan berubah menjadi Wilis
Letusan
Catatan mengenai erupsi Gunung Wilis tidak dapat diketahui secara pasti. Namun, terdapat
laporan yang menyatakan bahwa adanya erupsi pada tahun 1641; pada tahun yang
sama, Gunung Kelud mengalami erupsi besar. [1]

Pendakian
Pendakian Gunung Wilis dari arah timur dapat dimulai melalui Kabupaten
[7]

Kediri tepatnya Kecamatan Mojo. Jalan menuju ke puncak gunung Wilis sudah dibangun
memadai melalui Mojo.Selain pendakian melalui Kecamatan Mojo, menuju ke puncak juga
bisa melalui Kecamatan Semen. Kondisi Pendakian Gunung Wilis yang melalui Kec.Semen
cukup menantang, aksesnya bisa melewati Taman Kelir yang terletak di Desa Joho, selain
jalurnya menantang, kondisi tutupan lahannya juga sangat lebat, sejumlah kasus pendaki
tersesat kerap terjadi di Gunung Wilis sisi Kediri Tahun 2021, 15 Pendaki Asal Surabaya
[8]

Tersesat usai menggelar upacara bendara di Gunung Wilis [9]

Jalan alternatif baru yang dibangun oleh pihak pemerintah Kediri sangat memadai, dengan
luas jalan yang bisa dilalui oleh 2 mobil. Sementara itu dari arah selatan Gunung Wilis dapat
didaki dari Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.
Apabila ingin mencapai Gunung Wilis puncak limas dari arah utara, pendakian dapat dimulai
dari bajulan roro kuning dan puncak jontani yang dapat ditempuh melalui desa Bareng,
Kecamatan SawahanKabupaten Nganjuk, sementara jika ingin menuju puncak liman (puncak
tertinggi wilis 2563 mdpl) bisa ditempuh melalui pudak wetan Kabupaten Ponorogo , air
terjun sedudo ngliman sawahan nganjuk dan dari seweru, kare Kabupaten Madiun.
Berikut ini rute jalur pendakian Pegunungan Wilis antara lain :

1. Pendakian Liman via Kare yang dikelola Kare Eco Adventure [10]
2. Pendakian Liman via Pudak Wetan Tulungagung yang dikelola Paguyuban Hargo Wilis
3. Pendakian Limas via Sekartaji [11]yang dikelola LMDH Desa Bajulan
4. Pendakian Limas via Taman Kelir Desa Joho Kediri yang dikelola Wana Rescue Kediri
5. Pendakian Jontani via Desa Bareng yang dikelola Jontani Adventure
6. Pendakian Argokelono [12] via Salam Judeg yang dikelola Perkawis Blongko Kecamatan
Ngetos, Kab.Nganjuk
7. Pendakian Wilis via Mojo Kediri yang dikelola LMDH
8. Pendakian Wilis via Desa Sendang Tulungagung yang dikelola LMDH
9. Pendakian Wilis via Jurang Senggani Tulungagung yang dikelola LMDH
Pegunungan Wilis
Menurut Peta AMS 1 (tahun 1942) Gunung Wilis (2.563 meter) terletak satu rangkaian dalam
Pegunungan Wilis. Puncak tertinggi dari pegunungan Wilis adalah puncak Liman atau yang
biasa disebut Puncak Trogati yang terletak 2.563 meter dari permukaan laut. Pada puncak
gunung inilah secara de facto merupakan perbatasan dari dua (2)
kabupaten: Nganjuk dan Ponorogo

Hamparan sawah dengan latar belakang gunung manyutan dan


gunung mantenan (wilis barat) di Madiun.

1. Di wilayah Kediri: Pk. G. Cemorokandang 2256 m, pk. G. Malang 1860 m, pk. G.


Watubangil 2196 m, pk. G. Obeng-obeng 1993 m, pk. G. Kendil 1887 m, dan pk. G.
Argoklono 1772 m.
2. Di wilayah Nganjuk: Pk. G. Jogopogo 2220 m, pk. G. Wilis Wilboz 2330 m, pk. G. Tapan
sewelas 1283 m, pk. G. Mloloseketip 1270 m, pk. G. Lekerasu 1290 m, dan pk. G.
Cumpleng 1375 m.
3. Di wilayah Madiun: Pk. G. Bendo 1170 m, pk. G. Manyutan 1565 m, pk. G. Bulur 852
m, pk. G. Kemamang, 1463 m, pk. G. Seklajar 1295 m, pk. G. Kukusan 1337 m, pk. G.
Cemoro 1288 m, pk. G. Margojambangan 1266 m, pk. G. Setompo 1292 m, pk. G.
Tangkil 1232 m, pk. G. Bandoeng 1178 m, pk. G. Poerwo 1064 m, pk. G. Hargokalangan
2142 m.
4. Di wilayah Ponorogo: Pk. G. Dorowati 2207 m, pk. G. Merning 2204 m, pk. G. Argo
Tawang 2284 m, pk. G. Tugel 2174 m, pk. G. Argo Kalang 2142 m, pk. G. Wilis
Zuid 1850 m, pk. G. Wolan 1780 m, pk. G. Dudha Karim 1894 m, pk. G. Jeding 1612
m, pk. G. Tumpak Candu 1602 m, pk. G. Gayungan 1266 m, pk. G. Beser 1328 m, pk. G.
Patuk Banteng 1630 m, pk. G. Wader Gandul 1405 m, pk. G. Banyon 1175 m, pk. G.
Picis 1170 m, pk. G. Segogor 1181 m, dan pk. G. Kemlandingan 1379 m, pk. G.
Kayurubung 1518 m.
5. Di wilayah Trenggalek: Pk. Ngrembes 1332 m dan pk. G. Sangku 1890 m.
6. Di wilayah Tulungagung: Pk. G. Wilis Wilbur 2104 m dan pk. G. Ngesong 1888 m.
Masih banyak nama-nama puncak yang lainnya, namun nama gunung-gunung tersebut oleh
masyarakat hanya dipanggil sebagai Gunung Wilis dan Gunung Liman saja.
Monumen alam
Gunung Segogor dan Gunung Picis, merupakan nature monument / cagar alam yang khusus
konservasi elang jawa yang berada di kawasan Pegunungan Wilis. Nature monument ini
berupa tanaman dan juga hewan yang langka. Pada dataran tinggi Arga Embag/ margombak
(berada di antara gunung hargokalangan dan dorowati) terdapat rawa-rawa dengan tanah
yang bergoyang. Tumbuhan berupa rumput sangat subur. Di tempat ini terdapat spesies
hewan kijang bertandung panjang.
Pariwisata
Gunung Wilis merupakan Gunung Air terbesar di Pulau Jawa dan terbukti, gunung ini
memiliki air terjun paling banyak, namun belum begitu dikembangkan hingga saat ini.
Beberapa tempat pariwisata yang kini mulai dikembangkan dan mulai dikenal masyarakat
luas adalah Air Terjun Ironggolo, Air Terjun Dholo yang terletak di Desa Jugo, Kecamatan
Mojo, Kabupaten Kediri. Air Terjung Ngleyangan yang terletak Dusun Goliman, Desa
[13]

Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri


Di Kawasan Lereng Gunung Wilis juga terdapat bangunan
peninggalan Belanda dan Jepang seperti Loji Belanda, Bunker, Lookrab (Parit Perang), Goa
Jepang, hingga Pedotan Jepang yang membujur dari Madiun hingga Kediri.
Pemerintah telah mencanangkan program pembukaan jalur kawasan selingkar Gunung Wilis
yang meliputi 6 Kabupaten di Lereng Wilis. di Madiun, Para Pengunjung juga dapat
mengunjungi Air Terjun Kertoembo, Air Terjun Kedung Malem, Waturumpuk, Selogedong,
dan Kawasan Perkebunan Kopi Kandangan Kare. Kabupaten Ponorogo mempunyai Pesona
Daerah tersendiri berupa Telaga Ngebel, Air Panas Tirta Husada, Mloko Sewu, dan juga Air
Terjun Selorejo.
Di Kawasan Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk tepatnya di Kecamatan Sawahan terdapat
sejumlah air terjun yakni Air Terjun Sedudo, Singokromo, Sri Gunting. Selain itu wisatawan
juga bisa menginap di Hotel Sanggrahan dan menikmati pemandangan Gunung Wilis melalui
Teras Cafe Wilis View yang terdapat di Hotel Sanggrahan
[14]

Di Kecamatan Ngetos terdapat Wisata Air Terjun Pring Jowo serta Bukit Salju dan Wana
[15] [16]

Wisata Mahgel obyek wisata yang baru dikenalkan ini terletak di Dusun Salam Judeg, Desa
Blongko, atau sekitar 10 km dari kantor Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Upaya Konservasi
Kawasan Hutan Produksi di Pegunungan Wilis masuk dalam dua wilayah
kerja Perhutani Divre Jawa Timur yakni KPH Kediri yang meliputi wilayah Nganjuk, Kediri,
Tulungagung, Trenggalek dan KPH Lawu yang meliputi wilayah Ponorogo dan Madiun
Upaya konservasi dilakukan oleh elemen masyarakat yang tergabung dalam Konsorsium
Pelestari Kawasan Wilis yang menggelar deklarasi di Kediri. Tahun 2018, Kawasan Hutan
[17]

Kritis di Pegunungan Wilis mencapai 15.733 ha dan tersebar di 6 kabupaten,


yakni Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri. [18]

Tahun 2020, Pelestari Kawasan Wilis Kediri menemukan aktivitas penebangan pohon secara
liar di kawasan hutan lindung tepatnya di sekitar Air Terjun Ngleyangann, Kabupaten Kediri.
Penggundulan hutan (Deforestasi) dengan cara penebangan pohon mencapai luasan
[19] [20]

hingga sekitar 35 hektar.


Kondisi pegunungan wilis di tahun 2022 mengalami Deforestasi yang terjadi akibat dua hal
yakni Kebakaran Hutan serta Alih fungsi lahan. Kegiatan alih fungsi lahan hutan untuk
kepentingan tertentu juga terjadi di Gunung Wilis, salah satunya di kawasan Gunung
[21]

Wilis Kediri. “Hutan yang kritis tersebut tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan
Semen, Kecamatan Grogol, Kecamatan Tarokan, dan Kecamatan Mojo,” jelas Ketua Umum
Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis) Tofan Ardi [22]

Di tahun 2022, pantauan Pelestari Kawasan Wilis, luasan hutan yang beralih
fungsi/ deforestasi sebagai lahan semakin memprihatinkan. [23]

Kendati demikian, ia belum bisa memastikan berapa luasan hutan di Kawasan Wilis yang
sudah rusak di tahun 2022 ini. Namun setelah tahun 2018, setiap tahunnya ia memperkirakan
10 persen hutan di Lereng Wilis Kediri rusak. Terbukti di Tahun 2019 dan 2022, terjadi
banjir bandang di wilayah Nganjuk akibat debit air hujan yang melanda di hulu Gunung
[24]

Wilis tak mampu ditampung oleh sungai kuncir. [25]

Tofan menyebut secara umum kondisi hutan wilis ini masuk kategori kritis. Pohon semakin
habis akibat kebakaran hutan serta alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian dan
[26]

perkebunan. Pohon hutan produktif pun kini sulit untuk mendapat tempat dikawasan itu.
Selain faktor manusia faktor alam juga masih menghantui kondisi kritisnya kawasan hutan
wilis. Faktor alam seperti Kebakaran Hutan Gunung Wilis Kediri Diarsipkan 2023-02-09
di Wayback Machine. yang melanda terakhir tahun 2017 dan 2029 lalu, mengakibatkan tanah
hutan wilis gersang. Pemulihan yang kian lambat, juga semakin membuat lahan tidak dapat
kembali subur.
Salah satu upaya untuk memenuhi kecukupan 30 % tutupan lahan berupa hutan adalah
melalui hutan rakyat di Jawa Timur . Keberadaan hutan rakyat di Jawa Timur
[27] [pranala nonaktif

berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun.


permanen]

Perkembangan hutan rakyat yang terus meningkat seiring dengan gencarnya


program rehabilitasi hutan dan lahan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan didukung minat
budidaya kayu oleh masyarakat yang cukup tinggi karena meningkatnya permintaan kayu
rakyat untuk pemenuhan industri primer hasil hutan kayu di Jawa Timur maupun di luar Jawa
Timur.
Dalam Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan bahwa luas
kawasan hutan yang harus dipertahankan minimal 30 % dari luas daerah aliran sungai (DAS)
dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk
menjamin optimalisasi peran kawasan hutan dalam hal manfaat lingkungan, manfaat sosial,
dan manfaat ekonomi masyarakat setempat.


Air terjun Laweyan dan air terjun Prongos, Sendang, Tulungagung

Air terjun Sedudo, Sawahan, Nganjuk


Air terjun Ironggolo, Mojo, Kediri


Air terjun Dolo, Mojo, Kediri
Lihat pula

 Daftar gunung di Indonesia


Referensi

1. ^ a b "Wilis". Global Volcanism Program (dalam bahasa Inggris). Departemen Ilmu Mineral
dan Museum Nasional Sejarah Alam Institusi Smithsonian. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2023-06-17. Diakses tanggal 2022-02-08.
2. ^ "Menguak Gunung Wilis, dari Sejarah Hingga Cerita Mistis". Selingkar Wilis. Gema
Wilis. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
3. ^ Tantu Panggelaran, Kitab. "Kitab Tantu Panggelaran". Budaya Indonesia. Sobat
Budaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
4. ^ Gumelar, Jagad. "Jagad Gumelar Manusia Tercipta". Diakses tanggal 10 Februari 2023.
5. ^ Panggelaran, Tantu. "Proses Penciptaan Manusia". Candi Web Id. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
6. ^ "Daftar Nama Gunung di Indonesia Dalam Bahasa Sansekerta". Tribun Jatim. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
7. ^ Wilis, Pendakian. "Pendakian Gunung Wilis". Gunung.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2023-02-10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
8. ^ "Sejumlah pendaki tersesat di Gunung Wilis". Antara News. Kantor Berita
Antara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
9. ^ "Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Wilis, 15 Pendaki Asal Surabaya Tersesat, Ini
Kronologinya". Kompas. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses
tanggal 13 Februari 2023.
10. ^ Wilis via Kare, Pendakian. "Gunung Wilis Punya Jalur Pendakian Baru, Siapa Mau
Coba?". Liputan 6. PT Liputan Enam Dot Com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10.
Diakses tanggal 10 Februari 2023.
11. ^ "Estimasi Waktu Pendakian Gunung Wilis via Roro Kuning". Mounture.
Mounture.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13
Februari 2023.
12. ^ "Gunung Argokelono". geoview.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses
tanggal 13 Februari 2023.
13. ^ "Keindahan Air Terjun Ngleyangan di Gunung Wilis Kediri". Pemkab Kediri.
kedirikab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13
Februari 2023.
14. ^ "Destinasi Wisata Air Terjun Sedudo dan Wilis View Cafe Sawahan di Nganjuk!". Enampagi.
enampagi.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
15. ^ "Eloknya Panorama Air Terjun Pring Jowo". Kabar Jombang. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13 Februari 2023.
16. ^ "Keindahan Wisata Alam Bukit Salju Blongko Ngetos". Madu TV. PT. Madinul Ulum Media
Televisi Ummat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 13
Februari 2023.
17. ^ Bangsa, Harian. "Tanam 1.000 Pohon, sebagai Tanda Deklarasi Perkawis". Harian
Bangsa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
18. ^ Bangsa, Harian. "Kawasan Hutan Pegunungan Wilis dalam Kondisi Kritis, Perkawis
Rencanakan Gelar Aksi Konservasi". Bangsa Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-
10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
19. ^ Kediri, Memo. "Tim Relawan Perkawis Kediri Desak Perhutani Tindak Pengrusak Hutan
lindung". kediri.memo.co.id. Memo Kediri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10.
Diakses tanggal 10 Februari 2022.
20. ^ Gunung Wilis, Penebangan Hutan. "Penebangan Hutan Lereng Wilis Semakin
Memprihatinkan". Radar Kediri. Jawa Pos Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-
10. Diakses tanggal 10 Februari 2023.
21. ^ "Puluhan Hektar Pohon di Lereng Wilis Gundul, Ini Kata Perhutani Kediri"". Detik.com.
Transmedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-10. Diakses tanggal 2023-02-10.
22. ^ net, Tanm. "Ribuan Hektar Hutan Wilis di Kediri Rusak Akibat Alih
Fungsi". Tanm.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-09. Diakses tanggal 9
Februari 2023.
23. ^ "Belasan Ribu Hektar Hutan Wilis di Kediri Rusak karena Alih Fungsi". Metara News.
metaranews.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 13
Februari 2023.
24. ^ "4 Kelurahan di Kota Nganjuk Banjir, Rumah Sakit hingga Sekolahan Terendam". Sindo News.
MNC Portal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-14. Diakses tanggal 14 Februari 2023.
25. ^ "Gunung Wilis Gundul, Tiga Kecamatan Diterjang Banjir". Harian Bhirawa. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2023-02-13. Diakses tanggal 2023-02-13.
26. ^ Jatim, Antara. "Kebakaran hutan Gunung Wilis di Kediri meluas". Antara
Jatim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-09. Diakses tanggal 9 Februari 2023.
27. ^ Jatim, Dishut. "Data Spasial Kehutanan". Dinas Kehutanan Jawa Timur.
Dishut. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-21. Diakses tanggal 9 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai