Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

PRASANGKA DAN DISKRIMINASI

Oleh :
Widya Nengsih
202179023

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Dan
Budaya Dasar Prasangka Dan Diskriminasi ini dengan baik. Makalah ini dibuat
sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Program
studi S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Papua.
Terselesaikannya makalah ini, tidak terlepas dari berbagai bimbingan dan
bantuan, yang diberikan dari berbagai pihak yang dengan penuh ketulusan dan
keikhlasan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Musa Ayorbaba S.Sos., M.Si, selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, kepada Saudari Marisa F. Balsala yang
telah menginjinkan penulis untuk meminjamkan laptop untuk dapat menuliskan
makalah ini, dan juga kepada Bahari I. J. Pratama yang selalu mendukung
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan


ketidaksempurnaan Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Prasangka Dan
Diskriminasi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif, agar dapat meningkatnya proses pembuatan laporan berikutnya.

Manokwari, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1. Prasangka...................................................................................................2
2.2. Sumber - Sumber Prasangka.....................................................................2
2.1.1. Interaksi Sosial...................................................................................2
2.1.2. Dinamika Kepribadian.......................................................................3
2.3. Diskriminasi..............................................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................6
3.1. Kesimpulan................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu bentuk sikap adalah prasangka (prejudice). Prasangka adalah
sikap yang negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata
karena keanggotaannya dalam kelompok tertentu (Baron & Byrne dalam
Sarwono, 1997). Prasangka ini timbul karena penilaian tang tidak berdasar
dan pengambilan sikap sebelum menilai dengan cermat, sehingga terjadi
penyimpangan pandangan (bias) dari kenyataan yang sesungguhnya.
Diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang semata-
mata berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok (Sears, Freedman &
Peplau,1999). Misalnya banyak perusahaan yang menolak mempekerjakan
karyawan dari etnik tertentu. Lalu ada organisasi yang hanya mau menerima
anggota dari etnik tertentu saja meskipun jelas-jelas organisasi itu sebagai
organisasi publik yang terbuka untuk umum.
Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita melakukan prasangka
terhadap individu maupun kelompok. Prasangka inilah yang akan
membangun sudut pandang kita terhadap banyak hal tentang kehidupan ini.
Untuk itu pentingnya kita untuk tau makna prasangka dan kaitannya dengan
diskriminasi. Dengan demikian kita akan membahas terkait hubungan
prasangka dan diskriminasi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Prasangka ?
2. Apa saja sumber – sumber prasangka ?
3. Apa yang dimaksud Diskriminasi ?
4.

1
BAB II PEMBAHASAN

1.1. Prasangka
Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap kelompok tertentu atau
seseorang, semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompok tertentu (Baron
& Byrne dalam Sarwono, 1997). Prasangka ini timbul karena penilaian tang tidak
berdasar dan pengambilan sikap sebelum menilai dengan cermat, sehingga terjadi
penyimpangan pandangan (bias) dari kenyataan yang sesungguhnya.
Sebagian pakar berpendapat bahwa prasangka tidak selalu salah dan irasional.
Sebagian juga didasarkan pada kenyataan (Brown dalam Sarwono, 1997). Selain
itu, prasangka, seperti halnya dengan sikap, dapat juga positif (misalnya orang
Belanda selalu tepat waktu, dan orang Bali jujur). Hanya saja prasangka yang
positif biasanya tidak menimbulkan masalah dalam hubungan antarpribadi atau
antarkelompok, sehingga tidak dibicarakan secara khusus atau bahkan dianggap
tidak ada (Brown dalam Sarwono, 1997).
Dampak yang negatif timbul karena adanya stereotipe (sifat-sifat yang khas
yang seakan-akan menempel pada kelompok) yang diberikan kepada kelompok.
Stereotipe ini timbul karena manusia membentuk skema atau kategori dalam
kognisinya dan sekali skema ini sudah terbentuk, orang cenderung hanya
menerima informasi yang sesuai dengan skema itu (O’Sullivan & Durso dalam
Sarwono, 1997) dan menolak yang tidak sesuai (Evans & Tyler dalam sarwono,
1997). Dampak negatif dari prasangka muncul karena timbulnya perilaku
diskriminasi sebagai perwujudan dan prasangka (Myers dalam Sarwono, 1997).

1.2. Sumber - Sumber Prasangka

1.1.1. Interaksi Sosial

1. Ketidakadilan
Prasangka berawal dari perlakuan yang tidak adil dari pihak
pemerintah colonial Belanda terhadap penduduk pribumi yang

2
didiskriminasikan dari penduduk keturunan Cina.
2. In group-out group
Prasangka antarkelompok dapat terjadi juga karena adanya perasaan
anggota dan non angota kelompok. Kecenderungan in group-out group ini
sudah terlihat sejak kanak-kaank (Billig & Tajfel dalam Sarwono, 1997)
dan mudah sekali terbentuk begitu ada pengelompokan tertentu.
3. Konformitas
Prasangka dapat timbul dari usia anak-anak meallui proses belajar
social. Anak yang berusia kurang dari 5 tahun lebih cepat menyerap
prasangka daripada anak-anak berumur 8-9 tahun (Baron & Byrne dalam
Sarwono, 1997). Proses belajar ini merupakan bagian dari proses
konformitas individu terhadap lingkungannya.
4. Dukungan institusional
Dalam kasus rasialisme Cina di Indonesia, baik pemerintah Belanda
maupun pemerintah Indonesiaegeluarkan berbagai peraturan yag pada
dasarnya mendiskriminasikan kedua kelompok etnik. Dalam berbagai
agama, laki-laki secara sah mempunyai hak lebih daripada wanita. Di
televisi, film-film kekerasan dan seks seakan-akan membenarkan berbagai
prasangka tentang kekerasan dan seks. Semua ini menunjukkan bahwa
prasangka dapat ditimbulkan dan didukung oleh berbagai institusi yang
ada dalam masyarakat (Sarwono, 1997).
5. Konflik antarkelompok
Dalam situasi-situasi dimana kelompok-kelompok harus bersaing
karena terbatasnya sumber dapat menimbulkan prasangka antarkelompok
(White dalam Sarwono, 1997).

1.1.2. Dinamika Kepribadian

1. Teori Frustrasi-Agresi atau teori kambing-hitam


Jika seseorang mengalami frustrasi dan tidak dapat menemukan
alasannya atau tidak dapat mengatasi sumber penyebab dari frustrasi itu,
orang akan mencari kambing-hitam untuk dijadikan sasaran prasangka dan

3
agresinya.
2. Kebutuhan akan status dan merasa memilii kelompok (sense of belonging)
Faktor penyebab yang ini ada kaitannya dengan perasaan in group-out
group. Hitler dan Bung Karno sama-sama menciptakan musuh bersama
(out group) untuk menggalang rasa saling memiliki antara sesama orang
Jerman dan bangsa Indonesia (in group). Musuh bersama yang diciptakan
Hitler adalah Yahudi, sedangkan Bung Karno menciptakan Nekolim (Neo
Kolonialime dan Imperialisme). Dengan ikatan perasaan saling memiliki
itu satu kelompok dapat sangat kompak dan militant.
3. Kepribadian
Orang yang mempunyai prasangka akan berprasangka kepada semua
golongan, sementara orang tidak berprasangka tidak mempunyainya sama
sekali. Ini berarti bahwa prasangka lebih disebabkan oleh kepribadian
bukan oleh sikap.
4. Faktor kognitif
Prasangka dapat bersumber pada skema atau kategorisasi kognitif
seseorang. Demikian pula prasangka dapat timbul karena adanya rangsang
yang secara mencolok sangat berbeda dari lingkungannya. Kejadian-
kejadian yang luar biasa yang kebetulan terjadi bersamaan, juga dapat
memicu prasangka karena terjadi proses menghubungkan antarelemen
kognif.
1.1. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang semata-mata
berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok (Sears, Freedman & Peplau,1999).
Misalnya banyak perusahaan yang menolak mempekerjakan karyawan dari etnik
tertentu. Lalu ada organisasi yang hanya mau menerima anggota dari etnik
tertentu saja meskipun jelas-jelas organisasi itu sebagai organisasi publik yang
terbuka untuk umum. Contoh paling terkenal dan ekstrim dalam kasus
diskriminasi etnik dan ras terjadi di Afrika Selatan pada tahun 80-an. Politik
aphartheid yang dijalankan pemerintah Afrika Selatan membatasi akses kulit
hitam dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Diskriminisi ras itu
4
dikukuhkan secara legal melalui berbagai peraturan yang sangat diskriminatif
terhadap kulit hitam. Misalnya anak-anak kulit hitam tidak boleh bersekolah di
sekolah untuk kulit putih, kulit hitam tidak boleh berada di tempat-tempat tertentu
seperti hotel, restoran dan tempat publik lainnya. Kulit hitam juga tidak boleh naik
kendaraaan umum untuk kulit putih, dan bahkan tidak boleh memasuki wilayah
pemukiman kulit putih.
Liliweri (1994) menemukan bahwa diskriminasi antar etnik terjadi di kota
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Perumahan, asrama, penginapan ada yang khusus
diperuntukkan bagi etnik tertentu saja. Di sana, etnik-etnik tertentu terkonsentrasi
di pemukiman tertentu dan memiliki konsentrasi pada jenis pekerjaan, unit dan
satuan kerja tertentu. Sebagai misal, mayoritas pegawai kantor gubernur adalah
orang Flores, sedangkan di Universitas Cendana mayoritas pegawainya orang
Rote dan Sabu. Akan sulit orang Flores masuk menjadi pegawai di Universitas
Cendana, demikian juga sebaliknya.
Diskriminasi bisa terjadi tanpa adanya prasangka dan sebaliknya seseorang
yang berprasangka juga belum tentu akan mendiskriminasikan (Duffy & Wong,
1996). Akan tetapi selalu terjadi kecenderungan kuat bahwa prasangka melahirkan
diskriminasi. Prasangka menjadi sebab diskriminasi manakala digunakan sebagai
rasionalisasi diskriminasi. Artinya prasangka yang dimiliki terhadap kelompok
tertentu menjadi alasan untuk mendiskriminasikan kelompok tersebut.

5
BAB III PENUTUP

1.1. Kesimpulan
 Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita melakukan prasangka
terhadap individu maupun kelompok. Prasangka inilah yang akan
membangun sudut pandang kita terhadap banyak hal tentang kehidupan
ini. Untuk itu pentingnya kita untuk tau makna prasangka dan kaitannya
dengan diskriminasi.
 Dari pembahasan diatas didapat bahwa sumber – sumber pasangka sebagai
berikut :
1. Interaksi Sosial
Interaksi sosial mencakup ketidak adilan, in group – out group,
konformitas, dukungan institusional, dan konflik antar kelompok
2. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian mencakup teori frustrasi – agresi atau teori
kambing hitam, Kebutuhan akan status dan merasa memilii kelompok
(sense of belonging), Kepribadian, dan Faktor kognitif
 Diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang semata-
mata berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok (Sears, Freedman &
Peplau,1999). Diskriminasi bisa terjadi tanpa adanya prasangka dan
sebaliknya seseorang yang berprasangka juga belum tentu akan
mendiskriminasikan (Duffy & Wong, 1996).

6
DAFTAR PUSTAKA

Boeree, C.G. (2008). Psikologi Sosial. Jogjakarta: Ar-Ruz Media


Sarwono, S.W. (1999). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial (Terjemahan)
(Edisi Kedua Belas). Jakarta: Pranada Media Group

Anda mungkin juga menyukai