Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sosial budaya
Disusun Oleh:
1. Adjeng Afitalia Z (P17336120401)
2. Alfiyyah Nurul A (P17336120405)
3. Amanda Aretuza F (P17336120409)
4. Fatimah Azzahra Z N (P17336120421)
5. Larenthya kalya (P17336120426)
6. Raden Roro F S (P17336120446)
7. Salma Salsabila F (P17336120450)
8. Yohan Chemil (P17336120457)
Faktor penyebab korupsi dibagi menjadi dua. Yaitu diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal, yang masing-masing faktor tersebut memiliki beberapa poin-
poin .
faktor internal
Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah :
Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang
dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka
miliki dan hal tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan
korupsi.
Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari
berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup
yang semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena
apabila dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup
mereka yang boros.
Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat moral
manusia yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan
mereka lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Faktor eksternal
Penyebab korupsi dari faktor eksternal antara lain:
1) Politik
2) Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro
pada pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri.
Faktor hukum juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi penegakan hukum dan
kepastian hukum.
3) Ekonomi
Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal
tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Faktor ekonomi
juga terbagi menjdai dua yaitu gaji atau pendapatan dan sistem ekonomi.
4) Organisasi
Faktor lainnya, pola asuh yang tidak baik dalam menyelesaikan konflik pada masa
kanak-kanak, bisa dilihat dari kebiasaan orangtua merespons anak yang berkelahi
dengan temannya dan pulang ke rumah dengan menangis. Banyak orangtua yang
justru memarahi anaknya atau mengejek anak dengan ungkapan bodoh dan lemah,
serta mendorongnya untuk kembali melawan.
Misalnya ayah yang ingin mengajarkan anaknya untuk menjadi kuat dengan
mengatakan, “Bodoh, kalau kamu di pukul jangan nangis, pukul lagi, kalau perlu
ambil kayu dan pukul kepalanya.” Nasihat ini direkam anak sehingga ketika ia
menghadapi peristiwa yang sama, perintah yang sudah terekam di memori secara
otomatis menggerakkan perilakunya untuk menyerang.
Imitasi perilaku akibat pemberitaan media yang menayangkan reka ulang kejahatan
dengan korban yang di tampilkan secara terang dan nyata, juga menjadi salah satu
faktornya. Terakhir, kemampuan komunikasi yang lemah sehingga membuat
konflik tidak dapat diselesaikan dengan baik, menyebabkan perdebatan panjang
dan saling menyerang secara verbal dan berujung pada penyerangan secara fisik.
~ Kesenjangan sosial
~ Kemiskinan
Keenam, penegakan hukum secara tegas dan tanpa pandang bulu. Percuma
saja hukum dibuat jika hanya untuk dilanggar. Hukum baru bisa berfungsi sebagai
hukum jika diterapkan secara tegas dan tanpa pandang bulu.
Banyak tindakan kriminalitas yang dipicu karena emosi yang berlebihan. Oleh
sebab itu, salah satu cara mencegah pembunuhan adalah dengan cara jangan
mudah terpancing emosi atau kemarahan. Sebab emosi dan marah dapat membuat
orang menjadi kalap dan gelap mata. Dalam keadaan aman emosi tidak terkendali
maka seseorang dapat melakukan tindak pembunuhan secara spontan. Oleh sebab
itu, jangan mudah marah dan terpancing emosi, sebab keadaan akan meburuk
ketika anda hanya mengedepankan kemarahan dan emosi.
Cukup miris memang saat kita mendengar seorang mencuri makanan karena tidak
memiliki kemampuan untuk membeli makan. Padahal makan merupakan salah satu
kebutuhan primer manusia. Hal ini menunjukkan bawa faktor ekonomi sangat
memberikan pengaruh seseorang untuk dapat melakukan tindakan kriminal. Oleh
sebab itu, salah satu cara untuk dapat mencegah tindakan pencurian adalah dengan
memberikan lapangan pekerjaan. Dengan adanya pekerjaan maka setiap orang
akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka yang memiliki penghasilan tetap
pasti tidak akan memiliki pemikiran untuk melakukan tindak kejahatan demi uang.
Salah satu fungsi pemerintahan dalam upaya mencegah pencurian adalah dengan
menggerakkan roda perekonomian kerakyatan. Dengan demikian, semua orang
akan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berusaha. Mendapatkan
penghasilan dan memperbaiki kondisi ekonomi. Tentu saja hal ini harus bersinergi
dengan kemauan dari individunya sendiri. Jika mereka ingin memperbaiki keadaan
dan menjauhkan diri dari potensi tindakan kriminal maka tentu mereka wajib
bersungguh-sungguh
Daftar Pustaka
https://hukamnas.com/cara-mengatasi-kriminalitas
https://makalahnih.blogspot.com/2018/02/kiat-dan-solusi-untuk-mengurangi-
kasus-pembunuhan.html
https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=28950