PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun Sebagai Tugas Matakuliah Pendidikan PKN Kelas Tinggi di SD
Dosen Pengampu : Nurhalimah Siahaan S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh :
VI E PGSD PAGI
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
serta karuniaNya saya dapat menyelesaikan Tugas ini sebagaimana kemampuan yang saya
miliki. Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna sebagai penambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Mata kuliah Pendidikan PKN Kelas Tinggi di SD. Saya juga
menyadari bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tugas
ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata semoga
NPM : 1902090005
BAB I
PENDAHULUAN
a) Informasi Bibliografi
Judul : Pendidikan Kewarganegaraan
Penulis : Drs. Payerli Pasaribu, M.Si
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2016
Urutan Cetakan : Cetakan Ketiga (edisi revisi)
Dimensi Buku :-
Tebal Buku : 194 halaman
BAB II
PEMBAHASAN SECARA UMUM BUKU
Dalam ilmu politik, dikenal dua macam pemahaman tentang demokrasi, yaitu pemahaman
normatif dan pemahama secara empirik. Untuk pemahaman empiric disebut juga sebagai procedural
democracy, Dalam pemahaman normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara idiil hendak
dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah Negara, misalnya kita mengenal ungkapan
“Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Kalangan ilmuwan politik, setelah mengamati praktek demokrasi diberbagai Negara,
merumuskan demokrasi secara empirik dengan menggunakan sejumlah indicator tertentu.
Berdasarkan defenisi yang diajukan Julian Linz, demokrasi secara empiric menekankan apakah dalam
suatu sistem politik pemerintah memberikan ruang gerak yang cukup tinggi bagi masyarakatnya untuk
melakukan partisipasi guna memformulasikan prefensi politik mereka melalui organisasi politik yang
ada.
2. Arti dan Perkembangan Demokrasi
Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi selalu memberikan
posisi penting bagi rakyat kendati secara operasional implikasinya diberbagai Negara tidak selalu
sama.
Meskipun dari berbagai penelitian itu terlihat bahwa rakyat diletakkan pada posisi sentral
“rakyat berkuasa” (government or role by the people) tetapi dalam prakteknya oleh UNESCO
disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap ambiguous atau mempunyai arti ganda, sekurang-
kurangnya ada ambiguity atau ketaktentuan mengenai lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai
untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan cultural atau histories yang mempengaruhi istilah ide
dan praktek demokrasi (Budiardjo, 1982 : 50). Hal ini bisa dilihat betapa Negara-negara yang sama-
sama menganut asas-asas demokrasi ternyata mengimplementasikan secara tidak sama.
Ketidaksamaan tersebut bahkan bukan hanya pada pembentukan lembaga-lembaga atau aparatur
demokrasi, tetapi juga menyangkut pertimbangan porsi yang terbuka bagi kepentingan maupun
peranan rakyat.
3. Demokrasi konstitusional dalam Abad ke 19
Teori-teori kontrak sosial yang dicetuskan John locke dari inggris (1632-1704) dan
Montesquieu dari perancis (1689-1755) adalah merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari
pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat. Ide-ide yang memunculkan hak-hak
politik inilah yang kemudian mendorong terjadinya revolusi Perancis pada akhir dan revolusi
Amerika melawan Inggris.
Pergolakan-pergolakan yang ditimbul akibat dari ide-ide hak politik rakyat, pada abad 19
gagasan mengenai demokrasi mendapat wujud yang knkrit sebagai program dan sistem politik. Pada
masa ini demokrasi semata-mata bersifat politik yang menonjolkan kemerdekaan individu, kesamaan
hak dan serta hak pilih untuk semua warga Negara.
Dalam abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 gagasan mengenai perlunya pembatasan
mendapat perumusan yang yuridis. Namun demikian perumusannya hanya menyangkut bidang
hukum saja dalam arti yang sempit. Sebab gagasan-gagasan itu hanya membatas Negara dan
pemerintah untuk tidak campur tangan dalam urusan warga negaranya.
4. Demokrasi Konstitusional pada abad ke-20
Pada abad 20 gagasan yang melarang pemerintah campur tangan dlam urusan warga Negara,
secara gradual berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat. Perubahan-perubahan ini didorong oleh adanya perubahan sosial dan ekonomi sesudah perang
dunia II.
Demokrasi abad 20 ini menekankan disamping hak-hak politik, juga hak-hak sosial dan
ekonomi harus diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa harus ada standart-standart dasar sosial
ekonomi yang diatur dalam konstitusi.
Selain adanya gagasan baru tentang Rule of Law pada perkembangan demokrasi International
Commission of Jurists dalam koonferensinya di Bangkok juga merumuskan demokrasi sebagai sistem
politik.
5. Bentuk-bentuk Demokrasi
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah
sebagai makhluk individu yang bebas. Dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu menjadi dasar
fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
2. Demokrasi satu partai dan komunisme
Demokrasi satu partai pada umumnya dilaksanakan dinegara-negara komunis, karena itu
demokrasi ini sering diidentikkan dengan demokrasi komunis.
Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi Indonesia, karena hampir
semua elemen demokrasi dalam perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia dapat
ditemukan, antara lain : Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan
yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Kedua, akuntabilitas pemegang jabatan dan
politisi pada umumnya sangat tinggi. Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh
peluang yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal. Keempat, sekalipun pemilihan
umum hanya sekali dilakukan ( yaitu pada tahun 1955) tetapi benar-benar dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi. Kelima, masyarakat dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi
sama sekali. Keenam, pada masa ini daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan
otonomi yang seluas-luasnya dengan azas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam
mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Dalam periode ini boleh dikatakan pewujudan demokrasi hampir tidak tampak dalam
pemerintahan. Dengan alasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia yang dijiwai oleh semangat gotong royong dan kekeluargaan, serta mengingat besarnya
peranan pemimpin dalam proses politik Indonesia, Soekarno kemudian mengusulkan agar dibentuk
pemerintahan yang bersifat gotong royong.
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah masa transisi antara tahun 1965 sampai tahun
1968 ketika jendral soeharto dipilih menjadi Presiden RI. Era ini kemudian dikenal sebagai orde baru.
Periode ini memberi pengharapan baru, terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan politik
yang otoriter menjadi lebih demokratik. Demokrasi pada periode ini disebut denga label Demokrasi
Pancasila
Geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan – peraturan dalam wujud
kebiajksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik suatu
negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung
terhadad ap system politik suatu negara. Dan politik negara itu akan berdampak langsung
pada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik Indonesia adalah wawasan
nusantara.Wawasan nusantara adalah budaya politik mengenai kesatuan dan persatuan yang
menjadi budaya bangsa Indonesia.
Masalah dalam geopolitik berkaitan dnegan kesatuan antara negara dengan wilayahnya
dan hubungannya dengan wilayah negara lain. Indonesia sebagai negara kepulauan
menggunakan konsep archipelago state dengan azas pengukuran ZEE yang membuat adanya
batas yang jelas bagi negara Indonesia, sehingga wilayah Indonesia dapat menjadi satu
kesatuan.
Wawasan nasional yang dimiliki suatu bangsa merupakan visi bangsa yang
bersangkutan dalam mencapai cita – citanya.Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
Indonesia, berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan hidupnya
serta sebagai rambu – rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaanya. Wawasan nusantara
sebagai cara pandang mengajarkan pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita – cita.
Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara, yaitu :
1. Wilayah (geografi), terdapat 4 hal yang mempengaruhi wawasan nuasantara
berkenaan dengan wilayah. Yaitu Archipelagic State, kepulauan Indonesia, konsepsi
tentang wilayah lautan dan karakteristik wilayah nusantara.
2. Pandangan geopolitik dan geostrategic, prinsip – prinsip yang ada dalam geopolitik
menjadi perkembangan suatu wawasan nasional.
B. Geopolitik Bangsa Indonesia
Winarno (2014:203) mengemukakan bahwa wawasan nusantara memiliki dua tujuan pokok,
yakni tujuan kedalam yang menjamin perwujudan persatuan kearuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahana keamanan.Dan
tujuan keluar, yakni terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.
Tantangan yang dihadapi dalam usaha implementasi wawasan nusantara, yakni :
1. Pemberdayaan masyarakat
2. Perkembangan dunia yang semakin maju dan tak terbatas
3. Era baru kapitalisme
4. Kesadaran warga negara.
Sejarah mencatat bahwa sejak indonesia diploklamirkan sebagai negara merdeka langsung
ditetapkan pada berbagai tantangan dan ancaman. Makin lama tantangan dan ancaman itu bukannya
berkurang, malah dari tahun ke tahun pasca indonesia merdekan semakin memuncak. Memperhatikan
tantangan dan ancaman iyang dihadapi kala itu, banyak negara memprediksi Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak mungkin mampu mempertahankan kedaulatannya. Bentuk dan macam
tantangan dan ancaman serta situasi dan kondisi yang berbeda pada masing-masing negara, sudah
barang tentu membuat cara yang dipilih untuk mempertahankan kelangsungan hidup tiap-tiap sama.
PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
1. Pengaruh Aspek Idiologi
Idiologi dapat diartikan sebagai prinsip pengarahan yang dijadikan dasar, serta memberikan
arah dan tujuan untuk dicapai dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan
nasioanal suatu negara(Suryadinata & Dinuth, 2001:267) karenan itu bagi suatu negara idiologi adalah
cita-cita negara yang dituangkan dalam sistem ketatanegaraan yang dianut seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui dewasa ini pengembangan politik dunia, banyak
dipengaruhi diologi liberalisme, komunisme serta idiologi yang bernafaskan keagamaan. Pandangan
idologi-idiologi dunia banyak hal idiologi-idiologi tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat indonesia. Walaupun NKRI tidak menganut salah satu idiologi tersebut, indonesia tetap
dihadapkan pada benturan kepentingan yang saling tarik menarik diantara idiologi-idiologi itu.
2. Pengaruh Aspek Politik
Sesuai dengan asas demokrasi, permasalahan yang utama dalam politik adalah bagiman
kebijaksanaa pemerintah dapat sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat. Sistem politk
menentukan bagaimana kehidupan politik dilaksanakan ddan interaksi antar masyarakat dengan
pemerintah. Aspek politik menyangkut beragam kegiatan dalam sistem politik (negara). Didalamnya
menyangkut proses menentukan tujuan, kebijakan yang diambil untuk melaksanakan tujuan,
menyangkut alokasi dan distribusi resources. Selain itu politik juga berkaitan dengan legalitas
kekuasaan dan kewenangan untuk melaksanakan kebijakan.
Tidak bertumbuhnya kesadaran bernegara mengakibatkan kepentingan nasional menjadi
kepentingan rakyat bersama menjadi terabaikan. Justru yang terjadi masing-masing kelompok/
golongan kekuatan politik lebih beorientasi kepada kepentinga kelompok/ maupun pribadi.
Berdasarkan pengalaman bangsa indonesia sejak era reformasi, sebaik apapun sistem politik yang
terjamin dalam aturan perundang-undangan, tidaklah sepenuhnya dapat menjamin terwujudnya
ketahanan politik, jika tidak diimbangi denga perasaan kesadaran nasional yang tinggi.
Merujuk pengertian ketahanan nasional, maka ketahanan nasional pada aspek ekonomi
diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang
langsung dan tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara.
Dalam rangka pembinaan ketahanan ekonomi, kegiatan ekonomi memerlukan proses
demokratisasi. Namun demikian dalam pembinaan faktor produksi dan pengolahannya tidaklah berarti
berbuat aturanya sendiri-sendiri, tetapi harus mentaati perturan yang disepakati bersama. Kegiatan
ekonomi dengan ruang yang cukup kepada daerah harus dijaga kesatuannya diseluruh wilayah negara.
Utamanya dengan memastikan berlakunya satu mata uang tunggal sebagai alat tukar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pembinaan ketahanan nasioanal di bidang ekonomi, globalisasi
menjadi tantangan yang tidak bisa dinafikan.
4. Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Istiah sosial budaya dialam ilmu pengetahuan menunjukan kepada dua aspek utama dalam
kehidupan bersama manusia, yaitu aspek kemasyarakatan dan berkaitan dengan keharusan manusia
untuk bekerjasama demi kelangsungan hidupnya. Kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat
berjalan lancar dan tertib jika pengaturannya didalsari nilai budaya yang hidup dalam alam pikiran
yang merupakan produk budaya sekaligus wadah dimana kebudayaan tumbuh.
Didalam organisasi sosial manusia mengembangkan norma-norma yang menjadi tata aturan
hidup bermasyarakat. Norma-norma tersebut meliputi status sosial, kelompok dan institusi. Demikian
pula terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai
luhur budaya merupakan syarat mutlak dalam rangka kehidupan sosial budaya bangsa. Beekenaan
dengan pembinaan ketahanan nasional, kondisi sosial budaya di indonesia dapat dikatakan cukup
menantang. Bangsa indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan sub suku bangsa memiliki
kebudayaan sendiri-sendiri yang dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia sering disebut
kebudayaan daerah.
5. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan menunjuk pada dua aspek yaitu pertahanan dan keamanan.
Pramono (1995) mengatakan pertahanan mengandung makna suatu kemampuan bangsa untuk
membina dan menggunakan kekuatan nasional guna menghadapi ataupun menangkal rongrongan,
gangguan, ancaman, maupun tekanan dari luar. Menurut Suradinata & Dinuth (2001 : 291-292)
ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan keamanan merupakan asas dan pedoman keamanan itu
sendiri. Doktrin pertahanan keamanan merupakan azas dan pedoman perwujudan pertahanan
keamanan yang berkaitan dengan masalah keamanan dalam negeri: masalah subversi, infiltrasi,
sabotase dan spionase. Bagi bangsa indonesia pertahanan dan keamanan lebih berorientasi terhadap
upaya untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dari berbagai ancaman.
Dan gangguan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelemahan Buku :
Buku ini tidak membahas secara keseluruhan tentang belajar
Pada buku utama kurang membahas lengkap materi-materi tentang
kewarganegaraan seperti pada buku pembanding yang contoh salah satu
pmbahasan buku pembanding yang tidak dibahas pada buku utama konstitusi
dan tata perundangan indonesia
Dalam buku karangan Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono memiliki
bebrapa kata yang urutan atau susunan katanya tidak sesuai dalam suatu
kalimat.
Dalam buku ini juga memiliki kata-kata yang sulit untuk di mengerti oleh
pembaca.
Serta kurang memberikan gambar-gambar yang dapat membantu menjelaskan
tentang pembahasn materi.
BAB IV
PENUTUP/KESIMPULAN
a) Kesimpulan
Dengan melakukan kegiatan kritikan pada buku pendidikan kewarga negaraan
ini menjadi sebuah manffat karen melalui kritikan buku ini penulis dapat memahami
apa-apa saja kekurangan yang ada pada buku ini dengan membandingkan nya dengan
buku yang lain, mealui tugas ini penulis juga dapa berkarya memliki sebuah karya
dari hasil usaha yang memiliki kepuasan tersendiri.
Pada buku PKN ini membahas tetang pentingnya mata kuliah ini pada setiap
perguruan tinggi dan merupakan mata kuliah wajib, karena mata kuliah PKN
merupakan subuah mata kuliah pengembangan keribadian, yang bertujuan
mengembangkan kepribadian setiap mahasiswa dan menanamkan sifat nasionalisme,
patriotis dan lain-lain.
b) Saran
Setelah penulis selesai mengkritik buku ini yaitu buku pendidikan
kewarganegaraan yang dikarang oleh Drs. Payerli Pasaribu, M.Si seharusnya
pengarang lebih teliti dalam menyusun kata-kata agar mudah di mengerti serta lebih
memikirkan untuk memuat gambar yang dapat membantu penjelasan dari materi yang
di bahas agar lebih mudah untuk di pahami oleh pembaca, pengarang juga harusnya
lebih memuat lengkap tentang pembelajaran.
Pembaca juga di harapkan agar lebih bijak dan mencari sumber materi dari
buku lain yang berkaitan dengan materi belajar dan mengajar, agar pembaca memiliki
referensi yang lebih banyak lagi dalam penambahan dan pengembangan wawasannya.
DAFTAR PUSTAKA