Anda di halaman 1dari 18

GIWU / DENDA, HUKUM ADAT SUKU BARE'E

Pue Mpalaburu (Ejaan Van Ophuijsen: PoeemPalaboeroe)


adalah tuhan tertinggi dalam kepercayaan lama Lamoa, yang
dianuti oleh Suku Bare'e di Sulawesi Tengah.

Untuk menghindari kemarahan Pue Mpalaburu, orang


Bare'e biasanya akan mengurbankan seekor kerbau,
kambing, seekor ayam berwarna putih, dan babi berwarna
coklat, yang dijaman Kerajaan Tojo binatang babi diganti
dengan Sapi.
PueMpalaburu adalah penguasa langit
dan bumi,bumi serta seluruh umat
manusia.[2]

Rumah Adat Lobo Suku Bare'e, tempat


pemujaan kepada Puempalaburu
Nama Agama

Lamoa [11] adalah bentuk


kepercayaan lama kepada tuhan
PueMpalaburu (Pue Mpalaburu) yang
dipraktikkan dan diamalkan oleh
semua orang asli Suku Bare'e, di
Sulawesi bagian tengah.

Cara Ibadah

Bentuk pemujaan disebut "Molamoa" yaitu


semua orang suku bare'e yang laki-
laki dan para Tadulako membentuk
formasi bulatan dengan berpegangan
tangan, atau tanpa berpegangan
tangan, tetapi
Yang paling sering dilakukan ialah
Molamoa dengan berpegangan
tangan.

Tari Dero, ciri khas Suku


Bare'e
Warga Masyarakat Suku Bare'e di Sulawesi
Tengah
Cara sembahyang molamoa yang kini
disebut dengan nama tari dero
atau modero. Molamoa dilakukan
apabila pasukan dari kampung
(Kampu; Lipu; Wawo) bare'e pulang dari
perang; dan Tadulako dari Suku
Bare'e kembali kepada pemburuan
kepala (mengayau). Tadulako
menjalankan pemburuan kepala kerana
kepercayaan mereka bahwa mereka
diajar bahwa jika berlaku bencana
seperti gagal panen atau ada
masyarakat yang mati, mereka mesti
mencari tengkorak orang untuk
menangkis kejahatan. Oleh itu,
tengkorak yang diperoleh dari
pemburuan kepala dan kemudian
diletakkan di tengah-tengah Lobo,
kemudian ditarikan oleh orang suku
Bare'e dan Tadulako
Dalam formasi lingkaran dengan
gaya yang sama seperti yang kita kenal
sekarang dengan nama " Dero [12]
", dan
Modero ialah gerakan tarian yang
dilakukan oleh Suku Bare'e selepas
pulang dari memburu kepala, dan
tarian Dero atau Modero telah menjadi
istilah yang diturunkan secara turun-
temurun dari nenek moyang Suku Bare'e
yang berasal dari Salu Pongko.

Kepercayaan Lamoa diwilayah


Kerajaan Tojo pada tahun 1770
masih mengekalkan bentuk asli adat
dan budayanya karena merupakan
ciri suku bare'e yang merupakan
Suku asli paribumi yang tinggal di
wilayah TanaNto Bare'e, tetapi tidak
demikian dengan penjajah Hindia
Belanda yang melarang semua
bentuk kepercayaan Lamoa yang
mempercayai tuhan PueMpalaburu,
yang berkaitan dengan kepercayaan
Lamoa atau Lobo ,dan membebaskan
budaya dan adat suku bare'e yang
tidak ada kaitannya dengan budaya
dan adat suku bare'e dan rumah adat
lobo seperti Tari Moraego, Tari
Mokayori, dsb.[13]

Peraturan / Sumber hukum


adat dari Suku Bare'e

Sebagai tuhan lamanya Suku Bare'e,


Pue Mpalaburu (Pue Mpalaburu)
memiliki seorang pelayan bernama
IndoNtegolili (Versi yang lain
menyebutkan bahwa Pue Mpalaburu
memiliki dua pelayan, masing- masing
pria dan wanita). Indo Ntegolili
mengelilingi bumi 9 kali pada pagi hari,
dan 9 kali pada malam hari. Dia
melaporkan semua perkara yang baik
dan buruk yang berlaku di dunia kepada
Pue Mpalaburu sebagai tuannya, dan
tidak ada yang terlepas oleh
matanya.
Jika seseorang tidak mematuhi
peraturan yang ditetapkan oleh Pue
Mpalaburu, maka dia harus
membayar denda tiga untuk kejahatan
yang dilakukan melalui mulutnya, lima
untuk kejahatan yang dilakukan
dengan tangannya, dan tujuh untuk
kejahatan terhadap semua manusia.[10]

Jenayah atau kesalahan seperti


bersumpah atau berbohong, atau apabila
seseorang mencuri, semuanya akan
dibicarakan oleh Pue Mpalaburu. Tidak

seperti biasa, Pue Mpalaburu


menghukum seseorang dengan
kejadian mengejut: Jika seseorang
berbohong, Pue Mpalaburu akan
memerintahkan seekor buaya untuk
memakannya, dan jika seseorang
mencuri, Pue Mpalaburu akan
menumbangkan pohon apabila orang
itu kebetulan lewat. Pue Mpalaburu
menghukum pertumpahan darah dengan
memberi musim kekeringan yang
panjang atau dengan angin topan
yang hebat, dan mengungkap kan
marahnya atas pelanggaran lain dengan
menciptakan gempa bumi yang keras.
Untuk menghindari kemarahan Pue
Mpalaburu, orang Bare'e biasanya akan
mengurbankan seekor kerbau, kambing,
Seekor Ayam berwarna putih, dan
babi berwarna coklat, yang dijaman
Kerajaan Tojo, binatang babi
diganti dengan Sapi.[14]

Giwu (denda, hukum adat)


Untuk menghindari kemarahan Pue
Mpalaburu, orang Bare'e biasanya akan
mengurbankan seekor kerbau, kambing,
Seekor Ayam berwarna putih, dan
babi berwarna coklat, yang dijaman
Kerajaan Tojo, binatang babi
diganti dengan Sapi.
Nota

Semua doa kepada PueMpalaburu


(Dewa; Poeem-Palaboeroe) melahirkan
istilah Poem, yang sejarahnya ialah
puisi adalah termasuk dalam bahasa
Inggris. Bahasa Inggris ialah bahasa
Jermanik Barat yang berasal daripada
keluarga bahasa Indo-Eropa yang
hampir sama dengan bahasa Belanda,
Jerman, Frisian.[15]
Dalam dunia sastra Bahasa Belanda, dan
Bahasa Inggris, Poem sangat
Dihormati di Kota Leiden, Belanda,
sehingga Kota Leiden memiliki
julukan " Leiden, The Dutch city of
Poems "[16], Poem artinya dalam
Bahasa Indonesia adalah Sajak atau
Puisi.
Rujukan

Apa itu bahasa bare'e, segera ke :


https://bahasa-bare-e.tiiny.site/

Petikan
1. "De Bare'e-Sprekende de Toradja
van midden celebes jilid 1 halaman
269"
(https://www.delpher.nl/nl/boeken/vi
ew?identifier=MMKB18A%3A025970
000%3A00005&query=De%20toradj a
%20in%20midden&coll=boeken&fbc
lid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv
ods.html) . Angel Fire. Dicapai
pada 5 Disember 2018.

Diambil daripada
"https://ms.wikipedia.org/w/index.php?
title=PueMpalaburu&oldid=6026827"

Laman ini kali terakhir disunting pada 20:02, 13


November 2023. •
Kandungan disediakan dengan CC BY-SA 4.0
kecuali jika dinyatakan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai