Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul RAMBU SOLO' Bertujuan untuk
memenuhu tufmgas senester Budaya Toraja.
Dalam penyusunan makalah ini disarankan masih banyak kekurangan, baik secara sistematika
penyusunan maupun penggunaan kata-kata, karena itu saya mengharapkan dengan kerendahan hati
memberikan kritik dan saran yang membangun agar penulissan makalah ini bisa bermanfaat khususnya
bagi saya, umumnya bangi para pembaca.Demikian makalah ini saya buat, saya ucapkan terimakasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
Di Indonesia banyak suku bangsa daru barat hingga timur, namun sekian banyaknya suku bangsa yang
memikiki pola kehidupan yang unik. Yaitu pola kehidupan yang terdapat pada masyarakat Toraja.
Salah satu adat budaya yang mencerminkan hubungan manusia dan alam semesta dan sesamanya
adalah Rambu Solo.Rambu Solo merupakan salah satu bukti warisan budaya yang masih di pertahankan
hingga saat ini oleh msyarakat Toraja Rambu solo atau yang di kenal sebagai pesta adat kematian,
bertujuan untuk menghormati para leluhur mereka untuk menghantarkan arwah orang yang meninggal
dunia menuju alam Roh. Upacara adat Rambu Solo ini di adakan dengan bagaimana layaknya sebuah
pesta.
Masyarajat Toraja meyakini bahwa Roh orang mati menunggangi kerbau.kerbau di kehidupan
masyarakat Toraja merupakan hewan yang sangat tinggi maknanya dan di anggap suci juga,
melambangkan tingkat kemkmuran seseorang jika memilikinya karena harga satu ekor kerbau dari
puluhan sampai ratusan juta rupiah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB 2
PEMBAHASAN
Rambu Solo adalah sebuah upacara pemakama dalam agama Aluk Todolo yang mewajibkan keluarga
almarhum terakhir pada mediang yang telah pergi.kata Rambu Solo dalam bahasa toraja yang secara
harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah.Rambu Solo sering juga disebut Aluk Rampe Matampu di
sebelah barat. Upacara rambu solo di Toraja juga menerlukan biaya yang sangat besar/mahal.
Bagi masyarakat Toraja, orang yang sudah meninggal tidak dengan sendirinya mendapat gelar orang
mati. Bagi mereka sebelum terjadinya upacara Rambu Solo maka orang yang meninggal itu dianggap
sebagai orang sakit (To Makula').Jika keluarga belum mampu melakukan upacara Rambu Solo, jenazah
itu akan disimpan di Tongkonan/Rumah Adat Toraja sampai pihak kelurga mampu menyediakan hewan
kurban untuk melaksanakan upacara tersebut.Penyimpanan jenazah itu bisa memakan waktu
bertahuntahun, setelah pihak kelurga mampu menyediakan hewan kurban tersebut,barulah upacara
rambu solo disepakati.
Upacara Rambu Solo ditentukan oleh status orang yang meninggal dalam masyarakat Toraja dikenal
sebagai Tana' atau Kelas Sosial (Kasta). Ada juga beberapa statifikasi dalam upacara Rambu Solo sebagsi
berikut:
Tedong kasera,pitung bongi eklusif bagianggota tama bassi dan tara bulan
Jems upacara pertama dan kedua diselenggarakan untuk kematian anak. Jenis ketiga dan ke empat
berlaku hanya bagi para budak. Jems kelima berlaku untuk semua Kelas, termasuk budak asal sanggup
menanggung biayanya dengan alasan ekonomi. Jenis upacara ketju merupakan yang paling sering
dilaksanakan
Tingkat dalam upacara Ramibu Solo menunjukkan strata sosial masyarakat. Tingkat tersebut memiliki 4
macam yatus Tupacara dasili merupakan pemakaman level paling rendah dalam Aluk To Dolo
2 upacara dipayungbong merupakan upacara untuk rakyat biasa rakyat merdekatana karurung
3 upacara di batang atau di goya tedong merupakan upacara untuk bangsawan menengahitana bassi
dan bangsawan tinggi yang tidak mampu
1.Mekayu tutungan/mangelleng kayu tutungan Mekayu tutungan,iamo tu male ullelleng kayu tutungan
sola mang lelleng pattu tu ladi pje garagai lantang lananai tamu kedenni tamu sae sia lanapake keluarga
unggaraga dapo' pribadinna nayanna mangkamo di lelleng tu kayu tutungan to' di piak-piakmo to' mane
di pake mantanak wai.
2. manggaraga lantang
Manggaraga lantang iamo tu unggaragai lantangtu lananai tamu sae sola lananai keluarga.naden duka tu
manggaraga lantang jarampoan sia lakkian tu ladinii parekke tomate.
3.na yanna mangkamo lakkian di garagai ma tok na yake ladi lambi nasangmo lantang sia bentuk
panitiamo tau mi lako to tu sara ma kebaktianmo tau to
4.ma pasa tedong, lan rambu solo iamo tu urrampun tedongna keluarga tu lana tunu lan acaranna.
5.Ma pasonglo
Ma pasonglo iamo tu male ussalonganni tu tomate mangka di bawa domai banua tongkonan na mane to
di pakendek mo rekke lakkian tok mane to ma ibadah.
6. Mantarima tamu
Mantarima tamu lamo tu biasanna napogau' lan rambu solo' na yatu mantarima tamu biasa di pogau' si
duang allo ba' tu tallung allo ke budai tu tamunna keluarga la rampo.
7. Mantunu tedong
Mantunu tedong iamo tu untunu tedong na kelurga, tu ladi ben torroan tondok, sia lana kande kekuarga
tu torronpa.
8.Ma kaburu'
Ma kaburu' merupakan hari terakhir dalam proses rambu solo' Hari yang sudah ditentukan untuk
mengantarkan orang yang meninggal ke liang kubur pada hari itu juga menandakan bahwa acara sudah
selesai.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang secara tiba tiba tetapi merupakan
sebuah proses yang bertahap menuju punya (dunia arwah akhirat). Dalam masa penungguan itu,
jenasah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati
dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan
perjalanan ke puya. Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau, penyembelihan
dilakukan dengan menggunakan parang. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijabarkan dipasang,
menunggu pemiliknya.
Bagi masyarakat Toraja, orang yang sudah meninggal tidak dengan sendirinya mendapat gelar orang
mati. Bagi mereka sebelum terjadinya upacara rambu solo' maka orang yang meninggal itu dianggap
sebagai orang sakit (makula) karena statusnya masih sakit, maka orang yang sudah meninggal harus
dirawat dan diperlakukan layaknya orang yang masih hidup, seperti menemaninya, menyediakan
makanan, minuman, dan rokok atau siri. Hal hal yang biasanya dilakukan oleh arwah, harus terus
dijalankan seperti biasanya.
B. SARAN
Upacara rambu solo merupakan upacara yang unik. Upacara ini banyak melibatkan masyarakat sekitar,
dengan upacara ini masyarakat dapat tolong menolong antara sesama masyarakat dan berbagai hewan
yang dikurbankan dalam upacara ini. Kekerabatan masyarakat yang begitu terjaga dan menghormati
tradisi leluhur dan tetap mempertahankannya.