Luis Costa
21.184.0003
Dosen Pengampu :
Endi Martha Mulia, S. T., M. Si
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Hemat Energi Gedung DPRD
Kota Medan” dengan tepat waktu. Makalah ini saya susun dengan maksimal dan
juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Endi Martha Mulia, S. T.,
M. Si, selaku dosen mata kuliah Arsitektur Hemat Energi yang telah memberikan
tugas ini untuk mengedukasi dan menambah wawasan tentang mata kuliah ini.
2.3.2 Data pemakai energi listrik Air Conditioning (AC) dan elevator
berdasarkan pola konsumsi pemakaiannya ............................................. 10
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Jadi dapat di simpulkan bahwa gedung DPRD adalah wadah atau tempat
pertemuan lembaga atau perwaklilan rakyat (parlemen) dan masyarakat
daerah (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan pemerintah
daerah yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi
keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya.
2.1.1 Data umum objek penelitian
Letak lahan Lokasi dan tata letak lahan berada pada site existing bangunan
DPRD Kota Medan lama dengan batas lahan, yaitu :
3. Fasade bangunan
Fasade pada gedung direncanakan baik dari segi fungsi khusus bangunan segi
fungsi khusus bangunan segi teknis lainnya, yaitu:
Dengan kebutuhan daya yang digunakan, tentu jika kita melihat akan
ketersediaan kebutuhan listrik pada bangunan tersebut, juga kita dapat
melihat penggunaan alat elektronik yang dipakai pada masing-masing
ruangan, dimana penggunaan alat elektronik pengguna dan instalasi listrik
lainnya dengan konsumsi energi yang dibutuhkannya.
2.3.2 Data pemakai energi listrik Air Conditioning (AC) dan elevator
berdasarkan pola konsumsi pemakaiannya
Pada pencahayaan yang terdapat pada bangunan gedung DPRD Kota Medan
dilakukan diagnosis pendekatan energi pada sistem, antara lain:
1. Ventilasi alami
2. Ventilasi buatan
1. Orientasi bangunan
Sisi pendek bangunan dihadapkan pada arah utara-selatan untuk
meminimalkan perolehan radiasi panas yang masuk kedalam
bangunan, sehingga beban pengkondisian udara dapat berkurang
dan pemakaian energi dapat ditekan. Pemanfaatan orientasi
bangunan terhadap bentukan fasade pada masing-masing area
memberikan dampak pada pengkondisian udara akibat radiasi panas
matahari sehingga orientasi bangunan dapat dimaksimalkan secara
baik terhadap kondisi dan lingkungan sekitar bangunan.
2. Gubahan massa bangunan
Selain respon terhadap tapak dan lingkungan sekitar serta
pengoptimalan fungsi dan lahan, pemilihan gubahan massa
bangunan berbentuk memanjang dengan bentuk yang pipih dan
melingkar juga pada sisi timur-barat agar panas yang terdistribusi
keluar bangunan dengan adanya pergerakan udara pada koridor,
semakin keatas pergerakan angin semakin besar. masuk kedalam
bangunan dapat meminimalisir serta dapat secepatnya.
3. Fasade bangunan
Terhadap kaitannya dengan rancangan yang tanggap iklim setempat
dan hemat energi maka fasade bangunan yang menghadap utara-
selatan desain berbeda dengan fasade yang menghadap timur-barat
terutama dari rasio bukaannya yang lebih kecil/sedikit untuk
meminimalkan radiasi panas yang diterima bangunan. Untuk
mengurangi panas matahari maka pada bukaan fasade utara dan
selatan menggunakan teritisan (shading) dan kaca ganda atau double
glazing terhadap sinar matahari, dikarenakan matahari cenderung
berada di bagian utara dan selatan sisi hadap bangunan.
Penutup
3.1 Kesimpulan
Ragam Aplikasi Fasad Dan Secondary Skin. April, 2007 - iDEA Magazine
Salpanio, R. 2000. Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus Undip Pleburan,
Semarang. Semarang.