No. Absen :
Kelas :
Elemen : Persiapan Alat dan Bahan
Mata Pelajaran : Peminatan (Pengolahan Hasil Produk Lokal)
Materi : Memahami menggunakan berbagai alat,
Memahami cara membersihkan dan penyimpanan alat, dan menerapkan cara
pemilihan bahan hewani dan nabati
Pertemuan : 1 (satu)
Waktu : 85 menit
A. Contoh kasus
Kasus 1 (pengetahuan alat)
Hidayatullah.com melaporkan bahwa hasil penelitian awal laboratorium
terkait kasus keracunan yang menimpa 180 mahasiswa di kantin Universitas Al-Azhar
Mesir mengindikasikan bahwa peralatan makan yang kotor menjadi penyebab utama
insiden tersebut. Wakil pimpinan Universitas Al-Azhar, Ahmad Husny, menegaskan
bahwa keracunan disebabkan oleh peralatan makan yang tidak bersih, bukan karena
makanan yang telah membusuk.
Husny menambahkan, "Jika disebabkan oleh makanan membusuk, jumlah
korban yang terkena dampaknya seharusnya lebih banyak, minimal 3.000 mahasiswa,
bukan hanya 180." Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Ahmad al-Bakary, ketua
persatuan mahasiswa, yang menekankan bahwa kejadian keracunan makanan
merupakan akibat dari kurangnya kebersihan di dapur asrama, terutama terkait dengan
keadaan piring dan peralatan dapur yang tidak bersih. Al-Bakary juga memberi
peringatan bahwa risiko keracunan makanan dapat terulang jika kebersihan dapur
tidak segera diperbaiki.
Ia mencatat bahwa banyak pekerja yang seharusnya dihentikan sementara
setelah insiden keracunan sebelumnya masih tetap bekerja. "Dapur hanya memiliki 28
pekerja, sementara ada 12.000 mahasiswa yang tinggal di asrama. Oleh karena itu,
sulit untuk menjaga kebersihannya dan memastikan peralatan yang digunakan
benar-benar bersih." Di sisi lain, pejabat Al-Azhar, Abdul Wahid Wujud, menolak
tuduhan bahwa ada niat jahat di balik kejadian tersebut.
Wujud menjelaskan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab menyediakan
makanan bagi mahasiswa dipilih melalui tender nasional yang terbuka, dihadiri oleh
pejabat negara dan kementerian keuangan. Ia menegaskan bahwa kelompok Salafy
dan Ikhwan tidak terlibat dalam proses tersebut, membantah tuduhan yang ditujukan
kepada kedua kelompok Islam di Mesir terkait kasus keracunan tersebut.
"Daging yang dimasak untuk sate, gulai daging dan krengsengan mengandung bakteri
Salmonella sp. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh daging yang diolah kurang
dicuci bersih dan dimasak kurang matang," kata Nanik kepada awak media, Kamis
(6/7) malam.
Nanik menjelaskan Salmonella merupakan kelompok bakteri pemicu diare dan infeksi
di saluran usus manusia, serta sering menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini
dapat hidup di saluran usus hewan dan ditularkan ke manusia melalui makanan yang
terkontaminasi kotoran hewan. Selain itu, konsumsi makanan yang kurang matang
dan tidak dicuci juga dapat meningkatkan risiko terkontaminasi.
"Masa inkubasi bakteri Salmonella sp adalah 6 hingga 72 jam. Hal ini sejalan dengan
hasil penyelidikan epidemiologi oleh Tim Dinkes Kota Surabaya bahwa sebagian
besar kasus mengalami gejala awal pada jam ke 9 hingga 10 jam setelah menyantap
hidangan yang disajikan," katanya.
Gejala yang ditimbulkan pada kasus keracunan ini, imbuh Nanik, yakni Diare
sebanyak 20,80 persen, demam sebanyak 17,20 persen, pusing sebanyak 17,20 persen,
mual sebanyak 16,00 persen, lemas sebanyak 15,20 persen, dan muntah sebanyak
13,20 persen. "Gejala-gejala tersebut merupakan beberapa gejala yang
mengindikasikan seseorang terinfeksi bakteri Salmonella sp," katanya.
Nanik mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam berkegiatan sehari-hari secara disiplin dan konsisten.
1. Jaringan Internet
2. Handphone/ laptop
3. Alat tulis (Buku, pensil dan pulpen)
Selamat Mengerjakan 😊
RUBRIK PENILAIAN
Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil laporan analisis yang telah diselesaikan
siswa
NO Aspek Penilaian Skala penilaian
1 2 3 4
1. Kemampuan 1. Mudah dibaca Urutan alur Urutan alur urutan alur urutan alur
menyelesaikan pengerjaan pengerjaan pengerjaan pengerjaan
studi kasus dalam dan tulisan dan tulisan dan tulisan dan tulisan
industri kuliner tidak hanya cukup terorganisir
terorganisir dipahami mudah sangat baik
dengan oleh orang untuk dan mudah
baik dan yang dibaca dibaca/dipa
sangat sulit mengetahui hami
dibaca dan apa yang
dipahami harus
dikerjakan
2. Logika dan analisis logika dan Logika dan Logika dan Semua
dalam penyelesaian analisis analisis analisis kasus
tidak menyelesai menyelesaik terselesaika
menyelesai kan ⅓ an ⅔ kasus n dengan
kan kasus kasus yang yang ada benar
yang ada ada
Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan presentasi di depan kelas, bersama
kelompoknya
NO Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor
- Membuat simulator 3
- Membuat powerpoint dengan animasi yang
mendukung
Kelompok 1
1.
2.
3.
Kelompok 2
1.
2.
3.
dst.