Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM METODE PENELITIAN

TEKNIK KUOTA SAMPLING

DOSEN PENGAMPU
ARIS HARTONO S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh Kelompok 7 :
ANISA RIFAATUL MUAMALAH S 202002062
APRIESTA PUTRI RAHMAWATI 202002063
PINGKY PUSPITA SARI 202002092
TABIATUL KHAIRUL AZIYZAH 202002102
ULFA HANUM AZZAHRO 202002103

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2024
1. Pengetian teknik kuota sampling

Quota Sampling merupakan bagian dari teknik Nonprobability Sampling.


Biasanya teknik sampling ini digunakan dari data populasi yang berkaitan dengan
demografi (kependudukan) seperti : lokasi geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

2. Penjelasan teknik kuota sampling


Menurut Sugiyono (2001 : 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004; 127) dalam teknik
ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan
3. Keuntungan teknik kuota sampling
Berikut adalah keuntungan dari kuota sampling
1. Karena adanya kuota untuk pembuatan sampel, proses pengambilan sampel ini
cepat dan mudah.
2. Kenyamanan penelitian: Dengan menggunakan pengambilan sampel kuota dan
pertanyaan penelitian yang sesuai, menafsirkan informasi dan tanggapan terhadap
survei adalah proses yang jauh lebih mudah bagi seorang peneliti.
3. Representasi akurat dari populasi yang diteliti: Peneliti secara efektif mewakili
suatu populasi dengan menggunakan teknik pengambilan sampel ini. Tidak ada
ruang untuk keterwakilan yang berlebihan karena teknik pengambilan sampel ini
membantu peneliti mempelajari populasi dengan menggunakan kuota tertentu.
4. Menghemat uang: Anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan metode
pengambilan sampel ini bersifat minimalis.
5. Adanya keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen elemen setiap kuotanya,
bahkan dalam kondisi tertentu, hasil peneliian dapat menyamai hasil penelitian
yang dilakukan dengan salah satu teknik sampling yang termasuk rumpun
probality sampling.
4. Kerugian teknik kuota sampling
Ditinjau dari bias yang mungkin terjadi, terlihat bahwa dengan teknik
sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam. Kondisi ini secara langsung
akan berakibat pada tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian.
Penyebab bias yang lainnya adalah tidak adanya suatu prosedur atau tata cara yang
baku bagi pewawancara dan teknik wawancaranya. Permasalahan bertambah lagi
dengan kenyataan di lapangan bahwa pewawancara cenderung mencari lokasi/tempat-
tempat dimana sampel dapat ditemukan dan kadang pewawancara memilih-milih
responden untuk diwawancarai berdasarkan kriteria yang tidak dapat diterima seperti
penampilan (gaya berpakaian, sikap), jenis kelamin, ras dan lain sebagainya.
5. Sistematik kuota sampling
Prosedur dalam sampling kuota :
a. Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relavan seperti usia, jenis
kelamin, lokasi, dsb.
b. Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal
kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap srata (kuota)
c. Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan ekpert
judgement-nya

Langkah kuota sampling

1. Menentukan sejumlah variabel, yang sangat terkait dengan pertanyaan yang di


selidiki untuk di gunakan sebagai dasar stratifikasi, variabel seperti jenis kelamin,
usia, pendidikan dan kelas sosial sering di gunakan.
2. Dengan menggunakan sensus atau data lain yang tersedia, tentukan ukuran setiap
segmen populasi.
3. Hitung kuota untuk setiap segmen populasi yang sebanding dengan ukuran setiap
segmen.
4. Pilih kasus tipikal darisetiap segmen, atau strata, populasi untuk mengisi kuota.
Contoh Kasus
Misal akan diteliti kebiasaan konsumsi minuman bersoda pada mahasiswa mahasiswi
Kelas 7b, dengan jumlah mahasiswa 48 setelah dihitung menggunakan rumus, didapatkan
sampel 15 mahasiswa. Kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok. berdasarkan cara
kategori sebagai berikut:
a. Jenis kelamin : pria dan wanita
b. usia: 20,21,22,23
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mungkin Kuota sampling bukan merupakan
satu-satunya pilihan, tetapi karena kelompok kami kebagian teknik Kuota Sampiling, Jadi
kita menggunakan teknik ini. (Kuota Sampling). Kembali ke contoh tadi sampel yang
digunakan yaitu 15 mahasiswa dan diketahui beberapa informasi dari populasinya
(berkaitan dengan kategori kontrol) sebagai berikut:
a. Jenis kelamin: laki-laki : 5 mahasiswa, Perempuan: 10
b. Usia : 20= 3, 21=5, 22=5, 23= 2
Atas dasar informasi tersebut maka komposisi dari sampel (15 mahasiswa), harus
mengandung 33% mahasiswa laki- laki dan perempuan 67% mahasiswa. Data tersebut
harus berisi mahasiswa yang berusia 20 tahun 20% mahasiswa 21 tahun 33% mahasiswa, 22
tahun 33% mahasiswa, 23 tahun 14% mahasiswa, inilah yang dimaksud dengan Quota
Sampling dimana kita berusaha melakukan pencerminan terhadap komposisi dari
populasinya dengan harapan agar statistik yg diperoleh sedapat mungkin mendekati nilai
parameternya.

Anda mungkin juga menyukai