Tema:
Kearifan Lokal
Indonesia kaya akan warisan budaya yang perlu kita lestarikan dan kembangkan.
Keanekaragaman budaya tersebut dapat berupa wisata kuliner djadjanan ndeso
tempo doeloe yang tidak ditemui di pasar-pasar umum. Djajanan Ndeso tempo
doeloe dapat ditemui di Embung Sebligo. Embung Sebligo yang menawarkan pasar
kuliner djadjanan ndeso tempo doeloe adalah salah satu aset wisata yang berada di
desa Lerep kecamatan Ungaran Barat. Letaknya berdekatan dengan sekolah SMP
N 3 Ungaran kabupaten Semarang. Sekolah perlu memperkenalkan,
mengembangkan salah satu obyek wisata terdekat yang mudah dikunjungi dan
memiliki nilai estetis serta mengangkat kearifan lokal khususnya djadjanan ndeso
tempo doeloe. Djadjanan ini memiliki berbagai macam racikan menu tempo doeloe
dengan nama yang unik seperti : sego iriban, sego tonjok, sego awur-awur, sego
kulit sultan, sego ceplusan, sego weton, dawet nganten, dawet garut/ganyong,
krowotan udyan angin dan masih banyak lagi (kurang lebih 40 macam),
pengemasan juga unik serta memiliki nilai filosofis yang terkandung dalam nama-
nama menunya. Projek ini dibuat agar dapat memberikan wawasan tentang macam-
macam kuliner djajanan ndeso tempo doeloe, cara pengemasan unik dan
memahami filosofinya. Kemudian belajar keterampilan cara membuatnya, sehingga
peserta didik ikut menjaga melestarikan agar tidak punah. Kuliner Djajanan Ndeso
tempo doeloe ini diselenggarakan sebulan 2 kali yaitu Minggu Pon dan Minggu
Pahing. Dari sini peserta didik juga dapat mengenal nama-nama pasaran yaitu Pon
dan Pahing.
Projek ini juga dibuat agar dapat membentuk peserta didik dengan karakter
Pancasila Gotong royong, kreatif dan Kebhinekaan Global
Membuat djadjanan ndeso tempo doeloe dan mengenal filosofinya menjadi salah
satu projek yang menarik untuk dilakukan sebagai aktivitas pembelajaran berbasis
kearifan lokal dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila. Projek ini bertujuan untuk
mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia melalui pengenalan dan
pembuatan djadjanan ndeso tempo doeloe dan mengetahui filosofinya agar tidak
punah. Masyarakat lokal dengan mengangkat kembali djadjanan ndeso tempo
doeloe secara turun temurun memberikan efek kesehatan karena pengolahan
djadjanan ndeso ini tanpa bahan pengawet dan dimasak dengan cara tradisional, hal
ini dapat dimasukkan dalam pengalaman belajar yang kontekstual bagi siswa, guru
dan masyarakat sekolah lainnya. Projek ini mengikuti 4 tahapan yaitu tahap
pengenalan. Di tahapan ini akan membawa peserta didik untuk mengenali pasar
kuliner djadjanan ndeso tempo doeloe melalui kegiatan apresiasi dengan
menggunakan media audio visual berupa penayangan sejarah pasar kuliner
djadjanan ndeso tempo doeloe, macam-macam kulinernya serta nilai filosofi yang
terkandung di dalamnya. Setelah itu peserta didik diajak eksplorasi melihat desa
wisata kuliner Lerep (embung Sebligo). Setelah tahap pengenalan, peserta didik
masuk dalam tahap kontekstual. Pada tahap ini guru dan peserta didik akan belajar
bersama mulai dari kegiatan berinteraksi langsung dengan pengelola pasar kuliner,
penjual Djadjanan serta tokoh masyarakat terkait dengan pengelolaan dan
pembuatan djajanan ndeso tempo doeloe.Menggali informasi tentang bahan, alat
teknik pembuatan, eknik pengemasan serta pengeloaan di pasar kulinernya. Hal
tersebut akan menjadi wawasan nantinya untuk dipraktikan pembuatannya di
sekolah. Di tahapan aksi, peserta didik menuangkan aksi nyata mereka membuat
djadjanan tempo doeloe sesuai menu yang dipilih, cara pengemasan dan
menjelaskan nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Perayaan dari projek ini
dilakukan dengan cara kegiatan pameran hasil aksi. Di akhir projek, siswa berbagi
informasi hasil akhir produk djadjanan ndeso tempo doeloe dan diajak untuk
mengevaluasi aksi yang sudah dilakukan agar dapat membuatnya menjadi lebih
berkelanjutan. Melalui projek ini peserta didik diharapkan berproses melalui
pengalaman belajarnya untuk mencapai 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu
Gotong royong, kreatif dan Kebhinekaan Global dengan sub elemen yang akan
dijabarkan dalam panduan modul ini.
Alur Dalam Projek
Tahapan Aksi: Membuat djadjanan ndeso tempo doeloe dan cara pengemasannya
Tahapan Refleksi dan Tindak Lanjut: Berbagi karya , evaluasi aksi dan menyusun
langkah strategis
Menggunakan
pengetahuan tentang
Gotong
sebab dan alasan orang
royong
lain menampilkan reaksi
Persepsi
Kepedulian tertentu untuk 1, 2,3,5,6,7,8,9
sosial
menentukan tindakan
yang tepat agar orang
lain menampilkan
respon yang diharapkan.
Mengupayakan memberi
hal yang dianggap
penting dan berharga
Berbagi kepada masyarakat
yang membutuhkan
bantuan di sekitar
tempat tinggal .
Menghubungkan gagasan
yang ia miliki dengan
informasi atau gagasan
Menghasilkan baru untuk menghasilkan
gagasan kombinasi gagasan baru 5,6,7,8,9
yang orisinil dan imajinatif untuk
kreatif mengekspresikan
pikirandan/atau
perasaannya
Menghasilkan Mengeksplorasi dan 7,8,9,10
karya dan mengekspresikan
tindakan yang pikirandan atau
orisinil perasaannya dalam
Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila
Perangkat ajar ini dirancang sedemikian rupa untuk memberi Panduan kepada guru
SMP (Fase D) untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler dengan mengusung tema
“Kearifan lokal” dengan topik djadjanan ndeso tempo doeloe di wisata kuliner
Embung Sebligo Lerep. Dalam perangkat ajar projek ini terdapat 12 aktivitas yang
saling berkaitan satu sama lain nya. Penyusun menyarankan projek ini bisa dimulai
di awal semester dua kelas VII dengan waktu total kurang lebih 36 jam , karena
penelitian dan aktivitas di dalam tidak hanya untuk pengetahuan tetapi siswa bisa
menerapkan ilmu dan aktivitas melestarikan kearifan lokal. Sebaiknya disediakan
juga ada jeda waktu di antara aktivitas untuk memberikan waktu berpikir, diskusi,
mempersiapkan material dan refleksi di kalangan guru maupun siswa.
Perangkat ajar ini bisa dijadikan acuan, bagi guru dan sekolah sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sekolah. Begitu juga dengan tahapan aktivitas dan materi di
dalamnya, dapat dijadikan acuan guru dalam menjalankan projek ke-3 ini.
Peserta didik disarankan untuk mengumpulkan dan menyimpan setiap hasil kerja
dalan satu kesatuan agar bisa digunakan sebagai referensi yang membantu proses
pembelajaran disetiap tahapan. Kumpulan hasil kerja di setiap aktivitas juga bisa
digunakan sebagai portofolio pembelajaran siswa yang dapat membantu guru dalam
melakukan asesmen, baik formatif maupun sumatif
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan inti
g. Peserta didik membentuk kelompok satu
kelompok 4-5 orang
h. Peserta didik merencanakan pembagian tugas
untuk pelaksanaan projek
i. Guru memulai dengan menanyakan kepada
siswa apa yang mereka ketahui pasar kuliner
djadjanan ndeso tempo doeloe Embung Sebligo
Lerep
j. Penayangan pootcast dan video tentang desa
wisata Lerep ( pasar kuliner djadjanan ndeso
Lerep)
k. Menjawab pertanyaan berdasarkan tayangan
tersebut
Kegiatan penutup
l. Guru memberikan pertanyaan dan simpulan
tentang materi yang telah dipelajari
m. Guru melakukan refleksi pembelajaran
Setelah kalian menyaksikan pootcast dan video tentang desa wisata Lerep serta
pasar kuliner “djadjanan Ndeso Tempo Doeloe” yang ditayangkan oleh fasilitator,
diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan kelompok kalian kemudian
presentasikan di depan kelompok lain! Mintalah pendapat teman kalian!
7. Jelaskan yang dimaksud dengan desa wisata!
8. Bagaimana sejarah adanya desa wisata (pasar kuliner”Djadajanan Ndeso
Tempoe Doeloe desa Lerep)?
9. Apakah arti dari prinsif “ jaga Gunung Kudu Wareg”?
10. Ada berapa jumalh home stay yang disediakan untu wisatawan yang
berkunjung ke desa Lerep?
11. Negara mana sajakah yang pernah berkunjung ke desa wisata Lerep?
12. Nilai plus apa sajakah yang ada di desa wisata Lerep menurut para
wisatawan asing?
13. Sebutkan hasil bumi yang ada di desa wisata Lerep untuk mendukung
terciptakanya pasar kuliner djadjanan ndeso tempoe doeloe
14. Sebutkan tujuan adanya wisata kuliner “ Djadjanan Ndeso tempoe doeloe” di
desa Lerep!
15. Sebutkan beberapa jenis djadjanan ndeso yang dijual di pasar kuliner Lerep!
16. Sejarah adanya djadjanan ndeso dinamakan endog gludug!
17. Djadjanan ndeso yang paling viral di pasar kuliner wisata Lerep adalah sego
iriban, mengapa?
18. Selain menjual djadjanan ndeso, di pasar kuliner Lerep untuk menambah
daya tarik ke pengunjung ditawarkan aspek yaitu?
19. Tarian khas desa wisata Lerep yang ditampilkan pada setiap event pasar
kuliner “Djadjanan Ndeso Tempoe Doeloe” adalah?
20. Efek adanya pandemic covid 19 terhadap kondisi wisata kuliner “Djadjanan
Ndeso Tempoe Doeloe” desa Lerep?
21. Berapa jumalh waraga yang terlibat dalam kegiatan desa wisata Lerep!
Bersama kelompok kalian, diskusikan jenis makanan/minuman yang kalian pilih saat
observasi di pasar kuliner “Djadjanan Ndeso Tempoe Doeloe” desa wisata Lerep
yang meliputi!
Bersama kelompok kalian, buatlah menu djadjanan ndeso yang sudah dipilih dan
diskusikan pada pertemuan sebelumnya!