Anda di halaman 1dari 12

PAPER

KOMPONEN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN


PERKEBUNAN KELAPA

Mata Kuliah : Pembiayaan Perkebunan

Disusun Oleh : K4/P2

Hamdi Akbar (J0316211055)


Firda Yuliana Dwiputri (J0316211056)
Enggar Prianda (J0316211076)
Rijal Abdurrasyid (J0316211077)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN


PRODUKSI PERKEBUNAN SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan dengan areal
terluas di Indonesia, lebih luas dibandingkan karet dan kelapa sawit sehingga
menempati urutan teratas untuk tanaman budidaya setelah padi. Kelapa merupakan
salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai sumber kehidupan masyarakat di
Indonesia baik untuk bahan masak dan sebagai bahan pokok industri. Tanaman kelapa
menjadi salah satu tanaman perkebunan yang menjadi bahan industri dalam kegiatanya
maka perlu adanya penyusunan/perencanaan anggaran dalam melaksanakan kegiatan
usaha budidaya perkebunan kelapa (Ramadhani 2022).
Penyusunan anggaran (budget) berdasarkan pada taksiran-taksiran data yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan melihat kondisi yang akan datang dan aktivitas
perusahaan sehingga dapat diperoleh rencana yang efektif. Dengan adanya perencanaan
anggaran biaya diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga
tidak terjadi penyelewenganpenyelewengan terhadap anggaran biaya (Manalu 2021).
Biaya merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam
menyuusun anggaran biaya usaha budidaya perkebunan. Biaya produksi dapat
mencakup berbagai aspek seperti biaya tanah dan bangunan, biaya tenaga kerja, biaya
peralatan dan mesin, biaya bahan baku, biaya energi dan air, biaya pengelolaan
lingkungan, biaya pajak dan asuransi, biaya pengangkutan dan penjualan, biaya
pemeliharaan dan perawatan, dan biaya administrasi dan keuangan. Penyusunan
anggaran perusahaan perkebunan harus dilakukan dengan tepat dan akurat, agar
perusahaan dapat mengelola biaya produksi dengan efektif dan efisien (Khairuni 2023).
Proses penyusunan anggaran perusahaan perkebunan melibatkan beberapa langkah,
seperti mengidentifikasi biaya yang terlibat dalam operasi perusahaan, menganalisis
biaya yang telah terjadi dalam tahun sebelumnya, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi biaya produksi, target produksi dan kebutuhan perusahaan, biaya yang
dapat dikurangi melalui inovasi dan efisiensi, biaya yang dapat diperlukan untuk
memperbaiki kualitas produk dan layanan, biaya yang dapat diperlukan untuk
memperluas pasar dan memperluas jaringan distribusi. Dengan anggaran yang lebih
terarah, perusahaan perkebunan dapat meningkatkan efektivitas pengendalian biaya
produksi dan mencapai tujuan bisnis yang lebih baik (Khairuni 2023).

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai
komponen yang terdapat dalam penyusunan anggaran pada sektor perkebunan kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya
Biaya merujuk pada aliran sumber daya yang diukur dalam bentuk uang yang
dikeluarkan untuk akuisisi atau pembayaran persediaan, layanan, tenaga kerja, produk,
peralatan, dan komoditas lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau tujuan lainnya.
Sesuai dengan pandangan Mulyadi (2014), secara umum, biaya dapat diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam unit moneter, yang telah terjadi atau mungkin
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat empat elemen kunci dalam definisi biaya
tersebut, yaitu: a) biaya melibatkan pengorbanan sumber ekonomi, b) diukur dalam satuan
uang, c) telah terjadi atau berpotensi terjadi, dan d) pengorbanan tersebut dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2014), biaya dapat didefinisikan sebagai nilai moneter
saat ini dan sumber daya ekonomi yang dikorbankan atau harus dikorbankan untuk
memperoleh barang dan jasa. Sementara menurut Purwanti dan Prawironegoro (2014), biaya
dapat diartikan sebagai kas dan setara kas yang dikorbankan dalam proses produksi atau
akuisisi barang atau jasa, dengan harapan akan memberikan manfaat atau keuntungan di masa
mendatang.

2.2 Biaya Langsung


Biaya Langsung merujuk kepada biaya yang secara langsung terkait dengan proses
produksi suatu barang. Oleh karena itu, biaya ini dapat secara langsung dialokasikan pada
barang yang diproduksi. Contoh dari biaya langsung meliputi bahan baku langsung, upah
pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi, ongkos pengiriman, dan sejenisnya.
Menurut Mulyadi (2014), "Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi dan
memiliki satu-satunya penyebab, yaitu adanya sesuatu yang dibiayai. Jika unsur yang dibiayai
tersebut tidak ada, maka biaya langsung tidak akan muncul. Oleh karena itu, biaya langsung
dapat dengan mudah diidentifikasi dengan unsur yang sedang dibiayai. Biaya Langsung
mencakup aspek-aspek berikut:

a. Biaya Bahan Baku:


Bahan baku yang digunakan oleh Unit usaha dari kebun-kebun yang dimiliki
perusahaan dan sebagian lainnya diperoleh dari kebun-kebun rakyat atau swasta di sekitarnya.
b. Biaya Tanaman:
Biaya tanaman melibatkan pengeluaran untuk pemeliharaan tanaman yang telah
menghasilkan, panen, dan pengumpulan hasil di lapangan, serta pengangkutan hasil dari
tempat-tempat pengumpulan ke pabrik. Ini mencakup berbagai biaya umum dari pimpinan,
seperti:
1. Biaya Gaji: Tunjangan, dan Biaya Sosial Pegawai dan Staf Tanaman, yang mencakup
gaji karyawan lapangan, gaji karyawan pabrik, dan biaya terkait lainnya.
2. Biaya Pemeliharaan: Tanaman, termasuk biaya pembersihan semak belukar,
penyiraman pohon, pembasmian hama, dan biaya lainnya.
3. Biaya Pemupukan: Melibatkan pengeluaran untuk pupuk guna menjaga kesuburan dan
kekuatan pohon.
4. Biaya Panen dan Pengumpulan: yang termasuk biaya alat panen, gerobak dorong, upah
pengumpul buah, dan biaya terkait lainnya.
5. Biaya Pengangkutan ke Pabrik: yang mencakup biaya transportasi dari lokasi panen
menuju pabrik untuk diolah.
6. Biaya Pabrik: yang melibatkan biaya operasional pabrik untuk mendukung kelancaran
proses produksi, termasuk penerangan pabrik, alat tulis pabrik, dan biaya makan minum
pabrik.
7. Biaya Pengolahan: yang ditentukan berdasarkan kebutuhan standar tenaga manusia,
bahan kimia, perawatan, pemeliharaan, dan faktor-faktor terkait pengolahan, seperti
perkakas, bahan kimia, analisis, bahan bakar, pelumas, pembangkit tenaga listrik, air,
pemeliharaan bangunan, mesin, perabot pabrik, dan biaya pengepakan.
8. Biaya Penyusutan: yang mencakup penyusutan aset non-tanaman seperti alat panen,
gerobak dorong, dan lainnya yang terkait dengan proses produksi.

2.3 Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung, yang juga dikenal sebagai biaya overhead pabrik, merujuk pada
biaya yang tidak dapat dialokasikan secara langsung ke unit produksi. Contohnya melibatkan
gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan yang mencakup lebih dari satu jenis produk, dan
sejenisnya. Dalam pandangan Mulyadi (2014), "Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah
biaya yang terjadi bukan hanya karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya ini tidak dapat
secara langsung dikaitkan dengan unit yang sedang diproduksi. Berikut adalah komponen-
komponen yang termasuk dalam biaya tidak langsung.
a. Biaya Gaji, Tunjangan, dan Biaya Sosial Pegawai dan Staf Pabrik:
Biaya ini mencakup gaji karyawan pabrik yang tidak terlibat langsung dalam proses
produksi produk, seperti gaji mandor, gaji satpam pabrik, dan biaya terkait lainnya.
b. Biaya Emplasmen:
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memastikan bangunan emplasmen selalu
dalam kondisi yang nyaman, aman, dan kuat.
c. Biaya Pemeliharaan Bangunan Rumah dan Pabrik:
Melibatkan pengeluaran untuk menjaga agar bangunan rumah dan pabrik selalu dalam
kondisi yang nyaman, aman, dan kuat, termasuk biaya reparasi atap dan lantai.
d. Biaya Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Saluran Air:
Biaya ini mencakup pengeluaran untuk menjaga agar jalan, jembatan, dan saluran air
selalu dalam kondisi baik, berfungsi, dan aman bagi buruh, sesuai dengan target
produksi yang telah ditetapkan.
e. Biaya Pemeliharaan Kendaraan:
Merupakan biaya untuk memelihara kendaraan operasional pabrik agar dapat berfungsi
dengan baik, termasuk pembelian suku cadang dan oli.
f. Biaya Pemakaian dan Pemeliharaan Mesin Pabrik:
Biaya ini melibatkan pengeluaran untuk menjaga mesin pabrik selalu dalam kondisi
baik, berfungsi, dan aman, termasuk pembelian suku cadang dan perbaikan mesin.
g. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan:
Pengeluaran untuk melunasi utang pajak penghasilan terkait pajak karyawan pabrik dan
pajak penghasilan atas penjualan.
h. Biaya Poliklinik:
Biaya ini dikeluarkan untuk memberikan bantuan kepada karyawan atau buruh yang
memerlukan perawatan medis di poliklinik perusahaan akibat kecelakaan yang terjadi
selama bekerja.
i. Biaya Asuransi Bangunan:
Biaya untuk mengamankan bangunan dari risiko yang tidak diinginkan, seperti
kebakaran, bencana alam, dan peristiwa lainnya.

2.4 Biaya Variabel dan Tetap


Biaya variabel merujuk pada biaya yang totalnya bervariasi seiring perubahan volume
kegiatan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sementara itu, biaya tetap
adalah biaya yang totalnya tetap pada tingkat tertentu dari volume kegiatan, contohnya gaji
direktur produksi.

2.5 Biaya Tenaga Kerja


Biaya sumber daya manusia mencakup sejumlah pembayaran yang diterapkan untuk
pemanfaatan tenaga kerja manusia (Mulyadi, 2004). Oleh karena itu, biaya tersebut muncul
seiring dengan penggunaan tenaga kerja dalam operasional perusahaan. Komponen biaya
tenaga kerja mencakup gaji pokok, tunjangan, dan upah lembur. Tarif kerja mengacu pada gaji
pokok dan upah reguler untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh tenaga kerja. Biaya tenaga
kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya tenaga kerja yang secara fisik dapat
diidentifikasi dalam proses pembuatan produk. Komponen biaya tenaga kerja langsung
melibatkan:
a. Gaji pokok: Pembayaran tetap kepada karyawan yang dilakukan secara bulanan.
b. Upah lembur: Upah yang dihitung berdasarkan hasil produksi di luar jam kerja
normal.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung, melibatkan gaji dan upah tidak langsung, yaitu
pembayaran kepada karyawan yang tidak secara langsung terlibat dalam proses
produksi perusahaan.

2.6 Biaya Material


Meskipun istilah "material" dapat digunakan secara umum untuk mencakup semua
bahan yang digunakan dalam proses manufaktur, istilah ini umumnya terbatas pada bahan yang
secara fisik terlibat dalam pembuatan produk. Menurut Skousen (2011), bahan baku dapat
dibedakan menjadi dua kategori utama:
1. Material langsung, merujuk pada semua bahan yang merupakan bagian integral dari
barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli material langsung
ini memiliki keterkaitan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Material tidak langsung, bahan yang penting untuk memfasilitasi proses produksi tetapi
tidak terlibat secara langsung dalam tahap akhir dari proses tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi barang atau
pemberian jasa suatu perusahaan mulai dari tahap awal hingga tahap akhir. Sedangkan tenaga
kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang memberikan dukungan kepada berbagai
fungsi bisnis dan operasional perusahaan tanpa terlibat langsung dalam proses produksi,
mendukung berjalannya operasional perusahaan dan menjaga kelancaran berbagai fungsi non-
produksi. Tenaga kerja tidak langsung bertanggung jawab untuk mengelola masalah
administrasi, pemasaran produk, manajemen keuangan, atau pengembangan kebijakan
perusahaan.

a. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan atau land clearing adalah upaya menyiapkan lahan untuk
penggunaan tertentu utamanya untuk lahan pertanian atau perkebunan. Pada Perkebunan
kelapa, kegiatan land clearing terdiri atas survei lahan, setting block, blocking area,
pembersihan lahan, menyusun rumpukan, pembuatan teras dan pancang tanam.
Berikut contoh tenaga kerja langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pembukaan lahan:
1. Surveyor tanah, seorang surveyor tanah bertanggung jawab untuk mengukur,
menganalisis, dan merekam data geografis serta topografis suatu wilayah tertentu.
2. Operator alat berat perkebunan, individu yang memiliki keterampilan dan keahlian
khusus dalam mengoperasikan alat-alat berat perkebunan seperti bulldozer, tractor,
eskavator dan lainnya.
3. KHL, individu yang pekerjaannya fokus pada pembersihan lahan termasuk
membersihkan bebatuan, ranting, dan material lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan kelapa kedepannya.

Berikut contoh tenaga kerja tidak langsung yang terdapat dalam pengelolaan
perkebunan kelapa pada kegiatan pembukaan lahan:
1. Manajer Proyek, individu yang bertanggung jawab untuk mengatur, merencanakan, dan
melaksanakan proyek sesuai dengan anggaran dan jadwal.
2. Staf Administrasi, berfokus pada perencanaan dan mengkoordinasi tugas administrasi
di perusahaan seperti dokumen perizinan.
3. Ahli Pertanian, individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pengairan, serta
pemilihan varietas tanaman yang tepat untuk memaksimalkan hasil
pertanian/perkebunan.
4. Akuntan, bertanggung jawab atas manajemen keuangan proyek, termasuk anggaran dan
pelaporan keuangan.
5. Penyedia peralatan (alat dan bahan), bertanggungjawab untuk menyediakan segala alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan pembukaan lahan.
6. Pengawas lapangan proyek, individu yang memastikan bahwa semua pekerjaan
dilakukan dengan mematuhi peraturan dan standar keselamatan yang berlaku. Mereka
harus memastikan bahwa tim proyek menggunakan peralatan pelindung diri (APD) dan
mengikuti prosedur keselamatan yang benar.

b. Pemeliharaan TM dan TBM


Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkungan tumbuh
optimal bagi tercapainya pertumbuhan dan produksi optimal tanaman yang dibudidayakan.
Tindakan pemeliharaan kelapa meliputi penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit. Manfaat pemeliharaan TBM mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif
tanaman sawit sebagai penunjang pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi.
Sedangkan manfaat pemeliharaan TM adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit
dengan produktivitas maksimal dengan biaya produksi serendah mungkin dan
mempertahankan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan dan menjaga lingkungan
perkebunan.
Berikut contoh tenaga kerja langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pemeliharaan TM dan TBM:
1. KHL Pemupukan
2. KHL Pengendalian Gulma/Sprayer
3. KHL Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)

Berikut contoh tenaga kerja tidak langsung yang terdapat dalam pengelolaan
perkebunan kelapa pada kegiatan pemeliharaan TM dan TBM:
1. Manajer kebun
2. Asisten kepala
3. Asisten afdeling
4. Mandor
5. Kepala Tata Usaha
6. Perwira Pengamanan (PAPAM)

c. Pemanenan
Pemanenan kelapa adalah proses pengumpulan buah kelapa dari pohon kelapa dengan
tujuan untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku dalam berbagai industri, seperti
industri makanan, minyak kelapa, dan produk-produk lainnya. Pemanenan melibatkan
serangkaian langkah-langkah yang melibatkan pemilihan waktu yang tepat, penggunaan
alat pemanenan yang sesuai, dan proses pengolahan lanjutan.
Berikut contoh tenaga kerja langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pemanenan:
1. Pemanen Kelapa, pemanen kelapa adalah orang-orang yang secara langsung memotong
buah kelapa dari pohon menggunakan berbagai alat seperti parang, sabit, atau alat
pemanen kelapa khusus.
2. Pengumpul Buah Kelapa, setelah dipanen buah akan dikumpulkan oleh pemanen.nakan
keranjang buah.

Berikut contoh tenaga kerja tidak langsung yang terdapat dalam pengelolaan
perkebunan kelapa pada kegiatan pemanenan:
1. Perencanaan Operasional, Tim perencanaan operasional yang bertugas merencanakan
jadwal pemanenan, mengelola logistik, dan memastikan ketersediaan peralatan dan
tenaga kerja yang diperlukan.
2. Penyedia Layanan Transportasi, Perusahaan atau pihak ketiga yang menyediakan
layanan transportasi untuk mengangkut hasil panen dari kebun kelapa ke fasilitas
pengolahan.
3. Mandor panen adalah seorang supervisor atau manajer di bidang pertanian, khususnya
pada kegiatan panen. Tugas utama seorang mandor panen adalah memimpin dan
mengelola tim pemanen serta mengawasi seluruh proses panen untuk memastikan
efisiensi dan kualitas hasil panen yang maksimal.

Bahan material langsung dan tidak langsung. Bahan baku langsung atau direct
material adalah semua bahan yang merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya
yang dikeluarkan untuk membeli jenis bahan ini mempunyai hubungan erat dan sebanding
dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. Sedangkan bahan baku tidak langsung atau disebut
juga dengan indirect material adalah bahan yang ikut berperan dalam proses produksi dalam
industri tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.

a. Pembukaan Lahan
Berikut bahan material langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan kelapa
pada kegiatan pembukaan lahan:
1. Bulldozer, tractor, dan eskavator untuk meratakan tanah dan membersihkan vegetasi.
2. Cangkul, sabit/parang untuk kegiatan olah lahan ringan seperti membersihkan area dari
gulma, memotong vegetasi atau merapikan lahan.
3. Material pupuk untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman kelapa
4. Benih atau bibit kelapa yang merupakan bahan utama untuk penanaman kelapa

Berikut bahan material tidak langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pembukaan lahan:
1. Pupuk untuk untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman kelapa
sehingga mampu berproduksi dengan baik.
2. Bahan kimia (pestisida, herbisida, dan insektisida) untuk mengendalikan hama, gulma,
dan serangga yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
3. Mulsa untuk untuk melindungi permukaan tanah dari erosi, menjaga kelembaban dan
struktur tanah.
4. Alat pertanian seperti cangkul, sabit/parang, sprayer, dan lainnya.

b. Pemeliharaan TM dan TBM


Berikut bahan material langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan kelapa
pada kegiatan pemeliharaan TM dan TBM:
1. Pupuk
2. APD
3. Alat pertanian

Berikut bahan material tidak langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pemeliharaan TM dan TBM:
1. ATK seperti laptop, buku monitoring, alat tulis, dan lain sebagainya.
c. Pemanenan
Berikut bahan material langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan kelapa
pada kegiatan pemeliharaan pemanenan:
1. Karung
2. Gerobak angkut
3. Ember
4. APD

Berikut bahan tidak material langsung yang terdapat dalam pengelolaan perkebunan
kelapa pada kegiatan pemeliharaan pemanenan:
1. Alat tulis
2. Buku monitoring perhitungan panen

Biaya tetap dan biaya variable. Identifikasi mengenai upah dan pembelian material
ditinjau dari aspek biaya, termasuk biaya tetap atau biaya variabel. Upah dapat digolongkan
menjadi dua bagian yaitu upah yang termasuk biaya tetap dan ada upa yang termasuk biaya
tidak tetap karena untuk tenaga kerja langsung upah yang mereka terima dikategorikan dengan
biaya tidak tetap karena tenaga kerja tersebut digaji sesuai dengan produksi yang dihasilkan
contohnya tenaga pemanen, sedangkan untuk upah yang di kategorikan biaya tetap adalah upah
yang diberikan kepada tenaga kerja tidak langsung karena tenaga kerja ini diberi upah tidak di
pengaruhi oleh produksi komoditas jika produksi kecil mereka akan digaji tetap setiap
bulannya. Pada material sendiri bisa di golongkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap
karena beberapa material dipengaruhi oleh jumlah produksi sehingga biaya akan meningkat
saat jumlah produksi meningkat begitupun sebaliknya

BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL


Upah
Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Investasi
Upah/gaji Manajer Kebun Upah/gaji Karyawan
Administrasi Upah/gaji KHL
Keuangan operator alat berat
Akuntan Petani Kelapa
Upah/gaji Asisten Kepala Mandor Panen
Upah/gaji Asisten kebun Pekerja Taksasi
Mandor Besar
Perwira Tanaman
KTU
Pembelian Material
Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Investasi
Sewa Lahan Pupuk cangkul
Bangunan/ Sewa Bangunan Pestisida Traktor
Bahan Perlindungan
Tanaman (PHPT) Ekskavastor
Parang
APD
Keterangan: Biaya pembelian alat hanya dibeli sekali dalam satu periode yang ditetapkan oleh
perusahaan dan selanjutnya merupakan biaya maintenance.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Perencanaan anggaran merupakan salah satu faktor penting dalam perkebunan kelapa.
Perencanaan berfungsi untuk menjadi fondasi dalam langkah untuk mengelola keungan
perusahaan perkebunan secara baik dan anggaran menjadi perencanaan dari seluruh kegiatan
perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling
mempenggaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, praktikan dapat mengetahui pengkategorian
tenaga kerja (langsung dan tidak langsung), mengetahui pengkategorian material (langsung dan
tidak langsung), dan mengetahui identifikasi biaya tenaga kerja dan material dalam dunia
perkebunan kakao yakni disetiap tahapan budidaya mulai dari pembukaan lahan, pemeliharaan,
sampai dengan pemanenan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti F. 2018. Pengaruh Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Terhadap Biaya
Produksi Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Adolina Serdang
Bedagai. [Skripsi]. Universitas Medan Area. Medan.

Khairuni DV, Marliyah, Nurwani. 2023. Analisis Anggaran Biaya Produksi dalam Menunjang
Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara II
Tanjung Morawa). Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol.2, No.11. 1-7.

Manalu YH. 2021. Analisis anggaran biaya produksi sebagai alat perencanaan dan
pengendalian biaya pada pt perkebunan nusantara iv kota medan.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat

Ramdhani M, Marsudi E, Baihaqi A. 2022. Kinerja pengelolaan keuangan petani kelapa di


kabupaten bireuen. jurnal ilmiah mahasiswa pertanian E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN:
2615-2878 Volume 7. 1-10.

Widjaja AT. 2014. Pengetahuan Dasar Auditing. Jakarta: Harvarindo

Anda mungkin juga menyukai