Anda di halaman 1dari 183

Pharmaceutical

Solid Dosage Forms

PEMBEKALAN UKTTK
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt.


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Angreni_farmasi@staff.poltekkesbandung.ac.id 1
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TABLET
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi
FI VI, 2020

Penggolongan tablet:
• Cetak
• Kempa
Dibuat dengan cara menekan masa serbuk lembab dengan tekanan yang rendah ke
lubang cetakan
• Contoh:
Moulding
Tablet hipodermik (tablet Nitrogliserin)
Membentuk campuran bahan aktif dan eksipien dalam bentuk semisolid menjadi bentuk
• Bekukemudian
tablet, kering/dikeraskan
freeze drying
• 3D Printing

2
PEMBUATAN TABLET
Kompresi adalah:
pengecilan volume serbuk dengan pemberian tekanan

Compaction adalah:
Pembentukan padatan dengan bentuk tertentu melalui proses kompresi
serbuk
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN TABLET

1. DIE FILLING 2. TABLET FORMATION 3. TABLET EJECTION

Particle Size Compressibility Weight and dose variation

Particle Density Plastic material Mechanical strength

vibrasi
Particle Shape Fragmentation Capping laminating

Elastic material Adhesion / Sticking

Sticking Hight friction

GRANULASI
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu menjelaskan alur produksi tablet

Angreni A - Materi Solida 5


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

6
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

7
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu membedakan metode pembuatan tablet


(GB, GK, CL)

Angreni A - Materi Solida 8


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

METODE PEMBUATAN TABLET


Metode Pembuatan Tablet
Granulasi Basah Granulasi Kering Cetak langsung
Pengecilan ukuran Pengecilan ukuran Pengecilan ukuran
partikel/pengayakan partikel/pengayakan partikel/pengayakan
Pencampuran Pencampuran Pencampuran
Penambahan bahan pengikat Slugging/ roller compaction Kompresi

Pengayakan masa basah Pengayakan granul kering


Pengeringan granul Pencampuran fase luar
Pengayakan granul kering Kompresi
Pencampuran fase luar
Kompresi

9
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu membuat sediaan tablet dengan metode


GB, GK, CL

Angreni A - Materi Solida 10


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
GRANULASI
GRANULATION is the process in which dry primary powder
particles are processed to adhere to form larger multiparticle
entities called granules.

Tablet Ukuran partikel:


0,2 – 0,5 mm
Kapsul
Ukuran partikel:
Granul 1,0 – 4,0 mm
11
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

METODE GRANULASI
GRANULASI BASAH GRANULASI KERING
• Pembentukan masa granulasi • Dilakukan proses pembuatan
 primary powder particles + tablet besar (slugging)
cairan granulasi • Atau campuran dibuat
• Cairan tidak toksik, mudah dalam bentuk lembaran
menguap (roller compaction)
• Cairan granulasi bisa cairan • Slug yang dihasilkan kmd
saja atau berupa larutan dimilling  granul
pengikat/ adhesif • Dilakukan pengayakan
• Bila menggunakan air  terdapat • Unused fine  reworked
resiko stabilitas BA dan hidrolisis
• Granul basah  diayak • Tidak menggunakan cairan
sehingga didapatkan dan tidak menggunakan
granul dengan ukuran yang pemanasan
diinginkan  pengeringan 12
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

SLUGGING ROLLER COMPACTION


• Primary powder particle diantara
• Proses pengempaan primary
roller yang saling berputar,
powder particle menjadi slug
menjadi bentuk lempeng/
(diameter 25 mm, ketebalan 10-
bulatan
15 mm)
• Contoh: Alexanderwerk (a),
• Dapat menggunakan mesin tablet
Powtex (b)
konvensional, atau menggunakan
large heavy-duty rotary press • Hasil bisa mencapai 10 - 2000
kg/jam, kekerasan 10-64 kN/cm2
• Biasanya digunakan hammer mill
untuk menghancurkan slug • Roller diameter: 100 – 450 mm
• Permasalahan : work hardening • Roller length : 30 – 115 mm

13
FEED SYSTEM ROLLER
COMPACTOR

Briquetting Continous ribbon

14
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu menentukan metode pembuatan tablet


berdasarkan zat aktifnya

Angreni A - Materi Solida 15


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PEMILIHAN METODE PEMBUATAN TABLET


Proporsi bahan aktif?

Kecil Besar
<5%

Cetak Kompaktibilitas bahan


Granulasi
Langsung aktif?

Baik Buruk

Stabilitas terhadap
Sifat alir bahan aktif? liquid dan panas?

Baik Buruk Baik Buruk

Cetak Granulasi GB Non


GB Aqua
Langsung Kering Aqua

16
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PEMILIHAN METODE PEMBUATAN TABLET


200

17
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu menentukan bahan tambahan yang sesuai


untuk mendapatkan tablet yang stabil

Angreni A - Materi Solida 18


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

BAHAN TAMBAHAN TABLET


PENGISI ANTIADHERENT
DISINTEGRAN SORBENT
GRAS
GENERALLY
PENGIKAT RECOGNIZED
AS SAFE
FLAVOR
GLIDANT COLOURANT
LUBRICANT

Angreni A - Materi Solida 19


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
PENGISI
• Pengisi/ Filler/ Diluent
• Adalah bahan tambahan yang ditambahkan
memberikan bobot tablet yang diinginkan
 Inert secara kimia
 Tidak higroskopik
 Biocompatible
 Memiliki sifat yang baik secara biofarmasetika
 Memiliki sifat yang baik secara teknikal
 Punya rasa yang dapat diterima
 Murah

Angreni A - Materi Solida 20


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Contoh pengisi:
 Laktosa  Kalsium fosfat
 Sukrosa  Dikalsium Fosfat
 Glukosa dihidrat
 Starch  Selulosa
 Manitol  Microcrystalline
 Sorbitol cellulose

Angreni A - Materi Solida 21


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DISINTEGRAN
Disintegran berfungsi untuk memecahkan tablet menjadi
fragmen yang lebih kecil ketika kontak dengan air (dalam
saluran cerna), sehingga menyebabkan disolusi
Tipe mekanisme disintegran:
1. Memfasilitasi transport cairan ke pori tablet
2. Disintegran memecah tablet

Angreni A - Materi Solida 22


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 23


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Contoh disintegran:
 Starch  Sodium
 Selulosa carboxymethyl
 Crosslinked polyvinyl cellulose
pyrrolidine  Sodium
 Sodium starch crosscarmellose
glycolate  Crospovidone

Angreni A - Materi Solida 24


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PENGIKAT
• Binder/ Adhesif
• Untuk memastikan bahwa ganul dan tablet terbentuk
dengan kekuatan mekanik yang diinginkan
Tipe pencampuran binder:
1. Dalam bentuk kering dalam GB
2. Dalam bentuk larutan  solution binder
3. Dalam bentuk kering dalam GK  dry binder

Angreni A - Materi Solida 25


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Contoh pengikat cair:


 Gelatin  Polietilen glikol
 PVP  Sukrosa
 Turunan  Starch
selulosa

Contoh pengikat padat:


 Selulosa  MCC
 Metil selulosa
 PVP
 Polietilen glikol

Angreni A - Materi Solida 26


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

GLIDANT
• Pelincir
• Untuk memperbaiki sifat alir serbuk
Contoh Glidan:
 Silika
 Magnesium stearat
 Talk

Angreni A - Materi Solida 27


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

LUBRICANT
• Berfungsi mengurangi friksi antara serbuk dan die dalam proses
tabletasi (yaitu ketika ejeksi tablet dari die)

Mekanisme lubrikasi:
1. Fluid lubrication
2. Boundary lubrication

Angreni A - Materi Solida 28


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Contoh Lubrikan:
 Magnesium  Sodium stearil
stearat fumarat
 Polietilen Glikol  Parafin cair
 Asam stearat
 Sodium lauril
sulfat

Angreni A - Materi Solida 29


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 30


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

ANTIADHERENT
• Berfungsi mengurangi adhesi antara serbuk dan punch, sehingga
mencegak sticking (serbuk menempel pada punch) atau picking

Angreni A - Materi Solida 31


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Contoh Antiadern:
 Magnesium stearat
 Talk
 Starch
 Selulosa

Angreni A - Materi Solida 32


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

BAHAN TAMBAHAN LAIN


• Sorbent
Menyerap cairan dalam formula, misalnya jika bahan aktif
adalah minyak/laruan minyak.
Contoh: MCC dan Silica
• Flavor
• Colorant

Angreni A - Materi Solida 33


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

34
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu menghitung jumlah bahan aktif dan


bahan tambahan dalam tablet

Angreni A - Materi Solida 35


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
GRANULASI BASAH

36
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

37
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

38
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

GRANULASI KERING

39
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

40
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

CETAK LANGSUNG

41
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

42
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

43
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu melakukan evaluasi granul:


- Kadar air
- Laju alir
- Kecepatan alir
- Sudut diam
- Sifat kompresibilitas

Mampu menjelaskan kualitas granul berdasarkan laju alir dan sudut diamnya

Mampu menghitung nilai kompresibilitas

Angreni A - Materi Solida 44


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
EVALUASI MASSA CETAK (IN PROCESS CONTROL)

Metode pembuatan Bahan/tahap Jenis pemeriksaan

Kempa langsung Massa cetak Sifat aliran


Homogenitas campuran

Granulasi kering Massa granul Sifat aliran


Bj ruah
Bj mampat

Granulasi basah Massa granul Sifat aliran


Bj ruah
Bj mampat
Kandungan lembab

45
Kerapatan Jenis
Kerapatan Serbuk Ruahan

Metode untuk menentukan kerapatan jenis


 Metode I (menggunakan gelas ukur)
 Metode II (menggunakan volumeter)
 Metode III (menggunakan bejana terukur)

Gelas ukur yang digunakan


 250 ml (skala terkecil 2ml)
 100 ml (skala terkecil 1ml)
Jumlah sampel pengujian
 60% volume gelas ukur
Sebelum pengujian, diayak dengan mesh
 1,0mm atau mesh 18
 Melakukan penimbangan (M)
Kerapatan Jenis
Kerapatan Serbuk Mampat

Jumlah penetukan
 10 (V10)
 500 (V500)
 1250 (V1250)
Bila V500 dan V1250 lebih dari 2ml (untuk gelas
ukur 250ml) atau 1ml (untuk gelas ukur 100ml):
 Dilakukan pengetukan seperti pada 1250
 Hingga kurang dari 2ml atau 1ml
Bila kurang dari 2ml atau 1ml:
 didapatkan
Pengetukan 4kali/detik
Ketinggian 3 mm
Kerapatan Jenis dan Kompresibilitas

• Densitas (𝛒)= bobot/volume (g/ml)


• Kerapatan Jenis awal = Densitas inisial
= Densitas nyata = Poured density =
Initial density
(Initial Density = D0 = 𝛒min )
• Kerapatan Jenis ketuk = densitas
mampat = Tapped density
(Final Density = Df = 𝛒max)
• Hausner Ratio = Df/ D0

• Carr’s Index
Carr’s Index
Perhitungan

Replikasi W (g) V (ml) Kerapatan Ruahan (g/ml)


1 30,547 65 0,4699
2 30,628 65 0,4712
3 30,213 65 0,4648
Rata-rata 0,4686 ± 0,0028

Jumlah Ketukan Volume (ml) Replikasi Volume (ml) Replikasi Volume (ml) Replikasi
1 1 1
10 62 62 62
500 58 57 57
1250 55
57 56 57
Kerapatan mampat
(g/ml) 0,5359 0,5469 0,5300
Kerapatan mampat
rata-rata(g/ml) 0,5376 ± 0,0070
Perhitungan Kompresibilitas

Replikasi 1 2 3
Df 0,5359 0,5469 0,5300
Do 0,4699 0,4712 0,4648

Kompressibilitas

Rata-rata
12,8197 ± 0,7226
kompresibilitas (%)
Kecepatan Aliran
Tujuan:
• Mengetahi sifat alir dan granul/serbuk
• Menjamin keseragaman pengisian ke
dalam cetakan  bobot tablet
Prosedur
• Timbang beaker glass kosong (W0)
• Set skala ke nol
• Masukkan sampel ke corong
• Hidupkan alat dan amati sampel
• Catat waktu aliran (T)
• Timbang beaker glas berisi
ssampel (Wt)
• Hitung aliran sampel:
• Kecepatan alir baik 100 gram/ 10 detik
(FDA, 2007)
Sudut Istirahat
• Menunjukkan flowability powder karena berhubungan dengan kohesifitas serbuk

• Sudut istirahat ditentukan dengan mengukur tinggi kerucut dan sudut istirahat dihitung
dengan rumus
• tan α = .
Sudut Istirahat

Replikasi H (cm) R (cm) α (o)


1 0,5 13,5 2,1190
2 0,6 12 2,8624
3 0,5 12 2,3879
Rata-rata 2,4564 ± 0,3073

Kesimpulan : Sudut istirahat sebesar 2,4564 ± 0,3073 memenuhi syarat


sudut istirahat yang menunjukkan aliran diatas excellent .
Kecepatan Aliran

Sebelum penambahan Lubrikan Setelah penambahan Lubrikan


Replikasi W T Kec. Alir W T Kec. Alir
(g) (detik) (g/detik) (g) (detik) (g/detik)
1. 1 54,524 0,68 80,1824 - - -
1. 2 54,512 0,65 83,8646 - - -
1. 3 54,505 0,69 78,9928 - - -
81,0133 ±
Rata-rata Rata-rata -
2,0739

Kesimpulan : Kecepatan alir sebesar 81,0133 ± 2,0739 memenuhi syarat yaitu 10


g/detik.
Pengujian Kadar Air

• Metode Karl Fischer • Metode Gravimetri – Susut Pengeringan


• Menggunakan alat Moisture Analizer • Menggunakan alat oven dan timbangan
• Syarat kandungan air kurang dari 1 – 4 % analitik
• Bobot granul yang diuji 1-2 gram (3 replikasi)
• Botol timbang
• Mengeringkan wadah 30 menit sebelum uji,
catat bobot kosong
• Lakukan pengeringan: sesuai monografi
• Suhu pengeringan: sesuai monografi
• Setelah uji masukkan ke desikator selama15
menit
• Pengeringan dilakukan hingga bobot
konstan: selisih antara 2 pengeringan <
0,5mg/g sampel
• Syarat kandungan air kurang dari 1 – 4 %
Perhitungan Pengujian Kadar Air

Berat cawan +
Berat cawan Berat cawan + Berat granul Berat granul
Replikasi granul
kosong (g) granul awal(g) awal (g) akhir (g)
akhir(g)

1 25,9596 26,9704 26,9357 1,0108 0,9761


2 22,3899 23,9183 23,8890 1,5284 1,4991
3 22,9039 24,1434 24,1130 1,2395 1,2037

%MC Replikasi 1 =
%MC Replikasi 2 =
%MC Replikasi 3 =
%MC Rata-rata =
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Mampu membedakan produk antara, produk


ruahan, produk jadi

Angreni A - Materi Solida 58


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Produk Antara Produk Ruahan/ Bulk

Produk Jadi 59
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

60
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan perbedaan tablet salut gula,


salut film dan salut enterik

Angreni A - Materi Solida 61


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TIPE TABLET SALUT


1. Salut film / film coating
2. Salut gula / sugar coating
3. Press coating

Angreni A - Materi Solida 62


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

FILM COATING

 Lebih modern
 Hampir semua tablet coating merupakan tipe ini

Angreni A - Materi Solida 63


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DESKRIPSI PROSES
 Proses pembuatan :
 Deposisi lapisan film polimer pada inti tablet  spray method
(atomisasi)
 Pengeringan, supaya coating liquid menguap
 Coating film membentuk lapisan tipis pada core tablet
 Coating liquid: mengandung polimer, pigmen, plasticizer, liquid medium

Angreni A - Materi Solida 64


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TABLET SALUT GULA


 Merupakan proses salut yang lebih
tradisional
 Deskripsi tablet: halus, bulat dan polished,
hingga gloss

Angreni A - Materi Solida 65


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
1. Sealing tablet cores
2. Subcoating
3. Smoothing
4. Colouring
5. Polishing
6. Printing

Angreni A - Materi Solida 66


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Perbedaan Film dan Sugar Coating

Angreni A - Materi Solida 67


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

68
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

69
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan fungsi penyalutan gula

Angreni A - Materi Solida 70


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

MENGAPA TABLET DISALUT ?


1. Bahan penyusun tablet (ingredients) perlu diproteksi dari lingkungan
(cahaya dan moisture), sehingga meningkatkan stabilitas
2. Obat memiliki rasa yang tidak menyenangkan ( masking taste)
3. Memudahkan dalam menelan
4. Menutupi perubahann penampilan tiap batch
5. Meningaktkan penampilan tablet dan memberikan marketing brand
identification
6. Memberikan identitas pada tablet
7. Mempermudah penanganan pada saat filling dan pengemasan.
Mengurangi dusting out
8. Film coating: memberikan efek modified release

Angreni A - Materi Solida 71


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan fungsi sealing, subcoating,


smoothing, colouring, polishing

Angreni A - Materi Solida 72


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
1. Sealing tablet cores
2. Subcoating
 Tablet dilapisi
Lapisan sealingpolimer
ini menyebabkan
supaya kedaptablet
darilengket
masuknya
 ditambahkan
air dari
3. lingkungan
dusting
Smoothing powder
 Contoh
Tujuan utama:
powder: memisahkan
asbestos-free
intitalc
tablet (bahan aktif dan bahan
4. Colouring
 tambahan)
Permasalahan dariterkait
cairantalc:
penyalut  meningkatkan stabilitas
5. Polishing
 Alasan
 lain: untuk memperkuat
Bila terlalu tablet tablet berotasi
banyak  mencegah
6. Printing
 Contoh
 bahan:
Membentuk lapisan yang susah dibasahi
  Shellacdigantikan
Penyelesaian:  paling banyak
dengandigunakan
larutan terra alba
  delayed
Untuk Zein release  lebih banyak digunakan polimer
 Cellulose
Cellulose acetate
acetate phthalate
phthalate
 Polyvinyl acetate phthalate

Angreni A - Materi Solida 73


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
2. Subcoating Gum-based sol. A (% w/w) B (% w/w)
Tablet dilapisi
 Automated bahan
dosing supaya memiliki
system Gelatin bentuk yang 3.3 6.0
Application gum-based solution
 diinginkan
Menggunakan formula suspensiGum subcoat
acacia 8.7 8.0
 Merupakan
Spreading
Powder tahap kritikal
 didispersikan
gum-based dalam Sucrose
solution gum-based 55.3 45.0
 solution
Meningkatkan berat tablet 50-100%Water To 100.0 To 100.0
Powder
Contoh bahan:
 Perbandingan dusting
kapasitas binding sol setara dengan
Suspension
Powder dust subcoat A (% w/w) % w/wB (% w/w)
jumlah
 powder
Calcium carbonate Distilled
Calcium water
carbonate 40.0 25.0 -
 Hasil Drying
 lebih baik
Talc Sucrosedioxide
Titanium 5.0 40.0 1.0
 Acacia gum Calcium carbonate 20.0
Talc 25.0 61.0
Talc
Sucrose 28.0 12.0 38.0
Gum
Gum acacia
acacia 2.0 2.0 -
Titanium dioxide 1.0

Angreni A - Materi Solida 74


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 75


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
3. Smoothing
 Tablet setelah proses subcoating kasar 
dihaluskan
 Bahan :
 Sirup sukrosa + titanium dioxode (tablet
menjadi putih)

Angreni A - Materi Solida 76


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
4. Colouring

Dye Termasuk tahap penentu  tablet elegan Pigmenatau tidak

 Menghasilkan
Bahan: larutan tablet
sirup lebih bersih,
(60-70%  mengandung
gula) yang Ada duatidak
Karena macam:
larut air  tidak
pewarna
 warna lebih terang  termasuk migratory
Pigmen Inorganik colorants
Titanium
Pewarna:
 Migratory colorants  penanganan  dioxide, iron oxide
Pigmen dapat berwarna opaque

khusus Dye
 Certified lakes
Bisa ditambahkan opacifier 
  Pigmen
Penanganan khusus: sirup pewarna  titanium
Certified dioxide  lebih
lakes: terbuat tipis
dari water
 Dye  merupakan
diaplikasikan pewarna
dalam jumlah kecil yang
 larut  airsoluble dye yang dilakukan
Tidak membutuhkan aplikasiproses
yang
 drying
Pigmen slowly
 water insoluble lakes
telalu banyak
 Bila drying kurang sempurna: tablet  Susbstrat yang digunakan:
Proses pengeringan Alumina
lebih cepat
sweat  hidrat
Proses pewarnaan lebih cepat
 Aplikasi pewarna biasanya 60 kali   Cerfied lakes + opacifier  excellent
memakan waktu lama colorants

Angreni A - Materi Solida 77


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
5. Polishing
 Proses penghalusan tablet
 Tujuan: menghasilkan tablet dengan penampilan
yang elegan
 Polishing: dilakukan dengan mengaplikasikan
campuran wax dalam pelarut organik
 Contoh :
 Carnauba wax
 Beeswax
 Candelila wax
 Hard paraffin wax

Angreni A - Materi Solida 78


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSES SUGAR-COATING
6. Printing
 Memberi kode pada tablet
 Memberikan identitas pada tablet
 Proses: offset rotogravure

Angreni A - Materi Solida 79


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan tujuan tablet salut film

Angreni A - Materi Solida 80


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

MENGAPA TABLET DISALUT ?


1. Bahan penyusun tablet (ingredients) perlu diproteksi dari lingkungan
(cahaya dan moisture), sehingga meningkatkan stabilitas
2. Obat memiliki rasa yang tidak menyenangkan ( masking taste)
3. Memudahkan dalam menelan
4. Menutupi perubahann penampilan tiap batch
5. Meningaktkan penampilan tablet dan memberikan marketing brand
identification
6. Memberikan identitas pada tablet
7. Mempermudah penanganan pada saat filling dan pengemasan.
Mengurangi dusting out
8. Film coating: memberikan efek modified release

Angreni A - Materi Solida 81


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan fungsi dan contoh


plastisizer, surfaktan pada salut film

Angreni A - Materi Solida 82


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

FORMULA SUSPENSI PENYALUT


Formula umum coating suspension
 Polimer
 Plasticizer
 Colorants
 Solven

Angreni A - Materi Solida 83


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KARAKTERISTIK IDEAL POLIMER PENYALUT


 Kelarutan
 Tipe polimer mudah larut air  disolusi API pada penyalut
 Tipe penyalut tidak larut air  modified release
 Viskositas
 Diingikan memiliki viskositas rendah
 Menghindari kesulitan pada saat proses spray
 Permeabilitas
 Polimer memiliki permeabilitas terhadap uap dan gas rendah
 Meningkatkan shelf life
 Modifikasi release BA
 Sifat mekanik
 Mencegah impact dan abrasi dalam handling
 Polimer yang digunakan harus sesuai persyaratan farmakope dan regulatory
 Sifat mekanik: film strength, flexible, adhesion

Angreni A - Materi Solida 84


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TIPE POLIMER IMMEDIATE RELEASE


 Cellulose derivate
Hydroxypropyl
 Vinyl derivatemethylcellulose
 Aminoalkyl Methacrylate copolymers

 Paling banyak digunakan


 Larut dalam media aqueous
 Membentuk salut yang kuat dan mudah diaplikasikan
 Hasilnya dapat berwarna atau transparan sesuai pigmen yang digunakan
 Tipe polimer lain: methyle cellulose dan hydroxypropyl cellulose
Angreni A - Materi Solida 85
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TIPE POLIMER IMMEDIATE RELEASE


Vinyl Derivate
 Polyvinyl Pyrrolidone (PVP)
 Memiliki sifat ‘inherent tackiness’  penggunaannya jarang
 Copovidone
 Kopolimer antara vinyl pyrrolidone dan vinyl acetate
 Menghasilkan film yang lebih daik daripada PVP
 Polyvinyl Alcohol (PVA)
 Partial hydrolisate dari polyvinyl acetate
 Mechanical strength tinggi
 Film adhesion tinggi
 Permeabilitas rendah, menahan gas dan uap dengan bai1
 k  meningkatkan stabilitas
 Polymer hasil kopolimer vinyl alcohol dan ethylene glycols
 Sifat tackiness berkurang, dibandingkan PVA
 Flexible
 Robust
 Allowing greater expansion capabilities (bila core tablet mengembang saat proses coating)
Angreni A - Materi Solida 86
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TIPE POLIMER IMMEDIATE RELEASE


 Aminoalkyl Methacrylate copolymers
 Disebut juga akrilik kopolimer
 Mudah larut dalam aqueous media pada pH rendah
 Bisa digunakan sebagai taste masking

Angreni A - Materi Solida 87


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TIPE POLIMER MODIFIED RELEASE


 Cellulose derivate
 Contoh: Ethyl Cellulose (EC) dan Cellulose Acetate (CA)
 Tidak larut air  sehingga dapat digunakan untuk extended release coating
 Menggunakan organic solvent atau aqueous dispersion
 Methyl Methacrylate Copolymers
 Merupakan Acrylic Ester Polymer yang tidak larut air
 Permeabilitasnya dapat divariasikan sehingga dapat digunakan sebagai extended release
coating
 Menggunakan organic solvent atau aqueous dispersion
 Methacrylic Acid Copolymers
 Mengandung gugus asam karboksilat, sehingga dapat digunakan sebagai gastro-resistant
coating
 Tidak larut dalam pH asam, larut dalam pH yang lebih tinggi (diatas pH 5,5)
 Release obat di small intestine
 Phthalate Esters
 Sifatnya hamper sama dengan Methacrylic Acid Copolymers, untuk delayed release
 Contoh: HPMC Phthalate; Cellulose Acetate Phthalate’ Polyvinyl Avetate Phthalate
Angreni A - Materi Solida 88
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PLASTICIZERS
 Fungsi: Memodifikasi sifat fisika polimer, sehingga lebih usable
 Mengurangi brittleness film
 Plasticizer berada dalam bentuk molekulnya, berada diantara polimer
dalam film. Sehingga polimer lebih lentur
 Contoh:
 Polyol: Polyethylene glycol 400; Propylene Glycol
 Organic ester: diethyl phthalate; Triethyle Citrate
 Minyak/ glycerides: minyak kelapa terfraksinasi

Angreni A - Materi Solida 89


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

COLORANTS
 Pewarna yang diperbolehkan: berbagai macam pigmen water-insoluble
 Keuntungan dibandingkan pewarna water-soluble:
 Lebih stabil terhadap cahaya
 Memiliki opacity yang lebih baik
 Memiliki covering power yang lebih baik
 Kedap terhadap uap
 Contoh:
 Iron oxide pigments
 Titanium dioxide
 Alumunium Lakes

Angreni A - Materi Solida 90


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

SOLVENT
 Tipe solven yang digunakan:
 Solven organik
 Air

 Kerugian solven organik:


 Lingkungan:
 Uap solven organik tidak dapat diterima
 Lebih mahal
 Safety:
 Solven organik dapat meledak
 Toksik, khususnya pada operator
 Finansial:
 Gedung harus difasilitasi dengan bahan flame- dan explosion-proof
 Ingredients, storage dan QC lebih mahal
 Residu solven: Angreni A - Materi Solida 91
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Salut

Mampu menjelaskan tujuan salut enterik

Angreni A - Materi Solida 92


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

MODIFIED RELEASE

Angreni A - Materi Solida 93


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

TUJUAN MODIFIED RELEASE


Bagi Pasien: Bagi Tenaga Medis:
 Menjaga spy obat tetap dalam rentang terapi  Merupakan pilihan utama dokter, farmasis,
pasien
 Pasien tidak perlu mengkonsumsi obat malam  Product life extension
hari
 Chronotherapy  Higher development cost

 Mengurangi efek samping  Cost saving to healthcare providers

 Improving compliance
 Dapat digunakan untuk pengobatan
local pada GIT

Angreni A - Materi Solida 94


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
MODIFIED RELEASE
EXTENDED RELEASE
1. Diffusion – controlled release system
2. Dissolution– controlled release system

3. Erosion controlled release system


4. Osmotic controlled release system
5. Gastroretention product

DELAYED RELEASE
1. Gastroresistant coating
2. Colonic drug delivery
Angreni A - Materi Solida 95
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT


Reservoir system
Komponen:
Core: Coating:
• Bahan aktif • Membran polimer
• Filler • Plasticizer
• (Solubilizer) • (Membran modifier)
• Glidan, Lubrikan • (Colour)
Contoh polimer penyusun membran:
EC, acrylic copolymer: Eudragit, shellac, zein
Contoh plasticizer untuk EC:
Untuk EC: dibutil phtalat, dietil phtalat, dibutil
sebecate, asam sitrat ester
Contoh modifier:
96
Angreni A - Materi Solida
PEG, PG, gliserol
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DISSOLUTION – CONTROLED PRODUCT
Kecepatan release obat tergantung pada proses melarut/ disolusi
Terdapat 2 metode ER berdasarkan disolusi ini:
 Membuat bahan aktif menjadi kurang larut  garam sedikit larut atau
turunannya
 Melapisi obat dengan salut yang bersifat slow dissolved

Air saluran cerna melarutkan coating

Bahan aktif terekspos pada cairan

Bahan aktif larut

Coating bisa memiliki kecepatan pelarutan yang


berbeda
Angreni A - Materi Solida 97
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DELAYED RELEASE
Pelepasan
 bahan aktif dari
Gastro-resistant sediaan tidak terjadi segera setelah dikonsumsi, akan
coatings
tetapi terjadi setelah mencapai lokasi tertentu dalam GIT
Gastroresistant
Antara lain: coatings Contoh bahan coating:
adalah coating polymer - Acrilic copolymer
 Gastro-resistant coatings
yang tidak larut pada pH - Phtalate copolimers
 Colon drug
rendah, akan tetapidelivery
- Eudragit (for colon)
terlarut pada pH yang lebih
tinggi (misalnya antara 5-7)
Contoh: budesonide, Tujuan gastoresisten:
beclomethasone dan - Melindungi lambung
mesalazine (ulcerative - Melindungi obat dari
colitis pada usus besar) asam lambung

98
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DELAYED RELEASE
 Colonic drug delivery
 Menggunakan polimer yang larut
pada pH 7, misalnya Eudragite S
 Menggunakan polimer yang tidak
larut pada GI fluids (contoh: ethyl
cellulose) dan mengandung
komponen yang hanya dapat
dicerna oleh colonic bacteria
(bukan pancreatic system)
Contoh: polisakarida
‘resistant starch’

99
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Khusus

Mampu menjelaskan tujuan tablet bukal dan


sublingual

Angreni A - Materi Solida 100


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
TABLET SUBLINGUAL
• Sublingual  bawah lidah
• Bukal  samping pipi (bagian dalam)
• Proses disolusi terjadi di mulut
• Digunakan untuk pengobatan sistemik :
• Efek sistemik lebih cepat
• Terhindar dari First Pass Metabolism
• Bentuk obat: kecil dan berpori (meningkatkan disintegrasi)
• Bentuk lain: menggunakan bahan adhesive (hydrophilic
polymersnand or gum), adhere by forming a gel
Remain in the position, realizing drug, selama 1-2 jam
Contoh : prochlorperazine maleat, nitrogliserin (0,15-0,6mg),
ergotamine tartrat 2mg, isosorid dinitrate 2,5-5mg

Angreni A - Materi Solida 101


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

102
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
TABLET BUKAL
Mukosa bukal merupakan lokasi potensial untuk penghantaran
terkendali dari senyawa aktif makromolekul, seperti peptida,
protein dan polisakarida.

Keuntungan penghantaran obat melalui mukosa bukal (buccal


drug delivery system):

• Aktivitas enzimatik yang lebih rendah dibandingkan dengan


GI
• Lebih toleran terhadap sensitizer dibandingkan dengan
mukosa nasal dan kulit
• Memungkinkan teknologi pelepasan obat yang diperlama
• Absorpsi lebih baik dibandingkan tablet konvensional karena
struktur fisiologi membran mukosa yang disuplai pembuluh
darah dan pembuluh limfatik
• Menghindari first-pass metabolism
• Merupakan peluang besar untuk pemberian obat dengan
tujuan sistemik, di mana tidak memungkinkan diberikan
secara oral seperti peptida dan protein

103
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Formulasi
Karena ada beberapa keterbatasan penghantaran sediaan tablet bukal,
dalam formulanya diperlukan:

1. Peningkat permeasi (permeation enhancer), seperti siklodekstrin, tween, asam


laurat dan lain-lain
2. Polimer mukoadesif, seperti HPC, HPMC dan lain-lain

2. Tabletformula
Contoh proklorperazin maleat
tablet bukal

Proklorperazin maleat
1. tablet nitrogliserin 5 mg
GumNitrogliserin
(locust beandiadsorpsikan
gum) pada laktosa (1:9) 1.5 mg
20 mg
Xantan
HPMC gumE50 1.5 mg16 mg
PVPHPMC E4M 3 mg 10 mg
Serbuk
HPCsukrosa 47.5 mg 2 mg
Mg Asam
stearatstearat 0.5 mg0.4mg
TalkLaktosa anhidrat 1 mg qs - 70 mg

104
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Perbedaan penghantaran obat melalui sublingual dan bukal

parameter Sublingual Bukal

Permeabilitas membran baik kurang


Absorpsi obat cepat lebih lambat
Ketersediaan hayati lebih baik kurang
Kemampuan penghantaran
Transmukosa tidak memungkinkan memungkinkan
gangguan o/ saliva
Kemampuan untuk
Sustained-release kecil sangat memungkinkan

105
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Khusus

Mampu menjelaskan tujuan dan ciri formulasi


tablet hisap/lozenges/troces

Angreni A - Materi Solida 106


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
COMPRESSED LOZENGES/ TABLET HISAP

• Proses disolusi terjadi perlahan di mulut


• Rilis bahan aktif di mulut via saliva
• Dapat digunakan untuk pengobatan sistemik ataupun
pengobatan lokal di mulut dan tenggorokan:
 Antiseptik
 Anestetik
 Antibiotik
• Bahan tambahan  sama dengan tablet konvensional
• Biasanya tidak ditambahkan disintegran
• Pengisi, binder, lubrikan  rasa enak
• Bahan pengisi : glukosa, sorbitol, manitol, etc.
• Binder yang digunakan: gelatin
• Proses pembuatan kempa langsung dengan kekuatan press
tinggi  tablet kuat (>14kg) – pori sedikit
Angreni A - Materi Solida 107
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Khusus

Mampu menjelaskan tujuan dan ciri formulasi


tablet kunyah

Angreni A - Materi Solida 108


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
CHEWABLE TABLET/ TABLET KUNYAH

• Merupakan tablet kunyah


• Untuk didisintegrasikan dalam mulut
• Disolusi di lambung atau intestin
• Fungsinya:
 Untuk meningkatkan waktu hancur
 Untuk meningkatkan akseptabilitas
• Contoh: tablet antasida, vitamin
• Bahan pengisi  sama dengan tablet konvensional
• Biasanya tidak ditambahkan disintegran
• Pengisi : sorbitol, manitol, brown sugar,
granul mollase, compressible mollase,
compressible honey, compressible sugar,
dextrosa/fruktosa/maltosa, dextrate

Angreni A - Materi Solida 109


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Flavoring
Rasa adalah faktor paling penting untuk tablet kunyah. Komponen flavoring tablet
kunyah adalah pemanis dan aroma.
Pemanis
Beberapa pemanis dan tingkat kemanisannya

Pemanis Tingkat kemanisan dibandingkan terhadap sukrosa

Aspartam 200
Siklamat 30 – 50
Glizirisin 50
Sakarin 450
Dekstrosa 0.7
Fruktosa (levulosa) 1.7
Laktosa 0.2
Maltosa 0.3
Manitol 0.5 – 0.7
Sorbitol 0.5 -0.6
Sukrosa 1

110
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Contoh-contoh formula tablet kunyah
Tablet kunyah parasetamol (granulasi kering

Bahan jumlah/tablet

Manitol 720 mg
Sodium sakarin 6 mg
Parasetamol 120 mg
Larutan pengikat (akasia dan gelatin) 21.6 mg
Peppermint oil 0.5 mg
Siloid 244 (adsorbant) 0.5 mg
Aroma pisang 2 mg
Adas 2 mg
NaCl (serbuk) 6 mg
Mg stearat 27.5 mg

906 mg

111
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Tablet Khusus

Menghitung bahan yang bersifat asam dan basa


dalam effervescent

Angreni A - Materi Solida 112


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
EFFERVESCENT TABLET
•Disintegrasi
Didispersikan
di luardalam
sistemgelas
tubuh kemudian diminum
• Proses: disintegrasi dan disolusi
•Effervescent
Disintegrasi  karbondioksida
mengandung sejumlah bikarbonat yang tinggi
• Karbondioksida  reaksi antara karbonat atau bikarbonat
Setelah diminum
dengan asam meningkatkan pH lambung
lemah : sitrat atau tartrat
• Onset of action obat  lebih cepat
Meningkatkan waktu pengosongan lambung

Penyerapan di intestin  lebih baik


• Proses
Bahan tambahan:
pembuatan:
 Kempa
Mengandung
langsung
flavor dan colorant
 Granulasi
Lubrikan hidrofil
 Granulasi
Binder tidak
basah
ada  jarang sekali

Angreni A - Materi Solida 113


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Effervescence artinya adalah reaksi dalam air antara senyawa asam dan basa

H3C6H5O7.H2O + NaHCO3 Na3C6H5O7 + H2O + 3 CO2


Asam sitrat Na bikarbonat Na sitrat

H2C4H4O6 + 2 NaHCO3 Na2C4H4O6 + 2 H2O + 2 CO2


Asam tartrat Na bikarbonat Na tartrat

114
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

115
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Kerusakan Tablet

Mampu menjelaskan kerusakan yang dapat


terjadi pada tablet salut gula dan film

Angreni A - Materi Solida 116


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
KARAKTERISTIK TABLET SALUT FILM YANG
IDEAL
 Salut memiliki warna yang homogen
 Salut memiliki ketebalan yang seragam
 Tidak boleh ada abrasi pada salut
 Harus sesuai dengan spesifikasi produk akhir
 Sesuai dengan peraturan kompendial

Angreni A - Materi Solida 117


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KESALAHAN PADA PROSES COATING


 Kesalahan proses:  Kesalahan formulasi:
 Proses pengeringan kurang  Film cracking (bridging)
 Sticking  Reformulasi

Angreni A - Materi Solida 118


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Kerusakan Tablet

Mampu menjelaskan peristiwa mottling, binding,


sticking/pickig, capping/splitting, laminasi

Angreni A - Materi Solida 119


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
PERMASALAHAN TEKNIS PADA PROSES
TABLETASI
• Ketidakseragaman bobot dan kandungan tablet cukup tinggi
• Kekuatan mekanik tablet terlalu rendah
• Terjadi capping dan laminating
• Tablet lengket pada punch
• Friksi yang tinggi pada proses ejeksi tablet

Angreni A - Materi Solida 120


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Permasalahan selama tabletasi bisa
disebabkan karena beberapa faktor:
Proses tabletasi
 Capping
Eksipien
 Laminasi
 Chipping
Mesin tablet
Cracking
 Sticking

 Double
Picking impression
Disebabkan lebih dari 2 faktor
 Binding
 Mottling

Angreni A - Materi Solida 121


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Capping
Penyelesaian:
Sebagian atau seluruh bagian atas atau
Penyebab:
 Fines
bawah
Jumlahdigranul
tablet
fines
lepas ulang
terlalu
secara
banyak
horisontal

Penyebab
Moisturepadacontent granul tabletasi:
saat proses
terlalu ditingkatkan
rendah
• Granul
 Pengeringan
Air-entrapment granul
padasempurna
tidak seluruhnya saat
kering
kompresi
• Kadar
 Expansion
binder ditingkatkan
tablet
kurang
pada saat ejeksi
 Efektifitas
Tambahkanbinder granulrendah
kering: Akasia gum,
sorbitol serbuk, PVP, silika hidrofil, gula
serbuk
 Kadar lubrikan
Tingkatkan kadarkurang
lubrikan
 Efektifitas
Ganti tipe lubrikan rendah

Angreni A - Materi Solida 122


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Capping

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Permukaan
Dies dipolishdies kasar
hingga halus
Bentuk punch
 Gunakan punch deep
yangconcave/ concave/
flat/ datar
beveled edge
Punch bawah
 Setting tetap berada
ulang punch bawah dibawah
permukaan die ketika ejeksi tablet
Salah pengaturan
 Setting sweep-off blade
sweep-of blade
Turret speed
 Kurangi turrettinggi
speed

Angreni A - Materi Solida 123


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Laminating
Penyelesaian:
Penyebab terkait
Tablet pecah formulasi:
menjadi dua bagian atau
lebih secara horisontal
 Granul
Modifikasi proses mixing,
mengandung tambahkan
minyak/ wax
Penyebab padaatau
adsorben saatabsorben
proses tabletasi:
• Air-entrapment
Kurangi kadar
Lubrikan pada saat kompresi
lubrikan/ganti
yg hidrofob terlalu banyak
• Release udara selama ejeksi tablet
• Kondisi ini ditingkatkan bila speed of
turret tinggi

Angreni A - Materi Solida 124


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Laminating

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Area perifer
Gunakan tabletdie,
tapered mengalami relaksasi
bagian atas die
terlalu cepat
memiliki celahpada
tapersaat
3 –ejeksi
5 derajat
Proses dekompresi
 Kurangi turret speedtertalu
ddan cepat
kurangi
tekanan kompresi akhir

Angreni A - Materi Solida 125


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Cracking
Penyelesaian:
Adalah adanya pecahan kecil, fine pada
Penyebab:
tablet
 Ukuran
Kurangi granul
ukuranbesar
granul, tambah fines
Biasanya
 Granul adaterlalu
Moisture pada bagian
content atasditingkatkan,
granul
kering atau bawah
tablet.tambahkan
Jarang terdapat
binderpada daerah tebal
tablet.
Tingkatkan
 Tablet expandkualitas proses granulasi
Alasan:
dan tambahkan binder
Hasil
 dari expansion
Kompresi
Granul tablet
padadingin
terlalu yang terlalu
suhu kamar
cepat, terutama bila menggunakan tipe
punch deep concave

Angreni A - Materi Solida 126


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait proses tabletasi

Cracking

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Tablet
Gunakanexpand karena
tapered die adanya air-
entrapment
Die concave
 Gunakan special take-off

Angreni A - Materi Solida 127


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait eksipien

Chipping
Penyelesaian:
Adalah pecahnya ujung tablet
Penyebab:
Terjadi saat pengeringan
 Sticking
Proses tablet
pada meninggalkan tablet
punch tablet dilakukan
atau dengan
ketika handling,
semestinyaatauatau
ketika coating
tingkatkan
lubrikasi
Alasan:
Moisture
 Granul
Setting mesin content
terlalu
kurang granul ditingkatkan,
kering
baik
tambahkan
Khususnya zatejection
setting higroskopik
take-off
Optimasi
 Ikatan bnding
partikel ataumenyebabkan
tinggi gunakan binder
kering pada bagian bawah
chipping

Angreni A - Materi Solida 128


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait eksipien

Chipping

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Die ausdie, atau ganti die
Polish
 Bagian
Bentuk atas die tidak seukuran dengan
die silindrikal
die bagian bawah
Ujung ujung
 Polish punchpunch,
aus atau ganti
 Bentuk punch terlalu cekung
 Kurangi cekungan punch, gunakan yang
datar

Angreni A - Materi Solida 129


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait Eksipien

Sticking
Penyelesaian:
Adalah dimana bahan tablet menempel
Penyebab:
pada dinding die
 Granul
Lakukankurang kering baik
pengeringan
 Lubrikan kurang
Tambah atau atau
ganti tidak efektif
lubrikan
Alasan:
 Binder
Kurangiterlalu
kadar banyak
binder
•Bahan
Prosesgranul
pengeringan tidak sempurna
higroskopik
 Modifikasi proses granulasi, kompresi
• Granul kurang
pada RH terlubrikasi
terkontrol

 Bahan berminyak
Modifikasi proses mixing. Tambah
adsorben
 Granul lembek
Optimasi jumlah bindr dan teknik
granulasi

Angreni A - Materi Solida 130


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait eksipien

Sticking

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Punch
Kurangiterlalu cekung
cekungan
Tekanan kurang
 Tingkatkan tekanan
 Kompresi terlalu
Polish ujung cepat
punch, atau ganti

Angreni A - Materi Solida 131


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait Eksipien

Picking
Penyelesaian:
Merupakan istilah yang digunakan bila
Penyebab:
bahan tablet menempel pada punch atas
 MC
Kurangi MCtinggi
granul
 Kadar
Tambah atau ganti
lubrikan lubrikan.
kurang
Lebih sering terjadi
Tabmbahkan pada
silika punchpolishing
sebagai atas
Alasan:
agent, sehingga tidak terjadi picking
•
 Punch
Bahanbergrafir
Tambahkan bahan
memiliki dengan
melting melting
point rendah
point tinggi,
• Tablet kuranglubrikan
kering dgn melting point
tinggi
 Kompresi pada temperatur kamar
 Granul bersuhu tinggi saat kompresi

 Kurangi, ganti binder
Terlalu banyak binder

Angreni A - Materi Solida 132


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait eksipien

Picking

Permasalahan terkait mesin tablet:


Penyelesaian
 Permukaan punch
Punch dipolish kasar
hingga halus
Grafir terlalu
 Desain tulisandalam
lebih lebar
Tekanan kompresi
 Permukaan punch kurang: tablet terlalu
dilapisi kronium
lembekmembentuk tablet yang halus,
untuk
kurangi tebal dan ketajaman tulisan,
tingkatkan kekuatan hingga optimum

Angreni A - Materi Solida 133


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait Mesin Tablet

Double impression
Penyelesaian:
Adalah permasalahan yang timbul pada
Penyebab:
 Setting
Rotasi
punch, punch,atas
punch
terutama alatatau
bila cetak
punch tabletselama
bawah yang
terdapat grafir
lebih baru
ejeksi memiliki alat untuk
tablet
mencegah
Pada doubletablet
saat kompresi, impression
diberikan
cetakan tulisan oleh punch, selanjutnya
punch bawah bergerak dan punch atas
berotasi.
Dalam hal ini mungkin bahwa bagian tablet
mendapatkan double impression

Angreni A - Materi Solida 134


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Permasalah terkait 2 faktor yang berbeda

Mottling
Penyelesaian:
Adalah istilah yang digunakan untuk
Penyebab:
menjelaskan
Gunakan warna
 Digunakan pewarnayang tidak
yang
BA berwarna homogen
sesuai
dan eksipien
padatidak
tablet
berwarna
 Selama pengeringan
Ubah sistem terjadi
solven, ganti migrasi
binder,
pewarna
kurangi suhu pengeringan, gunakan
partikel yang lebih kecil
Mixing kurang
 Warna homogen, seragamkan
homogen, ukuran
khususnya
partikel
pada untuklangsung
kempa mencegah segregasi

Angreni A - Materi Solida 135


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Variasi bobot tablet

Variasi produk Kondisi Mesin


 Densitas serbuk berbeda:  Tablet press tidak disetting den
 Die overfill benar
 Re-sirkulasi serbuk pada mesin  Pengaturan punch
cetak
 Distribusi ukuran partikel tinggi:
 Segregasi
 Powder flow

Angreni A - Materi Solida 136


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Modified Release Tablet

Mampu menjelaskan tablet sustained release,


repeate action, prolonged action

Angreni A - Materi Solida 137


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
MODIFIED RELEASE
EXTENDED RELEASE
1. Diffusion – controlled release system
2. Dissolution– controlled release system

3. Erosion controlled release system


4. Osmotic controlled release system
5. Gastroretention product

DELAYED RELEASE
1. Gastroresistant coating
2. Colonic drug delivery
Angreni A - Materi Solida 138
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT


Kecepatan
Matrix dansystem
proses release obat diatur
(Monolithic oleh difusi
system)
Berdasarkan release-unit, dimana terjadi difusi bahan aktif, dibedakan menjadi 2:
Air saluran cerna berpenetrasi pada matrix
 Matrix system (Monolithic system)
 Reservoir system
Bahan aktif paling dekat dengan release unit melarut

Timbul gradien konsentrasi

Bahan aktif berdifusi pada pori matrix menuju


keluar sistem

Bahan aktif dengan jarak yang lebih jauh terlarut –


berdifusi, etc
139
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)
Tipe matrix:
 Soluble matrix (hydrophilic colloid matrice)
 Insoluble matrix
True Gel
 Lipid matrix system
 Insoluble polymer matrix

Matrix bila kontak dengan air membentuk gel (swelling)


Terdapat crosslink yang bisa terbentuk dari ikatan kimia atau fisik
Contoh: asam alginat, gelatin

Pelepasan dipengaruhi oleh:


- Kecepatan air berdifusi ke tablet
- Kecepatan gel terhidrasi (tergantung pada struktur gel) 140
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)
Tipe matrix:
 Soluble matrix (hydrophilic colloid matrice)
Viscolized Matrix

Matrix bila kontak dengan air mengembang membentuk cairan viscous

Tidak terdapat crosslink


Contoh: HPMC dan Polyethylene oxide

 Release obat dikontrol oleh difusinya melalui cairan voscous


 Kecepatan pelepasan mengikuti kinetika orde 0 atau orde 1
141
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)
Tipe matrix:
 Soluble matrix (hydrophilic colloid matrice)

142
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)
Tipe matrix:
 Insoluble matrix
 Lipid matrix system
 Insoluble polymer matrix
Sistem ini kurang banyak digunakan saat ini
Formula:
 Bahan aktif
 Wax matrix former: minyak sayur (hydrogenated), minyak
kedelai, microcrystalline wax, carnauba wax
 Channelling agent : NaCl, polyol, gula (20-30%)
 Solubilizer dan pH modifier
 Antiadhern: talc, colloidal sillicon dioxide
 Glidan

143
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)
Tipe matrix:
 Insoluble matrix
 Insoluble polymer matrix

Sistem ini banyak


Kecepatan releasedigunakan
tergantung(EC)
pada:
Mekanisme
 Ukuran release
pori bahan aktif:
Bahan aktif
 Jumlah pori larut dalam matrix  difusi dengan
mekanismeofsolution-diffusion
 Turtuosity matrix
 Derajat
 Bahan aktif terdispersi
disperse bahan dalam matrixsystem
aktif dalam  larut  difusi
Kinetikadengan mekanisme
pelepasan solution-diffusion
tidak mengikuti orde nol, tapi tergantung
padajarak
Bahan
obataktif larutkeluar
untuk dalamdari
matrix  difusi dengan
sistem
mekanisme water-filled pores in matrix
 Bahan aktif terdispersi dalam matrix  difusi dengan
mekanisme water-filled pores in matrix
144
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Matrix system (Monolithic system)

145
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT
Reservoir system
Air saluran cerna berpenetrasi pada reservoir

Bahan aktif melarut

Timbul gradien konsentrasi

Bahan aktif berpartisi menembus membran

Bahan aktif berdifusi pada membran untuk menuju


Mengikuti kinetika reaksi orde 0 membran terluar
Pelepasan dipengaruhi oleh:
- Ketebalan membrane
- Porositas membrane Bahan aktif berpartisi menembus membran ke luar
- Kelarutan bahan aktif sistem
146
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DIFFUSION – CONTROLED PRODUCT


Reservoir system
Komponen:
Core: Coating:
• Bahan aktif • Membran polimer
• Filler • Plasticizer
• (Solubilizer) • (Membran modifier)
• Glidan, Lubrikan • (Colour)
Contoh polimer penyusun membran:
EC, acrylic copolymer: Eudragit, shellac, zein
Contoh plasticizer untuk EC:
Untuk EC: dibutil phtalat, dietil phtalat, dibutil
sebecate, asam sitrat ester
Contoh modifier:
147
Angreni A - Materi Solida
PEG, PG, gliserol
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
DISSOLUTION – CONTROLED PRODUCT
Kecepatan release obat tergantung pada proses melarut/ disolusi
Terdapat 2 metode ER berdasarkan disolusi ini:
 Membuat bahan aktif menjadi kurang larut  garam sedikit larut atau
turunannya
 Melapisi obat dengan salut yang bersifat slow dissolved

Air saluran cerna melarutkan coating

Bahan aktif terekspos pada cairan

Bahan aktif larut

Coating bisa memiliki kecepatan pelarutan yang


berbeda
Angreni A - Materi Solida 148
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
EROSION – CONTROLED PRODUCT
Kecepatan release obat tergantung pada proses erosi matrix (dimana obat didispersikan)
Obat dibuat dalam bentuk single dose. Matrix terbuat dari bahan yang berbeda-beda

Matrix mengalami liberasi

Bahan aktif terekspos pada cairan

Bahan aktif larut

Bisa digabung dengan metode difusi


Matrix terbuat dari : lipid, wax, polimer (HEC)
Angreni A - Materi Solida 149
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
OSMOSIS – CONTROLED PRODUCT
Diameteradalah
Osmosis lubangperpindahan
pada tablet 600
solven
µmdari
– 1 mm
low concentration solut ke high
concentration solut dengan laser drilling atau leachable substance (pore
Lubang dapat dibuat
Pada sistem ini kecepatan release obat dipengaruhi oleh proses osmosis
formers)

Pelepasan dipengaruhi oleh: Terdapat perbedaan tekanan osmotik


- Tekanan osmotic obat
- Kelarutan bahan aktif
- Permeabilitas membrane Solven masuk ke sistem
- Sifat membrane (mechanical)

Bahan peningkat osmotic: Bahan aktif keluar (transport konvektif) melalui


- Lactose-fructose lubang
Bahan membrane semipermeable:
- Cellulose acetate

Angreni A - Materi Solida 150


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
GASTRORETENTION
Merupakan mekanisme dimana sediaan dibuat tetap tinggal di lambung
Tujuan: improving drug delivery. Meningkatkan absorpsi obat di upper GIT

Contoh :
- Untuk efek local di
lambung (treat H. pylori)
- Obat dengan narrow
absorption window di
intestine dan
- Obat yang terdegradasi di
kolon

Angreni A - Materi Solida 151


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
GASTRORETENTION

Angreni A - Materi Solida 152


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DELAYED RELEASE
Pelepasan
 bahan aktif dari
Gastro-resistant sediaan tidak terjadi segera setelah dikonsumsi, akan
coatings
tetapi terjadi setelah mencapai lokasi tertentu dalam GIT
Gastroresistant
Antara lain: coatings Contoh bahan coating:
adalah coating polymer - Acrilic copolymer
 Gastro-resistant coatings
yang tidak larut pada pH - Phtalate copolimers
 Colon drug
rendah, akan tetapidelivery
- Eudragit (for colon)
terlarut pada pH yang lebih
tinggi (misalnya antara 5-7)
Contoh: budesonide, Tujuan gastoresisten:
beclomethasone dan - Melindungi lambung
mesalazine (ulcerative - Melindungi obat dari
colitis pada usus besar) asam lambung

153
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

DELAYED RELEASE
 Colonic drug delivery
 Menggunakan polimer yang larut
pada pH 7, misalnya Eudragite S
 Menggunakan polimer yang tidak
larut pada GI fluids (contoh: ethyl
cellulose) dan mengandung
komponen yang hanya dapat
dicerna oleh colonic bacteria
(bukan pancreatic system)
Contoh: polisakarida
‘resistant starch’

154
Angreni A - Materi Solida
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Evaluasi Tablet

Angreni A - Materi Solida 155


EVALUASI SEDIAAN TABLET

 Berdasarkan persyaratan resmi (buku-buku rujukan resmi: FI, USP, dll)


 Berdasarkan persyaratan dari industri (memeriksa variasi antar batch)

Persyaratan dari industri

1. Bentuk dan ukuran (FI III)


• Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan

• Ketebalan dipengaruhi oleh: bj ruah, bj mampat dan sifat aliran massa cetak

• Alat : jangka sorong

2. Kekerasan tablet
Tujuan:
menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses:
pengemasan, penghantaran (shipping).
1. Kekerasan tablet (hardness)

Prosedur Alat uji kekerasan tablet

- 20 tablet diambil secara acak


- Ukur kekerasan masing-masing tablet
- Catat skala yang terukur
- Kekerasan tablet adalah harga rata2
ke-20 tablet
- Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

Nilai kekerasan tablet bergantung pada


bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan
yang diperlukan juga semakin besar.
- Bobot tablet sampai 300 mg, 4 – 7 kg/cm2.
- Bobot tablet 400 – 700 mg: 7 – 12 kg/cm2
2. Uji waktu hancur

 Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu


hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet hisap atau kunyah atau
lepas lambat
 Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa zat akitif atau komponen lain
harus larut sempurna.
 Tablet dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan, yang tertinggal pada
kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas.

alat uji waktu hancur


3. Friabilitas

Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada


suatu ketinggian tertentu

Prosedur
Alat uji friabilitas dan friksibilitas
-Jika bobot tablet < 650mg 
timbang hingga 6,5 gram
- Jika bobot talet > 650mg =10 tablet
- Tablet dibersihkan dari debu
kemudian ditimbang (Wo)
- Masukkan & uji (100 x) putaran
- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
- Hitung % friabilitas tablet
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%

Tujuan penetapan = tujuan penetapan kekerasan


Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%
4. Friksibilitas

Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami


gesekan antar sesama

Prosedur Alat uji friksibilitas

- Tablet diambil secara acak


- Tablet dibersihkan dari debu
kemudian ditimbang (Wo)
- Masukkan uji (100 x) putaran
- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
- Hitung % friksibilitas tablet

% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%

Tujuan penetapan dan persen yang dapat diterima = uji friabilitas


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KESERAGAMAN SEDIAAN

Keragaman Bobot Keseragaman Kandungan


 Kapsul
Sediaan keras,
Tablet tidak
padat tablet
yang tidak
bersalut dikemas  Tablet tidak bersalut
Metode ini dapat digunakan untuk
bersalut
pada zatatau
Dosis wadah tablet
aktifdosis salut
≥ 25tunggal
mg danselaput,
dan Dosis zatsemua
aktif ≤ kasus
25 mg atau
mengandung
tidak
Perbandingan
mengandungzat
zataktif
zat25
aktif mg atau
tambahan
≥ 25% Perbandingan zat aktif ≤ 25%
lebih yanginaktif
aktif atau merupakan 25% atau
 lebih,
Tabletterhadap bobot satuan
salut selaput Dapat dipenuhi dengan melakukan
 Tablet salut selaput
 sediaan
Dosis zatatau
Sediaan aktifdalam
padat ≥yang
25 mgkasus
dankapsul
dikemas uji Keragaman Bobot jika SBR kadar
Dosis zat aktif ≤ 25 mg atau
keras,
pada kandungan
Perbandingan
wadah zat kapsul,
dosis aktif
tunggal,kecuali
≥ 25% zat aktif pada saat validasi proses
Perbandingan zat aktif ≤ 25%
keseragaman
dengan atau tanpadari zat
zataktif lain
tambahan dan pengembangan ≤ 2%
yang tersedia
aktif atau dalam
inaktif, yang bagian yang
disiapkan  Tablet salut selain salut selaput
lebih kecil memenuhi
dari larutan asal dan dibeku-
persyaratan keseragaman
keringkan dalam wadah akhir
kandungan
dan pada etiket dicantumkan
metode pembuatan
Angreni A - Materi Solida 161
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KESERAGAMAN KANDUNGAN

Untuk sediaan padat, tetapkan kadar masing-masing 10 satuan


menggunakan metode analsis yang sesuai. Hitung nilai penerimaan.
Kandungan
2) Jika T ≤>Kandungan
|𝑀 − 𝑋 |+𝑘𝑠 M (Kasus 1)
98,5% ≤ ≤ 101,5%
API (mg)
101,5
101,5
dalam
persen (X)
Kandungan
API di etiket
500 mg
< 98,5%
k: =nilai
konstanta
rujukan penerimaan
: Rata-rata kandungan
487 97,4
( dalam %
Jika n = 10 2,4 > T 495
> 101,5% 99,0
adalah kandungan
Jika n = 30 2,0 … …
masing-masing satuan
sediaan yang diuji, 501 100,2
dinyatakan dalam
persentase dari jumlah 𝑋 98,87
yang tertera pada etiket
Angreni A - Materi Solida 162
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

¿
1/2
(simpangan baku sampel)

Nomor Kandungan API


sampel (mg) Hitung s dan NP
489 97,8 -0,82 = 23,7960
0,6724
475 95,0 9
-3,62 13,1044
491 -0,42
98,2 0,1764 s = 1,6260%
499
99,8 1,18 1,3924 k = 2,4
486
97,2 -1,42 2,0164
501 NP = 3,9024%
100,2 1,58 2,4964
500 100,0 1,38 1,9044
494 98,8 0,18 0,0324
497
99,4 0,78 0,6084
499 99,8 1,18 1,3924
= 98,62
Angreni A - Materi Solida Ʃ= 23,7960 163
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KERAGAMAN BOBOT

Lakukan penetapan kadar API


(nilai A)
Nilai penerimaan:

Timbang seksama 10 tablet satu |𝑀 − 𝑋 |+𝑘𝑠


per satu (, hitung nilai bobot
rata-rata ()

Hitung jumlah API dalam tablet,


nyatakan dalam % ( ;

Angreni A - Materi Solida 164


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
Nilai A : 98,8% Hitung NP
Nomor Bobot tablet
sampel (mg) (%) %
755
1 , 0715 NP
756
1 , 2037
740
− 0,9127
739
750
744
725
754
761
745

= 746,9 = 98,8000
Angreni A - Materi Solida 165
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

KRITERIA PENERIMAAN

Keseragaman dapat diterima jika:


NP ≤ L1% (L1% = 15,0)

Jika NP > L1% :


Dilakukan uji terhadap 20 unit sediaan
tambahan

Syarat penerimaan 30 tablet:NP ≤ L1%, dan L1


Tidak satu unit pun kurang dari [1-(0,01)(L2)]M L2
Tidak satu unit pun lebih dari [1+(0,01)(L2)]M

Angreni A - Materi Solida 166


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PARAMETER UJI DISOLUSI


• Tipe alat/aparatus yang digunakan sesuai rekomendasi
kompendial
• Volume dan komposisi medium disolusi
• Hydrodynamics
• Jumlah sampel yang diuji

Angreni A - Materi Solida 167


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms
KLASIFIKASI APPARATUS MENURUT USP 27 dan NF 22

Apparatus 1 : Rotating Basket Apparatus 2 : Paddle Assembly

 Apparatus 1 dan 2 paling banyak  Kecepatan putaran sesuai monografi


digunakan: ± 4%
 Sederhana  Pengaduk: stainless steel tipe 316
 Robust  Jarak antara pengaduk dan dasar
 Telah terstandar vessel : 25±2 mm.
 Banyak dilakukan  Sediaan dimasukkan ke keranjang/
eksperimental dimasukkan dalam wadah disolusi
 Sediaan: tablet/kapsul, IR sebelum basket/paddle mulai
berputar
 Volume media: 500 – 1000 ml
 Dapat digunakan pemberat (sinker)
 Suhu uji : 37ᵒ±0,5ᵒC
bila diperlukan
 Wadah disolusi (vessel) bertutup:
 Tidak boleh ada getaran/goncangan
Kapasitas 1000 ml/ 2000 ml/ 4000
selain pada rotasi alat
ml
Angreni A - Materi Solida 168
Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

MEDIUM DISOLUSI
Uji disolusi in vitro  dibuat merepresentasikan kondisi in vivo
 Medium:
 Mimic gastric fluid: Larutan HCl pH 1,2
 Mimic intestin fluid: Larutan buffer fosfat pH 6,8
 Kondisi makan/ puasa
 Kondisi makan: makanan dihomogenasikan, dilarutkan dalam
air
 Larutan susu
 Lokasi absorbsi
 Upper Intestin-puasa: waktu uji singkat (15-30 menit),
medium gastric fluid kondisi puasa
 Volume : 500, 900, 1000 mL

Angreni A - Materi Solida 169


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

MEDIUM DISOLUSI

Angreni A - Materi Solida 170


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 171


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSEDUR DISOLUSI

Angreni A - Materi Solida 172


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSEDUR DISOLUSI

Angreni A - Materi Solida 173


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

PROSEDUR DISOLUSI

Angreni A - Materi Solida 174


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

INTEPRETASI HASIL DISOLUSI

Angreni A - Materi Solida 175


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 176


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 177


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 178


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 179


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 180


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 181


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Angreni A - Materi Solida 182


Pharmaceutical
Solid Dosage Forms

Terima Kasih

Semoga sukses dalam UKTTK 2021

Angreni A - Materi Solida 183

Anda mungkin juga menyukai