Anda di halaman 1dari 19

INSPEKSI BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK

Laporan Hasil Inspeksi Budidaya Tanaman Cabai

Disusun oleh:

Dian Kumala Sadin 20200210152

Ahmad Rodhi Nur Falah 20200210159

Aldian Febri Kusuma 20200210168

Youwana Popy Trisnasari 20200210169

Hannan Rizqi Zain 20200210171

Salma Ramdhani Yasin 20200210187

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2023
I. HASIL INSPEKSI LAPANGAN

Pemilik : Bapak Dedi Trikuncoro dan dibawah perlindungan Ibu Tiurminarti.

Alamat : Bhumee Organik : Jongkang, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta

Komoditas : Cabai (Capsicum frutescens)

Luas area : 1 Hektar

Hari/Tanggal : Rabu/ 7 Juni 2023

Orang yang hadir dalam inspeksi :

1. Dian Kumala Sadin


2. Ahmad Rodhi Nur Falah
3. Aldian Febri Kusuma
4. Youwana Popy Trisnasari
5. Hannan Rizqi Zain
6. Salma Ramdhani Yasin

Aspek yang Y T
No diinspeksi Informasi umum Keterangan

1 Lahan Status Sertifikasi : ✔ Belum


dilakukan
sertifikasi dari
LSO

Konversi : ✔ Dilakukan
konversi lahan
selama

Organik tanpa sertifikasi ✔ Responden


: (pengelola
perkebunan)
kurang paham
mengenai hal
ini karena
administrasi
dikelola
langsung oleh
pak Dedi
selaku pemilik
kebun

Konvensional : ✔ Lahan
dikelola
secara
manual,
konvensional,
dan mekanis.

Sejarah Apakah produsen punya Mengikuti


SNI Sistem Pertanian panduan
Organik ? sesuai SNI
6729:2016

Apakah informasi yang - - -


ada dalam lembar usulan
sertifikasi akurat?

Apakah peta lahan sesuai Tidak ada


dengan kenyataan? ✔ peta lahan
yang
ditunjukkan

Apakah sejarah ✔ Sejarah


peruntukan lahan benar? peruntukan
lahan sudah
sesuai

Apakah semua lahan ✔ Seluruh lahan


dijadikan organik? dijadikan
organik.

Apakah semua lahan ✔ Semua lahan


berada dalam satu berada dalam
kesatuan? satu kesatuan
dengan
batasan-
batasan yang
jelas.

Apakah tanaman/ hasil ✔ Hasil panen


tanaman disimpan di lain di simpan di
lokasi? satu lokasi
yaitu di ruang
penyimpanan
Bhumee
Organic

Apakah pernah ditolak ✔ Responden


dalam sertifikasi? kurang paham
mengenai hal
ini.

Sumber air Irigasi ✔ Sumber irigasi


berupa sungai
kecil
disebelah
barat lahan.
Tadah hujan ✔ Sumber air
tadah hujan di
tampung ke
dalam 3
kolam
penampungan.

Lainnya (Sumur) ✔ Memiliki 3


sumur sebagai
cadangan

2 Pencegahan Tanaman penyangga ✔ -


kontaminasi

Jalan/parit ✔ Tersedia jalan


dan parit di
lahan
budidaya.

Kolam filterisasi ✔ Tidak ada

Areal terpisah ✔ Ada lahan


pertanian
organik
lainnya milik
Bhumee
Organic selain
ditempat kami
wawancara.

Penggunaan peralatan khusus terpisah ✔ Tidak ada

Hasil pengujian lab ✔ Responden


kurang paham
mengenai hal
tersebut,
namun pernah
dilakukan uji
analisis tanah
tetapi untuk
hasilnya
masih kurang
tau.

3 Pengelolaan lahan, Penyiapan lahan ✔ Dilakukan


kesuburan tanah dan secara manual
air dengan
menggunakan
cangkul dan
bantuan alat
mekanis.

Usaha pencegahan degradasi ✔ Rutin


melakukan
pembenahan
tanah dengan
menggunakan
bahan-bahan
organik.

Pupuk komersil ✔ Tidak


menggunakan
pupuk
komersil

Pupuk organik ✔ Budidaya


tanaman yang
dilakukan full
menggunakan
pupuk
organik.

a.) Kotoran ternak segar? ✔ Kotoran


ternak yang
sudah
difermentasi

b.) Asal kotoran? ✔ Asal kohe


kering berupa
kotoran
kambing
etawa dari
Bojonegoro
dan kohe sapi
dari Bantul.

c.) Hasil kompos? ✔ Kompos


merupakan
produksi
sendiri. Untuk
kompos padat
berasal dari
sisa hasil
penen yang
tidak layak
dipasarkan
dan POC dari
urine kelinci
yang berasal
dari
perternakan
pribadi milik
Bhumee
Organic.
4 Tanaman dan Benih bersertifikat organik ✔ Benih awal
varietas budidaya
menggunakan
benih
komersial,
namun saat ini
mulai
perbanyakan
bibit dari
pertanian
organik.

Benih hasil budidaya organik ✔ Baru mulai


dilakukan
perbanyakan.

Benih komersil ✔ Sampai saat


ini masih
menggunakan
benih
komersial.

Transplanting ✔ Transplanting
tanaman cabai
dilakukan
pembibitan
terlebih
dahulu
menggunakan
plastik semai
hingga umur
siap pindah
tanam

5 Manajemen Mempertahankan dan/atau meningkatkan ✔ Iya, pada


ekosistem keanekaragaman hayati pada luas lahan lahan tersebut
utama sangat
beraneka
ragam
komoditas
yang ditanam.

Inter cropping ✔ Tanaman


utama buah
naga dan
tanaman
tumpang sari
tanaman
cabai, dan
juga untuk
memenuhi
kebutuhan
konsumen

Cover crop ✔ Tidak


terdapat cover
crop

Rotasi tanam ✔ Setiap selesai


masa tanam
rutin
dilakukan
rotasi tanam
seperti terong
dan tomat.

lainnya - - -

6 Pengendalian OPT Pencegahan Pemilihan varietas ✔ Pemilihan


varietas
hanyak untuk
memenuhi
permintaan
konsumen

Rotasi tanaman/tumpang ✔ Setiap selesai


sari masa tanam
rutin
dilakukan
rotasi tanam
seperti terong
dan tomat

Pengendalian mekanis ✔ Pengendalian


mekanis untuk
hama lalat
buah
menggunakan
botol terbuka
yang diisi
dengan
petrogenol.

Pemanfaatan musuh ✔ Memanfaatka


alami n musuh alami
berupa
Trichoderma

Pengendalian Organik : ✔ -

(dosis)
Nabati : ✔ -

Hayati : ✔ Memanfaatka
n agaensia
hayati
Trichoderma

Komersil : ✔ Penggunaan
kalsium
karbonat
sebagai
pencegahan
penyakit.
Dosis 1
sendok makan
untuk tangki
semprot 14
liter,
diaplikasikan
setiap 2
minggu sekali

7 Pasca panen Unit pengolahan produk organik di lapang ✔ Tidak ada,


hasil panen
langsung
dibawa ke
ruang
penyimpanan
dan
pemasaran
produk

Pembersihan alat ✔ Alat-alat


dibersihan
menggunakan
air kran/sumur

Kepemilikan alat ✔ Alat


merupakan
milik pribadi
Bhumee
Organic

Penggunaan bahan terlarang ✔ Tidak


menggunakan
bahan
terlarang
dalam
pengelolaan
pasca panen

8 Penyimpanan Hanya digunakan untuk produk organik ✔ Penyimpanan


hasil panen
diletakkan di
tempat khusus
dan langsung
di pasarkan
baik secara
online atau
langsung

Dalam kondisi baik ✔ Disimpan dan


diawetkan
menggunakan
lemari
pendingin

Penyimpanan bahan terlarang ✔ Tidak ada

Kemungkinan masuknya hama ✔ -

9 Manajemen memahami standar pertanian organik ✔ Memahami


SOP budidaya
tanaman
organik

menunjukkan komitmennya untuk ✔ YA, karena


mengikuti standar menunjukkan seluruh
komitmennya untuk mengikuti standar rangkaian
budidaya
sampai pasca
panen
dilakukan
secara organic

bukti bahwa semua tahapan operasi ✔ Seluruh


dikelola secara baik rangkaian
budidaya dan
sarana
produksi
hingga pasaca
panen di
persiapkan
dengan baik
sesuai SOP
pertanian
organi serta
sering
digunakan
sebagai
tempat diklat
dan edukasi
pertanian
organic oleh
dinas
pertanian
Yogyakarta.
II. PEMBAHASAN

A. Verifikasi Sejarah Lahan


Pada awalnya, lahan ini merupakan tanah kas desa. Karena Peraturan Pemerintah
DIY tidak boleh membeli lahan, maka CV. Bhumee Organic menyewa lahan ini untuk
dikelola dan dijadikan tempat agrowisata. Kondisi awal lahan sebelum digunakan
sebagai agrowisata yaitu merupakan lahan kosong tidak terawat, masih banyak
semak-semak belukar dan pepohonan serta memiliki kondisi tanah yang bertekstur
keras dan berpasir yang sulit untuk digunakan sebagai lahan budidaya tanaman.
Berdasarkan sejarah lahan dan cara pembenahan lahan yang dilakukan oleh Bhumee
Organic menurut kami sudah memenuhi verifikasi pengolahan lahan yang sesuai
dengan standar pertanian organic.

B. Verifikasi Dokumen Pertanian Organik


Untuk pihak pengelola kebun di Bhumee Organic (Bapak Sanjaya) kurang
mengetahui mengenai verifikasi dokumen pertanian organik. Karena untuk urusan
administrasi dikelola langsung oleh Pak Dedi selaku pemilik Bhumee Organic.
Namun ditempat tersebut sering dilakukan diklat atau pelatihan pertanian organik dari
dinas pertanian.

C. Menilai Konversi Lahan


Letak lahan organik di CV. Bhumee Organik terletak di antara pemukiman dan
tidak ada perkebunan lain di sampingnya. Kondisi awal lahan sebelumnya berupa
lahan kosong tidak terawat, masih banyak semak-semak belukar dan pepohonan
dengan kondisi tanah pasir bebatuan yang sangat keras dan tidak rata. Pihak pengelola
kemudian melakukan pengurukan lahan dengan tanah gembur yang kemudian di
ratakan ke seluruh luasan lahan. Tanah gembur tersebut berasal dari kecamatan Wedi
kabupaten Klaten. Keseluruhan proses konversi lahan dilakukan dalam kurun waktu
kurang lebih satu tahun lamanya sampai lahan benar benar layak untuk digunakan
sebagai lahan budidaya tanaman organik. Dengan demikian pihak pengelola sudah
melakukan prosedur dalam penyiapan lahan budidaya tanaman organik.

D. Menilai Pengelolaan Kesuburan Tanah


Pengelolaan kesuburan tanah dapat menentukan sifat kimia yang terdiri atas
derajat kemasaman tanah (pH), kandungan unsur hara dan kandungan bahan organik
(BO). Pengelolaan kesuburan tanah dari Bhumee organik telah diuji lab di kampus
UGM akan tetapi data hasil analisi belum keluar hingga saat ini, sehingga untuk
menilai pengolaan kesuburan tanah secara akurat belum tau. Namun menurut kami
kesuburan tanah di Bhumee Organic sangat baik karena telah dilakukan banyak uji
coba berbagai macam jenis tanaman dengan syarat kondisi lahan bervariasi dan
ternyata tanaman tersebut mampu hidup.

E. Benih dan Pemilihan Varietas


Benih yang digunakan pada pertanian organik Bhumee Organic ini bukan hasil
budidaya tanaman organic sendiri melainkan masih menggunakan benih komersil dari
daerah Wonosobo. Bhumee Organic belum bisa membuat benih cabai sendiri karena
permintaan pelanggan yang banyak sedangkan produksi cabai hanya terbatas sehingga
hasil produksi cabai hanya di fokuskan untuk memenuhi permintaan pelanggan saja.
Namun saat ini mulai melakukan perbanyakan bibit dari hasil budidaya pertanian
organic. Untuk varietas yang di tanam ada tiga macam yaitu cabai rawit, cabai rawit
hijau dan cabai keriting.

F. Menilai Pengelolaan Pengairan


Sistem pengairan yang digunakan yaitu sistem tadah hujan secara buatan.
Sistem tadah hujan dipilih karena kondisi tanah awal yang kurang baik dalam
menyimpan air dan kondisi alam yang tidak menentu. Upaya untuk menyimpan air
dengan sistem tadah hujan yaitu dengan membuat suatu kolam kecil sebagai wadah
untuk menampung air dengan memanfaatkan terpal sebagai alas kolam. Selain itu
pada lahan tersebut juga terdapat sumur yang disalurkan menjadi 3 bagian
menggunakan selang sehingga saat musim kemarau, penyiraman dapat dilakukan
secara mudah. Menurut kami pengelolaan pengairan di Bhumee Organic sudah baik
dikarenakan dengan menerapkan sistem tadah hujan dan memanfaatkan sumur maka
ketersedian air disaat musim kemarau dapat tercukupi sehingga proses budidaya dapat
dilakukan.
G. Menilai Pupuk Organik
Pemupukan yang digunakan pada budidaya di lahan Bhumee Organic sudah
sangat baik. Jenis pupuk yang digunakna yaitu sepenuhnya organic tidak
menggunakan pupuk komersil. Jenis pupuk yang digunakan yaitu, pupuk kototran
hewan, POC dari bahan sisa produksi pertanian (sayur/buah) dan urin kelinci, dan
pupuk hayati BioNet untuk pupuk tanah dan pupuk daun serta batang. Pupuk kompos
padat dari kotoran hewan dan kompos cair dari limbah serta urin kelici merupakan
produk sendiri yang dibuat oleh pihak Bhumee Oragnic. Proses pembuatan POC yang
diproduksi oleh pihak Bhumee Organic dibuat dengan bantuan larva maggot. POC
yang dibuat dengan bantauan maggot dapat menghasilakn POC yang lebih baik jika
dibandingkn dengan pembuatan POC tanpa bantuan lava magot. Selain itu proses
dekomposisi dengan bantuan larva mago dapat mempersingkat waktu jika
dibandingkan dengan jasat renik lainnya. Oleh karena penggunaan pupuk di lahan
Bhumee Organik sudah sangat baik.

H. Menilai Pengendalian OPT


Berdasarkan hasil survei, pengendalian opt yang dilakukan yaitu secara
mekanis dengan menggunakan trap (alat perangkap lalat buah) serta dengan
memanfaatkan agensia hayati berupa Trichoderma. Menurut kami pengendalian opt
yang dilakukan di Bhumee organic sudah memenuhi kriteria pertanian organik, karena
seluruh pengendalian opt maupun penyakit pada tanaman cabai sepenuhnya
dikendalikan secara organik tanpa bahan-bahan yang dilarang oleh SNI pertanian
organik.

I. Penilai Pengelolaan Panen


Hasil panen cabai dilakukan dengan memetik buah cabai beserta tangkainya
menggunakan gunting dan juga dilakukan secara manual menggunakan tangan.
Menurut kami, pengelolaan panen tanaman cabai yang dilakukan di Bhumee organic
sudah memenuhi kriteria pertanian organik sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) cabai. Cabai yang telah dipanen juga diletakkan khusus tidak
dicampur dengan hasil panen lainnya. Selain itu setelah dipanen cabai juga langsung
disimpan di ruang penyimpanan khusus hasil pertanian organik.

III. JADWAL KEGIATAN


N Ruang lingkup Hari pelaksanaan Instrumen
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4

1 Menyusun rencana SNI 19-19011-2005


pelaksanaan
inspeksi
Panduan Teknis Penerapan
Jaminan Mutu Produk
Pangan

KAN No 902 tahun


2006

SNI 6729:2016

2 Kesepakatan
pelaksanaan

3 Penilaian lahan SNI 6729:2016

64/Permentan/
OT.140/5/2013

4 Penilaian SNI 6729:2016


benih/bahan tanam

5 Penilaian pestisida SNI 6729:2016

6 Penilaian pupuk SNI 6729:2016

70/Permentan/
SR.140/10/2011

7 Penilaian SNI 6729:2016


panen/pascapanen
SNI 7313:2008

SNI 7387:2009

SNI 7385:2009

8 Menyusun laporan SNI 6729:2016


inspeksi
IV. LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi
Pewawancara

Gambar 2. Kondisi Lahan dan Gambar 3. Jarak tanam Gambar 4. Cara pengendalian
Tanaman Cabai OPT menggunakan trap

Gambar 5. Tempat Gambar 6. Tempat Gambar 7. Tempat


pengolahan tanah Penyemaian pengumpulan kohe dan
pembuatan kompos padat
Gambar 8. Pupuk Hayati Gambar 9. Tempat Gambar 10. Tempat
Tanah, Batang, dan Daun peternakan dan pengumpulan dan
pengumpulan urin kelinci pengolahan POC

Gambar 11. Tempat Gambar 12. Ruang Penyimpanan dan


penyimpanan POC pemasaran hasil pertanian Bhumee
Organic

Anda mungkin juga menyukai