Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI BERSAING UNTUK MENGOPTIMALKAN

KAPASITAS PRODUKSI:
Studi Kasus pada PT. Jaya Indah Casting, Bekasi

ABSTRAK
Setiap perusahaan sudah seharusnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat survive di
tengah persaingan. Untuk itu, manajemen dituntut untuk mengelola organisasinya secara baik dan lebih
profesional di dalam mengendalikan kegiatan perusahaan. PT. Jaya Indah Casting sebagai perusahaan
multinasional dipilih sebagai studi kasus penelitian dengan tujuan menganalisis lingkungan bisnis
eksternal dan internal, mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi bisnis yang sudah diimplementasikan
dan menemukan alternatif strategi di masa depan yang dapat diimplementasikan perusahaan tersebut.
Lingkungan bisnis eksternal dianalisis dengan lingkungan bisnis bersama (ekonomi, politik, ekologi dan
teknologi), kekuatan persaingan Porter, kekuatan pemicu dan faktor kunci keberhasilan. Lingkungan
bisnis internal dianalisis dengan metode SWOT, struktur organisasi, laporan keuangan, pemetaan proses,
rencana kemungkinan dan benchmarking, yang secara bersama-sama akan dikombinasikan untuk
memformulasikan strategi bisnis di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
mempertahankan perkembangan dan memenangkan persaingan, PT. Jaya Indah Casting seharusnya
mengimplementasikan strategi pertumbuhan, strategi operasional (bidang baru and produk baru,
customer baru, kualitas dan kepuasan pelanggan), lokasi dan perawatan mesin/alat-alat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perkembangan bisnis di era globalisasi saat ini mengakibatkan kompetisi antar


perusahaan semakin hebat. Tantangan yang dihadapi setiap perusahaan terus bertambah dan kompleks
seiring tuntutan dari dalam maupun luar. PT. Jaya Indah Casting (SANYO Group Companies), salah
satu perusahaan multinasional yang didirikan tahun 1995 yang bergerak di bidang pengecoran logam
(casting/foundry) dengan hasil produksi komponen kompresor kulkas (refrigerator), penyejuk atau
pendingin udara (air conditioner), dan pompa air (water pump) berusaha mengikuti perubahan agar
tidak tenggelam dalam persaingan. Kondisi tersebut mengharuskan pihak manajemen mengelola
organisasinya secara lebih baik dan profesional agar perusahaan tetap survive dan tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Pasar (market) atau pelanggan (customer) tetap PT. Jaya Indah Casting (JIC) sejak berdiri
sampai sekarang adalah PT. SANYO Compressor Indonesia (SCOM) dan PT. SANYO Industries
Indonesia (SIL) yang pada tanggal 1 Agustus 2005 telah bergabung (merger) atas persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-21141 HT.01.04.TH.05 menjadi
PT. SANYO Indonesia. Pelanggan lain dengan permintaan tidak rutin dan jumlahnya tidak banyak
adalah PT. Komoda Indonesia, PT. Koyama Casting Indonesia serta ekspor ke SANYO Electric Co.,
Ltd., Jepang dan Mabe SANYO Compressor (MSC), Meksiko. Menurut perhitungan dan spesifikasi
peralatan terpasang, perusahaan sebenarnya memiliki kapasitas menghasilkan produk casting sebesar
500 ton/bulan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kenyataan menunjukkan bahwa permintaan
belum sesuai angka yang diharapkan, akibatnya sumber daya yang ada tidak dapat difungsikan secara
maksimal. Listrik, air, mesin dan peralatan lain yang sudah diinvestasikan kurang memberikan
manfaat. Jumlah produksi di tahun 2004 rata-rata 438 ton/bulan (Departemen Production Planning
and Shipping Control (PPSC) PT. JIC). Pada tahun 2005 angka ini tidak dapat dipertahankan dan
cenderung turun. Besarnya kapasitas yang tidak digunakan (idle capacity) akan mengurangi
keuntungan dan dapat mengganggu keberlangsungan dan masa depan perusahaan. Selain itu,
bertambahnya biaya operasional setiap tahun dan menurunnya harga produk casting komponen
kompresor dan pompa air di pasar akan sangat mempengaruhi keuangan perusahaan. Perkembangan
harga jual produk selama enam tahun terakhir disajikan pada grafik berikut (Gambar 1):

1.5
1.095
Harga (US)

0.97 0.962 0.879 0.769 0.769


1

0.5
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun

Sumber: Departemen PPSC PT. JIC

Munculnya beberapa merek produsen komponen kompresor baik domestik seperti Hitachi dan
Panasonic maupun membanjirnya komponen Cina di pasar membuat manajemen PT. SANYO
Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan (policy) yang salah satunya adalah menurunkan harga
jual. Kebijakan tersebut tentunya berpengaruh terhadap harga jual komponen casting PT. Jaya Indah
Casting yang juga harus bersedia menurunkan harga. Akibatnya manajemen terus berupaya keras
melakukan efisiensi di semua lini karena jumlah order yang tidak banyak. Sebenarnya perusahaan
masih memiliki peluang lain untuk meningkatkan volume produksinya apabila berani melakukan
terobosan baru dengan menambah pasar (market size) atau mencari pasar baru (new market). Mengutip
pernyataan Ketua Kamar Dagang dan Industri Bidang Industri, Teknologi dan Kelautan, Rachmat
Gobel, “Kompresor merek SANYO untuk industri kulkas dan AC memiliki pasar di dalam negeri
sangat besar dalam lima tahun ke depan” (Kompas, 18 Oktober 2005). Peluang ini dapat
menumbuhkan rasa optimis bagi manajemen PT. Jaya Indah Casting sebagai pemasok komponen
kompresor ke PT. SANYO Indonesia. Peningkatan kemampuan daya saing terhadap kompetitor lain
yang memasok komponen ke pelanggan yang sama sudah menjadi keharusan. Strategi memenangkan
persaingan pun harus segera dipikirkan agar area market dapat bertambah sehingga volume produksi
lebih maksimal.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah: (1) menyediakan informasi kebutuhan
kulkas dan AC di Indonesia dan peluang perusahaan casting untuk memasok produk-produknya
sehingga manajemen dapat mengambil keputusan apakah bisnis yang dijalankan selama ini masih
memiliki prospek menjanjikan atau tidak di tahun mendatang; (2) memberikan data tentang jumlah
kebutuhan komponen casting kompresor PT. SANYO Indonesia dan membandingkannya dengan
banyaknya permintaan ke PT. Jaya Indah Casting serta peluang untuk mendapatkan tambahan order;
(3) mengidentifikasi para pesaing yang memasok produk sejenis dan melakukan pemantauan terhadap
produk yang dihasilkan sebagai bahan evaluasi; (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi sistem yang
telah dijalankan di internal perusahaan dan dampak bagi pelanggan; (3) menghasilkan sistem dan
metode yang lebih baik untuk direkomendasikan ke manajemen agar dapat bersaing dengan pemasok
lain di PT. SANYO Indonesia sehingga meningkatkan volume produksi.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait
diantaranya sebagai berikut: (1) Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
alternatif dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan proses di internal untuk mengoptimalkan
kapasitas produksi serta rencana strategi menghadapi pesaing; (2) Bemberikan kesempatan besar bagi
penulis untuk menambah dan memperluas pengetahuan dalam penyusunan strategi yang diterapkan di
industri manufaktur; (3) Bagi pihak lain, dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan dalam
melihat peluang di pasar dan strategi yang akan dipakai perusahaan demi memenangkan persaingan.

Rumusan dan Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
“strategi bersaing PT. Jaya Indah Casting untuk mengoptimalkan kapasitas produksi”. Hal-hal yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah strategi perusahaan untuk mendapatkan tambahan order di PT.
SANYO Indonesia sebagai target utama agar kapasitas produksi terpasang dapat dioptimalkan.

Penulis membatasi ruang lingkup perumusan pada penetrasi pasar di PT. SANYO Indonesia
karena jenis dan jumlah komponen kompresor yang dibutuhkan cukup banyak mengingat PT. Jaya
Indah Casting bukan satu-satunya pemasok produk casting di perusahaan itu; ada beberapa kompetitor
lain dengan bidang bisnis sama menjalin kerja sama dengan customer. Apabila produk yang selama ini
diproduksi oleh pesaing dapat diambil alih, volume produksi dipastikan meningkat tajam.
Pertimbangan lain perusahaan tidak mengeluarkan cost lebih untuk investasi pola, alat-alat, uji coba
dan sebagainya apabila tipe produk yang dibuat hampir sama.
Analisis permasalahan akan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut: (1) Pemakaian data internal,
antara lain: permintaan customer, harga jual produk casting kompresor, keuangan perusahaan,
karyawan, permintaan pelanggan dan persentase No Good (NG) diambil di atas tahun 2000; (2) Data
kompetitor akan diambil melalui PT. SANYO Indonesia dan hanya kompetitor yang masih aktif di tahun
2005 ke atas; (3) Data struktur organisasi, survey kepuasan pelanggan dan pelaksanaan perawatan
peralatan utama yang dilakukan oleh PT. Jaya Indah Casting menggunakan kondisi terakhir (awal tahun
2006).

Landasan Teori

Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan
formulasi dan implementasi rencana, yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Karena
manajemen strategis mencakup pengambilan keputusan jangka panjang, berorientasi masa yang akan
datang dan rumit, serta memerlukan sumber-sumber daya yang diperlukan, partisipasi manajemen
puncak menjadi penting.

Manajemen strategis adalah proses tiga deretan bertingkat yang meliputi perencanaan tingkat
korporat, usaha dan fungsional, serta personil pendukung. Pada tingkat yang lebih bawah, aktivitas-
aktivitas strategis ditunjukkan lebih khusus, sempit, jangka pendek, dan berorientasi tindakan dengan
resiko yang lebih rendah, akan tetapi kesempatan yang lebih kecil untuk pengaruh yang dramatis.

Lingkungan Eksternal (External Environment)

Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan
dan akhirnya struktur organisasi serta proses internalnya. Faktor-faktor ini yang dinamakan
lingkungan eksternal, dapat dibagi menjadi sub-kategori yang saling berkaitan: faktor-faktor dalam
lingkungan jauh (remote), faktor-faktor dalam lingkungan industri dan faktor-faktor dalam lingkungan
operasional. Secara bersama-sama, faktor-faktor ini merupakan landasan peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang
bersumber dari luar, seperti: ekonomi, sosial, politik, teknologi dan faktor ekologi.

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan
beroperasi. Baik di tingkat nasional maupun internasional, perusahaan harus mempertimbangkan
ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan (disposable income),
serta kecenderungan belanja masyarakat (propensity to spend). Suku bunga primer, laju inflasi serta
kecenderungan pertumbuhan PNB merupakan faktor-faktor ekonomi lain yang harus pula
dipertimbangkan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai,
sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari
pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. Faktor politik berkaitan dengan
arah dan stabilitas yang menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan.
Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-
undang antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan
penetapan harga, batas administratif dan banyak lagi tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi
pekerja, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Faktor teknologi dapat mempunyai dampak
segera dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan teknologi dapat membuka pasar dan
produk baru yang canggih atau dapat juga mempersingkat usia fasilitas produksi. Faktor ekologi dalam
tahun 1990-an paling menonjol dalam lingkungan jauh seringkali adalah hubungan timbal balik antara
bisnis dan ekologi. Istilah ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan makhluk hidup lainnya
dengan udara, tanah dan air yang mendukung kehidupan mereka. Ancaman terhadap ekologi
pendukung kehidupan kita yang utamanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu masyarakat
industrial biasanya dinamakan polusi.
Lingkungan Industri (Industry Environment)

Buku dari guru besar Harvard University, Michael E. Porter yang berjudul Competitive
Strategy ‘strategi bersaing‘ mendorong konsep lingkungan industri ke permukaan pemikiran strategi
dan perencanaan usaha. Inti dari buku tersebut adalah Porter menjelaskan lima kekuatan yang
membentuk kompetisi dalam industri (competitive forces) (Gambar 2), yaitu: (1) ancaman pendatang
baru (the threat of new entrants); (2) daya tawar pelanggan (the bargaining power of customer); (3)
daya tawar pemasok (the bargaining power of pemasok); (4) ancaman produk atau jasa substitusi (the
threat of substitute products or services); (5) persaingan di antara kontestan yang ada (the jockeying
among current contestants atau rivalry among existing firms). Kerangka kerja Porter yang didefinisi
dengan baik membantu manajer strategis mengaitkan pengaruh dari faktor-faktor “remote“ terhadap
akibat yang dihasilkan pada lingkungan operasi perusahan.

Untuk menyusun rancangan strategi menghadapi kekuatan-kekuatan ini dan tumbuh, suatu
perusahaan harus memahami cara kerja kekuatan-kekuatan tersebut dalam industri dan pengaruh
mereka terhadap perusahaan dalam situasi tertentu.

Intisari formulasi strategi adalah menanggulangi persaingan. Tetapi sering sekali kita
memandang persaingan terlalu sempit dan terlalu pesimistik. Meskipun kadang-kadang para eksekutif
mengatakan sebaliknya, persaingan yang tajam dalam suatu industri bukanlah hal yang kebetulan atau
nasib buruk.

Tambahan lagi, dalam perjuangan untuk memperoleh bagian pasar (market share), persaingan
tidak hanya terjadi di antara sesama peserta persaingan. Persaingan dalam suatu industri berakar pada
situasi ekonomi yang mendasarinya, dan kekuatan persaingan yang ada tidak hanya berupa peserta
persaingan atau perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut. Pelanggan (pembeli), pemasok,
calon pendatang baru, dan produk substitusi (pengganti) semua merupakan “peserta persaingan” yang
dapat penting atau aktif bergantung pada industrinya.
METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Studi Pustaka
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari berbagai sumber pustaka seperti buku-
buku teks, literatur, jurnal, surat kabar dan makalah yang terkait dengan masalah penelitian sebagai
bahan yang akan digunakan dalam penulisan.

Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu
membandingkan teori-teori tentang strategis manajemen dengan praktek yang sedang diterapkan oleh
perusahaan untuk menentukan sampai sejauh mana kesenjangan atau kelemahan dan kelebihan strategi
perusahaan. Apabila terjadi kelemahan atau kesenjangan akan diidentifikasi serta dicari penyebabnya
kemudian diberikan pemecahan untuk perbaikan sistem dan prosedur penetapan strategi perusahaan
yang diteliti. Secara terinci, metode analisis dilakukan dijelaskan pada paragraph berikutnya.

Pertama, analisis customer expectation, yaitu: (1) analisis terhadap harapan pelanggan dan apa
yang dilakukan oleh para pesaing di setiap segmen terkait dengan harapan pelanggan tersebut. Adapun
alat analisisnya berupa studi banding kompetitor (Benchmarking), yaitu melihat apa yang dilakukan
oleh perusahaan pesaing di bidang casting produk komponen kompresor (di setiap segmennya),
sehingga kita dapat memperlakukan pelayanan kita relatif sama atau lebih sedikit, sekaligus menjaga
dinamikanya; (2) analisis terhadap pengaruh lain yang dapat membentuk/mengubah harapan atau
ekspektasi pelanggan di setiap segmen tersebut. Adapun alat analisisnya berupa SWOT (strength,
weakness, opportunity, threat) terhadap apa yang selama ini telah menjadi kekuatan dan kelemahan
PT. Jaya Indah Casting dalam pelayanan, serta melihat berbagai peluang untuk dapat memberikan
yang lebih/berbeda di mata pelanggan, sekaligus ancaman datangnya pesaing baru atau pesaing lama
dengan strategi baru.
Kedua, analisis process capability, yaitu: (1) analisis kapabilitas proses dan pemetaannya
(process mapping) di perusahaan saat ini. Alat analisis yang digunakan adalah process mapping, yaitu
memahami urut-urutan proses inti serta keterkaitannya satu sama lain di dalam perusahaan sehingga
dapat ditentukan sampai seberapa jauh suatu pelayanan dapat diberikan kepada pelanggan dan
menghindari terjadinya over promised yang dapat berbuntut kepada ketidakpuasan pelanggan; (2)
analisis fleksibilitas proses terkait dengan seberapa bebas/fleksibelnya mengubah/memperbaiki
performansi proses yang telah ada tersebut. Alat analisis yang digunakan adalah contingency plan
(Worstcase scenario), yaitu melihat kembali di lapangan apakah sistem, prosedur dan instruksi kerja
yang ada dapat beradaptasi dengan perubahan serta memiliki fleksibilitas untuk hal/kejadian yang
tidak terduga sebelumnya. Apakah pada saat hal/kejadian tersebut muncul, terjadi penurunan standar
pelayanan yang signifikan?

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis dan penilaian lingkungan (environment assessment) perusahaan multinasional seperti


PT. Jaya Indah Casting lebih rumit daripada perusahaan domestik karena harus menilai beberapa
lingkungan secara bersamaan. Sekumpulan faktor-faktor lingkungan eksternal, lingkungan industri,
kekuatan pemicu dan faktor kunci keberhasilan mempengaruhi pemilihan arah dan tindakan suatu
perusahaan, akhirnya berdampak pada struktur organisasi dan proses internalnya. Akurasi analisis
metode kuantitatif dan kualitatif dalam peramalan masih diperdebatkan dan kebanyakan riset masih
memenangkan model kuantitatif, tetapi perbedaan hasil yang diperoleh kedua metode ini seringkali
tipis saja. Beberapa model analisis yang dipakai untuk meramal faktor-faktor di atas adalah:

Analisis SWOT
Secara keseluruhan analisis ini menyoroti peranan sentral bahwa identifikasi kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan berperan dalam pencarian strategi yang efektif oleh perusahaan.
Peluang dan ancaman eksternal secara sistematis dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan
internal dalam pendekatan yang terstruktur. Walaupun analisis SWOT menyoroti peranan dari analisis
internal dalam mengidentifikasi strategi-strategi yang sehat, analisis SWOT tidak menjelaskan
bagaimana manajer mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan internal.

Analisis Internal
Analisis internal sebagai suatu proses yaitu menggambarkan profil perusahaan sebagai proses
yang mempunyai beberapa langkah, antara lain: identifikasi dan penilaian faktor-faktor internal
strategis serta membandingkan dengan faktor-faktor yang berhasil dalam industri. Adapun alat-alat
analisis yang digunakan adalah: (1) Studi banding kompetitor (benchmarking), dipakai untuk
menganalisis pendekatan pelanggan baru dan tantangan untuk meraih kualitas standar internasional;
(2) process mapping, dipakai untuk menganalisis tantangan ke bidang baru dan produk baru,
pemberian pelayanan kepuasan pelanggan dan lokasi;(3) contingency plan, dipakai untuk menganalisis
tantangan untuk meraih kualitas standar internasional, pemberian pelayanan kepuasan pelanggan dan
peralatan utama.

Analisis Lingkungan Eksternal


Ada beberapa faktor eksternal yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya sehingga
mempengaruhi proses atau operasi keputusan strategi industri di bidang kulkas dan AC serta
perusahaan pengecoran logam (casting) produk komponen kompresor selaku pemasok. Analisis dan
diagnosis lingkungan eksternal memberikan waktu kepada para penyusun strategi untuk
mengantisipasi kesempatan-kesempatan dan merencanakan tanggapan atau reaksi terhadap lingkungan
tersebut.
Faktor-faktor yang bersumber dari luar seperti: ekonomi, politik, ekologi dan teknologi
biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional perusahaan. Lingkungan ini memberikan
kesempatan-kesempatan, ancaman-ancaman dan kendala bagi perusahaan, akan tetapi jarang suatu
perusahaan tunggal mempunyai pengaruh timbal balik yang berarti.

Faktor Ekonomi
Glueck menyatakan bahwa keadaan ekonomi pada saat sekarang dan dalam masa depan dapat
mempengaruhi nasib baik dan strategi perusahaan. Berbagai faktor ekonomi yang spesifik harus
dianalisis perusahaan meliputi: tingkat siklus bisnis, trend inflasi atau deflasi harga barang dan jasa,
kebijakan moneter, tarip bunga dan devaluasi atau revaluasi serta kebijakan perpajakan. Setiap elemen
faktor ekonomi tersebut dapat membantu atau merintangi pencapaian tujuan dan kesuksesan atau
kegagalan perusahaan (Supriyono, 1993, Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis) Permintaan
produk elektronika di Indonesia khususnya kulkas dan AC diproyeksikan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Hal tersebut ditunjukkan pada perkembangan permintaan dari tahun 2000 sampai
tahun 2005 berikut ini:

Jenis Satuan 2000 2001 2002 2003 2004 2005


Kulkas Unit 768.000 953.270 1,5 Juta 1,6 Juta 1,944 Juta 1,9 Juta
AC Set 28.538 24.680 400.000 400.000 898.000 1 Juta
Sumber: Depperindag, Gabel, EMC dan BPS (diolah)

Puncak permintaan tertinggi terjadi pada tahun 2004, sedangkan tahun 2005 jumlah
permintaan masih tinggi tetapi jumlah order pada kuartal keempat cenderung turun karena laju inflasi
yang tinggi sekitar 17,11% dan menyebabkan kelesuan ekonomi nasional serta berdampak langsung
bagi perusahaan sehingga tingkat penjualan menurun.
Faktor Ekologi

Ancaman terhadap ekologi yang utama disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu
masyarakat industrial biasa dinamakan polusi. Sebagai penyebab utama polusi ekologis, bisnis
sekarang memikul tanggung jawab untuk meniadakan hasil samping beracun dari proses manufaktur
dan membersihkan kembali lingkungan yang telah tercemar. Masalah utama yang dihadapi PT.
SANYO Indonesia adalah pemakaian freon (CFC R-22) yang terdapat dalam instalasi pendingin
kompresor lemari es/kulkas dan AC termasuk bahan yang tidak ramah lingkungan. Mengacu pada
’Kyoto Protokol’, Chlorofluorocarbon (CFC) termasuk zat yang dapat merusak lapisan ozon yang
harus dieliminasi dan diganti dengan zat kimia lainnya. Tidak sedikit anggaran yang dikeluarkan
perusahaan untuk melakukan penelitian agar memperoleh bahan pengganti. Kesimpulan sementara
didapatkan bahwa untuk mengganti freon harus mengubah instalasi kompresor. Hal ini akan menjadi
ancaman bisnis bagi PT. SANYO Indonesia maupun PT. Jaya Indah Casting dan pemasok lainnya.
Diperlukan cost yang tinggi dan waktu lama untuk merealisasikannya. Salah satu solusi pemerintah
yang cukup melegakan adalah diperbolehkannya penggunaan jenis freon ‘musi biru’ produksi PT.
Pertamina.
Faktor Teknologi

Upaya menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan casting produk komponen
kompresor kulkas dan AC harus mewaspadai perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya.
Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyemp
urnaan produk yang sudah ada atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran.
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi adalah harapan masa depan perusahaan yang realistik, bisa dicapai dan menarik. Definisi
lainnya adalah jabaran tujuan ke mana perusahaan harus menuju, masa depan yang lebih baik dan
lebih sukses. Makna visi bagi PT. Jaya Indah Casting telah menumbuhkan komitmen dan memotivasi
karyawan untuk bekerja dengan kualitas prima. Kesungguhan seluruh karyawan untuk membuat
perusahaan pengecoran logam (casting) yang berkualitas internasional telah ditunjukkan dengan
diraihnya dua sertifikasi sekaligus, yaitu ISO 14001 tahun 1999 dan ISO 9002 tahun 2000. Kedua
sistem tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses awal sampai akhir.

Rumusan misi PT. Jaya Indah Casting melalui penekanan pada cost, quality dan delivery
mampu memberikan manajer kesamaan arah serta mengatasi semua kebutuhan individual yang
bersifat sempit dan sementara. Rumusan ini mendorong adanya kebersamaan di semua departemen
dan mengkonsolidasi nilai-nilai bersama di kalangan karyawan. Melalui rumusan misi pihak luar yang
berkepentingan, yaitu pelanggan, pemasok, pesaing, masyarakat setempat dan masyarakat luas dapat
melihat nilai-nilai yang dianut perusahaan.

Membuat produk dengan biaya rendah, kualitas standar internasional dan pengiriman yang
cepat adalah strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Ketiga hal rumusan misi tersebut telah
mencerminkan keinginan atau tujuan perusahaan untuk memastikan kelangsungan hidup (survival)
melalui pertumbuhan (growth) dan profitabilitas (profitability). Upaya manajemen puncak agar visi,
misi dan tujuan perusahaan menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari maka setiap awal bulan
seluruh karyawan diberikan pengarahan tentang kondisi terbaru beserta kiat-kiat yang harus dilakukan.
Di setiap pertemuan antar departemen dan level manajemen target implementasi yang telah ditetapkan
selalu dikontrol dan dievaluasi tingkat pencapaiannya.

PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor lingkungan eksternal, lingkungan industri, kekuatan


pemicu, faktor kunci keberhasilan dan analisis internal perusahaan beserta evaluasinya, dapat diambil
kesimpulan bahwa permintaan kulkas dan AC di Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun
sehingga peluang bisnis masih terbuka. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya jumlah
produksi komponen kompresor PT. SANYO Indonesia sebagai satu-satunya penghasil kompresor
kulkas dan AC di dalam negeri. PT. Jaya Indah Casting sebagai salah satu pemasok komponen casting
cukup survive/win dalam menghadapi competitor. Terbukti bahwa sekitar 60% perolehan order ke PT.
SANYO Indonesia lebih telah dikuasai. Sebenarnya perusahaan masih memiliki peluang untuk
mendapatkan tambahan order dari pelanggan apabila penerapan strategi tepat dan maksimal sehingga
kapasitas terpasang dapat dioptimalkan. Kenyataan memperlihatkan bahwa hal tersebut belum tercapai
dan profit yang didapat baru setara dengan standar industri atau terkadang di bawahnya.

Hal-hal yang mempengaruhi kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai factor. Pertama
adalah faktor-faktor eksternal yang bersumber dari luar seperti: ekonomi, politik, ekologi dan
teknologi saling berinteraksi antara satu dengan lainnya sehingga mempengaruhi proses atau operasi
keputusan strategi industri di bidang kulkas dan AC serta perusahaan pengecoran logam (casting)
produk komponen kompresornya selaku pemasok. Lingkungan ini memberikan kesempatan-
kesempatan, ancaman-ancaman dan kendala bagi perusahaan, akan tetapi jarang suatu perusahaan
tunggal mempunyai pengaruh timbal balik yang berarti. Faktor ekonomi ditandai dengan permintaan
produk elektronik di Indonesia khususnya kulkas dan AC diproyeksikan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun, tetapi di tahun 2005 sampai awal tahun 2006 mengalami penurunan akibat inflasi yang
dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Saran
Dilihat dari kesimpulan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa strategi yang ditempuh PT. Jaya Indah
Casting masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan yang berakibat pemanfaatan kapasitas
terpasang belum optimal. Oleh karena itu PT. Jaya Indah Casting disarankan untuk melakukan
penelaahan kembali terhadap sistem yang sedang berjalan saat ini, mengadakan perbaikan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (1) Selama ini prioritas customer hanya di PT. SANYO
Indonesia, akibatnya tingkat ketergantungan sangat tinggi. Perusahaan harus segera mempercepat
penetrasi ke pasar dan bidang lain agar kapasitas terpasang dapat dimaksimalkan; (2) Pelatihan
departemen Technical Support agar lebih diintensifkan agar produk-produk baru dan modifikasinya
yang baru diterima dari customer dapat segera diwujudkan sehingga kepercayaan customer baru
bertambah dan biaya uji coba tidak tinggi; (3) Beberapa departemen yang belum ada posisi baik
supervisor maupun leader sebaiknya segera dilakukan pengangkatan atau pengisian posisi untuk
menambah solidnya komunikasi dan koordinasi antar fungsi; (4) Perusahaan hendaknya
mengakomodasi dan mengapresiasi jenjang pendidikan dan sertifikasi keahlian agar lebih memotiv
karyawan untuk berprestasi dan menambah aset bagi perusahaan; (5) Strategi pertumbuhan yang baru
dimulai harus lebih diintensifkan dengan melibatkan semua pihak agar perusahaan mempunyai
kekuatan lebih dalam menghadapi persaingan dan bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, J., Render, B. (2004). Operations Management (7th ed.). New Jersey: Pearson Education.
Porter, Michael. (1980). Competitive Analysis. New York: Free Press.
Porter, Michael. (1985). Competitive Advantage. New York: Free Press.
PT. Jaya Indah Casting. (2002). Business Strategy for 2002: Reform and Action. Bekasi.
PT. Jaya Indah Casting. (2003). 2003 JIC Emphasis Measure: Independence Year 2003. Bekasi.
PT. Jaya Indah Casting. (2005). Data of Employee 2000-2005. Bekasi.
PT. Jaya Indah Casting. (2006). Financial Statements 2001-2006. Bekasi.
PT. SANYO Indonesia. (2000). Environmental Report. Bekasi.
Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang: Pengelolaan
Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Sekertariat Negara. Jakarta.
Supriyono. (1993). Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis (edisi pertama). Yogyakarta:
BPFE.
Thompson, A., Strickland, A.J., Gamble, J. (2005). Crafting and Executing Strategy (14th ed.).
New
York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai