Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PASAR MONOPOLI
Mata kuliah : Ekonomi Mikro
Dosen pengampu : Budi Purnomo Saputro, S.Kom, M.M

Oleh kelompok 2 :
1. Fifin Dita Utami (141230406)
2. Muhammad Furqon Al Hafidz (141230420)
3. Naura Faradilla Johar Ahadi (141230421)
4. Nanda Kusuma Wijaya (141230422)
5. Shela Putri Ananta (141230428)

KELAS L

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”YOGYAKARTA 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3
BAB I ..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
3.1 Mengapa Muncul Monopoli .................................................................................................... 6
2.1.1 Monopoli Sumber Daya ........................................................................................................ 6
2.1.2 Monopoli yang Diciptakan oleh Pemerintah ........................................................................ 7
2.1.3 Monopoli Alamiah ................................................................................................................ 8
3.2 Bagaimana Monopoli Membuat Keputusan Mengenai Produksi dan Harga ......................... 10
2.2.1 Monopoli versus Kompetisi ................................................................................................ 10
2.2.2 Pendapatan Monopoli ......................................................................................................... 11
2.2.3 Memaksimalisasi Keuntungan ............................................................................................ 13
2.2.4 Keuntungan Monopoli ........................................................................................................ 14
3.3 Beban Kesejahteraan Dari Monopoli ..................................................................................... 15
2.3.1 Kerugian Beban Baku ......................................................................................................... 16
2.3.2 Keuntungan Monopoli : Suatu Beban Sosial? .................................................................... 17
3.4 Diskriminasi Harga ................................................................................................................ 17
2.4.1 Sebuah Cerita Tentang Penetapan Harga ............................................................................ 18
2.4.2 Pelajaran dari Cerita ............................................................................................................ 18
3.5 Kebijakan Politik Mengenai Monopoli .................................................................................. 18
2.5.1 Meningkatkan Kompetisi dengan Undang-Undang Antipakat ........................................... 18
2.5.2 Mengatur Perilaku-Perilaku Monopoli…………………………………………………….20
2.5.3 Kepimilikan Publik ............................................................................................................. 20
2.5.4 Tidak Melakukan Apa-Apa ................................................................................................. 20
BAB III ........................................................................................................................................ 21
PENUTUP ................................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 21
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah tentang "Pasar Monopoli".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Budi Purnomo
Saputro, S.Kom, M.M. atas bimbingannya sehingga tersusunnya makalah ini. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
bentuk diskusi sehingga tersusunnya makalah ini. Atas dukungan moral dan materiil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik
yang membangun agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya
ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan mampu menginspirasi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu (Mankiw,
2019 : 74). Sebagai sebuah kelompok, konsumen memutuskan berapa permintaan terhadap
produk atau jasa tersebut, dan sebagai kelompok lain, penjual menentukan kuantitas produk atau
jasa tersebut. Pasar dikembangkan melalui proses pertemuan hingga kontrak disetujui. Pasar
mempunyai lima fungsi utama. Kelima fungsi utama yang sudah disebutkan sebelumnya adalah :
a. pasar menetapkan nilai (sets value). Dalam ekonomi pasar, harga merupakan ukuran nilai; b.
pasar mengorganisir produksi. Dengan adanya harga-harga faktor produksi di pasar, maka akan
mendorong produsen (entrepreneur) memilih metode produksi yang efisien; c. pasar
mendistribusikan barang. Kemampuan seseorang untuk membeli barang tergantung pada
penghasilannya; d. pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan (rationing). Penjatahan adalah
inti dari adanya harga; e. pasar mempertahankan dan mempersiapkan keperluan di masa yang
akan datang (Sudarman, 1989).
Menurut Sadono (1994), pasar memiliki berbagai macam bentuk. Dalam hal perekonomian,
pasar bisa dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar
persaingan monopolistis, dan pasar oligopoli. Pada bab sebelumnya kita telah mengkaji pasar
persaingan, dimana banyak perusahaan yang menjual produk serupa, sehingga masing-masing
perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap produk yang dijualnya. Di sisi lain,
suatu monopoli tidak memiliki pesaing sehingga dapat mempengaruhi harga produk yang
dijualnya. Jika perusahaan kompetitif disebut pembuat harga, maka perusahaan monopoli disebut
pembuat harga. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan membahas implikasi-implikasi
dari kekuatan pasar monopoli dan bagaimana kekuatan pasar monopoli mengubah hubungan
antara biaya suatu perusahaan dan harga barang jualnya di pasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu monopoli?
2. Alasan bagaimana monopoli bisa terjadi dan apa saja hambatan untuk masuk ke pasar
monopoli?
3. Bagaimana perusahaan monopoli memutuskan seberapa banyak barang yang diproduksi
dan berapa harga jualnya?
4. Apakah monopoli adalah cara yang terbaik untuk menjalankan suatu pasar?
5. Apa makna dari diskriminasi harga dan bagaimana diskriminasi harga dapat
memengaruhi kesejahteraan sosial?
6. Bagaimana tindakan pemerintah mengenai monopoli?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan monopoli.
2. Memahami alasan perihal bagaimana monopoli bisa terjadi dan mengetahui apa saja
hambatan yang dihadapi perusahaan untuk masuk ke pasar monopoli?
3. Mengetahui bagaimana monopoli memutuskan seberapa banyak barang yang akan
dihasilkan dan berapa harga jual barang tersebut.
4. Mengetahui apakah monopoli adalah cara yang terbaik untuk menjalankan suatu pasar.
5. Mengetahui apa itu diskriminasi harga dan bagaimana kesejahteraan sosial dapat
terpengaruh oleh diskriminasi harga.
6. Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah terhadap monopoli.

BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Mengapa Muncul Monopoli


Suatu perusahaan dikatakan monopoli (monopoly) ketika perusahaan tersebut adalah satu-
satunya penjual suatu barang dan barang tersebut tidak ada barang pengganti atau barang
subtitusinya. Penyebab yang mendasari atas munculnya monopoli adalah hambatan untuk masuk.
Suatu monopoli terus menjadi pemain independen di pasarnya karena berbagai perusahaan lain
tidak mampu masuk ke pasar itu dan bersaing dengannya.
Tiga hal utama yang mengakibatkan hambatan untuk masuk :
 Monopoli atas sumber daya : suatu sumber daya utama hanya dimiliki oleh satu
perusahaan.
 Peraturan pemerintah : pemerintah memberikan hak ekslusif kepada satu perusahaan
untuk membuat barang atau jasa tertentu.
 Proses produksi : satu perusahaan dapat memproduksi keluaran dengan biaya yang lebih
rendah dibandingkan yang bisa digunakan oleh kebanyakan produsen lainnya.
2.1.1 Monopoli Sumber Daya
Cara yang sesederhana mungkin bagi suatu perusahaan untuk melakukan monopoli adalah
dengan memiliki suatu sumber daya utama. Sebagai contoh adalah pasar untuk air di sebuah kota
kecil di era Old West (Amerika, di pertengahan abad ke-19). Jika masyarakat yang tinggal di kota
punya sumur, maka modelnya kompetisi yang dibahas pada bab sebelumnya menjelaskan praktik
para penjual . Akibatnya, harga satu galon air akan turun hingga ke titik harga memompa satu
galon air. Namun, jika hanya ada satu sumur di kota dan tidak ada akses air di mana pun selain
rumah pemiliknya Sumur mempunyai hak eksklusif atas air. Tidak mengherankan bahwa
pemonopoli memiliki kekuatan pasar yang jauh lebih besar daripada perusahaan lainnya di pasar
persaingan. Jika barang yang dijual merupakan kebutuhan primer , seperti air , maka pemonopoli
dapat meminta harga yang sangat tinggi, meskipun memompa satu galon air memiliki biaya
marginal yang rendah.
Contoh klasik dari kekuatan pasar yang berasal dari kepemilikan sumber daya utama adalah
pada perusahaan DeBeers , perusahaan berlian dari Afrika Selatan yang diidirikan pada tahun
1888 oleh Cecil Rhodes, seorang pengusaha dari Inggris sekaligus donator dari beasiswa
Rhodes), DeBeers saat ini menguasai hampir 80 persen produksi dari pertambangan berlian di
seluruh dunia. Oleh karena pangsa pasarnya kurang dari 100 persen , DeBeers bukan monopoli
sempurna, namun memiliki pengaruh yang substansial atas harga berlian di seluruh dunia .
Pada dasarnya, kepemilikan tunggal atas sumber daya utama akan menyebabkan monopoli.
Dalam praktiknya, monopoli jarang sekali terjadi karena kondisi perekonomian yang sebenarnya
sangatlah besar, dengan bermacam-macam sumber daya yang dimiliki oleh orang banyak.
Dikarenakan banyaknya barang yang diperdangangkan secara internasional, maka ruang lingkup
alamiah dari pasar tersebut juga seluruh dunia. Oleh sebab itu, tidak banyak contoh perusahaan
yang memiliki sumber daya yang tidak dapat tergantikan.
2.1.2 Monopoli yang Diciptakan oleh Pemerintah
Monopoli terjadi sebab pemerintah telah memberikan hak ekslusif terhadap individu atau
perusahaan untuk menjual barang ataupun jasa. Monopoli sering kali diakibatkan oleh pengaruh
politik calon pelaku monopoli. Misalnya, dahulu raja hanya memberikan izin berbisnis dengan
teman dan sekutunya. Negara juga dapat menawarkan monopoli jika keputusan tersebut
dianggap demi kepentingan nasional.
Paten dan hak cipta adalah dua contoh penting. Ketika sebuah perusahaan farmasi menemukan
obat baru. Perusahaan dapat mengajukan paten obat tersebut kepada pemerintah. Jika pemerintah
menetapkan bahwa obat tersebut benar-benar baru, paten akan diberikan, sehingga perusahaan
obat tersebut memberikan hak eksklusif untuk memproduksi dan menjual obat tersebut selama
20 tahun. Demikian pula, novelis dapat mendaftarkan hak cipta atas bukunya. Hak Cipta
merupakan jaminan pemerintah bahwa orang lain tidak dapat mencetak dan menjual suatu
ciptaan tanpa izin pencipta. Hak cipta ini memberi para novelis monopoli atas penjualan buku
mereka.
Dampak dari hak paten dan hak cipta dengan mudah terlihat. Ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa peraturan ini memberikan kekuasaan kepada produsen untuk mengendalikan pasar
sepenuhnya, sehingga harga produk yang mereka hasilkan cenderung lebih tinggi jika
dibandingkan dengan produk tersebut dijual di pasar yang bersaing. Namun, dengan izin
monopoli ini untuk menetapkan harga tinggi dan menghasilkan keuntungan lebih besar, kita bisa
mengharapkan beberapa hasil yang diinginkan. Perusahaan farmasi diizinkan untuk menguasai
obat-obatan yang mereka temukan, memungkinkan mereka untuk terus melakukan penelitian
yang membutuhkan dana besar. Penulis buku diberikan hak eksklusif atas karya tulisannya untuk
memastikan penghasilan yang mencukupi dan memungkinkan mereka untuk terus menciptakan
karya yang lebih baik. Oleh karena itu, peraturan mengenai hak paten dan hak cipta memiliki
dampak positif dan negatif. Sisi positif dari hak paten dan hak cipta adalah insentif yang jauh
lebih tinggi untuk mendorong kreatifitas. Sedangkan, sisi negatif dari hak paten dan hak cipta
adalah beredarnya biaya terkait harga yang ditentukan di pasar monopoli.
2.1.3 Monopoli Alamiah
Menurut Mankiw (2019), monopoli alamiah (natural monopoly) adalah monopoli yang muncul
karena adanya suatu perusahaan yang dapat menyediakan barang atau jasa kepada seluruh pasar
yang membutuhkan barang atau jasa tersebut, dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dua
atau tiga perusahaan sekaligus. Suatu industri dapat dikatakan monopoli alamiah, jika suatu
perusahaan bisa menyediakan barang atau jasa kepada seluruh pasar yang membutuhkan dengan
biaya yang lebih kecil dibandingkan dua atau tiga perusahaaan dengan bersamaan. Suatu
monopoli alamiah muncul jika adanya skala ekonomi (economies of scales), di suatu jangkauan
keluaran tertentu yang sesuai. Pada gambar dibawah ini menampilkan, biaya total rata-rata dari
suatu perusahaan independen bisa menghasilkan keluaran sejumlah berapapun dengan biaya
yang minim. Artinya, dengan keluaran yang berjumlah berapapun, sejumlah perusahaan akan
menghasilkan jumlah keluaran-per-perusahaaan yang lebih sedikit, sementara biaya total rata-
ratanya akan lebih tinggi.

Salah satu contoh monopoli alamiah adalah distribusi air. Agar air tersedia kepada masyarakat
suatu kota, sebuah perusahaan harus membangun jaringan pipa di setiap penjuru kota. Jika
terdapat dua perusahaan atau lebih yang bersaing secara sekaligus dalam penyediaan jasa
tersebut, masing-masing perusahaan wajib membayar biaya tetap yang merupakan pembangunan
jaringan. Oleh karena itu, biaya total rata-rata dari penyediaan distribusi air akan minimal jika
hanya terdapat satu perusahaan yang melayani seluruh pasar.
Ketika suatu perusahaan adalah perusahaan monopoli alamiah, perusahaan tersebut akan tidak
terlalu peduli dengan berbagai perusahaan baru yang masuk ke pasar dan tidak terlalu khawatir
akan mengurangi kekuatan monopoli perusahaan tersebut. Umumnya suatu perusahaa menemui
kesulitan dalam menjaga posisi monopolinya jika perusahaan tesebut tidak memiliki suatu
sumber daya utama, atau perlindungan dari pemerintah. Keuntungan si pemonopoli menarik
pihak-pihak lain untuk masuk ke dalam pasar, dan pihak-pihak yang baru ini membuat pasar
tersebut menjadi lebih kompetitif. Sebaliknya, masuk ke pasar dimana terdapat perusahaan lain
yang monopoli alamiah tidaklah menarik. Perusahaan yang berminat untuk masuk sadar bahwa
mereka tidak dapat mencapai tingkat biaya yang sama rendahnya dengan si pemonopoli karena
setelah mereka masuk ke pasar, masing-masing harus berbagi jumlah permintaan di pasar itu.
Besarnya pasar adalah penentu utama apakah suatu industri merupakan monopoli alamiah atau
tidak.

3.2 Bagaimana Monopoli Membuat Keputusan-Keputusan Mengenai


Produksi dan Harga
2.2.1 Monopoli vs Kompetisi
Perbedaan utama antara perusahaan kompetitif dan monopoli terletak pada kemampuan
monopoli untuk mempengaruhi harga pasar dari output yang dijualnya. Perusahaan pesaing
berukuran relatif kecil terhadap pasar di mana ia beroperasi, sehingga tidak mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi harga produk yang dihasilkannya (price taker). Sebaliknya,
karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya produsen di pasar, maka perusahaan
monopoli dapat mengubah harga barang tersebut dengan cara menyesuaikan jumlah barang yang
ditawarkan ke pasar (price maker).

Karena perusahaan kompetitif menjual sebanyak mungkin pada harga tersebut, kurva
permintaan untuk produk tersebut berbentuk garis horizontal, seperti pada panel (a) pada
Gambar 2. Akibatnya, perusahaan kompetitif menjual suatu barang mempunyai banyak
substitusi sempurna lainnya, kurva permintaan perusahaan yang ada di pasar bersifat elastis
sempurna.
Sebaliknya, karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya produsen di pasar, maka kurva
permintaannya adalah kurva permintaan pasar. Oleh karena itu, kemiringan kurva permintaan
perusahaan monopoli adalah negatif---atau menurun---untuk semua alasan yang ada, seperti pada
panel (b) pada Gambar 2. Jika perusahaan monopoli menaikkan harganya harga barang, maka
pembelian barang akan menurun. Jika perusahaan monopoli mengurangi jumlah produksi, maka
harga produksi akan meningkat.
Kurva permintaan pasar memberikan batasan pada kemampuan perusahaan monopoli untuk
mengeksploitasi kekuatan pasar yang dimilikinya. Perusahaan monopoli akan memilih, jika
memungkinkan, untuk menjual barangnya pada harga tinggi dengan cara menjual sebanyak
mungkin pada harga tinggi tersebut. Kurva permintaan pasar membuat hal ini tidak mungkin
terjadi. Dengan menyesuaikan jumlah barang yang diproduksi (atau, , seperti mengubah harga),
perusahaan monopoli dapat memilih titik mana pun pada kurva permintaan , namun tidak dapat
memilih titik yang tidak melintasi kurva permintaan . oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa
tujuan perusahaan monopoli adalah memaksimalkan keuntungan.
2.2.2 Pendapatan Monopoli

Tabel 1 menunjukkan bagaimana pendapatan perusahaan monopoli bergantung pada jumlah air
yang diproduksi.
Dua kolom pertama menunjukkan skedul permintaan si pemonopoli. Jika perusahaan monopoli
memproduksi 1 galon air, harganya $10. Jika perusahaan monopoli memproduksi 2 galon air,
harganya harus turun menjadi $9, untuk kedua galon air yang terjual. Jika perusahaan monopoli
memproduksi 3 galon, , harganya harus turun menjadi $8, dan seterusnya.
Kolom ketiga menunjukkan total pendapatan perusahaan monopoli. jumlah ini sama dengan
jumlah barang terjual (dari kolom pertama) dikalikan harga (dari kolom kedua ).
Kolom keempat menghitung pendapatan rata-rata perusahaan monopoli, jumlah pendapatan
yang diterima perusahaan per unit yang terjual. Kita menghitung pendapatan rata-rata dengan
mengambil nilai total pendapatan di kolom ketiga dan membaginya dengan total output di kolom
pertama.
Kolom terakhir Tabel 1 menghitung pendapatan marjinal perusahaan monopoli , artinya
pendapatan yang diterima perusahaan adalah untuk setiap tambahan unit output yang dijual.
Kami menghitung pendapatan marjinal dengan mengambil perubahan pendapatan total jika total
output meningkat sebesar 1 unit. Tabel 1 menunjukkan hasil penting untuk memahami perilaku
monopoli: Pendapatan marjinal perusahaan monopoli selalu lebih kecil dari harga barang yang
dijualnya.
Ketika perusahaan monopoli meningkatkan jumlah barang yang terjual, terdapat dua pengaruh
terhadap pendapatan total (P x Q):
 Efisiensi produksi: Semakin banyak diproduksi, semakin tinggi Q, yang cenderung ke
arah peningkatan Total penghasilan.
 Pengaruh harga : Harga akan turun, P lebih rendah, cenderung menurunkan pendapatan
total.
Ketika perusahaan kompetitif meningkatkan output sebesar satu unit, harga pasar tidak berubah
dan pendapatan masa lalu perusahaan tidak berkurang.
2.2.3 Maksimalisasi Keuntungan

Gambar tersebut menunjukkan kurva permintaan, kurva pendapatan marjinal, dan kurva biaya
bagi perusahaan monopoli.
Bayangkan perusahaan hanya memproduksi output dalam jumlah rendah, seperti Q1. Dalam hal
ini, biaya marjinal lebih kecil dari pendapatan marjinal. Jika perusahaan meningkatkan output
sebesar satu unit, pendapatan tambahan akan melebihi biaya tambahan dan keuntungan akan
meningkat. Oleh karena itu, ketika biaya marjinal lebih kecil dari pendapatan marjinal,
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan memproduksi lebih banyak.
Hal yang sama dapat diterapkan pada tingkat output yang tinggi, seperti Q2. Dalam hal ini,
biaya marjinal lebih besar dari pendapatan marjinal. Jika suatu perusahaan mengurangi output
sebanyak satu unit, penghematan biaya mungkin melebihi pendapatan yang hilang. Oleh karena
itu, jika biaya marjinal lebih besar dari pendapatan marjinal, maka perusahaan dapat
meningkatkan laba dengan mengurangi produksi barang.
Akibatnya, perusahaan akan menyebabkan output mencapai Qmax, dimana pendapatan
marjinal sama dengan biaya marjinal. Oleh karena itu, jumlah yang memaksimalkan
keuntungan perusahaan monopoli ditentukan oleh perpotongan kurva pendapatan marjinal dan
kurva biaya marjinal. Pada gambar tersebut, perpotongan terjadi di titik A.
Perusahaan kompetitif memiliki kuantitas output dimana pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal. Jika dilihat dari perspektif ini, perusahaan kompetitif dan perusahaan monopoli
terlihat serupa. Namun, ada perbedaan di antara keduanya: pendapatan marjinal perusahaan
kompetitif sama dengan harganya, sedangkan pendapatan marjinal perusahaan monopoli lebih
kecil dari harganya.
Untuk perusahaan kompetitif: P=MR=MC
Untuk monopoli: P>MR=MC
Persamaan pendapatan marjinal dan biaya marjinal selama laba dimaksimalkan adalah sama
untuk kedua jenis Perusahaan. Perbedaannya terletak pada hubungan antara harga, pendapatan
marjinal dan biaya marjinal.
2.2.4 Keuntungan Monopoli
Seberapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan monopoli? Ingatlah bahwa laba
sama dengan pendapatan total (TR) dikurangi biaya total (TC) :
Keuntungan = TR – TC
Kita dapat menuliskannya sebagai
Keuntungan = ( TR/Q – TC/Q ) × Q
TR/Q adalah pendapatan rata-rata yang sama dengan harga (P) dan TC/Q adalah biaya total rata-
rata ATC, dengan demikian,
Keuntungan = ( P – ATC ) × Q

Lihatlah kotak yang diarsir pada gambar di atas. Tinggi kotak (segmen BC) adalah harga
dikurangi total biaya rata-rata P – ATC, dimana adalah keuntungan dari satu unit barang yang
terjual. Lebar kotak (segmen DC) sesuai dengan jumlah barang yang terjual Qmax. Jadi, ini
merupakan total keuntungan perusahaan monopoli ini.

Bagaimana perusahaan monopoli mencapai harga yang memaksimalkan keuntungan untuk


produknya?
Kurva permintaan menjawab pertanyaan ini karena kurva permintaan menghubungkan jumlah
konsumen yang bersedia membayar dengan jumlah barang yang terjual. Ketika perusahaan
monopoli telah memilih jumlah output yang membuat nilai pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal, perusahaan akan menggunakan kurva permintaan untuk mencapai harga yang
konsisten dengan kuantitas tersebut. Pada gambar, harga dimana memaksimalkan keuntungan
berada di titik B.
3.3 Beban kesejahteraan dari monopoli
Monopoli sangat berbanding terbalik dengan Perusahaan kompetitif, karena jika dilihat dari
sudut pandang konsumen, harga tinggi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan ekonomi
menjadikan monopoli tidak diminati. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang Perusahaan,
mereka membuat harga tinggi membuat monopoli menjadi diminati. Jika dilihat Kembali apakah
ada kemungkinan manfaat bagi pemilik perusahaan ini melebihi beban yang ditimbulkan kepada
konsumen sehingga monopoli menjadi hal yang diminati oleh seluruh Masyarakat?
2.3.1 Kerugian beban baku
Dalam perencanaan sosial yang baik saat menjalankan monopoli tidak hanya melihat
bagaimana sebuah perusahaan bisa mendapat keuntungan, tetapi juga memanfaatkan sesuatu
yang diterima oleh konsumen dengan cara memanfaatkan surplus total yang sama dengan surplus
produsen ditambah surplus konsumen atau sama dengan nilai barang bagi konsumen dikurangi
biaya bagi pelaku monopoli untuk memproduksi barang tersebut.

Pada kurva tersebut, kurva permintaan menggambarkan nilai barang tersebut bagi kosumen,
sebagaiman diukur oleh kerelaan mereka mengeluarkan uang untuk membeli barang tersebut.
Kurva biaya marginal menggambarkan biaya-biaya dari pelaku ekonomi. Oleh karena itu jumlah
yang efisien ditemukan saat kurva permintaan berpotongan dengan kurva biaya marginal.
Perbedaan pelaku monopoli dengan perencana sosial adalah, pelaku memilih menjual jumlah
output yang dimana kurva pendapatan marginal berpotongan dengan kurva biaya marginal.
Sedangkan perencana sosial akan menjual jumlah output dimana kurva permintaan berpotongan
dengan kurva biaya marginal. Sehingga pelaku monopoli menghasilkan jumlah keluaran/output
yang sedikit dibandingkan jumlah output yang efisien secara sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan yang menjadi penentuan harga oleh monopoli akan
menghambat terjadinya perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Inefisiensi
monopoli dapat diukur dengan segitiga kerugian beban baku yang diilustrasikan gambar diatas.
Karena kurva permintaan menggambarkan nilai bagi konsumen dan kurva biaya marginal
mencerminkan biaya-biaya pelaku monopoli dalam berproduksi makan area segitiga kerugian
beban baku yang terletak diantara kurva permintaan dengan kurva biaya marginal sama dengan
surplus total yang hilang dikarenakan penetapan harga oleh monopoli. Nilai tersebut merupakan
pengurangan dalam kesejahteraan ekonomi yang dihasilkan dari penggunaan kekuatan pasar oleh
monopoli.
2.3.2 Keuntungan Monopoli: Suatu Beban Sosial?
Suatu perusahaan yang melakukan monopoli akan menerima keuntungan yang lebih besar
dikarenakan perusahaan tersebut memiliki kekuatan dalam mengatur pasar yang dimilikinya.
Akan tetapi, hal ini sebenarnya tidak secara spontan menjadi masalah bagi Masyarakat.
Kesejahteraan dalam pasar monopoli mencakup kesejahteraan kedua pihak yaitu produsen dan
konsumen. Setiap konsumen yang membayar kepada produsen akan mengurangi kekayaan
konsumen dan kekayaan produsen akan bertambah. Apa yang dilakukan konsumen ke pelaku
monopoli ini tidak mempengaruhi surplus total yang ada di pasar. Dengan kata lain, keuntungan
monopoli sendiri tidak menggambarkan mengecilnya kue ekonomi, melainkan ukuran kue
produsen yang menjadi lebih besar daripada konsumen.

3.4 Diskriminasi Harga


Kebanyakan perusahaan melakukan diskriminasi harga atau bisa dibilang perusahaan mencoba
menjual barang yang sama kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda pula
(Mankiw, 2019 : 351)
2.4.1 Sebuah Cerita Tentang Penetapan Harga
Bayangkan seorang individu membayar dua juta dolar kepada penulis buku untuk mendapatkan
hak eksklusif untuk menerbitkan karya mereka. Akibatnya, pendapatan penjual buku dikurangi
dua juta dolar dari penulis. Bagaimana Anda menentukan harga buku itu?
Langkah pertama adalah menentukan seberapa besar permintaan buku tersebut. Selanjutnya,
membagi penetapan harga untuk memaksimalkan keuntungan. Untuk menjual buku dengan
harga yang lebih mahal kepada penggemar setia buku tersebut, buku tersebut dapat dirilis dengan
hardcover yang mahal, lalu dijual dengan harga yang lebih murah dengan cover paperbag untuk
pembaca yang kurang antusias dengan buku tersebut.
Dengan demikian, penerbit berusaha meningkatkan keuntungan mereka dengan melakukan
diskriminasi harga dengan menjual produk yang sama dengan harga yang berbeda.
2.4.2 Pelajaran dari Cerita
Tiga pelajaran tentang diskriminasi harga diberikan dalam cerita yang dipublikasikan oleh
Readalot Publishing sebelumnya. Perusahaan monopoli dapat menggunakan diskriminasi harga
untuk meningkatkan keuntungan mereka. Mereka akan menetapkan harga yang lebih dekat
dengan kerelaan konsumen untuk membayar. Ini membutuhkan kemampuan untuk
mengidentifikasi berbagai jenis konsumen untuk membedakan mereka berdasarkan kerelaan
mereka untuk membayar. Sebagai contoh, konsumen tidak tersebar secara geografis. Oleh karena
itu, diskriminasi harga dapat meningkatkan kesejahteraan social. Ini karena surplus produsen
meningkat daripada surplus konsumen.

3.5 Kebijakan Politik Mengenai Monopoli


Pasar monopoli merupakan pasar yang gagal dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien.
Dalam pasar ini, barang yang diproduksi lebih sedikit dari pada barang yang diminta oleh pasar
dan mengakibatkan harga jual di pasar lebih tinggi dari pada biaya marginal. Adanya
permasalahan monopoli ini membuat pemerintah mengeluarkan satu dari empat kebijakan yang
meliputi :
2.5.1 Meningkatkan Kompetisi dengan Undang-Undang Antipakat
Ketika pasar monopoli sudah benar-benar berjalan tidak sehat, maka pemerintah perlu membuat
kebijakan yang membuat perusahaan-perusahaan monopoli saling berkompetitif.
Cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk membuat pasar monopoli menjadi saling
berkompetitif yaitu dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan Antipakat. Adanya
undang-undang Antipakat membuat pemerintah memiliki wewenang terhadap monopoli swasta,
karena undang-undang antipakat merupakan kumpulan peraturan untuk mengendalikan pasar
monopoli. Undang-undang Antipakat memberikan pemerintah berbagai cara untuk menciptakan
kompetisi, memberikan pemerintah kekuasaan untuk melarang adanya merger atau
penggabungan perusahaan, dan dalam undang-undang ini juga pemerintah diizinkan untuk
memisahkan satu perusahaan menjadi dua atau lebih perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar
pasar berjalan dengan kompetitif. Undang-undang antipakat jika dimaksudkan untuk
menciptakan kesejahteraan sosial, maka pemerintah harus mampu menentukan merger mana
yang baik dan mana yang buruk. Karena terkadang adanya keputusan merger oleh perusahaan
tidak selalu untuk mengurangi kompetisi tetapi untuk menekan biaya perusahaan agar efisien.
2.5.2 Mengatur Perilaku-Perilaku Monopoli
Perlu adanya pengendalian oleh pemerintah dalam monopoli alamiah dengan mengatur pola
perilaku para pelaku monopoli. Dalam aturanya, pemerintah tidak mengizinkan perusahaan
monopoli untuk menetapkan harga semau mereka, namun pemerintahlah yang mengatur harga
jual barang. Ini dilakukan agar terjadi keseimbangan harga dipasar. Pemerintah menetapkan
harga eceran tertinggi dengan tujuan agar konsumen mendapat barang dengan harga yang wajar.
Ketika penetapan harga tertinggi sudah ditetapkan olpeh pemerintah, maka perusahaan monopoli
tidak boleh menjual baranng dengan harga diatas dari penetapan. Namun, jika perusahaan
monopoli ingin menjual barang dengan harga dibawah penetapan tertinggi itu diperbolehkan.
Karena pemerintah hanya menetapkan harga tertinggi.
2.5.3 Kepemilikan Publik
Pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan pengambilan alih perusahaan monopoli swasta
kemudian dijadikan perusahaan pemerintahan. Dalam kebijakan ini, Pemerintah tidak lagi
mengatur monopoli yang dijalankan swasta namun pemerintah yang menjalankan monopoli itu
sendiri. Kebijakan ini kebanyakan digunakan oleh Negara-negara Eropa, dimana utilitas-utilitas
umum publik seperti telepon, air, listrik, dan pos dijalankan dan dimiliki oleh pemerintah.
Namun para ekonom lebih memilih pasar monopoli berjalan secara alamiah dari pada harus
diambil alih pemerintah. Karena menurut para Ekonom kepemilikan perusahaan mempengaruhi
biaya produksi. Dalam monopoli alamiah, ketika pengelola perusahaan memiliki kinerja buruk
dalam menekan biaya, solusi yang akan dilakukan adalah dengan pemecatan. Sedangkan dalam
monopoli publik, jika pejabat yang menjalankan pemerintahan memiliki kinerja buruk dalam
menekan biaya, maka konsumen dan pembayar pajak yang akan terkena imbasanya.
2.5.4 Tidak Melakukan Apa-Apa
Kebijakan –kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi pasar monopoli terkadang
tidak berjalan secara efektif dan efisien. Karena setiap kebijakan yang dikeluarkan tersebut pasti
memiliki kelemahan masing-masing yang tidak dapat terhindarkan. Maka dari itu, terkadang
pemerintah tidak perlu mengeluarkan kebijakan ketika kegagalan pasar monopoli lebih kecil
dibandingkan ketikdaksempurnaan pembuatan kebijakan. Pada hal ini, pemerintah tidak
melakukan apa-apa dinilai lebih baik daripada membuat kebijakan. Hal ini diungkapkan oleh
George Stigler seorang ekonom yang memenangkan Hadiah Nobel atas karyanya dalam bidang
organisasi industri, dalam bukunya yang berjudul Fortune Encyclopedia of Economics.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Monopoli merupakan suatu kondisi dimana suatu perusahaan menjadi satu-satunya penjual
dalam pasar dan tidak ada barang substitusi yang dapat menggantikan barang tersebut.
Munculnya monopoli dalam pasar umumnya terjadi karena perusahaan lain tidak mampu masuk
kedapan pasar dan bersaing. Hal itu terjadi karena adanya monopoli sumber daya, peraturan
pemerintah, dan proses produksi. Perbedaan pasar monopoli dan pasar kompetitif terlihat dari
perilaku perusahaan. Dalam pasar monopoli, perusahaan dapat menentukan berapa banyak
barang yang harus dijual dan menetapkan harga jualnya. Sedangkan pada pasar kompetitif,
perusahaan tidak dapat menentukan berapa banyak barang yang harus dijual dan juga tidak dapat
menetapkan harga jual pasar. Diskriminasi harga dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial.
Karena diskriminasi harga terjadi ketika produsen tepat mengetahui biaya kerelaan yang
dikeluarkan konsumen dalam membayar barang, dan setiap konsumen akan mendapat barang
dengan harga yang berbeda sesuai dengan kesediaanya membayar. Untuk mengatasi masalah
terkait dengan pasar monopoli, pemerintah menerapkan kebijakan dengan membuat undang-
undang antipakat, pengaturan perilaku pelaku ekonomi, kepemilikan pasar monopoli oleh publik,
dan tidak melakukan apa-apa.

3.2 Saran
Makalah ini dibuat dengan harapan pembaca dapat memahami materi yang disampaikan. Bagi
pemerintah, diharapkan kebijakan-kebijakan mengenai permasalahan dalam pasar monopoli
dapat menjawab permasalahan yang ada. Kebijakanyapun harus selalu diperbaharui agar dapat
mengikuti perkembangan zaman dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. Gregory. 2019. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat
Sudarman, A. 1989. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE
Sadono, Sukirno. 2010. Makroekonomi Teori Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Raja Grasindo Perseda

Anda mungkin juga menyukai