Ca r a P e n g i s i a n
Kunjungan supervisi sebaiknya direncanakan dan kader yang akan disupervisi sebaiknya tahu
bahwa supervisor dari puskesmas akan datang mengunjunginya. Sebaiknya jadwal kunjungan
disesuaikan dengan jadwal posyandu sehingga supervisor bisa sekalian melakukan pelayanan
kesehatan pada saat posyandu (misalnya imunisasi) dan kemungkinan untuk bisa bertemu dengan
kader lebih besar.
1
- Alasan kenapa obat atau alkes tidak tersedia
- Alasan kenapa obat , RDT atau alkes kadaluarsa atau rusak atau tidak berfungsi
Isi indikator rangkuman untuk bagian pertama ini sesuai dengan kriteria yang tertulis.
Contoh:
Kasus Konsistensi
Anak umur 2-12 bulan dengan batuk dan jumlah Tidak
napas 40x per menit. Pada bagian napas cepat
kelompok umur 2-12 bulan diconteng
Anak umur 1-5 tahun dengan batuk dan jumlah napas Ya
45x per menit. Pada bagian napas cepat kelompok umur
1-5 tahun dicentang. Pada bagian pengobatan dicentang
batuk dengan napas cepat dan kotrimoksazol untuk
umur 1-5 tahun.
Isi indikator rangkuman untuk bagian ini sesuai dengan kriteria yang tertulis ( YA , jika 3 dari 5
kasus lengkap dan konsisten)
2
Bagian F: Pengetahuan tatalaksana balita sakit
Untuk menilai pengetahuan kader tentang tatalaksana balita sakit bisa menggunakan kasus nyata
atau skenario kasus.
Isi rangkuman bagian ini sesuai kriteria yang tertulis.
Rangkuman
Di dalam rangkuman terdapat dua komponen yang dilaporkan:
1. Sistem pendukung MTBS-M (ketersediaan dan kualitas obat, alkes, dan perlengkapan)
Untuk menentukan sistem pendukung MTBS-M, kriteria di bawah ini bisa dipakai:
Indikator rangkuman bagian A (Ketersediaan obat dan alkes) harus YA
DAN
Indikator rangkuman bagian B (kualitas obat dan alkes) harus YA
DAN
Indikator rangkuman bagian C (penyimpanan obat dan alkes) harus YA
DAN
Indikator rangkuman bagian D (ketersediaan perlengkapan) harus YA
Jika salah satu dari indikator rangkuman A,B,C,D adalah TIDAK maka sistem pendukung MTBS-
M belum berjalan baik dan supervisor perlu melihat penyebab dari masalah ini dan mencari
jalan keluar bersama dengan kader atau tingkat yang lebih tinggi (Puskesmas, Dinkes).
2. Kapasitas kader
Untuk menentukan kompetensi kader, kriteria di bawah ini bisa dipakai:
Kader dikategorikan kompeten jika:
Indikator rangkuman bagian E (lembar pengobatan lengkap dan konsisten) harus YA
DAN
Indikator rangkuman bagian F (pengetahuan tatalaksana balita sakit) harus YA
Jika salah satu atau dua dari indikator rangkuman E dan F adalah TIDAK maka kader belum
kompeten dan perlu mendapatkan pendampingan intensif.