Pembelajaran budi pekerti merupakan pembelajaran jiwa manusia yang holistik yang
menghasilkan penyatuan budi (gerak pikiran, perasaan, dan kemauan), sehingga
menimbulkan tenaga (pekerti).
Mengingat pentingnya budi pekerti dalam menyokong tumbuh kembang anak, maka
pemerintah mengeluarkan Permendikbud Nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan formal.
Pendekatan SEL (Social and Emosional Learning) yang efektif seringkali menggabungkan
empat elemen yang diwakili dengan akronim SAFE, yaitu:
Kesadaran Penuh
Kesadaran penuh merupakan kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan
perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang yang didasarkan dengan rasa ingin tahu
dan kebaikan. Kesadaran penuh muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang
sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian
yang penuh. Misalnya ketika seorang murid yang sedang bermain musik, tidak akan
terganggu dengan suara di sekitarnya.
Kesadaran penuh dapat dilatih dan ditumbuhkan, sehingga kita dapat memberikan perhatian
yang berkualitas terhadap hal yang dilakukan. Contoh latihan yang dapat dilakukan, misalnya
latihan menyadari napas, latihan bergerak sadar, latihan berjalan sadar, dan gerakan lainnya
yang melatih indera.
Kesejahteraan Hidup (Well-being) merupakan sebuah kondisi individu yang memiliki sikap
yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur
tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan
mengelola lingkungan dengan baik, mempunyai tujuan hidup dan membuat hidup mereka
lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Siswa yang mempunyai tingkat well-being yang tinggi mempunyai kemungkinan yang lebih
tinggi untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi, kesehatan fisik dan mental yang
lebih baik, memiliki ketangguhan dalam menghadapi stress dan terlibat dalam perilaku sosial
yang lebih bertanggung jawab.
Latihan berkesadaran penuh dapat membangun keterhubungan diri sendiri dengan berbagai
kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Latihan STOP dapat dilaksanakan sebelum ujian, sebelum melaksanakan presentasi, pidato,
atau situasi menegangkan lainnya. Latihan ini juga dapat dilaksanakan secara konsisten
untuk mendukung kekuatan otak bagian atas (korteks prefrontal) yang berhubungan dengan
fokus, konsentrasi, dan kesadaran. Latihan yang rutin akan membuat otak terlatih untuk
berpikir terlebih dahulu, merencanakan respons sehingga memungkinkan perilaku yang
penuh perhatian. Hal ini dapat membantu kita untuk fokus kembali pada pekerjaan atau
apapun yang sedang dikerjakan.
• Empati
Empati adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami serta ikut merasakan perasaan
emosi orang
lain, sehingga dapat melihat perspektif sudut pandang orang lain. Baru setelah itu, kita dapat
menghargai dan memahami konteksnya. Teknik STOP juga masih ampuh diterapkan pada
kompetensi ini.
Empati dapat dilakukan dengan langkah yang paling sederhana yaitu dengan
menaruh perhatian pada perasaan orang lain dengan bertanya:
Empati dapat dilatih. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melatih empati
dalam diri
kita, yaitu:
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab merupakan kemampuan yang jika secara
konsisten dan berkelanjutan ditumbuhkan dan dibiasakan sejak dini, akan memungkinkan
seseorang untuk bertumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih berdaya
lenting dalam menghadapi segala konsekuensi yang harus dihadapi akibat keputusan yang
dibuat dalam hidupnya.
1. mengevaluasi situasi
2. menganalisis alternatif pilihan mereka
3. mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka
sendiri dan orang lain.
Salah satu strategi sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan
mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah dengan menggunakan kerangka yang
disebut POOCH, yaitu Problem (Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil
atau
konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil).