Anda di halaman 1dari 9

SKEN 3

KI
• Injury/Injury: is damage to normal anatomical structure and function that occurs due to
pathological conditions
• Sprain: injury caused by excessive stretching which results in injury to the ligaments.
Symptoms: pain, swelling, hematoma, inability to move the joint, difficulty using the injured
extremity.
• Tendons / Strains: injuries that occur in muscles and tendons. Usually caused by excessive
tension. Symptoms: Local pain, tension, swelling, hematoma around the injury area.
• Swelling/Edema: there is an abnormally large amount of fluid in the extracellular tissue
spaces of the body. This term is usually used to describe excessive fluid accumulation in the
interstitial space.

RM
1. Bagaimana mekanisme pembengkakan yang terjadi pada area luka Alex?
Pembengkakan yang terjadi pada area luka Alex merupakan respons alami tubuh terhadap
cedera. Mekanisme pembengkakan tersebut melibatkan berbagai proses fisiologis, antara
lain:

1. Peradangan: Cedera pada jaringan menyebabkan pelepasan zat-zat kimia, seperti


histamin dan prostaglandin, yang memicu reaksi peradangan. Peradangan ini bertujuan
untuk melindungi area yang terluka dan memulai proses penyembuhan.

2. Vasodilatasi: Zat-zat kimia yang dilepaskan selama peradangan memicu pelebaran


pembuluh darah di area cedera, yang disebut vasodilatasi. Hal ini meningkatkan aliran darah
ke area tersebut dan menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih permeabel.

3. Permeabilitas Pembuluh Darah: Pembuluh darah yang lebih permeabel memungkinkan


cairan, protein, dan sel darah putih untuk keluar dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan
sekitarnya. Hal ini menyebabkan pembengkakan atau edema.

4. Reaksi Seluler: Sel-sel imun, seperti makrofag dan neutrofil, bermigrasi ke area cedera
untuk membersihkan jaringan yang rusak dan melawan infeksi.

Pembengkakan ini merupakan bagian dari proses penyembuhan alami tubuh, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada pasien. Oleh karena itu, penanganan yang
tepat, seperti istirahat, elevasi kaki, atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
seperti yang diresepkan oleh dokter, dapat membantu mengurangi pembengkakan dan
mempercepat proses penyembuhan.

Translate to English
The swelling that occurs in Alex's injured area is the body's natural response to injury. The
inflammation mechanism involves various physiological processes, including:

1. Inflammation: Injury to tissue causes the release of chemicals, such as histamine and
prostaglandins, which trigger inflammation. This inflammation aims to protect the injured
area and start the healing process.
2. Vasodilation: Chemicals left over during inflammation trigger the widening of blood vessels
in the area of ​injury, which is called vasodilation. This increases blood flow to the area and
causes the blood vessels to become more permeable.

3. Blood Vessel Permeability: More permeable blood vessels allow fluid, proteins, and white
blood cells to exit the blood vessels and enter the surrounding tissue. This causes swelling
or edema.

4. Cellular Reaction: Immune cells, such as macrophages and neutrophils, migrate to the
area of ​injury to clean damaged tissue and fight infection.

This swelling is part of the body's natural healing process, but can cause pain and discomfort
in the patient. Therefore, appropriate treatment, such as rest, elevation of the leg, or use of
non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) as prescribed by a doctor, can help reduce
swelling and speed up the healing process.

2. Mengapa timbul sensasi nyeri pada area tersebut saat kaki disentuh atau digerakkan?

Sensasi nyeri pada area cedera saat kaki disentuh atau digerakkan disebabkan oleh
rangsangan pada ujung saraf di sekitar area yang terluka. Cedera pada kaki Alex, seperti
terkilir, menyebabkan iritasi pada saraf-saraf di sekitar ligamen, tendon, atau jaringan lunak
lainnya yang terlibat dalam cedera tersebut.

Ketika area cedera disentuh atau digerakkan, tekanan atau gerakan tersebut merangsang
ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap nyeri, yang mengirimkan sinyal nyeri ke otak
melalui sistem saraf. Ini memicu persepsi nyeri pada pasien.

Sensasi nyeri tersebut adalah mekanisme pertahanan alami tubuh yang memberikan
peringatan bahwa ada kerusakan atau cedera pada area tertentu, sehingga membantu
mencegah aktivitas yang dapat memperparah cedera tersebut. Oleh karena itu, penting bagi
pasien untuk mematuhi rekomendasi penanganan yang diberikan oleh dokter untuk
meminimalkan sensasi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.

Translate to English
The sensation of pain in the injured area when the foot is touched or moved is caused by
stimulation of the nerve endings around the injured area. An injury to Alex's foot, such as a
sprain, causes irritation to the nerves around the ligaments, tendons, or other soft tissue
involved in the injury.

When the injured area is touched or moved, the pressure or movement stimulates
pain-sensitive nerve endings, which send pain signals to the brain through the nervous
system. This triggers the perception of pain in the patient.

The sensation of pain is the body's natural defense mechanism which provides a warning
that there is damage or injury to a certain area, thereby helping to prevent activities that
could worsen the injury. Therefore, it is important for patients to comply with the treatment
recommendations given by the doctor to minimize painful sensations and speed up the
healing process.

3. Jelaskan, obat analgesik tersebut termasuk jenis obat apa?

Obat analgesik yang diresepkan oleh dokter untuk Alex adalah jenis obat yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Dalam kasus ini, obat analgesik yang
diminum oleh Alex kemungkinan adalah nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau
obat penghilang rasa sakit yang memiliki efek antiinflamasi. Beberapa contoh NSAIDs yang
umum digunakan termasuk ibuprofen, naproksen, atau diklofenak.

NSAIDs bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX), yang terlibat
dalam produksi prostaglandin, zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam pengaturan rasa
nyeri, peradangan, dan demam. Dengan mengurangi produksi prostaglandin, NSAIDs dapat
membantu mengurangi peradangan, pembengkakan, dan rasa nyeri yang terkait dengan
cedera atau kondisi lainnya.

Namun, NSAIDs juga dapat memiliki efek samping, termasuk iritasi lambung atau tukak
lambung, yang mungkin menyebabkan gejala seperti sakit perut di bagian ulu hati yang
dialami oleh Alex. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mengikuti petunjuk
penggunaan yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami efek samping atau
gejala yang tidak diinginkan setelah mengonsumsi obat tersebut.

Translate to English

The analgesic medication prescribed by the doctor for Alex is a type of medication that aims
to reduce or eliminate pain. In this case, the analgesic medication Alex is taking is likely
nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) or painkillers that have anti-inflammatory
effects. Some examples of commonly used NSAIDs include ibuprofen, naproxen, or
diclofenac.

NSAIDs work by inhibiting the activity of the enzyme cyclooxygenase (COX), which is
involved in the production of prostaglandins, chemicals in the body that play a role in
regulating pain, inflammation, and fever. By reducing the production of prostaglandins,
NSAIDs can help reduce inflammation, swelling, and pain associated with injuries or other
conditions.

However, NSAIDs can also have side effects, including stomach irritation or peptic ulcers,
which may cause symptoms such as the stomach pain in the pit of the stomach experienced
by Alex. Therefore, it is important for patients to follow the instructions for proper use and
consult a doctor if they experience side effects or unwanted symptoms after taking the drug.

4. Apa peran analgesik dalam skenario tersebut?

Dalam skenario tersebut, peran analgesik adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami
oleh Alex sebagai akibat dari cedera pada kakinya. Cedera seperti terkilir dapat
menyebabkan nyeri yang signifikan, terutama saat area cedera disentuh atau digerakkan.
Oleh karena itu, analgesik diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tersebut sehingga Alex dapat merasa lebih nyaman. analgesik
yang diresepkan juga dapat memiliki efek samping, seperti iritasi lambung atau gangguan
pencernaan, seperti yang dialami oleh Alex dengan gejala sakit perut di bagian ulu hati.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan obat tersebut sesuai dengan petunjuk dokter
dan berkonsultasi jika muncul efek samping yang tidak diinginkan.

Translate to English

In this scenario, the role of analgesics is to reduce the pain experienced by Alex as a result
of the injury to his leg. Injuries such as sprains can cause significant pain, especially when
the injured area is touched or moved. Therefore, analgesics were prescribed by the doctor to
help reduce or eliminate the pain so that Alex could feel more comfortable. Prescription
analgesics can also have side effects, such as stomach irritation or indigestion, as
experienced by Alex with symptoms of stomach pain in the pit of the stomach. Therefore, it
is important to use the drug according to the doctor's instructions and consult if unwanted
side effects appear.

5. Lesi apa yang mungkin terjadi pada kakinya?

Berdasarkan gejala dan cedera yang dialami Alex, lesi yang mungkin terjadi pada kakinya
adalah peradangan atau kerusakan pada ligamen atau tendon, yang umumnya terjadi akibat
terkilir atau cedera saat jatuh. Pembengkakan yang tampak beberapa hari setelah cedera
juga mendukung kemungkinan adanya peradangan. Selain itu, sensasi nyeri ketika area
tersebut disentuh atau digerakkan juga mengindikasikan adanya kerusakan jaringan lunak
seperti ligamen atau tendon.
jejas pada kakinya kemungkinan besar bersifat reversibel. Jika jejas tersebut terutama
terjadi pada lapisan epidermis kulit atau merupakan luka ringan atau lecet, maka biasanya
sifatnya akan reversibel dan dapat sembuh dengan cepat tanpa meninggalkan bekas
permanen. Namun, jika jejas tersebut melibatkan lapisan dermis kulit atau lebih dalam,
sifatnya mungkin menjadi irreversibel dan memerlukan perawatan lebih lanjut untuk
penyembuhan yang optimal. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penilaian lebih
lanjut tentang jenis jejas yang dialami Alex dan rencana perawatan yang tepat.

cedera yang dialami Alex saat terjatuh di Alun-alun dapat menyebabkan beberapa jenis lesi
pada kakinya:

Terkilir (Sprain): Terkilir adalah cedera pada ligamen, yaitu jaringan ikat yang
menghubungkan tulang satu dengan yang lain. Cedera ini terjadi ketika ligamen meregang
atau robek akibat gerakan yang tiba-tiba dan berlebihan. Pembengkakan yang tampak
beberapa hari setelah cedera dapat mengindikasikan adanya peradangan pada ligamen
yang terkilir.
Jejas Kulit: Terjatuh juga bisa menyebabkan jejas pada kulit di area yang terkena dampak
cedera. Jejas ini dapat berkisar dari luka ringan hingga luka yang lebih dalam, tergantung
pada seberapa parah cedera tersebut.

Kerusakan Tendon: Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang.
Cedera seperti terkilir juga dapat mempengaruhi tendon, menyebabkan peradangan atau
bahkan robekan pada tendon tertentu, terutama jika cedera tersebut melibatkan gerakan
yang melibatkan pergerakan yang berlebihan atau berat.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter, seperti sensasi nyeri ketika area cedera
disentuh atau digerakkan, dapat memberikan petunjuk tambahan tentang jenis dan tingkat
kerusakan jaringan yang terjadi. Oleh karena itu, dokter mungkin akan melakukan
pemeriksaan lebih lanjut atau memberikan rekomendasi pengobatan yang sesuai, termasuk
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.

Translate to English
Based on Alex's symptoms and injuries, the possible lesions on his feet are inflammation or
damage to the ligaments or tendons, which generally occurs due to sprains or injuries when
falling. Swelling seen several days after injury also supports the possibility of inflammation.
Apart from that, a painful sensation when the area is touched or moved also indicates
damage to soft tissue such as ligaments or tendons.

The injuries to his legs are most likely reversible. If the injury occurs mainly in the epidermal
layer of the skin or is a minor wound or abrasion, then it is usually reversible and can heal
quickly without leaving permanent scars. However, if the injury involves the dermis layer of
the skin or deeper, it may be irreversible and require further treatment for optimal healing. It
is best to consult a doctor for further assessment of the type of injury Alex is experiencing
and an appropriate treatment plan.

The injury that Alex suffered when he fell in the Square could have caused several types of
lesions on his legs:

Sprain: A sprain is an injury to a ligament, which is the connective tissue that connects one
bone to another. This injury occurs when the ligaments are stretched or torn due to sudden
and excessive movement. Swelling that appears several days after the injury may indicate
inflammation of the sprained ligament.

Skin Injury: Falls can also cause injury to the skin in the area affected by the injury. These
injuries can range from minor injuries to deeper injuries, depending on how severe the injury
is.

Tendon Damage: Tendons are connective tissues that connect muscles to bones. Injuries
such as sprains can also affect tendons, causing inflammation or even tears in certain
tendons, especially if the injury involves excessive or heavy movement.

A physical examination performed by a doctor, such as a sensation of pain when the injured
area is touched or moved, can provide additional clues about the type and extent of tissue
damage that has occurred. Therefore, the doctor may carry out further examinations or
provide appropriate treatment recommendations, including administering analgesics to
reduce pain.

6. Bagaimana seharusnya penanganan awal pasca kejadian?

Penanganan awal pasca kejadian cedera pada kakinya sebaiknya mencakup


langkah-langkah berikut:

1. Pemberian Pertolongan Pertama:


- Pastikan Alex dalam kondisi yang aman dan stabil.
- Bersihkan luka atau jejas dengan air bersih dan sabun ringan jika terdapat kotoran atau
debu.
- Gunakan kompres dingin pada area cedera untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
Bisa menggunakan kantung es atau kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.

2. Istirahat dan Elevasi:


- Anjurkan Alex untuk istirahat dan menghindari aktivitas yang membebani kakinya.
- Elevasi kaki Alex dengan meletakkannya di posisi yang lebih tinggi dari jantung, jika
memungkinkan. Ini dapat membantu mengurangi pembengkakan.

3. Penggunaan Penyangga atau Pembalut:


- Jika terasa nyaman bagi Alex, gunakan penyangga atau pembalut untuk memberikan
dukungan pada area yang terkilir dan mencegah gerakan yang berlebihan.

4. Konsultasi dengan Dokter:


- Jika cedera terasa parah, luka terbuka atau terjadi fraktur tulang, segera bawa Alex ke
dokter atau rumah sakit untuk evaluasi lebih lanjut.
- Konsultasi dengan dokter juga diperlukan jika nyeri atau pembengkakan tidak membaik
setelah beberapa hari atau jika muncul gejala tambahan yang mengkhawatirkan.

Setelah melakukan penanganan awal, barulah dilakukan evaluasi oleh dokter seperti yang
dilakukan oleh ibu Alex dalam skenario tersebut. Dokter akan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan memberikan rekomendasi pengobatan yang sesuai berdasarkan
kondisi spesifik yang dialami oleh Alex.

translate to English

7. Usai mengonsumsi obat tersebut, Alex kemudian merasakan sensasi seperti sakit maag.
Apa yang menyebabkan tubuh Alex bereaksi seperti itu?

Reaksi tubuh Alex yang mengalami sensasi sakit perut di bagian ulu hati setelah
mengonsumsi analgesik kemungkinan disebabkan oleh efek samping dari obat tersebut,
terutama jika analgesik yang digunakan adalah nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs) seperti ibuprofen, naproksen, atau diklofenak.

NSAIDs bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX), yang terlibat
dalam produksi prostaglandin, zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam pengaturan rasa
nyeri, peradangan, dan demam. Salah satu efek samping yang umum dari penggunaan
NSAIDs adalah iritasi pada lambung atau gangguan pencernaan, yang dapat menyebabkan
gejala seperti sakit perut di bagian ulu hati atau sensasi sakit maag.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping pada lambung
termasuk penggunaan NSAIDs dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu yang panjang,
serta riwayat penyakit lambung atau tukak lambung pada pasien. Oleh karena itu, sebaiknya
Alex berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi efek samping yang dialaminya dan
mempertimbangkan penggunaan alternatif obat atau penyesuaian dosis yang lebih sesuai.

Translate to English

Initial treatment after a foot injury should include the following steps:

1. Providing First Aid:


- Make sure Alex is in a safe and stable condition.
- Clean wounds or scars with clean water and mild soap if there is dirt or dust.
- Use a cold compress on the injured area to reduce swelling and pain. You can use an ice
bag or a clean cloth dampened with cold water.

2. Rest and Elevation:


- Encourage Alex to rest and avoid activities that put stress on his legs.
- Elevate Alex's legs by placing them at a higher level than the heart, if possible. This can
help reduce swelling.

3. Use of Support or Bandage:


- If it feels comfortable for Alex, use a brace or bandage to provide support to the sprained
area and prevent excessive movement.

4. Consult a Doctor:
- If the injury feels serious, the wound is open or a bone fracture occurs, immediately take
Alex to a doctor or hospital for further evaluation.
- Consultation with a doctor is also necessary if the pain or swelling does not improve after
a few days or if additional worrying symptoms appear.

After carrying out initial treatment, an evaluation will be carried out by a doctor, as was done
by Alex's mother in this scenario. The doctor will perform an history, physical examination,
and provide appropriate treatment recommendations based on the specific condition
experienced by Alex.

8. Bagaimana cara melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap pada pasien?
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap pada pasien seperti Alex dapat dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:

1. Anamnesis (wawancara dengan pasien):


- Tanyakan kronologi kejadian terkait cedera pada kakinya, termasuk detail tentang
bagaimana dan kapan cedera terjadi.
- Tanyakan mengenai gejala yang dialami Alex, seperti nyeri, pembengkakan, atau
gangguan fungsi.
- Perhatikan riwayat kesehatan Alex, termasuk riwayat penyakit atau cedera sebelumnya,
riwayat alergi obat, dan riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen.
- Tanyakan tentang aktivitas sehari-hari Alex, termasuk tingkat aktivitas fisik dan pola
makan.
- Evaluasi faktor risiko yang mungkin terkait dengan cedera, seperti kebiasaan olahraga,
kebiasaan merokok, atau riwayat keluarga dengan gangguan muskuloskeletal.

2. Pemeriksaan Fisik:
- Periksa daerah cedera pada kaki Alex secara menyeluruh, termasuk penilaian terhadap
nyeri, pembengkakan, perubahan warna kulit, dan kekakuan.
- Perhatikan gerakan dan fungsi kaki Alex, termasuk kemampuan untuk menopang berat
badan dan melakukan gerakan tertentu.
- Lakukan pemeriksaan ortopedik untuk menilai stabilitas sendi dan integritas struktur
muskuloskeletal.
- Periksa refleks, sensasi, dan kekuatan otot pada kaki Alex.
- Evaluasi tanda-tanda peradangan atau infeksi, seperti panas, kemerahan, atau
pembengkakan di sekitar area cedera.
- Lakukan pemeriksaan tambahan sesuai kebutuhan, seperti pemeriksaan radiologi
(misalnya, foto rontgen) untuk mengevaluasi kerusakan tulang atau jaringan lunak.

Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif, dokter dapat
membuat diagnosis yang akurat dan merencanakan penanganan yang tepat untuk pasien
seperti Alex.

Translate to English
A complete history and physical examination in patients like Alex can be done with the
following steps:

1. Anamnesis (interview with patient):


- Ask about the chronology of events related to the leg injury, including details about how
and when the injury occurred.
- Ask about the symptoms Alex is experiencing, such as pain, swelling, or functional
disorders.
- Pay attention to Alex's medical history, including history of previous illnesses or injuries,
history of drug allergies, and history of use of medications or supplements.
- Ask about Alex's daily activities, including physical activity level and diet.
- Evaluate risk factors that may be associated with injury, such as exercise habits, smoking
habits, or family history of musculoskeletal disorders.

2. Physical Examination:
- Examine the injured area on Alex's leg thoroughly, including assessing for pain, swelling,
skin discoloration, and stiffness.
- Pay attention to the movement and function of Alex's legs, including the ability to support
body weight and perform certain movements.
- Perform an orthopedic examination to assess joint stability and integrity of
musculoskeletal structures.
- Check reflexes, sensation and muscle strength in Alex's legs.
- Evaluate for signs of inflammation or infection, such as heat, redness, or swelling around
the injured area.
- Perform additional examinations as needed, such as radiological examinations (for
example, x-rays) to evaluate bone or soft tissue damage.

By carrying out a comprehensive history and physical examination, doctors can make an
accurate diagnosis and plan appropriate treatment for patients like Alex.

LO
1. Neuroanatomi
2. Histologi sistem saraf tepi
3. Fisiologi saraf tepi
4. Mekanisme nyeri
5. Proses peradangan (akut dan kronis)
6. Dasar farmakologi nonsteroid

Anda mungkin juga menyukai