Disusun oleh:
dr. Nanda Ayuni Mutmainnah
Pembimbing Klinik:
dr. Sri Wahyuni
PENDAHULUAN
bawah normal. Pada umumnya kadar glukosa puasa pada orang normal yaitu antara
70-126 mg/dl. Risiko hipoglikemia timbul akibat mekanisme dalam tubuh yang tidak
sempurna dimana kadar insulin pada malam hari meningkat secara tidak proporsional
dan kemampuan fisiologis tubuh gagal melindungi batas penurunan glukosa darah
yang aman9 . Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak.
Karena otak hanya menyimpan glukosa dalam jumlah yang sangat sedikit, fungsi otak
yang normal sangat tergantung asupan glukosa dari sirkulasi. Gangguan pasokan
glukosa yang berlangsung lebih dari beberapa menit dapat menimbulkan disfungsi
merupakan faktor penghambat utama dalam mencapai sasaran kendali glukosa darah
normal atau mendekati normal. Pengendalian glukosa darah yang baik dan lengkap
kadar glukosa darah, resiko hipoglikemi semakin meningkat. Fenomena ini pula yang
optimal hanya sedikit saja. Namun demikian, sebagian kecil dari hipoglikemia dapat
disebabkan oleh penyebab lainnya. Termasuk di dalam ini misalnya tumor pancreas,
penyakit hati kronis, penyakit ginjal kronis, tumor pancreas, keganasan, konsumsi
obat-obatan tertentu selain obat diabetes dan beberapa kelainan yang jarang
ditemukan4.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Loli tasaburi
Tanggal MRS : 12 januari 2023
No.RM : 000917
2. Anamnesis
Keluhan Utama
LEMAS
Riwayat Penyakit Sekarang
Lemas yang dialami sejak tadi malam. Lemas disertai dengan pusing.
Kejadian ini dialami sekitar pukul 19.00 WITA, pasien tiba-tiba
terjatuh setelelah melaksanakan sholat isya dengan posisi duduk.
Pasien juga mengatakan sulit untuk berbicara dan menggerakan
anggota tubuhnnya akibat lemas. nyeri ulu hati (-), demam (-) mual
(-), muntah (-), bak dan bab normal.
Riwayat Penyakit :
- Riwayat HT (+)
- Riwayat DM (+), rutin menyuntikkan insulin, menurut informasi
keluarga insulin disuntikkan pukul 18.00 wita
- Riwayat Kolestrol (+)
Riwayat pengobatan :
- Nevorapid 12-12-12
- Levemir 0-0-12
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat HT, DM, Penyakit jantung, asma dalam keluarga
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda-tanda vital
TD : 160/70 mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu : 36,6 C
SpO2 : 98%
RR : 22x/menit
Status Generalis
Kepala
- Bentuk : normochepal
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera icteric (-/-), rcl (+/+),
rctl (+/+)
- Hidung : tidak ada perdarahan, tidak ada secret, bulu hidung
hangus tidak ada
- Telinga : tidak ada perdarahan, tidak ada secret, tidak ada bau
- Mulut : tidak sianosis
- Lidah : tidak kotor
Leher
- Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, simetris.
- Palpasi : pembesaran kelenjar tidak teraba
Thorax
- Inspeksi : pengembangan dada simetris
- Palpasi : ictus cordis tidak teraba, fremitus raba (+) kesan
normal
- Perkusi : batas jantung normal, sonor +/+
- Auskultasi : suara jantung i/ii regular, murmur (-), gallop (-),
ronkhi -/-, weezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : datar, distended (-)
- Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba
- Perkusi : timpani, hepatosplenomegaly (-)
- Auskultasi : peristaltic ada kesan normal
Ekstremitas
- Superior : akral hangat, merah +/+, edema -/-, crt <2 detik
- Inferior : akral hangat, merah +/+, crt < 2 detik
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 12 Januari 2023
Darah rutin
Kimia Klinik
Faal Hati
SGOT 11 <50
SGPT 12 <50
EKG
6. Penatalaksanaan
- 02 nasal kanul 2 lpm
- Ivfd nacl 0,9% 20 tpm
- Farbion drips 1 amp/24j/drips
- Injeksi dextrose 40 % 50 ml/ iv
- Infus Dextrose 10 % 12 tpm
7. Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum < 70 mg/dl dengan
atau tanpa adanya gejala system otonom. Kadar glukosa plasma kirakira 10% lebih
mengandung kadar glukosa yang relatif lebih rendah. Kadar glukosa arteri lebih tinggi
dibandingkan dengan vena, sedangkan kadar glukosa darah kapiler diantara kadar
Sebagian pasien dapat menunjukkan gejala glukosa darah rendah tetapi tidak
menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah dibawah normal. Di lain pihak,
tidak semua pasien mengalami gejala hipoglikemia meskipun pada pemeriksaan kadar
3.2 Epidemiologi
dari semua pasien yang menerima insulin mengalami episode hipoglikemia 4. Menurut
Kingdom pada tahun 2015 mengenai prevalensi dan insiden hipoglikemia, dari 46
studi yang memenuhi kriteria inklusi, prevalensi hipoglikemia sebesar 45% untuk
derajat ringan-sedang dan 6% untuk hipoglikemia derajat berat. Hipoglikemia lazim
di antara mereka yang menggunakan insulin yaitu untuk episode ringan / sedang
episode berat prevalensinya adalah 21% dan kejadian 1 4 peristiwa per orang-tahun.
dan kejadian 2 peristiwa per orang-tahun, dan hipoglikemia berat prevalensi adalah
5% dan insiden 0,01 kejadian per orangtahun. Prevalensi serupa ditemukan sebesar
5% pada pasien yang menggunakan obat anti diabetes yang tidak termasuk
sulfonilurea5.
Menurut studi retrospektif di India pada tahun 2017, Sebanyak 1.196 kasus
hipoglikemik yang ditemui di UGD selama periode penelitian, terdapat 772 dengan
data lengkap dianalisis. Penyebab yang mendasari untuk hipoglikemia pada kelompok
diabetes (535 kasus ) terkait penggunaan obat yaitu 320 (59,81%), infeksi 108
(20,19%), dan penyakit ginjal kronis 61 (11,40%). Penyebab hipoglikemia yang pada
kelompok nondiabetes (237 kasus) termasuk infeksi 107 (45,15%), penyakit hati
kematian per 1000 kunjungan dalam IGD adalah 16,41 dan 0,73 pada tahun 2011,
16,19 dan 0,78 pada 2012, 17,20 dan 1,22 pada 2013 dengan rata-rata 16,51 dan
0,917.
Data studi kohort Indonesia tahun 2018, secara umum, 36,4 persen pasien
tidak memahami mengenai hipoglikemia ketika gejala awal terjadi. Sebanyak 25,7
persen angka kejadian hipoglikemia pasien pertahun dan 13 persen angka kejadian
hipoglikemia berat pasien pertahun. Ada 83 persen dari penderita diabetes tipe 1
Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita Diabetes dan Non diabetes dengan
a. Pada Diabetes
Terapi DM secara agresif, yang terlihat dari rendahnya target terapi, baik
ginjal.
Aktivitas Berlebihan
Pasien yang sakit kritis (gagal ginjal , hati dan jantung, sepsis termasuk
pentamidin)
sekretogog)
dan bisa menolong dirinya sendiri. Bisa melakukan tindakan preventif untuk
3.5 Patofisiologi
Gambar 3.1 Patofisiologi Hipoglikemi
Glukosa merupakan bahan metabolisme obligat untuk otak pada keadaan
fisiologi. Otak tidak dapat mensintesis glukosa ataupun menyimpan glukosa lebih dari
beberapa menit, sehingga otak membutuhkan glukosa yang terus menerus dan
berlanjut dari sirkulasi arteri. Jika glukosa plasma arteri turun di bawah batas
fisiologis, transport glukosa darah ke otak mengalami gangguan sehingga tidak dapat
kontra regulator dapat menjaga dan memperbaiki keadaan hipoglikemia secara tepat 10.
prekusor dari otot dan jaringan lemak ke hati dan ginjal. Otot menghasilkan lactate,
pyruvate, alanine, glutamine, dan asam amino lainnya. Trigliserida pada jaringan
lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Ini merupakan prekusor
glukogenik. Asam lemak merupakan energi oksida alternatif untuk jaringan selain
dari otak10.
dalam keadaan normal dipengaruhi oleh hubungan dari hormone, signal neuron, dan
efek substrat endogen yang akan meregulasi produksi glukosa dan penggunaan
glukosa oleh jaringan selain dari otak. Dalam regulasi faktor yang paling berperan
adalah insulin. Jika level plasma menurun di bawah fisiologis pada keadaan puasa
hormone yang disekresikan pada kejadian hipoglikemia akut. Glucagon hanya bekerja
di hati. Glucagon mula-mula meningkatkan glikogenolisis dan kemudian
dan proteolisis di otot. Gliserol, hasil lipolisis, serta asam amino merupakan bahan
berlangsung lama, dengan cara melawan kerja insulin di jaringan perifer (lemak dan
ringan 6,10.
Kadar glukosa plasma pada suatu saat sangat ditentukan oleh keseimbangan
antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan jumlah yang
meninggalkannya. Oleh karena itu, penentu utama masukan adalah dari diet;
kecepatan pemasukan ke dalam sel otot, jaringan adiposa, dan organ-organ lain; dan
aktivitas glukostatik hati. Lima persen dari glukosa yang dikonsumsi langsung
dikonversi menjadi glikogen di dalam hati, dan 30-40 % dikonversi menjadi lemak.
Sisanya dimetabolisme di otot dan jaringan-jaringan lain. Pada waktu puasa, glikogen
hati dipecah dari hati untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Jika terjadi puasa
yang lebih panjang, glikogen hati habis dan terjadi glikoneogenesis dari asam amino
Tahap awal hipoglikemia, respon pertama dari tubuh adalah peningkatan hormon
Tahap lanjut (Tahap II), hipoglikemia akan memberikan gejala defisiensi glukosa
3.7 Diagnosis
pemeriksaan kadar gula darah. Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum4 :
fisik.
2. Kadar glukosa plasma rendah < 70 mg/dl pada saat yang bersamaan
3. Keadaan klinis segera membaik segera setelah kadar glukosa plasma menjadi
3.8 Tatalaksana
1. Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/permen atau gula
murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan
2. Hentikan obat hipoglikemik sementara. Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2
jam.
anamnesis.
curiga hipoglikemia) 8 :
1. Diberikan larutan dekstrose 40% sebanyak 2 flakon (=50 mL) bolus intra vena.
dekstrosa 10 %.
4. Bila GDS> 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut–turut, pemantauan GDS setiap
2 jam, dengan protokol sesuai diatas, bila GDs >200 mg/dL – pertimbangkan
5. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, protocol hipoglikemi
Kriteria Rujukan 8 :
1. Pasien hipoglikemia dengan penurunan kesadaran harus dirujuk ke layanan
sekunder (spesialis penyakit dalam) setelah diberikan dekstrose 40% bolus dan
penanganan
3.9 Prognosis
DAFTAR PUSTAKA