MAKALAH
BAB II
KESIMPULAN
Bahwa penerapan kewibawaan oleh guru dalam proses
pembelajaran masih belum optimal dan perlu untuk terus
ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Ada penrbedaan pendapat
yang cukup Penerapan Kewibawaan dalam proses Pembelajaran
terkait dengan penerapan kewibawaan antara guru dengan siswa.
pengakuan, kasih sayang dan kelembutan, penguatan,
tindakan tegas yang mendidik, pengarahan dan keteladanan
dalam proses pembelajaran. Secara umum pendapat guru lebih
tinggi dibandingkan dengan pendapat siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ballantine, Jeanne H. (1983). The Sociology of Education, A
Systematic Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Cohran,
William G. (1991). Teknik Penarikan Sampel (penerjemah:
Rudiansyah). Jakarta: UI Press Covey, Stephen R. (1997).
Principle Centered Leadership. Jakarta: Bina Rupa Aksara. G
Michael. 1993. T
he New Meaning of Educational Change. NewYork: Teacher
College Press Ida Umami.. 2004.. Persepsi Peserta didik tentang
Konsep dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling. Padang Skolar
Jurnal Pendidikan Volume 5, No. 2, Desember 2004.: PPS UNP.
Mohd. Ansyar. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Pokja Pengembangan Peta
Keilmuan Pendidikan. (2005). Peta Keilmuan Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Prayitno. 2005. Sosok Keilmuan
Ilmu Pendidikan. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP.
Robinson, Philip. (1986). Beberapa Prespektif Sosiologi
Pendidikan, (penerjemah: Hasan Basri. Jakarta: Rajawali
Winarno Surachmad. 2005. Pendidikan Tanpa Ilmu Pendidikan.
Makalah Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan
dan Pertemuan FIP-JIP.
Kediri,10 Februari 2024
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi pendidikan juga tertuang dalam pasal 31 ayat (1) UUD
NRI tahun 1945 yang berbunyi “tiap tiap orang berhak atas pengajaran.
Hal ini semakin mempertegas haka nak atas pendidikan dasar yang
menjadi persyaratan utama dalam memberikan kemampuan dan
ketrampilan dasar bagi anak untuk melanjutkan pendidikan pada tingakt
menengah mampu pendidikan tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanan aspek hukum berkaitan dengan penyediaan falisitas
pendidikan menurut uu no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional ?
2. Bagaimana bentuk kewajiban negara dalam penyediaan fasilitas
pendidikan menurut peraturan perundang undangan?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimanakah aspek hukum berkaitan dengan penyediaan falisitas
pendidikan menurut uu no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional dan bagaimana bentuk kewajiban negara dalam penyediaan
faselitas pendidikan menurut peraturan perundang undangan yang dengan
metode penelitian hukum normative disimpulkan
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengusahakan dan pendidikan sekurang-kurangnya 20%
dari APBN dan APBD. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan dilakukan evaluasi akreditasi dan sertifikasi yang meliputi
delapan standar yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohamad, pendidikan Untuk Pembangunan
Nasional, Grasindo, Jakarta, 2009
Anwar, Standar
Pembiayaan pendidikan ( Bandung . PT Re
Maja Rosdkarya. 2013)
Azyumardi Arza, paradigma Membangun karakter Bangsa Melalui
Pendidikan, Jakarta, Kompas, 2010
Darmaningtyas dkk. Membongkar Ideologi Pendidikan. Yogyakarta ;
Resolosi Press. 2004.
Fattah Nanang, Jurnal Pendidikan No. 9 Tahun 2008