SAMBUTAN
iii
Pembangunan dan Implementasi Sistem Manajemen Aset
Pembangkit harus selaras dengan tujuan dan sasaran
perusahaan serta sistem manajemen lainnya sehingga mampu
membawa PT Indonesia Power sebagai perusahaan leading
practice dalam penerapan Sistem Manajemen Aset Pembangkit
pada akhir 2014, kondisi dimana PT Indonesia Power termasuk
10 besar perusahaan pembangkit terbaik kelas dunia
iv
BAB I MODEL MANAJEMEN ASET DALAM PERSPEKTIF O&M
PEMBANGKITAN
BAB II
TANGGUNG JAWAB
• Semua hal yang tercakup dalam Manajemen WPC ini harus
diikuti oleh seluruh pihak, yang terdiri dari: General Manajer,
Deputi General Manager Unit, Manajer Bidang Pemeliharaan,
Manajer Bidang Operasi, Supervisor Rendal Har, Spv
Pemeliharaan, Teknisi Pemeliharaan, Operator dan Enjinering
yang bekerja di Unit Bisnis dilingkungan PT IP.
• Manajer Bidang Pemeliharaan memiliki tanggung jawab
secara keseluruhan di dalam proses ini serta untuk mereview
dan memperbaharui instruksi ini.
• Pekerjaaan Validasi
Berikut gambaran pekerjaan Validasi untuk memproses
pemeliharaan Tak Terencana /fault , sebagai berikut :
• Perencanaan Pemeliharaan
Perencanaan pemeliharaan dalam manajemen WPC , hanya
membahas aktivitas utama dalam perencanaan 3 Bulanan,
Mingguan dan Harian.
• Berikut kerangka kerja perencanaan
pemeliharaan :
penting, sehingga
akan kesulitan
menentukan
pekerjaan mana yang harus didahulukan.
Pekerjaan Eksekusi
Penerimaan Hasil Pekerjaan Pemeliharaan
Proses penerimaan ini meliputi penerimaan pekerjaan Non Tactical
(Corrective – Emergency Maintenance) dan Tactical
(Project/Modifikasi, Preventife Maintenance, Predictive
Maintenance dan Run to Failure). Prosedur ini dilakukan
ketika suatu kegiatan pemeliharaan telah selesai dilakukan
oleh bagian pelaksana pekerjaan.
Personil yang melakukan proses penerimaan adalah :
• Supervisor bidang operasi
• Supervisor Enjinering
• Manajer bidang pemeliharaan
Sistim Manajemen Aset Pembangkit 16
• Actual Resources :
- Man hours
- Material
• Reliability Analysis :
- Failure mode
- Failure cause
- Component
- Maintenance Action
• Work Analysis
Pekerjaan Analysis meliputi, aspek-aspek tersebut dibawah ini
dan dilakukan sebelum pekerjaan dinyatakan selesai, antara lain
:
Maintenance Mix (dalam biaya/man power)
Komposisi WO Backlog
•
Produktivitas (wrench time)
Downtime untuk Top 10% MPI
Work Close Out
Pekerjaan dinyatakan SELESAI.
Work Oder Closed Out adalah memasukkan seluruh informasi
pemeliharaan yang telah dilakukan ke dalam CMMS.
Work Close Out dilakukan oleh fungsi Planner
Planner melakukan verifikasi untuk approval Supervisor
Eksekutor pada feedback Job Card (hard copy)
Post Maintenance Test adalah kegiatan untuk
menjamin kualitas pemeliharaan termasuk performance
test, prosedur kualitas standar dan tindakan
pemeliharaan lainnya.
• Dokumentasi Pemeliharaan
Merupakan kegiatan untuk mendokumentasikan
kegiatan pemeliharaan yang telah selesai dengan tujuan
mempermudah menelusuri histori peralatan. Kegiatan ini
meliputi Work Order Closed Out, Post Maintenance Test
dan Maintenance Report.
Maintenance Report adalah kegiatan pelaporan hasil
pelaksanaan pemeliharaan beserta rekomendasi yang
harus ditindak lanjuti untuk meningkatkan kehandalan
peralatan, secara berkala Maintenance Report
disampaikan kepada Kantor Pusat.
jadual kerja.
[8] PENUTUPAN :
a) Verifikasi feedback dari item 9
b) Review dan Closing WO hari ini
c) Persiapan WO next day
Persiapan :
Pelaksanaannya :
Perbaikan Kontinu
Pendaftaran Lokasi
Pendaftaran lokasi dilakukan mengikuti hirarki lokasi yang dibuat,
yang dimulai dari fungsi pembangkitan sebagai berikut:
1. Fungsi Pembangkit
2. PLTA/D/P/U/GU/G
3. Lokasi
4. Mesin
5. Sistem
SCR= (0.3 OC2 +0.5 PT2 +0.2 SF2 )^1/2 PT:Process pembobotan
0.5,Throughput dengan
Analisa
Analisa diperlukan untuk continius improvement reliability
manjemen, yaitu:
• Mereview PM, CM, Work Week Meeting dan CBM yang
ada
• Hasil review workpackage
• Root Cause Analysis o RCA (Root Cause Analysis)
merupakan proses investigasi untuk dapat mengetahui
penyebab utama dari suatu modus kegagalan (penyebab
masih belum jelas). RCA dilakukan karena beberapa
FMEA mempunyai modus kegagalan yang penyebabnya
belum diketahui.
o Investigasi dilakukan dengan mengumpulkan data di
lapangan, data desain, pengalaman dan teori penunjang.
o Selanjutnya dari data dan teori tersebut akan digunakan
sebagai bahan analisa untuk mendapatkan suatu
kesimpulan mengenai Gambar 3.2 Contoh work plan
penyebab utama dari kegagalan yang pada akhirnya akan
didapatkan suatu rekomendasi yang tepat.
o Metode yang digunakan dapat menggunakan metode fish
bone diagram, fault tree analysis dan metode yang lain.
BAB IV
RUANG LINGKUP
¾ Level B : Kritis
Stok item material yang dapat menyebabkan unit
derating, atau mengancam unit untuk derating.
Ketidak tersediaan material menyebabkan
tertundanya perbaikan sehingga tidak dapat
beroperasi secara optimal. Barang-barang yang
masuk kategori level B adalah barang-barang yang
melekat pada aset dengan Nilai Middle MPI 33%.
Keterangan :
Lead Time
¾ Internal Lead Time
Perputaran material
Perputaran material adalah perbandingan antara
pemakaian material terhadap saldo rata-rata dalam
periode tertentu.
Pemakaian Material
Perputaran Material = Saldo rata-rata x 100%
Keterangan :
- Pemakaian material : total biaya pemakaian material
gudang pada periode tertentu
- Saldo rata-rata : saldo awal ditambah saldo akhir
dibagi 2
Lead Time
Safety Stock = ×Kecepatan
Pemakaian
30 Hari Kerja
¾ Maka :
a) EOQ= 2×A×D
h
Keterangan ;
Manajemen Supplier
¾ Pengelolaan Supplier sangat
penting dilakukan untuk
mempermudah proses pengadaan yang akan
datang. Database supplier maupun vendor
yang dapat dikembangkan akan dapat
membantu dalam menilai kinerja semua
supplier yang pernah memasok material di
plant untuk menjadi pertimbangan dalam
melakukan kerjasama yang akan datang.
Kontrak paying
Ruang lingkup
• Optimalisasi overhaul meliputi optimalisasi proses, interval
dan durasi overhaul.
• Proses sinergi dan berkesinambungan didalam manajemen
Overhaul meliputi kegiatan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan
rencana tindak lanjut.
• Pelaksanaan overhaul oleh Unit Bisnis Pemeliharaan (UBH)
BAB VI
RUANG LINGKUP
• Pemodelan menuju performance Unit yang optimal
• Manajemen Effisiensi dengan Berbasis Green Power Plant
o Baseline
Untuk menjamin unit beroperasi secara efisien dibutuhkan
identifikasi setiap peralatan, analisa, simulasi dan optimasi
peralatan peralatan agar bekerja pada titik optimumnya.
o Performance Optimization
Performance Optimization merupakan proses Komparasi
perbedaan (gap) hasil pemodelan untuk peralatan saat
komisioning dan kondisi actual. Analisa permasalahan jika
terjadi penurunan unjuk kerja yang signifikan, maka
dilakukan perbaikan-perbaikan sbb :
1. Komparasi perbedaan hasil pemodelan untuk
peralatan saat komisioning dan kondisi aktual.
2. Analisa permasalahan jika terjadi penurunan unjuk
kerja yang signifikan
3. Pembuatan rekomendasi yang disertai dengan Cost
and Benefit Analysis
4. Monitoring hasil rekomendasi
o Continual Improvement
1) Merupakan kegiatan lanjutan setelah selesainya
rangkaian proses manajemen efisiensi yang
menindaklanjuti masukan dan rekomendasi yang
didapat.
c. Waste
Waste adalah bahan buangan / limbah dari hasil proses
operasi dan maintenance serta kegiatan penunjang lainnya
(administrasi dll).
BAB VII
MANAJEMEN OPERASI
Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dengan: What can happen?, Where,
When, Why dan How it can happen?. Langkah ini
dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang akan
dikelola. Identifikasi seharusnya termasuk apakah
risiko tersebut di bawah kendali organisasi atau tidak.
Identifikasi risiko memuat daftar sumber risiko dan
peristiwa yang berdampak pada pencapaian tiap
sasaran. Dampak tersebut bisa menghambat,
mengurangi, menunda atau meningkatkan pencapaian
sasaran. Adapun teknik identifikasi dapat berupa
checklist, pengalaman, catatan, flow chart,
brainstorming, analisis sistem dan teknik enjiniring.
Analisa risiko
Analisa risiko adalah berbicara tentang pengembangan
dan pemahaman terhadap risiko, Analisa risiko dibuat
dengan mempertimbangkan sumber risiko, akibat
positif dan negatif, serta kemungkinan akibat itu terjadi.
Faktor yang mempengaruhi akibat dan kemungkinan
harus diidentifikasi. Risiko dianalisa dengan cara
mengkombinasikan akibat dan kemungkinan. Sesuai
dengan gambar 8.6. Pada sebagian besar keadaan,
pengendalian yang ada saat ini (existing control) perlu
mendapatkan perhatian.
Evaluasi risiko
Maksud dari evaluasi risiko adalah untuk membuat
keputusan berdasar pada hasil analisa risiko tentang
perlunya perlakuan dan prioritas perlakuan terhadap
risiko. Dalam beberapa keadaan, evaluasi risiko
dipakai untuk analisis yang lebih jauh.
GM
LAGGING
KONTRAK
INDICATOR
KINERJA
MB
RKAP LAGGING
LEADING
INDICATOR
INDICATOR
SPS
LEADING LAGGING
INDICATOR INDICATOR
LEADING
INDICATOR
6 - Per unit de-rating > 50% atau berpotensi untuk unit trip / Menunda
start up selama
2
hari
4 - Per unit de-rating < 50% atau berpotensi rendah untuk unit trip /
Menunda start up
selama 1 shift
SAFETY (SF)
8 - SAFETY ESSENTIAL.
6 - SAFETY IMPORTANT.
Personel yang bekerja di area ini mempunyai kemungkinan untuk
berada pada situasi berbahaya dan dapat berakibat cidera pada
personel.
4 - SAFETY SECONDARY.
Personel yang bekerja di area ini mempunyai kemungkinan kecil
untuk berada pada situasi berbahaya dan dapat berakibat cidera
ringan pada personel.
Lampiran 3
2– Kecil atau tidak ada akibat terhadap fungsi system induk/– Kecil atau
tidak ada akibat terhadap fungsi system induk