Dokumen - Tips - Babiii Mekanikal 5
Dokumen - Tips - Babiii Mekanikal 5
GAYA SENTRAL
Gaya sentral adalah gaya yang bekerja pada sebuah partikel yang selalu
mengarah pada satu titk yang dinamakan pusat (asal) dari gaya. Jadi aksi gaya sentral
pada partikel yang berjarak r dari pusat gaya dapat dinyataka sebagai:
(III.1.1)
dimana adalah vector satuan ke arah radial. Dari bentuk gaya ini, mempunyai implikasi
bahwa momentum sudut partikel adalah kekal atau tidak berubah. Dengan kata lain, jika
gaya sentral adalah isotropik yakni , maka gaya sentral adalah gaya
konservatif., sehingga energi mekanik partikel adalah kekal. Jadi kita akan sampai pada
kesimpulan bahwa untuk gaya sentral, momentum sudut dan energi akan kekal (konstan)
Hukum kekekalan ini adalah hasil dari sifat simetri radial dalam kasus ini. Selanjutnya
vector satuan dapat ditulis sebagai , sehingga persamaan di atas dapat dituli sebagai:
(III.1.2)
Komponen-komponenya
(III.1.3)
Dapat ditegaskan bahwa gaya sentral adalah gaya yang bergantung posisi dan
konservatif. Dengan demikian, kita mendapatkan fungsi energi potensial V(r) pada
sebuah gaya sentral, hanya mungkin jika curl dari gaya lenyap, yaitu:
1
(III.1.4)
(III.1.5)
(III.1.6a)
(III.1.6b)
menghasilkan:
(III.1.7)
Sama halnya dengan komponen-komponen lainnya (y,z) akan lenyap. Dengan demikian
persamaan (III.1.4) terpenuhi, yang mempunyai implikasi bahwa gaya sentral adalah
gaya konservatif, dan diasosiakan dengan sebuah fungsi energi potensial V(r) sedemikian
bahwa:
(III.1.8)
2
Dalam koordinat bola, operator gradient adalah:
Dan kebalikan persamaan (III.1.8) yang tiada lain adalah energi potensial dalam bentuk
integral, yakni:
(III.1.8)
Sistem yang terdiri atas beberapa titik massa yang paling sederhana adalah system
dua badan , namun masih cukup umum untuk memperoleh gambaran mengenai dinamika
system banyak titik massa. Yang menarik bagi system dua badan ini ialah dapatnya
direduksi menjadi system satu badan .
Energi potensial hanya ditentukan oleh akibat interaksi antara massa m 1 dan massa m2 ,
dan oleh karena itu sehingga hanya bergantung pada vector letak yang menghubungkan
antara kedua titk massa dan kecepatan bila energi potensial itu bergantung pada
kecepatan, dan bukan bergantung pada vector letak dan . Dengan demikian, untuk
energi potensial system dua badan tidak perlu lagi ditransformasikan.
3
Selanjutnya vector letak ttik pusat massa bila diterapkan untuk system dua badan
ditentukan oleh:
(III.2.1)
Perlu diketahi bahwa sekalipun vector letak ditentukan olek vektor , namun
tidak bergantng pada . Dinyatakan dalam vector R dan r , vector letak akan
segera dapat dituliskan sebagai:
(III.2.2)
Dari persamaan (III.2.2 ), maka kita dapat menyatakan energi kinetic sebagai:
(III.2.3a)
atau
(III.2.3b)
massa tereduksi system yakni system dua badan. Berdasarkan uraian ini, Lagrangian
system akan dapat dinyatakan sebagai:
4
(III.2.4)
karena R sebagai titik pusat massa tidak pernah berubah terhadap waktu maka ,
pertama dari L konstan sehingga titk polar dari benda memberikan kontribusi pada massa
gerak. Oleh karena itu, suku tadi diabaikan sehingga secara efektif L berbentuk:
(III.2.5)
Setelah pada uraian di atas dimana system dua badan direduksikan menjadi satu
badan, maka dalam hal pusat massa tak bergerak (yaitu bila satu titik massa kecil
bergerak terhadap massa besar), system dapat dipandang sebagai hanya satu titik materi
yang bergerak terhadap suatu titk. Persamaan gerak oleh gaya sentral dari system massa
tereduksi dapat diperoleh dengan meninjau persamaan (III.1.1) di atas, adalah:
(III.3.1)
Dengan mengganti percepatan massa tereduksi ke arah radial dengan percepatan
untuk system koordinat polar a, maka akan diperoleh persamaan gerak dalam koordiant
polar sebagai:
(III.3.2)
5
atau setelah dipisahkan dengan komponen-komponenya, maka:
(III.3.3a)
(III.3.3b)
Untuk mendapatkan persamaan gerak oleh gaya sentral di atas, maka selain
dengan hokum Newton dapat pula diperoleh dengan metode persamaan Euler-Lagrange
dengan merumuskan fungsi keadaan system yang disebut fungsi Lagrange. Suatu system
yang bergerak terhadap satu titik dimana potensial interaksi dimisalkan hanya bergantung
pada jarak relatif saja yang menghubungkan antara kedua benda, maka fungsi
Lagrange adalah :
(III.3.4)
(III.3.5)
6
(III.3.6a)
sehingga
konstan (III.3.6b)
(III.3.7)
Secara geometris kekekalan momentum sudut dapat ditafsirkan bila kita meninjau faktor:
Karena merupakan luasan yang disapu oleh jari-jari r setelah menempu sudut
sebagai konsekuensi hokum kekekalan momentum sudut, maka luasan yang disapu jari-
jari yang menghubungkan antara dua massa yang berinteraksi secara sentra persatuan
waktu ternyata haruslah tetap, yang dinyatakan dalam persamaan matematis, yakni:
tetap (III.3.7)
Atau dapat pula diperlihatkan dengan analisa dari hokum Newton berikut :
(III.3.8)
7
karena .
(III.3.9)
(III.3.10)
persatuan waktu
sehingga :
konstan (III.3.11)
Tampak bahwa Hukum Kepler II yang membicarakan luasan yang disapu oleh garis
hubung planet dengan matahari pada asasnya hanyalah merupakan konsekuensi hokum
kekekalan momentum sudut.
(III.3.12)
8
(III.3.13)
(III.3.14)
atau
(III.3.15)
(III.3.16)
Jadi,
(kekal) (III.3.17)
Diperoleh suku pertama adalah kontribusi radial untuk energi kinetic dan suku kedua
adalah kontribusi momentum sudut untuk energi potesail.
9
(III.3.18)
Pernyataan ini adalah tetapan integrasi persamaan gerak dalam medan potensial sentral.
Apabial V(r) diketahui maka integral dapat dihitung hingga ditemukan persamaan
lintasan system terhadap waktu, secara formal fungsi t = t(r) dapat diubah menjadi
r = r(r).
Akhirnya, dari integrasi dt, bentuk integral lain yaitu terhadap peubah sudut
dengan meninjau :
Sebetulnya yang hendak diturunkan dalam gaya sentral ini adalah persamaan orbit yakni
hubungan r = r( ) atau = (r). Sehingga dalam hal ini, waktu sebenarnya merupakan
parameter dan lebih menguntungkan jika dinyatakan dalam sudut karena keliling
daripada suatu lingkaran adalah , maka :
(III.3.18)
atau
(III.3.19)
Bentuk integral terakhir ini dapat diselesaikan untuk bentuk potensial sebagai berikut :
dengan n = 1, -2 dan lain-lain asal n -1.
10
III.4 Orbit Medan Gaya Sentral Dan Potensial Efektif
Untuk menurunkaan gerak partikel dibawah aksi sebuah gaya sentral, kita telah
perlihatkan bahwa geraknya masih terbatas pada dua dimensi. Selanjutnya dengan
menggunakan kekekalan momentum sudut dan energi, kita telah mereduksi gerak dua
dimensi menjadi gerak satu dimensi. Tinjau kekekalan energi total, sesuai dengan
persamaan (III.3.17), adalah:
(III.4.1)
dimana Trad dan Vsent adalah adalah masing-masing menyatakan energi kinetic ke arah
radial dan gerak ke arah sudut. Dua suku terakhir digabung bersama sebagai energi
potensial efektif, maka:
(III.4.2)
Sekarang tinjaulah kasus sebuah partikel bergerak didalam ruang yang berada dibawah
gaya berbanding terbalik kuadrat yang dapat ditulis sebagai:
(III.4.3)
(III.4.4a) ;
(III.4.4b)
11
Selanjutnya energi potensial efektif diberikan oleh :
(III.4.5)
dengan suku pertama adalah sumbangan gaya radial (F(r)) dan suku kedua adalah
sumbangan gaya sentripetal. Seperti halnya gerak 1-D dalam potensial, jika kita
ungkapkan dalam bentuk momentum sudut, persamaan gerak dalam arah radial dapat
ditulis sebagai :
(III.4.6)
(III.4.7)
dimana k < 0 untuk gaya tarik-menarik
k > 0 untuk gaya tolak-menolak
12
Gambar.3.3
(III.4.8)
13
(III.4.9)
dengan:
Etotal = stasioner karena r adalah konstan
E = Veff min hanya ada ro yang memenuhi, orbitnya lingkaran
Selanjutnya akan ditinjau persamaan orbit dari sebuah benda yang bergerak di
bawah pengaruh gaya sentral. Dalam hal ini dapat mulai dari persamaan:
(III.4.10)
(III.4.10a)
(III.4.10b)
dan
(III.4.10c)
14
(III.4.11)
atau
(III.4.12)
Jika , maka :
(III.4.13)
Persamaan terakhir ini terdiri atas persamaan osilator harmonik (homogen) dengan
(III.4.14a)
(III.4.14b)
atau
(III.4.14c)
15
Persamaan terakhir adalah persamaan irisan-irisan kerucut dengan yang
disebut e (eksentrisitas) yaitu perbandingan antara sumbu panjang dengan sumbu pendek.
dan e diperoleh dari syarat awal atau dari kekekalan energi, yaitu:
L2 k
E r 2
1
(III.4.15)
2
2 r r
Karena E ini berlaku untuk semua r, maka kita pilih saja di titik perhelion, yakni ,
sehingga :
L2 k
E (III.4.16)
2r r
atau (III.4.17a)
(III.4.17b)
16
atau
(III.4.18)
Maka
Gambar.3.4
; elips
Orbit tertutup
; lingkaran
17
; parabola
Orbit terbuka
; hiperbola
Contoh 1:
Sebah partikel bermassa m diamati bergerak dalam orbit spiral diberikan oleh
persamaan , dimana k adalah konstan. Carilah bentuk fungsi gayanya.
Penyelesaian :
Gunakan persamaan diferensial persamaan (III.4.12)
(III.4.12)
Ambillah : (1)
atau
(2)
(3)
atau
(4)
(5)
Contoh .2. Hal yang sama dengan soal di atas, jika orbit spiralnya diberikan oleh .
Jawab:
18
Misalkan :
atau
Soal Latihan:
1. Sesuai dengan teori nuklir Yukawa, gaya tarik-menarik antara sebuah neutron dan
proton di dalam inti atom digambarkan sebuah fungsi potensial yang berbentuk:
19
b. Carialah E dan L ketika partikel bergerak dalam orbit lingkaran.
Dapatkan perioda waktu orbit.
3. Sebuah benda bermassa m bergerak dalam orbit lingkaran dibawah pengaruh gaya
sentral sedemikian bahwa orbitnya dapat ditulis sebagai . Perlihatkan
bahwa gaya sentral adalah berbading pangkat lima jari-jarinya.
4. Tinjau sebuah osilator harmonic isotropik yang mempunyai potensial yang
diberikan oleh V(r)=(1/2)kr2 .Hitunglah:
a. Gaya F(r) dan buatlah plot pada V(r) dan F(r)
b. Buatlah plot potensial efektif untuk partikel bermassa m yang bergerak
dengan energi E dan momentum sudut.
20