Tuberculosis
Paru
Disusun Oleh:
Elvira Eldysta - 1102016060
Pembimbing:
dr. Nukeseny, Sp.P
Keluhan Utama: Batuk ada sejak 1 bulan SMRS dan ada dahak
berwarna coklat tanpa bercak warna merah, BB turun 10 kg dalam
1 bulan SMRS, Sesak Nafas
Riwayat Hipertensi :+
Riwayat Diabetes Melitus :+
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat Alergi Obat : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pengobatan
KULIT
● Warna: sawo matang
● Pucat: Tidak Pucat
● Jaringan parut: Tidak ada MATA
● Turgor: Baik, < 2 detik ● Palpebra: Edema -/-, hiperemis -/-
KEPALA ● Konjuntiva: Pucat -/-
● Bentuk: Normocephalous ● Sklera ikterik: -/-
● Rambut dan kulit kepala: Hitam pertumbuhan TELINGA
merata, tidak mudah dicabut, tidak ada ulkus, ● Bentuk daun telinga: Normal
tidak ada jerawat, tidak ada luka ● Pendengaran: Normal
Pemeriksaan Fisik
PARU- PARU
● Inspeksi: Simetris, bentuk dada normal, pada JANTUNG
dinding ● Inspeksi : Iktus kordis (-)
dada tidak ditemukan adanya jaringan parut, ● Palpasi: Iktus kordis teraba linea midclavicularis
maupun sinistra ICS
pelebaran vena superfisial, tidak terdapat retraksi VI
otot ● Perkusi
− Batas jantung atas : ICS II linea parasternalissinistra
interkostal. − Batas jantung kanan: ICS V linea parasternalis dextra
● Palpasi : Ekspansi dada kanan dan kiri simetris, − Batas jantung kiri: ICS VI linea midclavicularissinistra
● Perkusi : Perubahan suara dari sonor ke redup ● Auskultasi
pada - Katup Aorta : AII>AI regular, murmur (-), gallop (-)
kedua lapang paru bagian basal. - Katup Pulmonal : PII>PI regular, murmur (-), gallop (-)
● Auskultasi: Suara napas vesikuler pada seluruh - Katup Mitral : MI>MII regular, murmur (-), gallop (-)
lapang - Katup Trikuspid : TI>TII regular, murmur (-) , gallop (-)
paru, whezzing (-), ronkhi (-)
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN
● Inspeksi: Tampak simetris, sikatrik (-), venektasi (-), caput medusae (-), massa (-), striae (-)
● Palpasi: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), massa (-) hepatosplenomegali (-), Tes undulasi (-),
renal
ballotement (-)
● Perkusi: Timpani pada seluruh kuadran, tes shifting dullness (-)
● Auskultasi: Bising usus terdengar 5x/menit, normal di semua kuadran
Pemeriksaan Fisik
Seorang pasien datang dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak berwarna
kecoklatan tanpa ada bercak merah disertai nafsu makan dan berat badan menurun
sejak 1 bulan SMRS. Pasien juga memiliki riwayat Diabetes Melitus dan Hipertensi
sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 149/83 mmHg. Pada
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan infiltrate di apex paru sampai lapang bawah
paru bilateral dan pemeriksaan TCM didapatkan MTB positif dan rifampicin sensitif
Permasalahan
Tuberkulosis Paru
Diagnosis Banding
Simple Bronchopneumonia
Rencana Pemeriksaan
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Non Medikamentosa
Rifampisin, INH, Pirazinamid,
Tidak melakukan aktivitas deajat sedang-berat,
Streptomisin, Etambutol, Vitamin B6
perbanyak konsumsi karbohidrat, protein, berhenti
untuk melawan efek samping yang
merokok
ditimbulkan akibat penggunaan INH
Prognosis
Dubia at sanam
Dubia at functionam
Dubia at malam
Dubia at sanatinam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tuberkolosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB
sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namum bakteri
ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti
pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.
Epidemiologi
Berdasarkan data surveilans anti TB resistensi obat
Jumlah multidrug atau rifampisin kasus Tahun 2009, terdapat 148 kasus yang
resisten TB (RR/MDR-TB) di indonesia dicurigai diperiksa dan 66 di antaranya
meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2014 dipastikan sebagai TB RR/MDR.
Tahun 2015, hanya 46% kasus 12% meninggal, 39% gagal dan
gagal pengobatan berhasil diobati 3% gagal pengobatan
Terdapat beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit
TB, kelompok tersebut adalah:
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.
2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
3. Perokok
4. Konsumsi alkohol tinggi
5. Anak usia <5 tahun dan lansia
6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius.
7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
8. Petugas kesehatan
ETIOLOGI DAN TRANSISI
Satu batuk dapat memproduksi hingga 3,000 percik renik dan satu kali bersin
dapat memproduksi hingga 1 juta percik renik. Sedangkan, dosis yang
diperlukan terjadinya suatu infeksi TB adalah 1 sampai 10 basil. Kasus yang
paling infeksius adalah penularan dari pasien dengan hasil pemeriksaan sputum
positif, dengan hasil 3+ merupakan kasus paling infeksius
Orang dengan kondisi imun buruk lebih rentan mengalami penyakit TB aktif
dibanding orang dengan kondisi sistem imun yang normal. 50- 60% orang
dengan HIV-positif yang terinfeksi TB akan mengalami penyakit TB yang aktif
Resistensi Inisial : Resistensi yang terjadi pada pasien yang tidak tahu
pasti apakah pasien sudah ada riwayat pengobatan OAT sebelumnya
atau belum pernah
• Batuk berdahak berwarna putih sejak - Batuk dapat bercampur darah atau batuk
10 hari darah, sesak nafas, dan nyeri dada atau
• Batuk bercak darah pleuritic chest pain (bila disertai peradangan
• R. TB tuntas pengobatan tahun 2011 pleura).
- Anoreksia, BB turun, berkeringat malam tanpa
kegiatan fisik, demam meriang, badan lemah
dan malaise.
- Riwayat kontak
- Riwayat pengobatan OAT sebelumnya
- Faktor risiko penurunan daya tahan tubuh
(HIV, DM, dan lain sebagainya)
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
• bentuk dan gerak simetris • Bila lesi luas : bentuk dada yang tidak
• vocal fremitus ka=ki simetris.
• Sonor (+/+) • Bila lesi luas : fremitus mengeras atau
• Suara nafas vesikuler melemah
• Bila ada kelainan tertentu, dapat terdengar
perubahan suara perkusi seperti hipersonor
pada pneumotoraks, atau pekak pada efusi
pleura.
• Bila lesi luas : Ronki basah kasar terutama
di apeks paru, suara napas melemah atau
mengeras, atau stridor. suara napas
bronkhial/ amforik/ ronkhi basah/ suara
napas melemah di apeks (Burhan E, 2016).
Pemeriksaan Lab dan Penunjang
Fakta Teori
• Tes cepat (rapid test):
TCM menggunakan cara Hain atau
Gene Xpert. Gene Xpert dapat
MTB detected mengidentifikasi kuman
M.tuberculosis dan resistensi
Rif resistant detected rifampisin dari sputum dalam
beberapa jam
• Pemeriksaan dahak
• Pemeriksaan mikroskopis BTA
dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
• Biakan dan uji kepekaan
M.tuberculosis
Fakta Teori
Tindakan Pencegahan
1. Status sos-ek rendah berhubungan dengan pendidikan kesehatan.
2. Sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau suspect
3. Pengobatan preventif dengan INH
4. BCG
5. Memberantas TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi, dan pasteurisasi air susu sapi.
6. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis para pekerja tambang, pekerja semen dsb
7. Pemeriksaan bakteriologis dahak orang dengan gejala tbc
8. Pemeriksaan screening dengan tubercullin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant,
orang kontak, petugas rumah sakit, petugas/guru sekolah
PENCEGAHAN
1. pengobatan pencegahan dengan INH (PP INH) selama 6 bulan, dgn dosis INH 300 mg/hari selama 6
bulan ditambah B6 dosis 25 mg/hari
2. Dapat juga menggunakan Rifapentine dan INH, seminggu sekali selama 12 minggu (12 dosis) dapat
sebagai alternatif. Dosis yang digunakan adalah INH 15 mg/BB untuk usia >12 tahun dan BB>50 kg
(utk BB 32-50 kg = 750 mg)
Yang memerlukan ?
1. Kontak serumah
2. HIV
3. Orang dengan faktor resiko
Kesimpulan