Anda di halaman 1dari 287

Sketsa & Puisi

Sketsa & Puisi

SKETSA & PUISI


Sketsa & Puisi

Assalamu'alaikum wr wb

Bismillahirrohmanirrohiim. Segala puji bagi


Allah yang tiada putus menganugerahkan rahmat
serta hidayahNya bagi semesta, serta nikmat dan
karunianya berupa kesehatan untuk kita semua umat
manusia, terlebih kepada saya pribadi, sehingga pada
akhirnya mampu menyeleseikan buku 'Sketsa dan
Puisi' ini.
Buku ini semata-mata hanyalah untuk
mendokumentasikan hasil karya selama saya
menekuni bidang seni lukis khususnya lukis sketsa
hitam putih sejak tahun 2019.
Aktivitas yang berawal dari kegiatan mengisi
waktu luang dengan menyalurkan bakat yang saya
miliki, namun pada akhirnya bisa menjadi sumber
penghasilan.
Buku ini nantinya akan menjadi prasasti dari
sepenggal kisah perjalanan anak manusia dalam
melakoni lekuk liku kehidupan. Melewati merah
hitamnya gurat peristiwa, yang semuanya tercermin
dalam gradasi sketsa hitam putih.
Selain beberapa karya yang tidak tersimpan
karena tidak adanya foto hasil karya, sementara
pemesan
Sketsa & Puisi

pemesan lukisan tidak bisa lagi dihubungi, namun


setidaknya 98% dari 200 lebih foto lukisan dapat
tersimpan di dalam buku ini.
Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan
kepada semua sahabat yang telah memberikan doa
serta dorongan semangat, sehingga saya bisa sampai
di tahap seperti sekarang ini. Juga rasa terima kasih
yang tak terhingga atas apresiasi sahabat yang telah
berkenan menggunakan hasil coretan saya sebagai
cover buku tunggalnya. Saya yakin, Tuhan Yang
Maha Kuasa akan memberikan balasan sebesar-
besarnya atas kebaikan hati anda sekalian.
Dan semoga ke depan, saya bisa lebih produktif
dalam berkarya dan bermanfaat bagi sesama. Terima
kasih.

Penyusun naskah & Pelukis


D' Eros Sudarjono
Sketsa & Puisi

Kata Pengantar ………………………………….…. iii


Daftar Isi ……………………………………………. iv
Tokoh Nasional - Dunia …………………………... 1
Sastrawan – Seniman ……………………………… 13
Sahabat & Keluarga ……………………………….. 23
Koleksi – Pesanan Konsumen ……………………. 106
Profil ………………………………………………… 280
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Eka Budianta
IKAT KEPALA NUSANTARA
Udeng dari Madura, songkok dari Jambi
Telah kukenakan dengan bangga
Sebangga kupakai blangkon Jawa
Ketika menyambut hidup baru.

Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan


Di Gorontalo, di Waerebo, di Nabire
kepalaku terlindung
Hatiku dimanja, dibikin sennag
Beragam ikat kepala, bermacam motifnya

Terima kasih, Ibu Pertiwi


Aku merasakan cintamu
Sejak ibu mesang topi bayi di Ngimbang
Dusn kelahiranku di tepi hutan jati.

2023
*)Udeng, ikat kepala Madura, hadiah dari Ibu Tri Rismaharini pada acara Temu Pusaka
Indonesia di Surabaya.

EKA BUDIANTA, lahir di Lamongan, Jawa Timur, tahun 1956, dan tinggal di Jakarta sejak
1974. Pernah belajar Japanologi dan Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Mendapatkan beasiswa Rockefeller untuk mengikuti program Kepemimpinan Lingkungan
di Costa Rica, Okinawa, dan Zimbabwe (1995-1997). Sempat bermukim di London, Inggris
dan New York, Amerika Serikat, bekerja sebagai penyair dan wartawan. Bukunya “Langit
Pilihan” mendapatkan penghargaan sebagai buku kumpulan puisi terbaik dari Badan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2012. Di tahun 2021
memenangkan rekor MURI dengan buku Mekar Di Bumi serta terpilih sebagai penulis fiksi
berdedikasi dari Satupena di tahun 2022.
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Ons Untoro
SEOLAH DI RUANG SEBELAH
Seolah di ruang sebelah
kota kita laut membelah
tubuh dalam jarak memisah
saling sapa, salam wajah
seolah seperti duduk bersebelah

Batas antara khayal dan nyata


seperti gunung biru terlihat mata
antara tiada dan ada
seperti puisi melampaui fakta
ruang digital tak bisa diraba

Seolah duduk bertatap muka


jarak kita jauh terpisah
antara kota dan samudra
jagat merapat seolah satu rumah

Yogya, 2021
Sketsa & Puisi

Ons Untoro
FILE DAN PASSWORD
File dan pasword
copy paste dan delete
ditayang atau dibuang
like dan subscribe
tanda kite berjumpe

Save dan copy


sambil menghirup kopi
wifi tak mati
kukrim puisi

File dan gawai


wahatsApp dan facebook
foward dan upload
hoax dan fiksi

Dunia tak bertepi


shutdown adalah kunci

Yogya, 2021

ONS UNTORO, tinggal di Yogyakarta. Buku puisinya yang sudah terbit Mengenali Yogya
(2012); Pastor Menikah (2016); Obituari: mereka yang sudah pergi (2017); Membaca Tanda:
Esai-esai Tentang Kebudayaan (2019). Puisi-puisinya juga masuk dalam sejumlah antologi
puisi bersama dalam tahun yang berbeda-beda.
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Novi Indrastuti
HANYA SOAL WAKTU
Langit memang tak selalu lazuardi
hujan pun tak selalu gemuruh badai
sebab semua hanya soal waktu

Hari ini
pasti bukan kotak
berbalut kertas indah yang kau harap
sebab sebungkus kado
hanyalah simbol kesukacitaan
bukan sebongkah materi
yang kau tunggu di teras depan
sebab hanya untaian kata
kepada Sang Penggenggam Jiwa
yang kau rindukan

Hari ini
selembar kertas bergores tinta biru menyapamu
mengalirkan rasa dan melangitkan doa pengharapan
teruslah berjuang menabur kebajikan bagi khalayak
teruslah menebar semangat bagi semesta raya
teruslah berlaku bagai oase di tengah padang pasir
sebab semua hanya soal waktu.

Waktu adalah anugerah terindah


doa tersimpan dalam tiap detiknya
Tuhan mengatur laku langkah manusia
memberi makna pada tiap tapak pijak
nikmati setiap detak hirupan napas
karena waktu tak pernah menunggu
dalam waktu tergurat sejarah kisah kehidupan

[semangat ….]
Sketsa & Puisi

[…… kehidupan]

semangat tumbuh bersama perjalanan waktu


keberkahan akan tercurah bagai derai hujan
semua hanya soal waktu.

Yogyakarta, 31 Agustus 2023

NOVI SITI KUSSUJI INDRASWARI, lahir di Yogyakarta lebih dari setengah abad yang lalu.
Menyeleseikan studi sarjana dan magister di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Selanjutnya mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Kyungnam, Korea Selatan. Saat ini
berprofesi sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah
Mada. Sudah menerbitkan lima buku antologi puisi, yaitu; Di Balik Lensa Kata (2017);
Bingkai Kehidupan (2017); Kepundan Kasih (2018); Tapak Jejak Peradaban (2020); dan
Kristal Memori (2021). Pernah juga menulis cerpen, salah satunya berjudul “Jejak Luka”
(2021). Beberapa waktu yang lalu, menulis sebuah buku esai fotografi “Banyuwangi: Ratna
Mustika di Penghujung Timur Jawa (2022).
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Harno Depe
WAYANG BERTUTUR
Ketika diam, wayang itu sebuah hiasan
ketika dipahami, wayang itu bermakna hakiki
ketika dimainkan dalang, wayang itu bercerita
kehidupan ini juga diam, kecuali ditangan Sang
Dalang Kehidupan.

Wayang itu bayangan


jelas makna sebuah cerita dari balik kelir
dalam gelap malam layar diiringi gemerincing
lewat bayangan mereka bertutur.

Sebuah gunungan dalam pewayangan itu alam sejati


gunungan menjadi penanda sebuah perubahan
dari satu episode beranjak ke jejak yang lain
bercerita tentang laku sebuah pranata kehidupan.

Ketika Bimasena mencari tirta prawitasari


Air suci kehidupan yang menguak jati diri
Sang Dewa Ruci memberikan wejangan
Bima telah mencapai kasunyatan yang sejati.

Semua cerita hidup, jiwa mereka berbicara


Dalam setiap gerakannya, pesan tersirat
Wayang bertutur, dalam seni yang menyentuh
Warisan budaya pembawa catatan kehidupan.

Yogyakarta, 1 September 2023


Sketsa & Puisi

Harno Depe
MENGALIR TANPA BATAS
Dia adalah keseharian kita
dia mengalir tak pernah lelah tanpa henti
menyimpan rahasia alam dan perjalanan manusia
dalam riwayat yang terukir dalam gelombangmu
dalam sungai-sungai kau mengalir perlahan
di dalam ombakmu terdapat petualangan laut
berkisah tentang pelaut dalam kesendirian
ditemani kalam.

Mengukir kebahagiaan dalam embun pagi


kesedihan dalam hujan yang deras
air mata yang jatuh ke dalam pelukmu
mengabarkan cerita yang tak terucap
dalam es membeku di puncak gunung tinggi
menyimpan ukiran tentang iklim dan cuaca
dalam bahasa diam, kau adalah pencerita.

Dalam hati bumi kau bersembunyi dalam mata air


mengalir dalam kedalaman menyimpan misteri
kau adalah pustakawan alam yang setia
mengabadikan cerita-cerita dalam bisu pilu
engkau adalah pencatat setia dan bijak
tentang lau dan gerak hati insan probadi
dalam perjalananmu,
kau adalah saksi jejak peradaban.

Air dalam wujud kecilmu


kau bergandengan dengan erat teratur
sebuah ikatan yang terangkai tertata terkuat

[bertahan ……]
Sketsa & Puisi

[…… terkuat]

bertahan dalam diam walau dingin mencekam,


membatu
tetap teguh mempertahankan keabadian
dalam menyimpan larik bait dalam kata
bercerita tentang keteguhan hati maklukNya.

Yogyakarta, 1 September 2023

HARNO DWI PRANOWO, seorang guru besar bidang ilmu kimia di fakultas MIPA
Universitas Gadjah Mada yang memiliki kegemaran di bidang fotografi dan menjadi
pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi UGM (UFO). Lima buku puisi fotografi telah
dihasilkan yaitu “Kristal Memori (2021); “Tapak Jejak Peradaban (2019); “Kepundan Kasih”
(2018); “Bingkai Kehidupan (2017)”; dan “Di Balik Lensa Kata” (2017). Sedangkan
"Banyuwangi: Ratna Mustika di Penghujung Timur Jawa" (2022) mengambil bentuk esai
fotografi. Ikut serta di beberapa pameran fotografi seperti “Harmoni dalam Hijau” yang
diselenggarakan dalam rangka Bulan Fotografi (Mois De La Photographie) oleh Indonesia
Art and Culture Network (IAC). Relief kapal di Borobudur adalah karya fotografi diantara
280 karya fotografi karya fotografer internasional pada Pameran Fotografi Internasional
2022 bertajuk Bara-Api.
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Kurniawan Junaedhie
SAAT ZURAIDA INGIN JADI IKAN
Setelah lama tergolek sakit, ia mulai hapal rute jalan
pulang, dan sejarah manusia sejak lahir hingga ajal.
Ia hapal sifat manusia: dari sifat dajjal, sampai
perangai nakal. Ia sadar hidup manusia, seperti
berjalan di gigir bukit. Salah kaki melangkah, alam
semesta akan tergelincir sakit.
.
Sebetulnya ia ingin jadi ikan agar bisa menyelam ke
dalam lubuk kehidupan. Ia ingin merenangi arus
hidup baru yang penuh dengan gelembung oksigen
dan lumut ganggang agar bisa membersihkan masa-
masa kelam. Ia ingin timbul tenggelam di dalam
dingin air untuk menyisihkan hari-hari yang dimakan
zaman. Ia sadar, lidah bisa salah tapi air ludah tak
pernah salah. Ia tidak pernah lagi bertanya: mana
yang harus disayangi dan mana yang harus dibenci.
Tetapi apakah mungkin?
.
Ketika ia melangkah masuk ke dalam rumah, setelah
lama tergolek sakit, ia sangat yakin bahwa itu sangat
mungkin dan bukan hal yang mustahil.
.
2023

KURNIAWAN JUNAEDHIE lahir di Magelang, besar di Purwokerto dan lebih dari separuh
umur tinggal di Jakarta. Menulis puisi sejak 1974. Karyanya dimuat di media cetak antara
tahun 1976-1995. Buku puisinya, al. Selamat Pagi Nyonya Kurniawan (1975), Perempuan
dalam Secangkir Kopi (2010), Sepasang Bibir di Dalam Cangkir (2011) dan Alangkah
Ganjilnya Sebuah Kota Tanpa Kamu di Dalamnya (2021), Puisinya dimuat dalam berbagai
antologi puisi, al. seri Antologi puisi Dari Negeri Poci (sejak 1993). Buku kumcernya, al:
Opera Sabun Colek Reborn (2021). Bersama sejumlah penyair, mendirikan Komunitas
Negeri Poci (1993). Terakhir, bersama Julia Utami, mendirikan Komunitas Aksi Swadaya
Menulis dari Rumah (sejak 2020).
Sketsa & Puisi

Julia Utami
DATANG KE SEMARANG

Menunggumu di tengah tingkah rintik hujan


Membaluri beribu tanya menggalur sukma
Hiasan naluri membatin manusia mencari
Adakah ujung dari sebuah persinggahan

Kembara hati berjalan antara seruni hati


Tanpa salah menaruh musim berganti
Siklus ini jalan sendiri tanpa kompromi
Setia menulis membawa pada perjalanan
Suatu ketika di Semarang sampai pada sebuah
lawatan

Musafir menyapa satu bersahut yang satu


Tak ada jarak membawa pada obrolan
Seolah sewindu tak bertemu kisah
Mengelilingi putaran ribu jejakmu

Waktu merambat tak mau menunggu


Semua kembali ke stasiun pertama dijejaki
Tinggal kuterus setia menulis di sini
Sampai terbaca
Arti

Depok, 24 Juli 2023

JULIA UTAMI, lahir di Lampung, 28 Mei 1972. Menjadi guru di SMP Santa Ursula Jakarta
sejak 27 tahun lalu. Menulis satu novel “Perempuan-Perempuan Abhipraya”, dan 6 buku
puisi tunggal serta puisi duet bersama Kurniawan Junaedhie, “Januari Jangan Pergi”.
Menulis bersama teman-teman ada 300-an buku. Sekarang aktif menjadi editor di Aksi
Swadaya Menulis dari Rumah, senbuah komunitas menulis yang dikelolanya bersama
Kurniawan Junaedhie. Julukannya adalah *Penyair Kereta*.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sriyanti S. Sastroprayitno
TANDA MATA

Coretan ini hanyalah tanda mata


untuk seorang penyair yang juga perupa
darinya cinta mengalir dalam lembar-lembar karya
gurit kehidupan berselaras gores lukisan

Pada senyum yang mengabadi


menali ingatan bahwa kita pernah dipertemukan
entah berwarna apa catatan langit
senyatanya telah menaut dalam larik-larik gurit
bercengkerama dalam adiluhung budaya
seperti alun nada dengan laras seirama
tetapi tak jarang juga berhias lirik-lirik sumbang

Lalu seperti air mengalir


tak henti taut tangan kita mendorong karya-karya
lahir
menebar cinta kepada kebudayaan Jawa
sampai entah di mana kita masih mampu berdaya
cipta

Dan di bulanmu ini


hanyalah barisan kata sebagai penanda
bersama alun doa tanpa jeda

Selamat ulang tahun, penyair dan perupa

Semarang, Jelang 12 September 2023


Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sriyanti S. Sastroprayitno
MELATI MEWANGI

Nun jauh di bumi panginyongan


tunas-tunas melati kita tumbuhkan
seiring napas sastra Jawa
yang mendarah dan menjiwa

Kalau bukan kita yang menyediakan dada


di mana lagi hendak membarakan cinta
meski takjarang gerimis mengiringi
pun beratnya langkah kaki

Tetapi wanginya melati telah terangkai


bersama persaudaraan yang tak akan usai
bak memintal benang-benang cinta
dan membentangkannya dalam lembar budaya

Dan senyum kecil di wajah tak lagi muda


adalah penanda semangat menyala
bahwa melati akan terus menebar wangi
bersama persaudaraan kasih suci

Semarang, 30 Agustus 2023

SRIYANTI S. SASTROPRAYITNO, lair ing Sragen, 5 Februari 1969. Alumnus Kimia FMIPA
UGM iki saben dinane makarya minangka dosen ing Departemen Kimia FSM UNDIP
Semarang. Lenggah ing Meteseh, Tembalang, Semarang. Saliyane nulis uga seneng
nggambar. Tulisan-tulisane akeh kapacak ing media basa Jawa. Bukune kumpulan
geguritan Mecaki Wektu (2021) kasil nampa Prasidatama 2021 lan Rancage 2022. Buku
Wacan Bocah kang nate ditulis: Juwara (Balai Bahasa Prov DIY, 2022) lan Citra & Kanca-
Kancane (Balai Bahasa Prov Jateng, 2022). Uga nulis puluhan buku antologi bebarengan,
kayata Wanodya 1-3 (2017-2019), Melati Rinonce 1 (2022), Kumpulan Gurit Melati Rinonce 2
(2023) lan Kumpulan Cerkak Melati Rinonce 2 (2023). Koordinator Paguyuban Wanita
Penulis Sastra Jawa Melati Rinonce iki uga nulis buku tunggal: Kumpulan Cerpen Pulanglah
(2022), Kumpulan Cerkak Ing Kompleks 21(2022) lan Kumpulan Gurit Lembaran Anyar
(2022).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sriyanti S. Sastroprayitno
MENELADANI IBU
::untuk anak-anakku

Melepas peluk eratku perlahan


serupa lantun doa lewat napas tertahan
dan bulir-bulir di mata menggenang
kutahan agar tak membuatmu gamang
Melayang ingatan pada puluhan tahun silam
gadis kecil lugu dengan seribu impian
meski tampak keraguan membayang
air mata ibunda telah melepas dengan kasih sayang
dengan ribuan keyakinan
melepasku adalah lompatan dalam kehidupan
Kini waktu telah jauh berlalu
telah tumbuh mendewasa anak-anakku
seolah dejavu
aku dihadapkan dengan kenyataan seperti saat
puluhan tahun itu
Seperti anak-anak panah yang lepas dari busurnya
menuju cita dan impian hidupnya
terbanglah tinggi, Nak
jadilah sayap yang tak pernah kupunya
Di sini ibu hanya mampu mengalunkan doa
seperti dulu kakek nenekmu melepas bunda
Langkahkan kakimu selalu untuk kebaikan
di belahan bumi manapun kau berada
hanya kepadaNya kita menghiba
mengharap limpahan rahmat dan kasih sayangNya

Semarang, 2 September 2023


Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Ria Afifah Almas


MEREKA ADALAH RUMAH

Di sore itu aku pulang


Gerimis kecil menyambut pelan
Di suatu desa,
dengan engkau yang tersenyum menyapa

Di malam itu aku pulang,


Sedikit terlambat oleh kesibukan
Di daun pintu engkau menunggu
hangat pelukan untuk diriku

Di rumah kecil itu aku selalu pulang


Penuh tangis tawa,
saksi bisu bertambahnya usia
Samar suara TV berbahasa jawa
Gemerisik tikar yang kau buka kala senja tiba
Uap dari cangkir teh di pagi buta
Malam penuh cerita, akan masa lalu dan masa depan
yang tersirat petuah kehidupan

Kini, waktu tak lagi bersisian


Engkau pamit tuk pulang
Cukup dengan doa, bisikmu pelan
Rindu ini akan tersampaikan

Stockholm, 25 Agustus 2023

RIA AFIFAH ALMAS, lahir di Sragen, 8 April. Alumnus Kimia FMIPA Universitas Gadjah
Mada ini sangat gemar membaca dan menggambar. Puisinya pernah dimuat dalam antologi
puisi Negeri Awan (DNP 7, 2017) dan Menjemput Rindu di Taman Maluku (2018).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Ninuk Retno Raras


WAJAH DALAM PIGURA

Siapakah engkau yang menyerupaiku


Bermata sipit bersemu malu
Pada sunyi kau menyapa
Terpaku di pigura
Seperti mencatat kata di dalam buku
Kau mengeja kata rindu
Merangkainya panjang dan wangi
Seperti melati di kalung mempelai
Jika engkau bisa bicara
Akan kusematkan alun suaramu
Ke dalam hati paling indah
Menjadi madah abadi tatkala resah
Siapakah engkau yang menyerupaiku
Mengalirkan degup sayup tentang cerita lama
Tentang gembala Dan pohon tua
Tentang sungai berbatu di pinggir desa
Siapakah engkau yang menyerupaiku
Tersenyum lembut di pigura tua
Ibuku
Atau
Cucuku?

Wedomartani, 26 Agustus 2023


Sketsa & Puisi

NINUK RETNO RARAS, lahir pada tanggal 26 Januari 1962 di Kediri, Jawa Timur. Tahun
1979, tulisannya yang berupa cerita pendek (Cerkak) sudah menghiasi halaman majalah
Minggon Jayabaya. Selanjutnya di tahun '80-an, karya-karyanya banyak tersebar di
beberapa majalah. Di antaranya: Jayagiri, ANITA Cemerlang, ANEKA lan Ceria. Masih aktif
menulis sampai sekarang, termasuk menjadi contributor di beberapa antologi Bersama.
Saat ini bertempat tinggal di Sleman, Yogyakarta sambil mengelola kegiatan untuk anak-
anak di Omah Sikep, Sleman.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sulis Bambang
WARISAN

Inikah jejak yang kau tinggalkan


Segumpal keributan tentang warisan
Segenggam sayang tak menentramkan
Sepetak kisah tak mampu menutup gelisah

Sudah kucoba menawarkan riang


Agar segala kisruh hilang
Duka dan gelisah terbang
Agar kita bisa menjamu tenang

Duhai kau tak rela menerima


Akupun tak mampu menawar bahagia
Kita Cuma saling bertatap mata
Mulut terkunci tak bisa bicara

Ini jejak yang kau wariskan


Kuwadahi dengan tanganku sendiri
Kusimpan rapat di sudut hati
Menjadi rabuk kehidupan

Pengkolan Maluku 10 Agustus 2023


Sketsa & Puisi

Sulis Bambang
SILUET SENJA

Bukankah laut rumah paling maut


Tak perlu kau ragukan kedalamannya
Menyimpan rindumu tanpa ragu
Kedalam senyap lalu lenyap

Betapa jauh
Memandang laut dari sini
Airnya berkilauan
Diterpa mentari sore

Aku sudah bosan menunggu


Bahkan berpikir tentangmu aku tak mau
Hanya siluet senja yang masih kutunggu
Walau sekejap dia memerangkap

Pengkolan Maluku, 17 Agutus 2023

SULIS BAMBANG, eyang putri yang memiliki 6 orang cucu ini bertempat tinggal di kota
Semarang. Mengelola Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM), dengan kegiatan utamanya
yaitu ‘SEDEKAH BUDAYA’ dengan konsep Belajar Bersama. Memberikan pengajaran
singkat (MINI WORKSHOP) pada siswa SD, SMP dan SMA. Selain menulis, hobi yang masih
ditekuni yaitu memotret (FOTOGRAFI). Antologi puisi tunggal karyanya: SEMARANG KOTA
TERCINTA, ORKESTRA SUNYI, HANYA UNTUKMU dan juga kumpulan geguritan dialek
Semarang, POKOKMEN SEMARANGAN.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Windu Setyaningsih
LUKISAN DI SATU MOMEN

Ia telah menua,
wajahnya senja purba,
tirai-tirai bertaut tanda perjalanan hidup
pada lintasan zaman yang dilalui
Di rembang senja itu
pipinya menjelma sarang lebah
sepasang mata rentang, bermuhibah di dua arah,
merekam yang absurd dan konkret
Di dalam bingkainya
tak tertera jumlah uban dan gigi yang tersisa
begitu rapat dalam selembar kerudung dan senyum
lembayung
Ia telah menua
dalam satu momen langka,
ketika hitam putih menyatakannya

Bobotsari, Medio Agustus 2023

WINDU SETYANINGSIH, (WINDSET), lahir di Purbalingga, 5 Nopember. Setelah lulus dari


Fapet UNSOED, kemudian menempuh Akta 4 di UNJ Jurusan Pendidikan Biologi. Mulai
menulis sejak tahun 1979 dan yang pertama dimuat tahun 1982 sebuah cerpen di tabloid
Cempaka. Telah menulis novel 3 judul (2000-2004), salah satunya yaitu "MBEKAYU PRAPTI".
Saelain itu juga menerbitkan buku Kumpulan Cerpen PEREMPUAN PEREMPUAN BUKIT
SAMBENG (2016) serta buku puisi tunggal TWILIGHT TO NIGHT dan AYO MENARI
SEBELUM MATI (2019). Mempelopori penulisan antologi puisi MEMBACA KARTINI (2016),
bekerja sama dengan kelompok Joebawi. Sekitar 70 buku antologi puisi dan geguritan yang
ditulis bersama para penulis lainnya. Di antarannya: MEMBACA KARTINI (2016);
PEREMPUAN PEMBURU CAHAYA; MEMO PENYAIR (PMK, MAT, MAKTA); DNP dan lain-
lainnya. Uga melu ngisi geguritan ana ing buku Wanodya 1 lan Wanodya 2. Wanita ini juga
pernah meraih Juara 3 pada Lomba Menulis Geguritan, yang diadakan Pemprov Jateng dan
PWI (2018) serta Juara 1 Membaca Geguritan Tegalan (2019). Sekarang ini aktif berkegiatan
bersama Komunitas Teater dan Sastra Perwira Purbalingga (KataSapa).
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Anastasia Sunu Murwani


CAHAYA DI BALIK JELAGA

Duka bahasa Jawa


Berselimut jelaga
Digerus anak zaman
Kemajuan zaman?
Haruskah tradisi, budaya luhur hancur?
Jemariku mencoba menata kata
Di dunia maya
Eksistensi bahasa Jawa tetap ada
Kutulis dikegelapan yang entah
Dengan cinta
Adamu adalah cahaya
Menyinari Melati Rinonce
Sketsa hitam putih
Wajah tak ayu senyum kemayu
Apresiasimu pada kemauanku
Menata diksiku yang terserak
Ada yang tersembunyi dibalik sketsa
Cinta bahasa dan budaya bangsanya
Merawat budaya luhur warisan leluhur
Agar tidak hancur.

Bumi Sukowati, 29 Agustus 2023

ANASTASIA SUNU MURWANI, seorang ibu rumah tangga yang lahir di Wonosobo tahun
1963. Sebagian karya tulisnya, puisi dan cerpen dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa
Jawa, sudah ikut dalam beberapa antologi bersama para penulis lainnya.
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Suratmini
TENTANG MEGA HITAM PUTIH

Sekelumit tentang mega berarak


::Hitam putih
Ada setetes embun menyembul
Sejuk berkilau
Tunduk bersimpuh
Dilingkar karuniaNya

Salatiga, 24 Agustus 2023

SURATMINI, lahir di Bojonegoro, 16 April 1960. Lulusan IKIP Negeri Surabaya (FPBS)
jurusan Seni Rupa ini, pernah mengajar di SMAN 15 Surabaya, selanjutnya mendapatkan
mutasi di SMAN 2 Salatiga sampai purna tugas. Buku yang sudah ditulis antara lain: Antologi
Geguritan (Wanodya #1, #2, #3); Kumpulan Puisi Senja Bersastra Malioboro, Kumpulan
Puisi Perempuan Diujung Senja, dan yang paling akhir yaitu Kumpulan Cerita Cekak lan
Geguritan Kidung Sejatine Pahlawan (Boenga Ketjil, 2021). Kegiatan selain menulis juga
melukis serta kadangkala memproduksi kain jumputan jika ada pesenan. Penulis bisa
dihubungi melalui nomor telpon (WA) 087834569927. Alamat rumah di Perum Tingkir
Permai, RT. 04, RW. 07, Kav D-1, Salatiga 50746.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Widharningsih
SEBATAS TAHU

Jangan pernah bercerita tentang asmara


Jika kau belum tahu kobarannya
Jangan pernah berpeluk dengan rindu
Bila kau tak tahu seberapa besar kau perlu
Jangan pernah bercinta dengan waktu
Bila kau tak tahu lamanya berlalu

Goresan sketsa wajah


Sekilas pandhang bermakna dalam
Bercerita dengan arsiran hitam putihnya
Tajam mata
Kapan itu berlalu
Sudah pergi
Datang mereda hujan badai
Lalu kembali bercumbu di ujung belati
Mengurai pelangi
Dalam dendam asmaradahana

Sperolly, Agustus 2023

WIDHARNINGSIH, lahir di daerah asri Tanjungsari, Tirtomoyo, Kab. Wonogiri. Lulusan


SMA Negeri 2 Wonogiri ini, menyeleseikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa di IKIP
Semarang. Saat kuliah, pernah memimpin Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ketoprak,
sehingga sering ikut bermain di atas panggung. Karya guritnya sering dimuat dimajalah
berbahasa Jawa, antara lain: Panjebar Semangat, Jayabaya, dan sebagainya. Sampai
sekarang masih mengajar Bahasa Jawa di SMPN 22 Semarang serta bermukim di Villa
Siberi, Banjarejo, Kendal, Jawa Tengah.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Robingah
SKETSA

Seraut wajah sunyi, terbingkai rapi. Tatapnya begitu


kukenal. Hening, meski menata diksi keping demi
keping. Di bibir malam, kian nyata hitam putih
siluetnya.
Saat bola mataku tertuju ke arah pipi, kudapati
betapa selaras, goresan akrilik yang dimainkan di
atas kertas. Liukan halus pun tak lepas dari kata
pantas.
Gradasi sapuan warna, tampak padu antara gelap
dan terang. Sementara, kerut-kerut di helai kebaya,
tetap tersentuh utuh. Tingkah sahaja tak lupa
disiratkan pula.
Kutahu, tak cukup sehari dua hari, jemarimu
lengkungkan garis-garis tipis hingga sebentuk muka
menjelma serupa adanya.
Lalu, bagaimana aku menukar lelahmu, jikalau di
rekat pigura, tertolak cuan? "Mengurai bait-bait
puisi, layak diapresiasi". Ternyata, hanya itu
jawabmu.

Bilik Senyap, 13-08-2023


ROBINGAH, S.Pd. SD., wanita kelahiran 21 Januari 1970 di Banjarnegara ini, sudah
menghasilkan banyak karya tulis berupa artikel, cerpen dan puisi, serta tersebar di
beberapa buku antologi bersama. 4 Buku karya tunggal yang sudah diterbitkan, yaitu:
“Ternyata Kita Bisa”; “Pelangi Di Langit Biru”; “Senja Menggoda”; dan “Hantu Putih Di
Samping Rumah”. Saat ini menjalankan tugas sebagai Kepala Sekolah SDN Sukomangli,
Kec. Patean, Kab. Kendal, Jawa Tengah.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Lelly Faizatillah
GURAT DI ATAS KANVAS

Pensil itu menggurat jelas


Menari di atas selembar kanvas
Seraut wajah terhias
Jejak peristiwa pun membekas

Mengabadi
Berdupa harum rangkai melati
Melesat lewati dinding Samingah
Segenggam tulus yang selalu membasah
Terbangkan jiwa-jiwa pecinta gurit Jawa tanpa lelah

Adalah dia,
Merengkuh seni dengan sepenuh cinta
Letup imaji dan gelegak intuisi
Karya-karya mengabadi
Penyejuk hati

Purbalingga, 24 Juli 2023

JULIA UTAMI, salah seorang pengajar yang lahir dan besar di Purbalingga. Beberapa
karya puisine sudah terhimpun dalam kumpulan puisi tunggal berjudul “Titik Nol” (2019),
dan Sebagian lainnya termuat dalam buku kumpulan puisi Bersama. Antara lain: “Epitaf
Tanah Perwira” (2019); “Kidung Ibu” (2020); “Dersik di Balik Jendela” (2021); “Perempuan
dan Lautan” (2021); “Potret Diri” (2021); dan “Serenade Desember” (2022). Sementara,
tulisan-tulisannya sering menghiasi halaman “Tabloid Aspirasi”, artikel ilmiah juga
terpampang pada “Jurnal Motivator” PGRI Kabupaten Purbalingga.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Rahmani Susiatty
PAGI DAN DAUN KASTUBA

Kusambut pagi
di hening dingin
tanpa kurasa ada angin

Kutatap nanar merah daun kastuba


bergeming, merias kaca
diantara hijau daun di pelataran

Kastuba, daun bukan bunga


tak semua daunmu memerah
kau ibarat gincu di bibir perawan
dilirik kumbang dari balik kaca

Onje, 28 Agustus 2023


Sketsa & Puisi

Rahmani Susiatty
RASAKU

Resah kiranya
susah menyusun kata
baris huruf pun tak mampu berdesah
walau cerita berdesak
memenuhi dada
membuatku sesak

Onje, 28 Agustus 2023

RACHMANI SUSIATTY, S.Pd, lahir di Jakarta, tanggal 11 Mei 1959. Putri nomer
2 dari Bapak H. Mas Soemarno dan Ibu Hj. R.O. Rahayu ini, lebih akrab
dipanggil “Nani”. Paripurna dari dharma baktinya sebagai pegawai negeri sipil
dengan jabatan akhir Penilik PAUD Diknas di Kabupaten Tangerang. Alumni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Pendidikan Luar Sekolah di
Universitas Tirtayasa Banten, pernah memenangkan lomba karya tulis PTK PNF
Tingkat Provinsi Banten, tahun 2010 dan 2012. Selain menulis juga sangat gemar
menanam, masak serta membaca buku. Wanita ini aktif dan seringkali
membagikan kegiatan kesehariannya.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Ucik Fuadhiyah
GURAT WAKTU

Gurat-gurat dalam sketsa


Tak hanya melukis usia
Ada luka yang tersisa …

Gurat-gurat dalam sketsa


Tak sekadar menggambar binar
Ada luka yang tersamar …

Gurat-gurat dalam sketsa


Tak selalu memeluk rindu
Ada luka dari yang lalu …

Gurat dalam sketsa


Mematung aku
Menjelma aku
Mengabadi
Pada putaran waktu

Semarang, 27 Agustus 2023

UCIK FUADHIYAH, lahir di Semarang, 6 Januari 1984. Karya-karyanya banyak menghiasi


berbagai media berbahasa Jawa di antaranya: Minggon Jaya Baya, Panjebar Semangat,
Djaka Lodang, Harian Suara Merdeka, Solopos, serta media online lainnya. Buku antologi
geguritan karyanya yang terbaru sing “Impen Kamardikan” (CPN Semarang, 2022).
Terpilih sebagai nomine Buku Antologi Puisi Jawa Terbaik dalam ajang Prasidatama 2021
Balai Bahasa Jawa Tengah melalui buku kumpulan geguritan yang berjudul, “Gendari
Marang Drestarastra” (Beruang Cipta Literasi, 2020). Pada bulan Oktober 2022 naskah
drama karyanya “SEKAT” Kembali terpilih sebagai nomine Manuskrip Drama Indonesia
Terbaik dan mendapat penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Tengah. Penulis yang juga
dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Universitas Negeri Semarang, saat ini sedang
menyeleseikan studi program Doktoral, Prodi Kajian Budaya UNS, Surakarta.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Anastasia Sri Kartisusanto


BINGKAI CINTAMU

Dalam bingkai cintamu


Kau ukir senyum untukku
Ketika ringkih raga menerpaku
kusimpan jutaan kisah kelamku
Hingga senyumku saat kisah manis menyapaku

Dalam bingkai cintamu


Aku terus bercanda dengan waktu yang memberiku
ribuan ilmu

Dalam bingkai cintamu


Aku terus menghidupkan jiwaku yang layu
Ketika datang badai porak-porandakan hidupku
Senyummu tegakkan rapuhku
Singkirkan kata tak sanggup yang kadang merusak
pikiranku

Dalam bingkai cintamu


Ada senyumku dalam rengkuh pelukanmu

Purbalingga, 23 Agustus 2023

ANASTASIA SRI KARTISUSANTO, lahir di Kulon Progo, Yogyakarta. Menyeleseikan


pendidikan Seni Tari di IKIP Negeri Yogyakarta, dan sejak tahun 1990 hingga saat ini
mengajar di SD Pius Purbalingga. Menulis beberapa buku antologi puisi, cerpen dengan
menggunakan Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Jawa.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Ely Widayati
MENAPAK SENJA

Melangkah
Pelan tanpa beban
Menyungging senyum merangkai asa

Bukan khayalan tapi nyata


Tentang hidup dan kehidupan
Tanpa nafsu

Hanya kasih
Hanya keikhlasan
Hanya cinta
Melumuri hati
Untuk satu pengharapan
::Senja yang damai

#Nganjuk,11 Agustus 2023

ELY WIDAYATI, lahir di Sragen tanggal 5 Maret. Sejak SD suka menulis puisi. Karya
puisinya yang pertama dimuat di majalah milik Perum Pos & Giro, saat dirinya masih duduk
di bangku SMP. Dari tahun 1994 terjun ke dunia pendidikan dasar sampai sekarang. Buku
antologi bersama yang pernah ditulis yaitu Kumpulan Gurit Wanodya tahun 2017 dan
Kumpulan Cerkak & Gurit Melati Rinonce tahun 2021. Saat ini bertempat tinggal di Bumi
Anjuk Ladang, Nganjuk.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Yulirahayu Istiawan
MELEPASMU

Kata-kata bijak mewangi


Menebarkan aroma bak minyak kesturi
Memancarkan aura nan indah
Membuat kuncup jadi merekah
Menguatkan akar
Kembangkan daun kian mekar
Mudah diucap
Indah didengar
Saat kutatap
Mataku tak serta merta berbinar
Seember air mata di subuh penuh peluh
Belumlah cukup membuat hati menjadi kukuh
Memandangimu wahai pemuda nan tangguh
Sorot mata tajammu beri isyarat tekad nan teguh
Hati ibu
Masih terbang jauh ke masa kecilmu
Sosok mungil nan lucu
Begitu suka menempel di tubuhku
Waktuku telah tiba
Untuk melepasmu melanglang buana
Cakrawala ilmu telah menanti
Membawamu bergembira hati
Paham itu ternyata selalu di kemudian hari
Memiliki itu sebenarnya nisbi
Sang Maha Pemberi
Telah siapkan segalanya untuk permata hati.

Wadaslintang, 24 Juli 2023


Sketsa & Puisi

YULI RAHAYU ISTIAWAN, ibu dari dua orang putra yang bersuamikan Bpk. Edy Istiawan,
ASN di lingkungan pemerintahan Kabupaten Wonosobo ini, menjalankan tugas sebagai
pendamping desa. Suka menulis semuahal yang seringkali dianggap remeh oleh banyak
orang. Juga memiliki hobi menjahit, memetik gitar, membuat renik-renik kerajinan tangan,
menyanyi maca dan bepergian sambal menikmati alam pegunungan. Lahir di Wonosobo,
18 Juli 1971, pernah melayani masyarakat di pelosok pedalaman wilayah Kalimantan Timur.
Alumni Administrasi Negara Fisipol UGM dan Magister Administrasi Publik Unsoed ini,
terus menulis meskipun belum ada karyanya yang diterbitkan. Saat ini bertempat tinggal di
Dusun Cangkring, Wadaslintang, Wonosobo.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sudinem
Sketsa & Puisi

SAJAK DI SUDUT LUKISAN

Di lukisan wajahmu melayang rasa rindu


Senyum manis pada kanvas
Rengkuh angan jauh kea wang-awang
Kapankah jemari ini usap pipimu dan menatapmu...?

Mustahil di kenyataan yang aku miliki


Hanya mimpi tak bertepi
Dirimu jauh tanpa bisa kunanti

Sepenggal sajak di sudut lukisan


Sebagai peluruh kehilangan
Mengikat hati digerus zaman
Kini hanya tatap yang tertinggal
Saat raganu terlelap dalam tidur yang kekal

Selamat jalan, Sayang...

Malang, 18 Agt 2023


*terjemah bebas

SUDINEM, S.Pd. SD., lahir di Bantul, 04 Mei 1967. Bekerja sebagai Guru SD sejak tahun
1991. Bermukim di Dusun Gunung Puyuh, RT 04, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Yogyakarta.
Pernah menulis buku Pendidikan Batik Kelas 1 SD/MI (Tiga Serangkai Solo, 2010), bersama
Tim Penulis; “Mari Mengenal Warna Alam untuk Membatik” (Juara Nasional Kelompok,
Peringkat I, 2018). Karya-karyannya banyak tersebar dan diterbitakan bersama para
penulis lainnya. Buku Karya Pribadi: “Mari Mengenal Warna Alam untuk Membatik”
(Juara Nasional Kelompok Peringkat I, Taun 2018); lan Sekumpulan Pantun “Keluar dari
Belenggu Korona” (2021).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Suprihatin
HARAPAN DI ANTARA JAMUR BETON

Aneka tanaman tumbuh di sawah


Membut hati tenteram sumringah
Ada harapan di hari esok
Anak cucuku tak khawatir kekurangan pangan

Namun... Hamparan sawah yang menghijau


Kini berubah menjadi jamur beton
Rumah mewah hotel berbintang
Duduk pasrah perih merintih

Apakah benar...
Ramalan John Naisbit di Megatrend
Pulau Jawa akan menjadi pulau kota
Harapanku lindungi sawah-sawah ini dari azazinya

Pundong. 12 April 2023

SUPRIHATIN, lahir pada tanggal 12 Desember 1953, di Pirak Bulus, Sidamulya, Godean,
Sleman. Pensiunan Pengawas SD Disdik Dasar Kab. Bantul sejak 1 Januari 2014. Beberapa
prestasinya antara lain: Juara 3 Nasional Penulisan Buku Bacaan Anak 1995; Finalis Lomba
Keberhasilan Guru Nasional 1997; Juara I Nasional Penulisan Buku Bacaan Anak 1999; Juara
Harapan I Nasional Lomba Kreatifitas Guru LIPI 2000; Finalis Lomba Keberhasilan Guru
Nasional 2001; Pemenang Harapan I Nasional Lomba Non Fiksi 2002; Pemenang I Penulisan
Buku Pengayaan Tingkat Nasional 2007 ( Yogya dan Gempa); Juwara I Penulisan Cerita Anak
Kelas Rendah 2008 (Pengorbanan Rumput Teki). Lebih dari 25 judul buku tunggalnya yang
sudah diterbitkan.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sedep Widiyati
RINDU DALAM DOA
MELANGIT BIRU

Pada tepian senja


Seucap janji masih saja setia
::Menunggu
Bersama detakan sang waktu
Hasrat merajut kisah
Berbalutkan kasih yang terus membasah
Namun hadirmu belum lagi pernah

Aku tetap di tempat itu


Menanti dalam putaran musim berlalu
Sampai nanti tiba saatnya
Kembali kupeluk sejumput bahagia
Dengan segenggam harapan
Lanjutkan cerita yang digariskan
Namun terjeda keadaan

Satu hal yang aku tahu


Dalam setiap tarikan nafasku
::Ada rindu
Serta doa melangit biru
Juga keyakinan pasti
Segalanya tentu miliki arti
Tak sebatas hanya sekadar janji

Lawang, 24 Juli 2023

SEDEP WIDIYATI, lahir di Malang, 20 September 1973. Staf Tata Usaha di SMP Katolik Budi
Mulia, Lawang, yang juga aktif sebagai tenaga pengajar pada Sekolah Minggu di Gereja
Katolik Santa Maria Tak Bernoda, Lawang. Saat ini bertempat tinggal di Jl. Ngamarto I No.
356, RT. 001, RW. 007, Lawang, 65211.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Tini Irnawati
TENTANG SEBUAH RASA

Tentang sebuah rasa,


Ah...!
Mungkin terlalu jauh aku berpikir
Ketika senja hampir punah
Aku menatap malam berpagut diam
Kedip bintang isyaratkan makna paling dalam
Segumpal bara menyulut di perapian nurani

Wahai kidung bahagia di ujung damai


Bolehkah rembulan bermanja di latar
keheninganmu?

Lalu sekilas senyum menyulutkan asap kasih


Ucapkan terima kasih
Telah diberikannya sehidang penawar rindu

Dan di tawa itu tertumpah rasa yang sempurna

Singosari, 3 September 2023

TINI IRNAWATI, lahir di Malang, 11 Agustus. Saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah di
SD Negeri 1 Baturetno, Singosari, Malang. Bertempat tinggal di Perum Candirenggo Asri
Blok L, No. 16, Singosari, Malang.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Nury Ebs
KAU

Merah merona senyum mentari di ufuk timur


Kala itu kau peluk hangat anggaku
Lirih kau bisikkan sejuta rindu
Sungguh syahdu
Melegakan dahaga jiwaku
Akan pesona cinta dan kasihmu
Alun merdu sebuah simponi
Masih lebih merdu sapa mesramu di pagi hari
Indahnya sinar surya yang menyapa alam raya
Masih lebih indah senyumanmu
yang merekah di kala bersua
Kicau riang burung-burung di ranting pepohonan
Tak seriang suaramu ketika menghiburku
Kasih ….
Kaulah segalanya
Kau bawa aku terbang menjelajahi angkasa suka cita
Kau bombing aku ketika mengarungi lautan duka
Kau ajari aku agar bijak dalam menguarai problema
Gigih berusaha baru kemudian berserah diri
kepada-Nya
Kau adalah inspirasiku
Kau adalah matahari di sepanjang siangku
Kau adalah bintang dan rembulan dalam gelap
malamku
Kaulah melodi indah dalam sepiku
Karenamu aku rindu lebih dekat pada Sang Pencipta
Dengan menebar kebaikan kepada sesame.
Mojokerep, 24 Juli 2023
Sketsa & Puisi

Dra. BINTI NURYATI, sering menggunakan nama samaran Nury Ebs, lahir di Kediri, 12
Desember 1965. Guru di SMAN 1 Purwoasri. Karya tunggal yang sudah diterbitkan:
Antologi Geguritan “WEWAYANGAN-MU” (2021), Kumpulan Cerita Cekak “RANKING I”
(2022), serta Kumpulan Geguritan “KIDUNGE ATI” (2023). Selain itu juga beberapa buku
antologi yang ditulis bersama para panulis lainnya.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

J.F.X. Hoery
JANJI

Mendung sore
Menyelimuti kota kecilku
Di atmospir bumi
Angin lembut berhembus
Menyapa keheningan
Ada yang termangu
Menyapa rindu.

Angin malam
Mengusik mimpi rinduku
Ketika merajut kenangan
Hari esuk mernjadi tujuan
Masa depan tumpuan harapan

Malam tertidur
Lelap diantara mega
Sendiri diantara awan
Dari episode ke episode berikutnya
Menuju muara waktu
Sebab segalanya akan kembali
Seperti janji yang harus ditepati.

Padangan-Bojonegoro
Minggu II Agustus 2023
Sketsa & Puisi

J.F.X. Hoery
DARI WAKTU KE WAKTU

Bukan waktunya lagi dibelai


Jejak dan langkah kaki Jalan lurus lagi mulus
Kerikil kecil bisa jadi petualang
Katapun kadang menjadi petaka
Sulit diduga apa yang terjadi
Semuanya dalam kepastian Gusti

Ketika momentum telah disepakati


Tebar benih di bumi abadi
Lupakan segala mimpi kecilmu
Bukankah hidup ini segera berlalu
Hanya melintas usia jaman
Jangan dilupakan tetapi camkan
Hidup pinjaman dari Sang Pencipta

Ketika kecil dinina bubukkan


Perjalanan panjang berjenjang
Dunia kecil-dunia besar-dunia langgeng Merangkak-
berdiri-berjalan-berlari
Pergi mengajar jatidiri
Buktikan hari ini
Hidup yang kedua hidup berdua

Padangan-Bojonegoro
Minggu II Agustus 2023
Sketsa & Puisi

J.F.X. Hoery
ADALAH AKU

Adalah aku
Gelombang laut yang menghentak sepi
Dalam mimpi dibawa terbang camar mencari sarang
Adalah aku
Riak angin yang bermain di puncak-puncak gunung
Dalam pandang terpana pada keheningan waktu
Adalah aku
Yang bercumbu di atas awan rindu
Pagi yang mulai gerah hilang gairah
Pada angan yang menyusup alam terengah
Menengadah harapan dalam letupan asa
Adalah aku
Pengendali riak mega yang mengendap
di pernik hati
Berlabuh pada langit terhimpit misteri kehidupan
Tenggelam di lubuk kepasrahan diri
Hanya pada-Mu aku mengadu

Padangan-Bojonegoro, Minggu II Agustus 2023.

J.F.X. Hoery, lahir di Pacitan, 7 Juli 1945, sejak tahun 1964 menetap di Bojonegoro. Menulis
dalam dua bahasa, Indonesia dan Jawa. Tahun 1980-1989 menjadi wartawan Kedaulatan
Rakyat, tahun 1990-2002 menjadi wartawan Bernas, Yogyakarta, anggota DPRD Bojonegoro
(1999-2004). Menerima Anugerah Sastra Rancage tahun 2004 kategori karya, lewat buku
Kumpulan Geguritan “Pagelaran”, serta tahun 2013 kategori jasa, atas pengabdiannya
terhadap sastra Jawa. Penghargaan dari seniman Provinsi Jawa Timur sebagai Pelestari
Budaya tahun 2015, dan penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Pembina dan
Pengembang Bahasa Jawa tahun 2016.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Herry Abdi Gusti


SEBAGAI MANUSIA

.......
dan kita pun dilahirkan
menjalani lingkaran kehidupan

Sebagai bayi
kita tak bisa apa-apa
hanya telentang
mengayuhkan kaki
mengayunkan tangan
butuh perhatian penuh
dari ibu dari ayah
dari orang sekeliling

Sebagai anak
kita selalu merajuk
minta ini minta itu
minta dituruti segala keinginan
mainan dan jajanan
ayah pulang bawa makanan
ibu datang membelikan pakaian

Sebagai remaja
kita lepas dari penjara
meniru bangsa yang merdeka
lepas dari penjajahan orang tua
berjalan menginjak rumput taman
lari menerjang batas larangan
naik motor di atas trotoar
naik gunung mencari puncak jatidiri
berlayar menantang ombak besar
[Sebagai ….]
Sketsa & Puisi

[…… besar]

Sebagai dewasa
kita mengejar harta
kaya juga tahta
si pria bisa berkuasa permainkan wanita
si wanita minta tubuhnya dipenuhi permata
dunia dewasa banyak kosa kata
merangkai cerita

Sebagai tua
kita dijuluki lansia
digolongkan makhluk manula
sudah tak bisa apa-apa
tak mampu mengayun tangan
apalagi menyepakkan kaki
butuh perhatian separuh saja
dari anak dari cucu
dari orang sekeliling
kembali lagi seperti bayi

Sebagai manusia
kita pun akan selesai
...............
Selesai.

#Bumi Malawapati, 14 Agustus 2023

HERRY ABDI GUSTI, lahir di Bojonegoro bertepatan dengan Hari Pramuka. Anggota
Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB), Sanggar Pakeliran, juga anggota Tim PPKD
(Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah) Kab. Bojonegoro, pengurus Dewan Kebudayaan
Bojonegoro, Tim Penggali Sejarah Bojonegoro dan hingga kini menjadi Ketua Lembaga
Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) di kota kecamatan tempat tinggalnya.
Karyanya termuat di majalah berbahasa Jawa “Panjebar Semangat”, “Jaya Baya”, “Mekar
Sari” dan “Jawa Anyar”, juga koran harian “Jawa Pos – Radar Bojonegoro”. Buku tunggalnya
berupa antologi geguritan (puisi Jawa) berjudul ”CANDRAMAWA” (PSJB, 2017).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Amini
TIPUAN MALAM

Berkali-kali dia tertipu malam


telah dilerainya gulita dari sorot purnama sementara
benak diajari untuk tidak menerka-nerka
dari sanalah mula tipuan itu direkayasa

Dan rintik hujan tegaskan langkahnya kegelapan


dijadikan pandu bagi hatinya yang luka
kali ini dia harus sendiri
disulamnya goresan luka di bawah dian entah
tertutup atau menganga bukan lagi urusannya
dia hanya menghindari tipuan lain di sekitarnya
kali ini purnama dibiarkan berlalu tanpa sepatah kata

Nganjuk, sudut ruang tamu, 14 Agustus 2023

AMINI, S.S, salah seorang guru yang saat ini mengajar di SMP Negeri 1 Nganjuk. Tulisan
berbahasa Jawa yang sudah diterbitkan bersama penulis lain di antaranya: Kumpulan
Geguritan JAPA LAMPAH (2021), SULUK JAGAD (2021), Kumpulan Cerkak & Gurit MELATI
RINONCE (2021). Juga beberapa tulisan berupa cerkak, ikut menghiasi buku Kumpulan
Cerkak MANGSA RUWAT (2021), KIDUNG SEJATINE PAHLAWAN (2021) sarta MAK
BEDUNDUK, BAGONG KEJEGUR IMPEN (2022).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Pdr. Domasan
SETITIK POTRET

Berawal satu titik di atas kertas


Goresan tebal tipis tersamar
Menggarit lurus dan lengkungan
Sapuan pensil halus merupa sketsa
Raut muka sangat bisa dikenal

Bias berarak menyatu seirama


Sebentuk guratan seakan nyata
Ada rona terbaca
Sosok ayah untuk anak-anaknya,
Bayang kekasih dari istri tercinta
Begitu diihafal kerabat, sahabat, pun tetangga

Terlukis wajah bersahaja


Hadirnya bagaikan hanya pelengkap semata
Tak apa meski bukan sesiapa
Hamba sahaya hyang maha karya
Wujud ada yang dicipta sang maha ada
Potret penghuni alam raya
Anugerah yang maha sempurna

Pati, 30 Juli 2023

Pdr. DOMASAN, nama samara dari penyair yang bernama asli Ngadiran. Nama itu pula
yang digunakan di akun media social miliknya. Pria yang lahir di Pati 28 Desember 1972 ini
banyak menyimpan karya berupa geguritan (puisi berbahasa Jawa) di dunia maya
(Facebook). Saat ini tinggal di Desa Prawoto, Kec. Sukolilo, Kab. Pati Jawa Tengah
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Ki Djagakali (Darmuji)
TAUTAN RASA

Hitam putih polesan hidup


Jajar bersitegak
Dedaun tiada menghalang meski selembar jejak
Antara satu dan lainnya saling bertaut rasa,
Hingga hati senantiasa berbalut Bahagia

Dadapan, 10 Agustus 2023

ANDUNUNG RASA

Ireng putih pulasan urip


Jejer-jajar ora kalingan godhong nadyan salembar
Siji lan sijine bisa ndunungake rasa,
dimen ati lejar

Dadapan, 10 Agustus 2023

KI DJAGAKALI (Darmuji, S.Ag., M.Pd), lahir di bumi Reog, Ponorogo. Berprofesi sebagai
panatacara lan pamedharsabda (MC) adat Jawa. Mengelola Sanggar Budaya Jawa
NGAMBAR ARUM Ponorogo. Guritnya beberapa pernah dimuat di majalah Panjebar
Semangat, selain juga tercetak di banyak antologi bersama. Saat ini bertempat tinggal di RT
5 RW 1 Dukuh Karesan, Ds. Dadapan, Kec. Balong, Kab. Ponorogo (63461) Jawa Timur.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sri Utami
YAKIN

Terpancar lewat tatap mata


Tak ada yang mampu menghalang
Sekalipun darah daging tersayang
Seribu rengek atau berlaksa goda
Keyakinan tak pernah goyah

Mampukah diri mewarisi


Atau hati sedang perih
Karena silam tak akan terulang

Memandang lalu mengenang


Setiap goresan menjadi dua
Juga dengan senyuman
Merabah pipi bulir air mata demikian pula

::Ternyata kita tak pernah berpisah

Jember, 26 Juli 2023

SRI UTAMI, lahir di Jember, 10 Desember 1966. Saat ini bermulim di Jl. Dewi Sartika No.
19, Wonorejo, Kec. Kencong, Kab. Jember, dan menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD
Negeri Mayangan 01 Gumukmas. Karya tulisnya di antaranya: BERSEIMBANG - 99 Puisi
Pilihan (penerbit Boengaketjil, 2020); Model Gordon Dalam Pembelajaran Menulis Puisi
(Penerbit Boengaketjil, 2020). Beberpa puisi juga masuk di dalam Kitab Puisi Tiga Bait
tentang Corona – HARI-HARI HURU HARA dan TAKZIYAH BULAN TUJUH –; Kitab Puisi Tiga
Bait untuk mengenang Sapardi Djoko Damono, Penerbit Tankali 2020; KURAIH SENJA
DENGAN RIDA-NYA (Antologi Cerpen Penerbit Media Guru 2020); Palagan Mbranang
Panguripan, Kumpulan Geguritan Para Dwija Ing Tlatah Jawa Timur (Penerbit Boenga Ketjil
2020); Japa Lampah, Kumpulan Geguritan (Penerbit Boenga Ketjil 2021).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Andhi Setyo Wibowo


KARENA AIR MATA TAK BERARTI APA-
APA
Bersiap kawan
bersiap di garis terdepan
Gaduh gemuruh
atau lesap diisap tanah
tak lagi penting
karena inilah indonesia kita hari ini
adalah tentang kepala-kepala kosong
adalah tentang gundukan sampah saat petang
adalah tentang orang-orang sekarat di pinggir jurang
kelembutan mati, kau pun tahu
caci maki merata, kita menjadi bagian darinya
Yakinlah kawan
tak akan ada cukup waktu bagi kita
untuk menyiapkan pesta pora
jika terus saja menimpakan kesalahan bagi para tetua
karena air mata tak menyelesaikan apa-apa
: Jangan menangis di depanku
kau yang menangis akan kutampar wajahmu
jangan mengeluh di belakangku
kau yang mengeluh akan kupatahkan tulang
punggungmu
Masa depan telah kita tancapkan di ladang-ladang
tapi ia tak akan kekal jika hanya menunggu kasih
sayang hujan
tak ada kesejukan, maka mati begitu saja
ya… ya…!

[yang ia ……]
Sketsa & Puisi

[…… ya… ya…!]

yang ia butuhkan adalah seluruh usia kita punya


tak usah mengaduh
apa guna membasuh peluh
harus dengan seiris jiwa
yang terperas tuntas

kita bukan daun kamboja bagi nisan


kita bukan mendung bagi lautan
kita berkawan semata karena larik-larik kekalahan
matamu bergemuruh bercerita tentang perih masa
silam
dan mataku adalah rasa lapar yang termampatkan
apa yang bisa menghalangi keduanya untuk bersua
tak ada, kawan
tak ada

kau bisa menjadi tuhan kecil bagi dirimu sendiri


kau bisa menjadi malaikat
yang mengirim hujan untukmu sendiri
tapi tuhanmu tak akan berarti apa-apa
karena ia hanya serupa kekalahan
di depan layar televisi

Demi rembulan yang berdzikir di sepertiga malam


demi serangga yang berbaris
menyambut keping makanan
demi jiwa yang meringkuk kelelahan

Waktu semakin dekat


saat bagi kita untuk berbuat

[Bersiaplah ……]
Sketsa & Puisi

[…… berbuat]

Bersiaplah kawan
bersiap di garis terdepan

Jombang, 1 September 2023

ANDHI SETYO WIBOWO, juragan Boenga Ketjil, sebuah penerbitan indie di Jombang,
Jawa Timur yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para penulis agar dapat
menerbitkan karya-karyanya. Sudah jarang menulis dikarenakan kesibukannya, namun
masih aktif berkegiatan bersama Dewan Kesenian Jombang (Dekajo) serta beberapa
komunitas seni lain di kotanya.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Anjrah Lelono Broto


PELAJARAN JABAT TANGAN

/1/
sebungkus jabat tangan
ibarat pelangi mengkung ke bumi
pada hujan rintik tapi berapi-api
dari pemilik rindu
usai dijurangkan jarak
/2/
sebungkus jabat tangan
kabarkan yang tersampaikan sapa dunia maya
jabat tangan hangat mengalirkan kemanusiaan
lewat arus nadi sentuh dasar palung hati
/3/
sebungkus jabat tangan
satukan biji kopi-tetes tebu di cawan
--hidangan--
hidangan menjadi awan
awan menjadi rintik hujan
basahkan tenggorokan
kemarau diseleseikan
/4/
sebungkus jabat tangan
kadang hanya serupa ritus pakaian
penutup tubuh mengakhiri telanjang
sarat mau-nafsu binatang
semoga bukan
itu yang sedang tergenggam
waktu kujabat tanganmu sekarang

[/5/]
Sketsa & Puisi

[…… sekarang]

/5/
sebungkus jabat tangan
adalah seruan kesejatian
“Kita sudah mendengar adzan,
Tuhan memanggil untuk berjabat tangan,”

Trowulan, 2023
Sketsa & Puisi

Anjrah Lelono Broto


PELAJARAN MUSIM

Usai terlipat selembar musim


tentang barisan pengeluh kering
pada sejuk cuaca mereka bersungguh ingin
rutuk kerontang, haus undang kepala pusing
kutuk air tak bening, juga para pemimpin

Sedang terlipat selembar musim


tentang barisan pengeluh dingin
pada terang cuaca mereka bersungguh ingin
rutuk air berlimpah, sepaha angkat kain
kutuk sampah berantah, juga para pemimpin

Akan terlipat selembar musim


keluhan masih seperti kemarin

Akan terlipat lagi selembar musim


keluhan masih seperti kemarin

Akan terlipat lagi dan lagi selembar musim


keluhan masih dan masih dan masih seperti kemarin

Trowulan, 2023

ANJRAH LELONO BROTO, aktif menulis esai, cerpen, serta puisi di sejumlah media
massa. Karya tunggalnya adalah Esem Ligan Randha Jombang (antologi geguritan, 2010),
Emak, Sayak, Lan Hem Kothak-Kothak (antologi cerkak, 2015), Nampan Pencakan
(Himpunan Puisi, 2017), Permintaan Hujan Jingga (antologi puisi, 2019), Kontra Diksi
Laporan Terkini (antologi puisi, 2020), dan Garwaku Udan lan Anakku Mendung (antologi
geguritan, 2022). Karya naskah teaternya “Nyonya Cayo” meraih nominasi dalam
Sayembara Naskah Lakon DKJT 2018.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Yuliani Kumudaswari
HIDUP

Kurasa pagi telah berlalu separuh jalan


diam-diam dalam gumul gamang
dan sinar keemasan yang biasa bertamu di selasar
telah dipinjam seseorang mewarnai kanvasnya
Di luar, di antara dingin dan lembab
yang menggantung ragu
deru mereka yang menyongsong hari, riuh
melawan keheningan yang terus merangsek maju
seperti pekik ingatan yang menolak karam
Jangan, tak usah kau takar segala ucapku,
tak cukup karat , tak cukup kilap
jadikan saja benih di tanah tak bertuan
biar sulurnya tumbuh melebihi gelagah,
rimbun menyemak
Sebab kita pejalan buta,
di taman gersang jalanan sunyi
pandir memeluk impian di atas usia
terseok saling menerka di seraut cermin retak
berandai waktu tak pernah mengambil apa-apa
: dan puisimu adalah hidup
yang menyusur melintasi ranah mimpi
hingga kita tak perlu merasa jeri
ketika harus kehilangan waktu

Yogyakarta, 2023
Sketsa & Puisi

“Selamat ulang tahun, Mas Eros,


Selamat berbahagia atas hidup dan waktu”

YULIANI KUMUDASWARI, perempuan kelahiran Bandung, dan tinggal di Yogyakarta


bersama suami, dua orang putri dan tiga ekor kucing. Telah menulis delapan antologi
tunggal. Antologi puisi tunggal terbaru, Tunjung Hati (Tonggak Pustaka Yogyakarya, 2023)
antologi cerpen Gadis dalam Mural (Teras Budaya Jakarta, 2023).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Indri Yuswandari
TERIMA KASIH, TUAN

Sebuah tanda telah engkau sematkan ketika kita


sedang tidak ingin sekedar kenyang
Sebuah perjamuan malam dan perbincangan tentang
mereka yang memilih pergi diam-diam
Sayang di luar sana telah diciptakan banyak petasan,
belum sempat tangan bergandengan, jalan yang
harus dilewati menjadi kian tak datar
Kendaraan rindu yang biasa kita kendarai dan kota
mimpi yang menjadi tujuan tak lagi muncul di peta
cita-cita
Tak ada yang utama selain menjadi diri sepenuhnya
sembari menanti saat kepulangan yang panjang
Tak sepenuhnya percuma aku memilih menjadi
padam api dalam segenap cahayamu yang paling
tepi
Terima kasih, Tuan
Pada kalender serta jam makan siang, aku
mengingatmu dalam doa yang tertinggal
Dari dalam benak dan batin, kita hanya bisa saling
mengumpamakan segala yang tanggal pelan-pelan

Wlingi, 12 Agustus 2023


INDRI YUSWANDARI, penyair kelahiran Wlingi, Blitar yang namanya termasuk dalam
Daftar Profil Sastrawan Jawa Tengah versi Balai Bahasa Propinsi Jawa Tengah sejak tahun
2019. Sudah menerbitkan 4 buku Antologi Puisi dan Geguritan yaitu: Lukisan Perempuan
(2017); Ini Hampir Pukul Tiga (2018) *terpilih sebagai Juara III Lomba Buku Kreatif Dapur
Sastra Jakarta tahun 2018; Teka Teki Catatan Kaki (2019); dan Asmarandana Dalan Katresnan
Biyung (2021).
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Budi Hantara
HITAM PUTIH

Jari menari mengikuti gejolak jiwa


Melahirkan goresan sketsa bermakna
Hadirkan wajah-wajah berkarisma
Saling sapa lewat dunia maya

Sungguh indah karyamu, Kawan


Jiwa berbicara dalam lukisan
Hitam putih penuh kesederhanaan
Rendah hati bertaburkan kebijaksanaan

Ngawi, 29 Juli 2023


Puisi tranformasi sketsa karya Mas D'Eros

BUDI HANTARA, lahir di Gunungkidul, 05 Januari 1966. Lulus Pendidikan Sejarah IKIP
Negeri Yogyakarta tahun 1989. Selain berprofesi sebagai guru SMP, juga memiliki kegiatan
sampingan yakni menulis buku. Buku-bukunya yang sudah terbit antara lain: Novel
Secangkir Kopi Hidupku, Aroma Kopi Cinta, Panjeriting Ati, Cinta Genduk dan Tole,
Nyanyian Bukit Fiksi Mini, Prematur, Nyanyian Jiwa, Persembahan Cinta Untuk Ngawi, Guru
Milenial, Guru Peka Zaman, Bunga Rampai Legenda Ngawi, Gara-Gara Corona Sampai
Zaman Edan, Puspa Rinonce Legenda Ngawi, dan Jejak Leluhur Sawo jajar. Tahun 2020
menerima penghargaan dari PWI setelah terpilih menjadi Juara 1 lomba menulis artikel dan
pada tahun 2021 meraih Juara 1 Guru Berprestasi Kabupaten Ngawi.
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Charcoal pencil*
On Drawing paper
20x30 cm
Sketsa & Puisi

Puspasari
SKETSA SANG DEWI
Tanganku menari
Pada selembar kanvas putih
Goreskan kuas
Penuh imajinasi tentang dirimu

Di balik senyum bibir yang ranum


Aku menangkap kelembutan
Yang mampu luluh lantakkan hati
Walau terlihat banyak luka dalam sorotan mata

Tatapmu begitu teduh


Menyimpan kekuatan hati beraroma mistis
Engkau bukan saja selembut Dewi Sinta
Namun jika terluka
Dirimu bahkan sanggup merupa Durga

Engkaulah sang Dewi


Dengan hati bak pualam
Hingga usai badai menghempas hidupmu
Merubahmu jadi setegar karang
Dan menjelma Dewi yang menakutkan

Pekanbaru Desember 2021

PUSPASARI, wanita yang memiliki minat di bidang sastra sejak masih di bangku SMP ini,
lahir di Semarang, 15 Juli. Saat ini disela kesibukan sebagai wirausaha, dia menggunakan
waktu luangnya untuk menulis. Karya-karyanya sudah pernah menghiasi beberapa media
lokal dan juga sering berpartisipasi di banyak antologi bersama. Penulis yang sekarang
berdomisisli di Pekanbaru, Riau, juga ikut aktif mengelola beberapa grup sastra di sosal
media.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Dyah Kurniawati
SEHIDUP SESURGA

Menoleh berpuluh warsa silam


tetiba dirimu hadir tanpa kira
meminta hati ku kepada ibu
mak bedunduk….

Sepekan ibu tanpa suara


bingung menata kata
gugup gundah gulana
risau resah gelisah

Berjuta rasa dalam dada


tiada obat pun husada
melainkan rela ku
menjadi separuh nyawa mu
tanpa pernah bertemu

Tiada kuasa dalam rasa


merenungkan ibu berduka
membaktikan jiwa raga
menciptakan ceria dunia
teriring segala asa

Tanpa pandang warna rupa


bukan harta intan berlian
bukan…

[hanya kesederhanaan ……]


Sketsa & Puisi

[……bukan…]

hanya kesederhanaan
menjadikanku luluh lantak

Sementara di pelupuk mata


sisi lain menawarkan keelokan dunia
menggiurkan
harap di ujung mimpi

Namun sebab kerelaan


ia, bawa aku pergi
menjemput keindahan dunia
menyemai kisah menuai kasih
untuk sempurnanya agama
sah….

******
#Madiun, diantara gelapnya cahaya, 31 Agustus’23

DYAH KURNIAWATI, salah seorang guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Madiun
yang memiliki perhatian besar terhadap kelestarian budaya Jawa. Alamat saat ini di Jl. Raya
Dungus, RT. 42, RW. 01, Desa Mojopurno, Kec. Wungu, Kab. Madiun (63181)
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

DG Kumarsana
HITUNGAN USIA

Mengumpulkan kekuatan, sepanjang kali berair


mengail bayangmu
ingatan berburu usia, berburu waktu, berburu dosa,
mengental mata kail entah menyimpan doa

semampu waktu menghitung - saling silang dosa


yang lewat hitungan nol usia berjalan

dunia memutar
pertobatan sepanjang waktu
belakang hari bertanya
seberapa jarak telah kita tempuh

tidak ada yang sia-sia


namun terukur akan warna rambut menghitung usia

tetap sepanjang uban cemas menua


tak ada yang sia-sia usia
kita semacam peninggalan buat anak-anak
akan mengubah warna dunia untuk tetap berlari

usia kita
hitungan cerita
berburu waktu
bermuara kenangan menghitung sia-sia

[jangan salahkan ……]


Sketsa & Puisi

[…… menghitung sia-sia]

jangan salahkan putaran arah jarum jam


tetap berputar
tak mungkin membalikkan arah
semasih mau merenung

Lereng Pengsong, 2020


(Termuat dalam buku “Menjaga Ibu, Sepilihan Puisi” halaman 35)
Sketsa & Puisi

DG Kumarsana
SEPERTI ITU, IBU

Ibarat batu mengapung di tengah laut, kulontarkan


engkau melewati batu demi batu, kubekali engkau
dengan sayap, terbanglah.
Suatu saat hidup ibarat lautan dengan untaian batu-
batunya tajam mengapung di tengah-tengah,
menggelombang dalam ketenangan
berpijak sesaat sembari berencana:
tak semesti hidup kau anggap belenggu
sebagaimana angin yang membius segala lamunan
kau dengar denyarnya melebihi lelehan angan
tersimpan selanjutnya lontarkan dirimu sejauh sayap
mengembang
segala kelana terakhir, pelampiasan kangen dalam
sekian lama perjalanan
pernah memisahkan muasal dari awal mula kita hadir
ke dunia ini: "seperti itulah ibu menatapmu, nak" dari
rahim yang mampu mencipta kerinduan tatapan bola
mata sosok berbilang waktu menghilang di mata

2016
(Termuat dalam buku “Menjaga Ibu, Sepilihan Puisi” halaman 80)

JULIA UTAMI, lahir di Lampung, 28 Mei 1972. Menjadi guru di SMP Santa Ursula Jakarta
sejak 27 tahun lalu. Menulis satu novel “Perempuan-Perempuan Abhipraya”, dan 6 buku
puisi tunggal serta puisi duet bersama Kurniawan Junaedhie, “Januari Jangan Pergi”.
Menulis bersama teman-teman ada 300-an buku. Sekarang aktif menjadi editor di Aksi
Swadaya Menulis dari Rumah, senbuah komunitas menulis yang dikelolanya bersama
Kurniawan Junaedhie. Julukannya adalah *Penyair Kereta*.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Mohammad Irwanto
POTRET DIRI

Tatkala sekelebat rona datang mengulur sapa


Buah inspirasi merasuk sanubari
Lesap menancap dalam lembar-lembar memori

Di antara hampar suci tersaji


Jari-jemari menari bagai tiada henti
Goresan hitam jauh mendekat dengan pasti
Membaur putih bias ilusi
Tersirat raut wajah tak asing lagi
::Diri ini

Tuban, 9 Agustus 2023

MOHAMMAD IRWANTO, lahir di Bumi Wali, Tuban, Jawa Timur. Alumni SMA Negeri 1
Tuban ’89 yang saat ini bekerja di PDAM Kabupaten Tuban. Suka dengan semua kegiatan
dan aktivitas seni.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Imam “Badhot” Subandono


LUKISAN DINDING BERBINGKAI

Berbingkai mimpi, warna terangnya terpikat


Lukisan abadi, jiwa-jiwa bertaut
Dalam harmoni, kisah-kisah beradu

Garis-garis lembut, menyapu langit biru


Cerita rindu, dalam goresan tulusnya terurai
Di sudut-sudutnya, senyum dan tangis bersua
Lukisan dinding, tawa dan duka menggambarkan

Bingkai cinta mengapit, melindungi sepenuhnya


Lukisan ini, waktu tak mampu meredamnya
Tiap bingkai adalah jendela ke hati
Yang hanya dihadiahkan pada mereka yang tahu
maknanya

Lukisan dinding berbingkai, harta berharga tak


ternilai
Menghias ruang dan jiwa, hingga masa berlalu
Ia takkan luntur oleh waktu yang berlalu
Tetap abadi, cerita-cerita dalam bingkai terpahat

Tuban, 14 Agustus 2023

IMAM “BADHOT” SUBANDONO, lahir dan besar di Tuban. Pelaku seni dan juga seorang
pengajar di SMA Negeri Rengel, Tuban. Selain melukis, dia juga menjadi penasihat pada
sebuah bengkel teater di tempatnya mengajar.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Mimin Sri Rahayu


SENYUM DI GAMBARKU

Ketika hari beranjak pagi


Langit memerah di sinar mentari
Segulung gambar tanpa bingkai,
yang jatuh dekat kaki
Kubuka perlahan dengan debar hati
Seraut wajah yang secerah pagi
Tertanda lima tahun yang lalu
saat bersemi daun mahoni
Di seling rintik hujan rinyai

Ada senyum di wajah lukisan itu


Menahan diri tak hanyut pilu
Walau hati masih mengharu biru
Senyum di gambar itu tak kan tanggal ditelan waktu

Malang, 19 Agt 2023


Sketsa & Puisi

Mimin Sri Rahayu


WAJAH IBUKU

Enam belas lalu,


di goreskan sebuah lukisan
dengan hati penuh kerinduan
Terpatri sebuah wajah ibu
dalam kerudung putih sahdu
Senyum ibu datangkan rasa rindu

Di sekian undak itu


Aku tertatih kakiku terasa ngilu
ada bisik ibu untuk menggapai puncak berbatu,
kekuatan terakhirku

Bersitatap dengan gambar ibu


Senyum itu menguatkan tekadku
Tetap arungi medan juangku
Lewati peperangan dalam kehidupanku

Senyum ibuku di atas gambar itu


biaskan rindu...

Malang, 19 Agt 2023


Sketsa & Puisi

Mimin Sri Rahayu


GURIT ING POJOK SUNGGINGAN

Ing sungginganmu ngleyang rasa kapang


Esem manis ana ing dluwang
Ngregem angen mumbul ing tawang
Kapan driji iki ngelus pipimu karo nyawang...?

Nglengkara ing kasunyatan kang takdarbeki


Amung impen kang tanpa tepi
Sliramu adoh tan bisa dakanti

Sacuwil gurit ing pojok sunggingan


Kang nglerem rasa kelangan
Njiret ati kebandhang jaman
Saiki mung keri panyawang
Nalika sliramu wis sowan ing kelanggengan

Sugeng tindak, Sayang...

Malang, 18 Agt 2023


Sketsa & Puisi

Mimin Sri Rahayu


SAJAK DI SUDUT LUKISAN

Di lukisan wajahmu melayang rasa rindu


Senyum manis pada kanvas
Rengkuh angan jauh kea wang-awang
Kapankah jemari ini usap pipimu dan menatapmu...?

Mustahil di kenyataan yang aku miliki


Hanya mimpi tak bertepi
Dirimu jauh tanpa bisa kunanti

Sepenggal sajak di sudut lukisan


Sebagai peluruh kehilangan
Mengikat hati digerus zaman
Kini hanya tatap yang tertinggal
Saat raganu terlelap dalam tidur yang kekal

Selamat jalan, Sayang...

Malang, 18 Agt 2023


*terjemah bebas

MIMIN SRI RAHAYU, pensiunan guru SMAN I Purwosari, Kab. Pasuruan, Jawa Timur.
Sekarang bermukim di kota Malang. Terpilih sebagai Pengamat Seni di Dewan Kesenian
Malang (DKM), serta aktif di Paguyupan Panyerat Sastra LKSN. Sudah memiliki buku
Antologi Geguritan, Antologi Cerkak dan menulis Cerita Bersambung. Selain itu juga
Antologi Puisi dan masih melanjutkan proses penulisan Novel Matah Ati yang bakal
diterbitkan oleh Penerbit Intan Pariwara. Sering pula menulis narasi untuk naskah teater
maupun film pendek.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sifa’ul Khusnah
KAU TAHU KENAPA?

Mungkin saja di tengah perjalanan


Hujan serta badai kau jumpa
Deras membasah tubuhmu

Jangan tergesa untuk menepi


Tak perlu berhenti!
Lanjutkan langkahmu dengan penuh kehati-hatian
Bergenggam pada kewaspadaan

Kau tahu kenapa?


Sebab bisa jadi di tempat berikutnya
Tak lagi kau temukan itu
Karena tuhan tidak akan menurunkan hujan dan
badai
pada jalan yang hendak kau lalui

Jombang, 4 September 2023

SIFA’UL KHUSNAH, lahir di Jombang, Jawa Timur. Saat ini bekerja sebagai guru di SMP
Negeri 1 Ploso, Jombang.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Satrio Tri Widodo


SKEMA

Titik dari titik


Garis demi garis
Terpadu menjadi satu untaian
Wajah datar jadi skema
Untuk jadikan rangkaian karya

Hitam di atas putih


Dari kosong menjadi ada
Ibarat kekosongan
Di isi warna kehidupan
Itulah skemaku

Jombang, 10 Agustus 2023

SATRIO TRI WIDODO, lahir di Jombang, Jawa Timur. Penikmat seni yang berprofesi
sebagai seorang pengajar di SD Negeri Karangpakis 1 Kecamatan Kabuh, Kabupaten
Jombang.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Sri Wartini
GORESAN PENUH MAKNA

Dalam kait pautan warna


Hitam putih yang menjelma rupa
Adalag goresan penuh makna
Tercermin dalam karya
Sebagai satu persembahan
Bagi penikmat keindahan

Batang, 2 Agustus 2023

ANIS SULISTYO, lahir di Tuban, Jawa Timur. Saat masih di bangku sekolah, dia juga
seorang pelukis. Saat ini bekerja sebagai guru di SD Negeri Mulyoagung 1 Singgahan,
Kabupaten Tuban.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Anis Sulistyo
JALAN PANJANG MENUJU MASA DEPAN

Hari terus berganti


tiada pernah berhenti
seribu rintang
liku perjalanan panjang
bukanlah menjadi satu penghalang
siap hadapi segala tantangan menghadang

Berbekal petunjuk-Nya
merasuk, menggelung dalam dada
hidup tiada mungkin tanpa perjuangan
adalah mulia berbalut pengorbanan
saling menguatkan
berpegang teguh pada keyakinan
rengkuh cita di masa depan

Singgahan, 29 Agustus 2023

ANIS SULISTYO, lahir di Tuban, Jawa Timur. Saat masih di bangku sekolah, dia juga
seorang pelukis. Saat ini bekerja sebagai guru di SD Negeri Mulyoagung 1 Singgahan,
Kabupaten Tuban.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Rekyan Setiati
HARAPAN YANG HILANG

Mulanya tiada yang menghiasi


Pemberi semangat dalam langkah
Detik demi detik kian berlalu
Seolah hidup dalam ilusi

Canda yang indah datang mendekat


Mewarnai setiiap detiik nafas kehidupan
Impian jiwa terukir mesra
Hilang rintihan lara nestapa

Kini semua telah pergi


Dia kembali ke pangkuan Ilahi
Hanya mengharap doa
Dikehidupan abadi

Hilang sudah penyemangat diri


Semua kini tinggal memory
Terhimpun luka dan lamunan
Diatas pusara harapan lenyap

Wonosobo,9 September 2023

REKYAN SETIATI, lahir di Wonosobo, 27 September 1971. Ibu 3 putra dan 1 putri serta 1
cucu yang juga wiraswastawan ini, terjun di dunia sastra sejak tahun 2020. Ikut berkarya
bersama dalam buku: Lelaki Pejalan Malam; Gotong Royong; Kartini Dalam Puisi; Literasi
anak Negeri; Sekerancang Puisi Kota Tauco; Merajuk Asa Merangkum Makna; Ketika Dalam
Keheningan; Risalah Bahagia; Irona Kuliner Nusantara; Larung Sastra; Bahasa Ibu Bahasa
Darahku; Secarik Asa Dalam Kata. Buku karya tunggalnya berjudul MENDAYUNG ASA.
Tinggal di Dusun Wates, Desa Sawangan, Kec. Leksono, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah,
56363.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Desri Arika
TENTANG KETENANGAN DAN HARAPAN

Lirih desir angin malam


Menyusup kisi relung
Menggelung rindu

Dan di jelang pagi


Bersambut hangat sang mentari
Pelan beranjak bersama samar kabut mimpi

Senja ajarkan aku tentang ketenangan


Akan ruang kesendirian dan beratnya penantian
Sulit mengurai pada satu pertemuan
Hamparan hati bagai tak tertahan
Menanti kuncup harapan

Medan 31 Agustus 2023

DESRI ARIKA, lahir di Jakarta, 17 Desember 1981. Seorang ibu rumah tangga dan saat ini
bertempat tinggal di Medan, Sumatera Utara. Lampung, 28 Mei 1981.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Jennifer Maya
MAKNA SATU PERJALANAN

Seperti sungai dengan jeram dan arus airnya


Tiada berhenti menghilir tebing
Meski masa dan musim berganti
Namun tetap hadirkan kesegaran pada semesta

Bagaikan hembus angin pegunungan


Menyusup di sela pepohonan
Mencumbu rumput serta ilalang
Damai dalam keheningan tenteramkan jiwa

Begitu pula rasa pun juga angan yang kugenggam


Melangkah menyusuri lembar-lembar cerita
Menyesap makna sejati satu perjalanan
Hingga senja menjelang

Bekasi, 3 September 2023

JENNIFER MAYA, lahir di Jakarta, 6 Mei 1974. Sukarelawan di bidang Kesehatan ini
bertempat tinggal di Kampung Rawa Kalong, Jl. Manggis V, No. 150, RT. 03, RW. 05, Desa
Karang Satria, Tambun Utara, Bekasi.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Reni Umbarasari
TENTANG SEPI
Sepi memahamkan aku
Bahwa ramai adalah suasana menyenangkan
Mampu cerahkan suram dan kelabu
Melukiskan warna di penghujung derai hujan
Membawa rona jingga menelusup hati

Sepi juga mengingatkan aku


Pada kesendirian tanpa seorangpun kawan
Seakan lelah berlari mengitari sunyi
Mencari setitik terang di kelamnya waktu
Gelap meski tanpa terpejam

Dan sepi akan menuliskan


Tentang ribuan kata terbungkam
Syair yang belum sempat terangkaikan
Dipaksa hanyut dalam deras gerimis
Menghujam hati untuk kemudian diam bersemayam

Depok, 2 September 2023

RENI UMBARASARI, lahir di Jakarta, 2 Mei. Saat ini bertempat tinggal di Depok, Jawa
Barat.
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

Reni Umbarasari
EJA NAMAMU DI TIAP DOA

Dirimu
Adalah satu kisah pertemuan
Menjadi anugerah paling indah
Pada lembar cerita kehidupan

Sosokmu
Adalah ramah berbingkai sederhana
Hingga mampu cairkan kebekuan hati
Sanggup sembuhkan luka

Meski hanya membias angan


Namun hadirmu nyatakan berjuta makna
Melukis ceria hari-hari

Namun bersama ternyata hanya sekejap mata


Ketika kau beranjak pergi dan tiada mungkin
kembali

Kini saat rindu menjelaga


Ejakan namamu di setiap rapal doa
Tenang dalam tidur panjang di peluk nirwana

Depok, 1 September 2023


Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

v
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi
Sketsa & Puisi

D' EROS SUDARJONO, lahir di Jombang, Jawa


Timur,
D' EROS 12 SUDARJONO,
September 1970. lair ingJebolan
Jombang, Fakultas
Jawa
Keguruan lan Ilmu Pendidikan,
Timur, 12 September 1970. Jebolan Fakultas jurusan Bahasa &
Sastra Inggris (STKIP Blitar) yang kesehariannya
Keguruan
selain lan Ilmu
menulis Pendidikan,
cerpen dan puisi jurusan
(bhs.Bahasa
Jawa & &
Sastra Inggris
Indonesia) juga (STKIP
melukisBlitar)
(sketsa sing sabendina
hitam putih).
Mengelola
saliyane nulis Sanggar
gurit lanLukis
puisiGubug
uga nglukisSastra(sketsa
Jawa.
Pernah
rupa irengtercatat sebagai
putih). Ngesuhianggota
SanggarKomite
LukisSastra
Gubug di
Dewan Kesenian DewanJombang (2018-2021). Karya-karyanya dalam
Sastra Jawa. Nate kachatet minangka anggota
Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan juga Bahasa Inggris sudah
tersebar padaKomitepuluhan Sastra ing Dewan
buku antologi Kesenian Jombang
yang diterbitakan bersama
(2018-2021).
para penulis lainnya. Karya-karyane
Di antaranya: An Anthology kanthiPoem of Basa
Love
“Love In Christmas”
Indonesia,(2021);
Basa Antologi
Jawa lanPuisi Budaya
uga Basa “Indonesia-
Inggris wis
Argentina” (2021); Antologi Puisi Budaya “Indonesia-Costa Rica”
(2021); Antologi Fotopoema Indonesia “Imagenes Literarias”
sumebar
(2022); ing sawetara
International Global bukuWriters “My Mother
antologi Tongue” (2022);
kang katerbitake
“Bayi-Bayi Digital”
bebarengan penulis liyane. Antara liya : AnDari
(2021); Antologi Puisi NegeriPoem
Anthology Poci of11
“Khatulistiwa” (2021); Seri Aksi Swadaya Menulis Dari Rumah :
Love “Love
“Anakku In Christmas”
Permataku” (2021);(2021); Antologi
“Guruku Puisi Budaya
Inspirasiku” (2021);
“Hidup“Indonesia-Argentina”
Berdamai Bersama Corona” (2021);
(2021); Antologi Puisi Budaya “Soneta
Extravaganza, Jalan Kenangan Ibuku” (2021); Antologi Puisi dan
“Indonesia-Costa
Cerpen “De' Mantan, Rica” (2021);
Dalam Antologi
Jejak Fotopoema
Kenangan” Indonesia
(2021); Antologi
Puisi “Meruwat
“Imagenes Dan Merawat
Literarias” Bumi” (2021);
(2022); International GlobalKumpulan
Writers “My Puisi
“Merah Putih, Antara Cinta Dan Semangat Nasionalisme” (2021);
Mother Tongue”
“Sungkem Daerah“Bayi-Bayi
– Budaya(2022); Dan KearifanDigital” (2021);
Lokal” (2021);Antologi
100 Puisi
Terpilih
PuisiGrup Facebook
Dari Negeri Poci 11 “Khatulistiwa”
Hari Puisi Indonesia(2021);
“Jejak Seri
PuisiAksi
Digital”
(2021); Antologi Puisi 115 Penyair Indonesia
Swadaya Menulis Dari Rumah : “Anakku Permataku” (2021); “Kebaya Bordir
Untuk Ummayah” (2021); Antologi Puisi Penyair Nusantara
“Guruku
“Jakarta Dan Inspirasiku”
Betawi” (2021); “Hidup Berdamai
(2021);“Tembang Bersama
Puisi Bagi Jumari”
(2021);
Corona”“Biografi
(2021);Tepung, Bunga Rampai Jalan
“Soneta Extravaganza, Puisi”Kenangan
50 TahunIbuku”
Endang
Kalimasada (2021); Antologi Puisi Cerpen Esai “Bung Hatta 2”
(2021);
(2021); Antologi
Antologi Puisi dan
bersama Cerpen
Puisi dan “De'
Prosa Mantan,
“Masa DalamKecil”Jejak
(2021);
Antologi
Kenangan” Puisi Seri Antologi
(2021); Sastra Tembi 2021 “Hujan
Puisi “Meruwat DanPertama
MerawatDiBumi”Bulan
Purnama” (2021); Antologi Puisi “Nang Neng Nung Nang, Menuju
(2021); Kumpulan Puisi “Merah Putih, Antara
Satu Abad Taman Siswa” (2021); Antologi Puisi 105 Penyair Cinta Dan
“Pujangga
SemangatFacebook
Nasionalisme”Indonesia”
(2021);(2021);
“SungkemAntologi VIII DSJ
– Budaya Daerah“Para
Penyintas
Dan Makna”
Kearifan Lokal” (2021);
(2021); Antologi
100 Puisi Komunitas
Terpilih Grup HB. Jassin
Facebook
“Angkatan Milenial” (2021); Antologi Puisi, Hari Puisi Dunia 2022
“Dunia, Penyair
Hari Puisi IndonesiaMencatat Ingatan”
“Jejak Puisi Digital” (2021);Sehimpun
(2022); Antologi Puisi
Sajak
“Narasi Bait Waktu”
115 Penyair Indonesia (2021);
“KebayaKumpulan
Bordir Cerpen Pilihan “Demi
Untuk Ummayah” Arti
(2021);
Janji” (2021); Serangkai Puisi “Maafkan Kata-Kata” (2021);
AntologiPuisi
Antologi Nusantara“Jakarta
Puisi Penyair Nusantara Dan Betawi”
“Percakapan Ujung(2021);
Tahun”
(2021); Kumpulan Esai “Wajah (Ber)Bahasa,
“Tembang Puisi Bagi Jumari” (2021); “Biografi Tepung, Bunga Korelasi Bahasa
Dengan Sastra, Budaya Dan Pendidikan” (2021); Antologi
Rampai Nasional
Bersama Puisi” 50 Tahun
Lumpung Endang Kalimasada
Puisi Sastrawan (2021); Antologi“T”
Indonesia
(2021); AntologiPuisi “Cakrawala Sastra” (2022); Antologi Puisi
Imlek dan Kasih Sayang “Lampion Merah Dadu” (2022); Antologi
bersama Grup Pispoet
Sketsa & Puisi

bersama Grup
Puisi Cerpen Esai “Bung“Kartini
Pispoet Hatta 2” Dalam
(2021); Puisi”
Antologi(2022);
bersamaAntologi
Puisi
Esai “Transformasi Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan
dan Prosa “Masa Kecil” (2021); Antologi Puisi Seri Sastra
Masyarakat” (2022); Kumpulan Puisi Sanggararagam “Pulang Ke Tembi
Rumahmu”
2021 “Hujan Pertama
(2022); SeriDi
3 Bulan
PenyairPurnama”
Membaca (2021);
Indonesia
Antologi 2 “77
jilidPuisi
Penyair Membaca Pahlawan” (2022); “Sajak-Sajak
“Nang Neng Nung Nang, Menuju Satu Abad Taman Siswa” Kopi” (2022);
Antologi Puisi HUT ke 62 RSUP Sanglah “Suatu Hari Dari Balik
(2021);
Jendela RumahAntologi
Sakit”Puisi 105 Penyair
(2022); “Pujangga
56 Penyair Facebook
Indonesia “Laki-Laki
Pembawa Baki” (2022); Antologi Bersama “Laki-Laki
Indonesia” (2021); Antologi VIII DSJ “Para Penyintas Makna” Laku”
(2022); Kumpulan Puisi Komunitas Sangkar Buku “Perempuan
Pengusung (2021); Antologi
Matahari” Komunitas
(2022); HB. Jassin
”Kafein, Ruang “Angkat
& Kreativitas”
(2022); “Sensasi Kopi Indonesia” (2022); Kumpulan Sajak,
Cerpen, Esai “Bunga-Bunga Kamboja Berguguran Di Pesta”
(2022); Kumpulan Puisi Macapat Komunitas Mijil “Suluh Kasih”
(2022); Antologi “Sejuta Puisi Untuk Jakarta” (2022); Antologi
Geguritan “Kapang” (2020); Kumpulan Geguritan “Japa Lampah”
(2021); Antologi Crita Cekak “Mangsa Ruwat” (2021); Antologi
Geguritan lan Crita Cekak Pageblug Covid-19 “Rajapati” (2021);
Gurit Anggara Kasih #6 “Sumamburat Ing Chandra” (2021);
Kumpulan Geguritan “Suluk Jagad” (2021); Kumpulan Cerita
Cekak lan Geguritan “Kidung Sejatine Pahlawan” (2021);
Kumpulan Cerita Cekak lan Geguritan “Mak Bedunduk, Bagong
Kejegur Impen” (2021); Artikel Basa Jawa “Mak Sengkring,
Unggah-Ungguh Basa Jawa Ing Pasrawungan” (2021); Kumpulan
Crita Wacan Bocah “Layang Wasiyat, Saka Ngimbang Menyang
Vatikan” (2022); Antologi Parikan “Semplah Jejeg Nguleg
Bawana” (2022); “Lelakon, Djajus Pete Ing Antarane Para Kanca”
(2022); Karya tunggal: “Rembulan Mangsa Ketiga” Kumpulan
Geguritan (2021), “Blai Slamet” Kumpulan Crita Cekak (2022),
“Piye Jal!” Gendhelan Geguritan (2023).
Sementara karya tulisannya yang berupa Cerkak, Geguritan,
dan Laporan Kegiatan Sastra (bhs. Jawa), pernah dimuat di
beberapa media cetak dan media online. Antara lain: Minggon
Jayabaya, Panjebar Semangat, Mekarsari KR, Djaka
Lodang, Jagad Jawa Solopos, Belik, Jawa Pos Radar
Jombang, Suara Merdeka, SastraKu – blog online,
negerikertas.com, Apajake, Jurnal Kopi, Semesta Seni,
Homagi International Magazine.
Sebagian karya lukisnya dijadikan ilustrasi sampul beberapa
buku para penulis (“Rawindra, DG. Kumarsana”, “Kopi Terakhir
Di Rotterdam, Arnita”, “Perempuan Venus, Arnita”, “Sensasi
Kopi Indonesia, Antologi”, “Kabar Saka Stockholm, Yanti S.
Sastroprayitno & Yanie Wuryandari, “Pulanglah, Sriyanti S.
Sastroprayitno, cover belakang*) “Isoman Ramuan Imajinasi, Ons
Untoro”), serta beberapa buku antologi bersama.
Tempat tinggal saat ini di Jl. Raya Kabuh 85 (Depan Puskesmas
Kabuh) Kabuh, Jombang, Jawa Timur (Kode Pos 61455). Bisa
dihubungi melalui Facebook: @didikerossudarjono, Instagram:
@didiksudarjono, Tlp/WA: 085235688992, utawa E-mail:
zahrasudarjono1211@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai