Makalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Subjek 2
Makalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Subjek 2
Disusun Oleh:
Alvina Rizkiani
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang kegiatan P5 ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Alvina Rizkiani
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian P5
P5 adalah pembelajaran disiplin ilmu untuk mengamati dan merenungkan solusi
terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. P5 memberikan kesempatan
kepada pelajar untuk menjalani proses penguatan karakter dan kesempatan belajar dari
lingkungan sekitar. Dalam menjalankan program ini, Kemendikbudristek memberikan
tujuh sampai delapan tema proyek kepada sekolah-sekolah terdaftar.
Sekolah diberikan fleksibilitas untuk menentukan cara menjalankan proyek-proyek
tersebut. Lembaga pendidikan wajib membentuk tim fasilitator P5 sendiri,
mengidentifikasi kesiapan setiap sekolah, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5,
menyusun modul proyek, dan merancang strategi pelaporan hasil proyek.1
Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat
mempraktikkan profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi
setiap pihak.
Manfaat bagi Satuan Pendidikan:
a) Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
b) Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang
berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Manfaat bagi Pendidik:
a) Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
b) Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
c) Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Manfaat bagi Peserta Didik:
a) Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
b) Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
1
https://kumparan.com/kabar-harian/arti-p5-dalam-kurikulum-merdeka-beserta-prinsip-yang-
diterapkan-20oEIvJFXuk/full
c) Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.2
B. Sejarah Monas
Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah
monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah
Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monas didirikan untuk mengenang
perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Kekaisaran Belanda. Pembangunan dimulai pada 17
Agustus 1961 di bawah perintah presiden Soekarno dan diresmikan hingga dibuka untuk
umum pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto. Tugu ini dimahkotai lidah api yang
dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala
dari rakyat Indonesia. Tugu monas dan museum buka setiap hari mulai pukul 06:00
hingga 16:00 WIB (UTC+7) sepanjang minggu kecuali hari Senin saat tugu tutup.
Sejarah
Ide awal pendirian Monumen adalah seorang warga negara RI biasa, seorang swasta,
warga kota sederhana dari Jakarta bernama Sarwoko Martokoesoemo,” kata Sudiro.
Setelah pusat pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali
ke Jakarta yang sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950, menyusul
pengakuan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh pemerintahan
kolonial Kekaisaran Belanda pada tahun 1949, perencanaan pembangunan sebuah
Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana
Merdeka. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus
membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.
Monas Tahun 1969 di TropenmuseumAmsterdam, Belanda. Pada tanggal 17
Agustus 1954, sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen
Nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu
karya yang dibuat oleh Friedrich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan
komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan
selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tetapi sekali lagi tak
satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian
2
https://www.smkssyaum.sch.id/read/28/mengenal-p5-manfaat-dan-tujuannya-pada-kurikulum-
merdeka
meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno. Akan tetapi
Soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu
berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema
seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga
biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih
kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak untuk merancang bangunan yang
lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.
Soekarno kemudian meminta arsitek Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu.
Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45 melambangkan 17
Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam rancangan
monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80
hektare. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan Soedarsono mulai dibangun 17
Agustus 1961.3
C. Sejarah Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan seni khas Betawi yang sering ditampilkan
dalam pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang
yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel berupa boneka besar dengan tinggi sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ±
80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul
dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat
dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan
yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang
ada di beberapa daerah lain.
Asal-usul
Ondel-ondel atau barongan rakasa adalah tokoh yang dihilangkan pada
sendratari Reog versi Wengker dari Ponorogo yang merupakan tokoh sepasang makhluk
halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong, maka
dikutuklah mereka menjadi burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa pula.
Namun pada pemerintahan Bathara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting
dihilangkan. Ondel-Ondel Masuk ke Batavia atau Jakarta pada abad ke 17 ketika
terjadinya penyerangan Mataram kepada VOC Batavia. Setelah VOC berhasil membakar
lumbung-lumbung beras di sekitar Batavia, prajurit Mataram membalas dengan cara
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
mencemari sungai Ciliwung yang menjadi kebutuhan air orang-orang di Batavia
terutama VOC.
Kemudian prajurit Ponorogo yang tergabung pasukan Mataram membuat Barongan
rakasa berwajah seram yang dikeluarkan pada malam hari, pasukan VOC baik Pribumi
dan dari Eropa masih percaya akan legenda-legenda folkore sehingga membuat takut,
cemas dan khawatir dan terjadilah wabah penyakit masal di Batavia yang menyebabkan
pasukan VOC dan Gubernur VOC Batavia J.P. Coen Meninggal akibat terkena wabah
dan kecemasan.
Sejak saat itu, Ondel-ondel turut digunakan warga Batavia terutama Betawi sebagai
pengusir berbagai hal keburukan yang diawali dengan upacara rtiual.
Sejarah
Ondel-ondel pada zaman dahulu digunakan sebagai penolak bala dan penjaga
kampung. Biasanya ia diarak saat ada pagebluk (wabah) yang melanda
kampung, selametan, hajatan besar (Cap Go Meh, dll.) atau sedekah bumi setelah panen
raya. Karenanya bentuk ondel-ondel laki-laki yang asli lebih seram dengan mata melotot
dan adanya gigi taring. Awalnya ia juga dikenal dengan sebutan "barongan". Kata
"ondel-ondel" menjadi lebih populer ketika Benyamin Sueb membawakan lagu "Ondel-
ondel" pada tahun 1971 dalam irama gambang kromong yang digubah oleh Djoko
Subagyo. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta-
pesta rakyat, atau diarak untuk mengamen. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-
ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.4
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Ondel-ondel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Miniatur Monas
Adapun proses pembuatan miniature monas yang dilakukan oleh anak-anak SMK
YPK Kesatuan dari kelas 10 dan 11. Kegiatan ini dilakukan mulai dari tanggal 11
september hingga 17 september 2023.
Berikut bahan yang digunakan:
5
https://wargamasyarakat.org/langkah-langkah-membiat-miniatur-monas-dari-kardus-bekas/
lidi/bambu lalu kita potong menyilang mengelilingi sedotan itu sampai ujung
sedotan, apabila sudah jadi akan menyerupai per yang biasa di tarik panjang. Buat
sebanyak mungkin.
12. Setelah selesai pembuatan rumbai-rumbai, pasangkan ke badan ondel-ondel, di
bagian tengah hingga melingkari tubuh ondel-ondel.
13. Setelah selesai memasang kita buat hiasan bunga dari sedotan, yang tinggal
melipat-lipat sedotan dengan pola zigzag. Tempelkan ke bagian badan atas ondel-
ondel.
14. Ondel-ondel pun sudah jadi, untuk memperkuat kita kuatkan tempelan itu dengan
memanaskan jarum ke lilin lalu di tusukkan ke bagian seperti lengan, rumbai-
rumbai, dan hiasan bunga.untuk memperkuat daya tempel.
15. Kita bisa menambahkan aksen tambahan sesuai keinginan, agar lebih menarik
lagi bisa memasang pita dan lain sebagainya.6
6
https://ondelondelmini.wordpress.com/
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI