Anda di halaman 1dari 2

Nama : Syafrie Fadhil W

NIM : 225010107111064

Kearifan Lokal Daerah Surakarta/Solo dan Kaitannya dengan Identitas


Nasional

Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian bangsa yang memungkinkan suatu
negara mengasimilasi bahkan mengelola budaya yang berasal dari luar atau dari negara lain
menjadi karakter dan kemampuannya sendiri. Untuk melestarikan kearifan lokal, generasi
sebelumnya dan orang tua yang lebih tua mewariskannya kepada anak-anak mereka dan
orang lain. Mengingat adanya kearifan lokal. Ide-ide kuno, kearifan lokal yang ada di suatu
daerah, begitu lekat dengan masyarakat yang tinggal di sana sehingga sulit untuk dipisahkan.
Identitas sendiri memiliki arti sebagai milik masing-masing pihak dan dimaksudkan sebagai
tanda pembeda atau pembanding dengan pihak lain. Nasionalisme di sisi lain memiliki makna
wawasan bahwa kesetiaan tertinggi individu harus tunduk pada negara-bangsa. Identitas
nasional adalah karakter nasional atau identitas nasional yang dimiliki suatu bangsa dan
membedakan satu negara dengan negara lainnya. Konsep identitas nasional merupakan ciri
khas suatu bangsa yang secara filosofis membedakannya dengan bangsa lain. Eksistensi
negara di era globalisasi sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuatan internasional, dan
identitas nasional menjadi pola pikir, perilaku yang mendasari untuk menghadapi berbagai
masalah. Untuk menciptakan rasa memiliki terhadap suatu negara atau bangsa. Lahirnya
identitas nasional suatu bangsa memiliki ciri, ciri dan keunikan tersendiri, yang sangat
ditentukan oleh faktor-faktor pendukungnya.
Kearifan Lokal Daerah Surakarta/Solo
A. Bahasa
Surakarta atau juga biasa disebut Solo menggunakan dua bahasa. Yang
pertama adalah bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Jawa/Krama. Dalam
Wikipedia arti Krama (aksara Jawa: ꦏꦿꦩ, pengucapan bahasa Jawa: [krɔmɔ]; juga
disebut sebagai subasita dan parikrama)[1] adalah salah satu tingkatan bahasa
dalam bahasa Jawa. Bahasa ini menggunakan kata krama. Contoh awalan krama
adalah dipun-, sedangkan akhiran krama adalah -(n)ipun dan -(k)aken. Pemakaiannya
digunakan untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua.
Untuk penggunaan zaman sekarang, krama dibagi menjadi dua: krama
lugu dan krama alus. Dahulu, krama dibagi menjadi tiga: wredha krama, kramantara,
dan mudha krama.[2] Krama adalah bahasa tingkat lanjut dalam bahasa Jawa. Dahulu,
di bawah tingkat krama ada madya, sedangkan ngoko ada di tingkat paling bawah.
Kini, di bawah krama langsung ngoko.[3]
B. Alat Musik
Gamelan adalah salah satu contoh alat musik dari Solo. Alat musik ini terdiri
dari Saron, Gambang, Saron Bonang, Kenong, Gong dan Kendang. Gamelan
ditetapkan oleh UNESCO masuk bagian warisan budaya tak benda, pada tanggal 15
Desember 2021.
C. Budaya
Sekaten merupakan tradisi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Dilaksanakan di area alun-alun utara Keraton Surakarta setiap tanggal 5-11
Rabiul Awal dan ditutup pada tanggal 12 Rabiul Awal dengan menyelenggarakan
upacara Grebeg Maulud.
D. Pakaian
Kota Solo dikenal sebagai salah satu sentra industri batik di Indonesia, tepatnya di
Kelurahan Laweyan dan Kauman. Ditempat ini, proses pembuatan batik dilakukan,
mulai dari lembaran kain mori menjadi kain batik yang penuh dengan motif dan
warna menarik. Budaya asli Indonesia ini memuat nilai-nilai kearifan lokal. Dalam
motifnya dapat berupa gambar hewan, bunga, geometris, dan masih banyak lainnya.
Motif yang digunakan tersebut memiliki makna tersendiri bagi pemakainya. Dahulu,
batik digunakan untuk upacara tertentu, misalnya pernikahan, khitanan, mitoni/tujuh
bulanan, dan lain-lain. Namun, seiring berkembangnya zaman, batik menjadi pakaian
sehari-hari masyarakat. Hal inilah yang membuat batik menjadi istimewa, disamping
dari kegunaannya. Oleh karena itu, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, pada tanggal 2 Oktober 2009.
Sejak saat itu, masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional

Hubungan Antara Identitas Nasional dengan Kearifan Lokal Daerah Surakarta/Solo


Identitas Nasional merupakan ciri khas suatu bangsa yang secara filosofis
membedakannya dengan bangsa lain. Identitas nasional suatu bangsa memiliki ciri, ciri dan
keunikan tersendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor pendukungnya. Diatas saya
sudah memberikan contoh-contoh yang termasuk dalam identitas nasional. Hal tersebut untuk
membedakan budaya yang kita miliki dengan budaya lainnya.

Anda mungkin juga menyukai