A. TUJUAN INTRUKSIONAL
B. MATERI PEMBELAJARAN
kekuasaan dan kebesaran Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya serta agar meiningkatkan
kadar keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah dengan mengamati
tanda-tanda penciptaan-Nya
Secara umum bintang adalah benda langit yang terdiri atas gas menyala, seperti
matahari. Nebula atau gumpalan awan terdiri dari debu dan gas.Bagian tebal dari
nebula memadat dan itulah yang kemudian menjadi bintang. Adapun Dalam ilmu
astronomi defenisi bintang adalah semua benda massif (bermassa antara 0,08 hingga
200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi
melalui reaksi fusi nuklir. Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang
sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Sedangkan
Pertama, kata An-Najm disebutkan dalam al-Qur‟an sebanyak 12 kali. Yaitu dalam
surat berikut : at-Tariq [86] 2-3, al-Rahman [55] 5-7, an-Nahl [16] 15- 17, al-Mursalat
[77] 8-10, at-Takwir [81] 2-3, as-Saffat [37] 87-90, al-Tur [52] 49, an-Najm [53] 1-2,
an-Nahl [16] 12, al-Hajj [22] 18, al-Waqi’ah [56] 75-76, al-‘An’am [6] 97. Bintang
dalam Tafsir fi Zilalil Qur’an karya Sayyid Qutub bahwa orang-orang berpedoman
pada bintang-bintang sebagai penunjuk arah dalam dunia indrawi mereka, lalu tidak
Kedua, kata al-Kawakib adalah bentuk jamak (plural) dari Kawkab, yang berarti
bintang atau planet. Dengan demikian al-Kawakib artinya bintang-bintang atau planet-
planet. Kata ini disebut dalam al-Quran sebanyak 5 kali, baik dalam bentuk tunggal
maupun jamak yaitu dalam surat an-Nur [24]:35, al-‘An’am [7] 76, Yusuf [12] 4, al-
Infitar [82] 2, as-Saffat [37] 6. Makna Kaukab disini penjelasannya agak luas, tidak
hanya bintang yang menjadi sorotan melainkan planet-planet lain pun juga bisa masuk
dalam kategori Kawkab. Contoh konkrit pemaknaan Kawkab serta fungsinya terdapat
As-Saffat [37] : 6-10 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia
(yang terdekat), dengan hiasan bintang-bintang. Dan (kami) telah menjaganya dari
(pembicaraan) Para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk
mengusir mereka dan mereka akan mendapat azab yang kekal. Kecuali (setan) yang
Surah al-Mulk [67] : 5 yang artinya “Dan sungguh, telah kami hiasi langit yang dekat
Ketiga, yaitu istilah Burj yang disebutkan dalam al-Quran sebanyak empat kali. Yakni
tercantum dalam surat an-Nisa’ [4] 77, Al-Hijr [15] 16, al Furqan [25] 61, al-Buruj
[85]. Kata al-Buruj adalah bentuk jamak dari kata al-Burj yang bermakna bangunan
tinggi dan nampak secara lahir yang dibangun pada keempat sudut benteng. Asli
makna kata ini adalah nampak dan kelihatan. Hal ini dapat disaksikan kalimat al-
Bintang merupakan salah satu bukti kekuasaan dan kebesaran Allah yang patut diambil
pelajaran oleh manusia, bintang merupakan sarana untuk mengenal Allah secara
rasional, serta berfungsi untuk menggugah nalar. Salah satu anugerah Allah kepada
para hambaNya ialah dengan diciptakan keindahan yang memukau setiap mata yang
melihatnya. Salah satu keindahan yang Allah ciptakan di bumi ini ialah adanya bintang
sebagai penawar kegelapan malam dan menggantinya dengan keindahan. Jika malam
sedang cerah maka kita akan melihat gugusan-gugusan bintang di langit yang sangat
mempesona. Pada surah al-Hijr [15]: 16 yang artinya “Dan sungguh, Kami telah
menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikannya terasa indah itu bagi
yang terdapat di dalam al-Quran surah at-Takwir [81] : 15-16 yang artinya
beragam tujuan, semua itu tak lain untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai
sebaik-baik makhluk Allah dimuka bumi ini, agar manusia semakin bersyukur atas
gambaran keadaan bintang pada peristiwa akhir zaman pada surah Al-Takwir [81] : 2,
Al-Mursalat [77] : 8, Al-Infitar [82] : 2, bintang juga dipakai sebagai alat sumpah pada
surah An-Najm [53] : 1, penghias langit, alat pelempar setan yang ingin mencuri berita-
berita dari langit, bintang sebagai sarana mimpi, ini sehubungan mimpi nabi Yusuf
yang melihat matahari, bulan, dan bintang bersujud kepadanya . Bintang juga
dijelaskan sebagai penunjuk arah pada surah Al-Nahl [16] : 16, Al-An‟am [6] : 97.
Fungsi ini merupakan fungsi yang paling dirasakan manfaatnya pada masyarakat Arab
jahiliyah tatkala mereka ingin bepergian mereka menjadikan bintang sebagai pedoman
arah. Bintang juga disebutkan sebagai makhluk Ciptaan Allah yang tunduk dan patuh
sebagai pemeliharaan alam, atau bintang juga merupakan ciptaan Allah yang
Petunjuk Arah - Pada pandangan sains dan teknologi ketika peneliti ruang angkasa
Kemudian pada posisi rasi bintang, para astronot dapat menentukan arah mana yang
akan di tuju. Keilmuan mereka mampu menetapkan kemana harus mengarah bila
mereka akan menuju Mars, Jupiter, atau planet yang lain. Stellar Navigation juga
lainnya kemungkinan tidak dapat kembali kebumi dan akan melayan-layang di ruang
angkasa.
dijadikan sebagai petunjuk datangnya suatu musim. Cara mengetahuinya yaitu dengan
memperhatikan kedudukan matahari (manzilah) di antara bintang-bintang tersebut.
Dengan hal tersebut pada masa lalu, seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang
ilmu perbintangan atau astronomi dapat mengetahui apakah saat itu masih berada pada
nomos berarti hokum. Secara terminologis, astronomi berarti ilmu tentang posisi,
gerak, struktur dan perkembangan benda-benda langit serta bentuk-bentuk lain dari
materi kosmos.
Pengertian astronomi lainnya adalah“(1) Pengetahuan tentang benda langit dan alam
semesta merupakan salah satu cabang pengetahuan eksakta tertua. (2) Ilmu mengenai
observasi dan interpretasi radiasi yang diterima didekat bumi dan komponen jagad
raya. Salah satu benda langit terbesar dan memiliki pengaruh sangat besar pada jagat
Matahari adalah benda langit terbesar di sistem tata surya. Matahari tersusun atas gas
yang sangat panas dan berpijar. Matahari disebut juga sebagai bintang, kumpulan dari
bintang-bintang membentuk galaksi. Bimasakti merupakan galaksi yang besar dan luas
terdiri dari sekitar 200 miliar bintang. Matahari serta sistemnya bergerak sekitar
828.000 km setiap jamnya, untuk itu membutuhkan waktu 230 juta tahun dalam
Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan bumi. Matahari menyalurkan
jarak yang dekat dengan bumi, bintang ini menjadi sasaran para ilmuwan astronomi
untuk mengamati dan menyelidiki roman (features) permukaan matahari secara lebih
detail.
Matahari merupakan anugerah yang dilimpahkan Allah Swt pada alam semesta ini.
Dalam al-Quran matahari disebut dengan kata syams dan terulang sebanyak 33 kali
dalam 32 ayat 28 surat. Berikut fungsi matahari menurut peneliti dalam perspektif
alQuran:
Diantara banyaknya surat di dalam al-Qur‟an terdapat 1 surat yang Allah Swt namakan
padanya dengan nama matahari yaitu QS Asy-Syams. Di awal surat ini Allah Swt
Dapat dipahami mengenai sumpah Allah pada matahari tersebut agar menjadi
perhatian untuk kita agar senantiasa ingat kepada Allah Swt dan selalu bersyukur atas
kekuasaan Allah yang besar ini yaitu matahari, akan mempengaruhi hati dan fikiran
kita untuk selalu mengingat-Nya. Inilah fungsi matahari sebagai tanda kekuasaan
Allah Swt.
Matahari Sebagai Petunjuk Waktu Shalat
Allah Swt berfirman dalam QS Al-Isra (17) ayat 78 bahwa kita diperintahkan untuk
dan (laksakan pula shalat) Subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).”
untuk menegakkan shalat dengan sempurna, baik secara fisik maupun bathin pada
arah barat setelah tergelincir. Masuk pada waktu itu adalah Shalat Zhuhur dan Ashar
“sampai gelap malam,” yaitu hingga gelap. Masuk dalam waktu ini adalah Shalat
Magrib dan Isya “dan (dirikanlah pula shalat) fajar,” yaitu Shalat Subuh. Disebutkan
dengan kata “qur’an”, karena shalat subuh disyariatkan memperpanjang bacaan al-
Quran di dalamnya melebihi waktu-waktu shalat lain. Dan juga karena keutamaan
bacaan al-Quran di dalamnya, lantaran disaksikan oleh Allah, para malaikat siang, dan
malaikat malam.
waktu-waktu beribadah shalat dengan melihat fenomena alam yang terjadi di sekitar
yaitu dengan melihat posisi matahari yang berfungsi sebagai petunjuk waktu shalat
Para ilmuan Islam di masa lalu telah menciptakan berbagai teknologi penanda waktu.
Di antaranya yang paling klasik adalah jam matahari. Pada khazanah Islam klasik ini
dikenal sebagai jam matahari atau sundial atau jam istiwak. Yang berarti ketika
matahari di titik tertinggi, jam ini dipakai untuk memastikan waktu salat.
Waktu salat zuhur misalnya. Adalah sesaat setelah istiwak atau ketika matahari sudah
mulai condong ke arah barat. Metode penggunaan jam ini sederhana, yaitu dengan
memanfaatkan bayangan sinar matahari yang mengarah pada angka-angka yang diukir
Sinar matahari akan membuat bayangan paku di atas lempengan logam sebagai
penunjuk waktu. Matahari sebagai penunjuk waktu merupakan sumbangan para
ilmuan Islam.
Pembuatan jam matahari atau sundial di dunia Islam dilakukan oleh Ibnu Al Shatir,
seorang ahli astronomi di aband-14. Ia juga menemukan jam astronomi yang mengacu
pada matahari.
mekanik yang menggunakan prinsip gerak teratur. Bahkan jam mekanik sudah mulai
dikaitkan dengan kalender lunisolar. Gabungan matahari dan bulan.
Dia menghendaki niscaya Dia jadikannya (bayangbayang itu) tetap, kemudian Kami
Ayat diatas merupakan firman Allah Swt yang memerintahkan rasulNya agar
bayang-bayang dari setiap benda yang terkena sinar matahari. Allah menjadikan
bayang-bayang itu memanjang dan memendek agar manusia dapat menggunakannya
bayang-bayang yang terbentuk ini Allah Swt memberikan petunjuk kemana arah kiblat
untuk kita menghadap dalam melaksanakan shalat. Metode penentuan arah kiblat
memperhatikan bayang-bayang benda tersebut tegak lurus diatas suatu bidang yang
mendatar. Kiblat umat Islam ialah kearah ka‟bah yang ada dikota Makkah. Untuk
memudahkan kita yang berada jauh dari kota Makkah dalam mengetahui kemana arah
kiblat tersebut dapat menggunakan petunjuk dari bayang-bayang ini.
perhitungan,
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang
berjalan pada porosnya dengan dasar perhitungan yang sangat rapi lagi telah
Sebagian ulama berpendapat mengenai penggalan ayat tersebut dengan arti “peredaran
matahari dan bumi terlaksana dalam satu perhitungan yang sangat teliti”. Ada sebagian
ulama lain berpendapat mengenai penggalan ayat tersebut dalam arti Allah menjadikan
peredaran matahari dan bulan sebagai alat perhitungan waktu, tahun, bulan, minggu,
menggunakan daur matahari dan menjadikan bulan pada fase yang berubah-ubah tidak
sesuai dengan fase bulan yang sesungguhnya. Kalender tersebut tersusun atas 360 hari
terbagi kedalam 12 bulan dan setiap bulan ada 30 hari. Hal itu didasarkan pada
perhitungan matahari dalam beredar pada lintasannya di angkasa selama 365 hari,
bangsa tersebut menambahkan 5 hari di setiap akhir tahun yang hanya 360 hari tersebut
untuk Planet Bumi beserta isinya. Fakta ilmiah menyebutkan bahwa atmosfer terdiri
dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain.
Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Dan keberadaan
secara berlapis dan saling bertumpukan satu di atas yang lain. Hal demikian
Lapisan-lapisan atmosfer berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis
gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi atau yang terendah disebut
troposfer. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer. Lapisan ini membentuk
Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer. Lapisan ozon adalah bagian dari stratosfer
di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut
mesosfer.
dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Eksosfer.
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita
ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis. Dalam bahasa ilmiah terdapat 72
atmosphere.
troposphere.
bahaya lainnya.
4. Mesosfer, lapisan diatas Ozonospher, kebanyakan meteor yang datang disini
5. Termosfer, lapisan diatas Mesosfer, terjadi peningkatan temperatur yang tinggi
6. Ionosfer, lapisan dimana gas-gas terionisasi membentuk lapisan ini, batu meteor
7. Eksosfer, bagian paling luar Atmosfer yang membentang dari sekitar 480 Km
Fakta alam semesta tentang tujuh lapis atmosfer ini sebagaimana disebutkan
sebelumnya telah ada dalam Alquran. Seperti temuan para ilmuan, Alquran
menyebutkan bahwa langit terdiri atas tujuh lapis. Bukan sebuah kebetulan, tetapi ini
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
Dalam dua ayat tersebut, kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam
Alquran, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam
semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12,
"Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam
ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya
masing-masing.
angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
Ayat di atas merupakan ayat yang paling terkait dengan atmosfer. Dalam ayat tersebut,
terdapat kata jawwis samaa’i dimana jawwi berarti melindungi dan samaa’i berarti
langit. Jadi, kata jawwis samaa’i berarti langit yang melindungi, yang dalam ayat
Kata ”burung” yang digunakan dalam ayat di atas, menunjukkan bahwa angkasa
tersebut adalah batas tertinggi adanya kehidupan. Sebab burung tidak dapat terbang
lebih tinggi dari jawwis samaa’i. Kata ini juga diartikan sebagai ghilaful ardhil hawa’i
atau penutup bumi yang masih terdapat hawa (udara yang digunakan untuk bernafas,
oksigen).
Jika dihubungkan dengan ilmu meteorologi, maka jawwis samaa’i dapat diartikan
sebagai troposfer. Sebab troposfer merupakan lapisan atmosfer terendah yang masih
mengandung oksigen dalam jumlah melimpah. Karena posisinya yang paling dekat
dengan permukaan, maka densitas udara pada lapisan ini pun paling tinggi
Lapisan troposfer atau jawwis samaa’i ini, juga merupakan tempat terjadinya
fenomena cuaca seperti hujan dan angin. Dalam Alquran, fenomena cuaca dijelaskan
dengan istilah yang berbeda-beda. Untuk angin kencang yang menyenangkan
Lalu kata jawwi untuk udara, dan hawa untuk udara yang bergerak. Khusus untuk
hujan, proses terbentuknya diuraikan secara detail dalam surat An-Nuur ayat 43. Hal
ini adalah salah satu isyarat ilmiah dari Alquran karena di Jazirah Arab hujan hanya
Isyarat ilmiah lain yang berkaitan dengan cuaca, dapat ditemukan dalam surat Ath-
Thariq ayat 11. Dalam ayat tersebut digunakan kata raj’i yang berarti kembali, untuk
menyebut kata ”hujan”.
Ilmu meteorologi telah menjelaskan bahwa hujan berasal dari uap air yang naik dari
Bumi ke udara, kemudian kembali turun ke Bumi, naik lagi ke atas dan kembali lagi
Informasi mengenai lapisan atmosfer dan fenomena cuaca ternyata telah diberikan
Alquran sejak 14 abad silam. Informasi ini baru dapat kita pahami setelah munculnya
Manusia dengan menggunakan akal dan pikirannya dalam mengamati alam semesta
dan segala fenomenanya akan mengetahui kebesaran Allah sang pencipta, dimana
alam semesta dan segala fenomenanya merupakan tanda (ayat) kebesaran Allah.
paling tidak berjumlah 750 ayat, yang tersebar dalam berbagai surat. Keseluruhan ayat-
ayat tersebut menjelaskan antara lain tentang kejadian alam, berbagai fenomena jagat
raya, tujuan penciptaan alam dan keterkaitan manusia dengan alam itu sendiri
Awal abad ke-21, dengan eksperimen, observasi dan perhitungan fisika modern telah
membuktikan bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu,
muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam
sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan ‘big bang‟, membentuk keseluruhan alam
semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai
hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa big
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum big bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, dimana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara
dan sangat panas. Pada peristiwa awal, ia mengalami ledakan kosmis yang dikenal
dengan big bang yang terjadi pada sekitar 10 hingga 20 milyar tahun lalu, sejak saat
itu alam semesta mulai mengembang dan mendingin. Teori ini didasarkan pada
persamaan matematika yang dikenal dengan persamaan bidang (field equations), yakni
teori umum relativitas yang disusun oleh Albert Enstein (1915). Secara berturut-turut
mengatakan bahwa jika alam semesta terbentuk melalui ledakan raksasa, maka sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi itu
juga harus tersebar merata di semua penjuru alam semesta
Hal ini kemudian dibuktikan oleh Arno Penziaz dan Robert Wilson yang menemukan
sisa sisa ledakan yang berupa gelobang radiasi. Sisa ledakan ini tidak hanya memancar
pada satu sumber, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Atas penemuan ini,
NASA pada tahun 1989 memaparkan kebenaran terkait teori big bang. Penelitian ini
8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
Ayat-ayat tentang alam semesta tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan
berbagai informasi ilmiah. Allah menginginkan proses pencarian pengetahuan
tentunya mengandung berbagai fakta ilmiah tentang alam semesta yang tidak bisa
mutlak.
Pada Alquran dalam enam ayat menjelaskan bagaimana proses penciptaan alam
sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui (al-
Waqi‟ah/56: 75-76).
2) Dan, langit kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar-benar
3) Dan, apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
4) Kemudian, Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap (Fushshilat/41:
11).
5) (Ingatlah) pada hari ketika langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-
Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati. Sungguh
6) (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan(demikian pula)
Sumpah Allah seperti yang tertera dalam surat al-Waqi‟ah/56: 75-76 merupakan
bentuk penarik perhatian orang-orang Islam khususnya dan manusia secara umum
terhadap isi sumpah. Mengapa Allah bersumpah atas nama orbit bintang-bintang?
Karena manusia dari permukaan bumi tidak mungkin bisa melihat bintang-bintang
secara langsung, tetapi merekahanya dapat melihat orbit yang telah dilalui bintang-
bintang itu. Sumpah yang menakjubkan ini memberikan perhatian kepada ruang.
mengenai cara Allah menciptakan alam semesta. Ketika para ilmuwan mengamati
kimiawinya, mereka menemukan bahwa alam semesta yang melingkupi kita ini
Pada surah Al-Anbiya (21) ayat 30 seluruh musafir sepakat bahwa ayat ini membahas
tentang kekuasaan Allah swt dalam meciptakan alam semesta termasuk penciptaan
yang sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “Dan apakah orang-orang yang kafir
itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah
mereka tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan
lagi bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama
yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya
adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi
tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari
Untuk itu Dia berfirman: “Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
berbagai makhluk, satu kejadian demi kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti
tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha kuasa atas apa
yang dikehendaki-Nya.
Pandangan Zakir Naik, pendakwah dari tanah Hindustan dalam bukunya, Miracles of
Al-Quran and As-Sunnah menjelaskan Alquran dan teori Big Bang menurutnya
memiliki keserasian.
sebuah kitab yang muncul di padang pasir Arab 1.400 tahun lalu mengandung
(mendekati lingkaran) untuk memutari benda langit lainnya. Misalnya orbit bulan
memutari bumi, orbit bumi memutari mataharai, orbit matahari memutari sumbu
galaksi dan lain sebagainya. Orbit sebuah benda angkasa terungkap dalam al-Qur'an:
"Dialah yang menjadikan mataharii bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak mendaptakan yang
kepada orang-orangyang mengetahui' (Q.S Yunus: 5). Di sini Allah mengungkap orbit
dengan kata manzilah (tempat perjalan), yang tidak lain adalah orbit. Dari orbit itu
berimplikasi pada banyak hal yang dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Di
antaranya adalah perhitungan kelender, baik itu kalender syamsiyah (berdasarkan
perputaran bulan).
"Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
"Dan, Dia menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing berjalan menurut waktu
"Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak bergeser."16 (Fathir: 41).
Pasalnya, Allah telah menahan langit, bumi, dan semua benda yang ada di antara
keduanya agar tidak bergeser (dari orbitnya). Ini merupakan salah satu kemukjizatan
Sudah dimaklumi bersama bahwa setiap planet di angkasa tunduk pada suatu orbit
statis. Ia bergerak pada orbit itu dan tidak pernah melenceng darinya.
Misalnya, bulan berputar pada porosnya dan pada saat yang sama ia berevolusi
mengelilingi bumi dalam suatu orbit statis. Begitu pula planet bumi. Bumi berputar
pada porosnya setiap 24 jam sekali, dengan kecepatan konstan kira-kira 1.600
Namun, pada saat yang sama, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari dalam suatu
orbit statis setiap 365 hari sekali, dengan kecepatan 30 kilometer per detik. Pada setiap
Matahari pun sama. Ia melakukan rotasi pada porosnya sendiri setiap 25 hari sekali,
dan pada saat yang sama ia berevolusi mengelilingi suatu titik statis dalam galaksi
Bimasakti dalam suatu orbit statis setiap 250 juta tahun sekali, dengan kecepatan 250
kilometer per detik.
Komet Halley yang dilihat manusia setiap hari, sejak Allah menciptakan langit dan
bumi, ia terus bergerak dalam suatu orbit tanpa pernah melenceng walau hanya seujung
kuku dari orbit itu. Titik terdekat dengan bumi yang pernah ia lalui berjarak 300 juta
kilometer.
kalau-kalau komet Halley bergerak lurus sehingga menabrak bumi, sementara ayat
Alquran yang mulia mengatakan, "Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi
bukti nyata akan kebenaran Alquran, di mana ia mengatakan, "Tidaklah mungkin bagi
matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-
Demikian pula terdapat 10 planet, di antaranya Bumi, Venus, Jupiter, Saturnus, dan
Merkurius, yang semuanya berevolusi mengelilingi matahari pada orbit yang statis dan
dengan kecepatan konstan. Planet-planet itu berjalan dan kembali lagi ke tempatnya
planet-planet yang berada di dalam sistem tata surya. Tata surya secara keseluruhan
juga tunduk pada suatu orbit statis. Ia pun berevolusi mengelilingi suatu titik statis
yang terdapat di dalam galaksi Bimasakti. Satu siklus revolusi tata surya membutuhkan
Hal yang lebih mengagumkan dari semua itu dengan segala kerumitan yang ada pada
yang ada di dalamnya juga berotasi pada porosnya setiap 250 juta tahun sekali dan
pada saat yang sama juga tunduk pada suatu orbit statis di alam semesta. Bimasakti
berevolusi pada orbit itu dengan kecepatan 400 ribu kilometer per detik.
Semua bintang itu berotasi pada porosnya dan pada saat yang sama berevolusi pada
orbitnya dan juga bergerak bersama pergerakan galaksi yang menjadi induknya.
Allah tetap menegaskan di dalam ayat-ayat suci-Nya bahwa matahari tidak akan
menabrak bulan dan begitu pula planet-planet tidak akan menabrak planet-planet yang
lain.
Sebab setiap benda angkasa bergerak pada suatu orbit statis yang berbeda dari orbit
benda yang lain. Dengan demikian, astronomi modern selaras dengan ayat-ayat
Alquran bahwa semua benda angkasa bergerak dalam garis edarnya masing-masing.
Segala kerumitan dalam proses rotasi benda-benda angkasa pada porosnya dan proses
revolusinya pada suatu orbit statis tanpa menyimpang sedikit pun darinya -hanyalah
tentang sebuah galaksi, yaitu galaksi Bimasakti. Bagaimana jika itu menyangkut
semua galaksi yang ada di alam semesta, yang oleh para ahli diperkirakan berjumlah
mengukur, walaupun hanya sedikit, sejauh mana kekuasaan Allah-Pencipta langit dan
alam semesta..
ketertarikan para ilmuan untuk membuktikan alQur’an secara ilmiah dengan mengkaji
ayat-ayat kauniyah terutama berkaitan dengan fenomena materi. Salah satu fenomena
itu adalah besi yang menjadi nama salah satu surat ke 57 dalam Al Qur’an dan
disebutkan dalam ayat ke 25. “...DanKami ciptakan besi yang padanya terdapat
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. …”. Dalam ayat
tersebut digambarkan bahwa besi memiliki kekuatan yang disebutkan oleh Allah
dengan kekuatan yang hebat (syadid) dan banyak manfaatnya untuk manusia.
Mengapa Allah menggunakan kata ‘wa-anzalnaa’ (dan Kami turunkan)" bukan ‘wa-
digunakan untuk air yang diturunkan dari langit dan juga kata "anzalnaa" untuk al
Qur'an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad saw. Untuk
menjawab hal ini kita tidak dapat memahaminya apabila hanya dari satu bidang ilmu
Pada al Qur’an, al hadid adalah nama salah satu surat ke 57. Nama al hadid diambil
dari ayat ke 25, waanzalnal hadida. Ada dua point yang dalam Q.S. Al Hadid ayat 25
ini yang menarik untuk dikaji secara ilmiah, sehingga bisa memberi pemahaman yang
ba’sun syadiidun. Pertama, Anzala merupakan fi’il wazanaf’ala dari nazala (turun-
syidadun - syududun (yang berani, yang keras, yang kuat). Manafi’un adalah jamak
Waanzalnal hadida, akan sulit difahami jika langsung mengaitkannya dengan barang
keseharian yang berkaitan dengan besi. Bagaimana pagar besi, tiang listrik dan lain
sebagainya diturunkan langsung dari langit ? Begitu pula akan sulit dipahami jika
kemudian dikaitkan dengan ayat besi yang lain seperti Q.S.Saba (34) ayat 10-11: Dan
Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari kami. (kami
yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh.
Besi dalam surat Saba tersebut disebut kandungan baju besi yang besar-besar. Maka
akan semakin sulit untuk memahami bagaimana besi yang besar itu diturunkan dari
yang lebih sesuai pada saat itu, yaitu ‘Dan Kami ciptakan besi’. Terjemahan ini
sesungguhnya terdengar ganjil, karena anzalna digunakan dua kali di dalam ayat ini,
hadida bisa diterjemahkan menjadi ‘dan Kami menurunkan besi’, bukan ‘dan Kami
menciptakan besi’. Karena menciptakan menjadikan atau membuat berasal dari kata
khalaqa, ja’ala atau shona’a bukan nazala yang berarti turun. Penggunaan terjemah
manusia. Ketika kata "anzalna," dalam ayat ini diterjemahkan dengan ‘kami turunkan’,
maka seolah-olah memiliki arti kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk
memberi manfaat bagi manusia. Namun ketika mempertimbangkan makna harfiahnya
yaitu‘secara fisik diturunkan dari langit’, kita akan menyadari bahwa ayat ini
Purwanto menyatakan bahwa ketika al Qur’an turun, ide atomos Democritus telah
berumur sekitar sepuluh abad, meskipun mungkin belum dikenal di tanah Arab.
Artinya, saat itu ide serbuk super halus dari logam telah berkembang. Dengan
keberadaan ide ini, sebenarnya tidak ada masalah untuk memahami teks secara
harfiah,‘dan Kami telah menurunkan serbuk besi’. Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah, serbuk besi tersebut diturunkan darimana, kapan, bagaimana, mengapa serta
pertanyaan epistimologi lainnya yang lahir dari teks wahyu. Untuk itu banyak jalur
berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri atau oleh planet lain. Bahkan
seluruh energi matahari tidak cukup untuk membentuk satu atom besi. Dalam
perhitungan, untuk membentuk satu atom besi (Fe) diperlukan sekitar empat kali
sebanyak sistim energi matahari seluruhnya. Besi hanya dapat dihasilkan di dalam
bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa
ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah
bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya dan akhirnya meledak
melalui peristiwa yang disebut supernova. Akibat ledakanan ini meteor-meteor yang
mengandung besi bertaburan di seluruh alam semesta dan bergerak melalui ruang
hampa sampai ditarik gaya gravitasi benda angkasa pada masa awal terbentuknya bumi
. Maka sangat sesuai ketika Allah berfirman‘wa-anzalna al-hadiida ‘ yang artinya ‘dan
kami turunkan besi’. Al Qur'an telah menggunakan kata-kata yang tepat dan mudah
dipahami.
Pada penjelasan yang lain disebutkan bahwa mengutip dari akun Youtube Taqqarub
Light, dalam ayat tersebut terdapat kata wa anzalnal-hadida yang artinya "Dari kami
turunkan besi". Kata turunkan besi berarti memiliki makna bahwa besi tidak dibuat di
bumi, melainkan turun dari langit. Hal ini pun terjawab setelah Profesor Armstrong
dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Mohamed Asladi
yang berpandangan bahwa "memang besi diturunkan dari langit". Sains memberikan
ilmu kepada manusia bahwa besi termasuk logam berat yang tidak dapat dihasilkan
Penjelasan ilmiah tentang besi astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi
yang ditemukan di bumi berasal dari bintang-bintang raksasa di luar angkasa. Logam
berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan
tetapi sistem tata surya bumi tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan
Alquran Al Karim,' Dr Strong juga mengatakan hal yang sama. Ia telah melakukan
penelitian laboratorium, namun hanya satu jenis barang tambang yang sangat
"Dari sisi kapasitasnya, besi memiliki bentuk (struktur) yang unik. Agar elektron-
elektron dan nitron-nitron dapat menyatu dalam unsur besi maka ia butuh energi yang
luar biasa mencapai empat kali lebih besar dari total energi yang ada di planet
matahari,"
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi, melainkan kiriman
Kedua berkaitan dengan besi yang terdapat pada Q.S. Al Hadid (57) : 25 ini adalah
berkaitan dengan kalimat fiihi ba’sun syadiidun (padanya terdapat kekuatan yang
hebat). Besi memiliki manfaat yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia, dari
mulai barang rumah tangga, industri sampai peralatan militer. Kehebatan besi dapat
terungkap melalui kebesaran Allah dan bukti kasih sayang terhadap makhlukNya,
yaitu Allah telah mendesain bumi yang dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang
terbentuk dari inti bumi yang besar, yaitu besi dan nikel. Sabuk Van Allen memiliki
energi tinggi yang terdiri dari proton dan elektron untuk membungkus bumi dan
menjadi perisai berbentuk medan elektromagnetik yang tidak dimiliki oleh planet lain
kecuali planet Merkurius dengan radiasi yang lebih lemah. Selain itu, sabuk Van Allen
juga melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat energi matahari yang terjadi
setiap 11 tahun sekali yang disebut solar flares, metonic cycle 19 tahun sekali dan
komet Halley yang rata-rata 76 tahun sekali mendekati bumi. Ledakan dahsyat ini
mengapa besi begitu istimewa, memiliki kekuatan yang hebat dan Allah
Tafsiran terhadap surat mengenai besi akan berkaitan dengan ilmu kimia bahkan
keindahan surat al hadid dapat kita ketahui jika kita memahami sifat-sifat besi.
Pertama, Alhadid memiliki nilai kata atau Al-jumal 57. Dapat dilihat dalam tabel di
bawah bahwa secara jumlah Huruf terdiri dari “Al = (31)” dan “hadid = 26”.
1 + 30 + 8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57
2) Besi mempunyai nomor atom -26, ditunjukkan oleh Al-jumal kata hadid.
3) Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol yang sama
dengan nomor Surat al-Hadid dan Tabel Al-jumal dari Alhadid yaitu 57.
4) Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tinkat energi ke-3 yang
6) Surat alhadid memiliki 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat
sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574
menunjukkan "Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4-isotop yang
7) Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol 8-isotop
besi:Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe56, Fe-57, Fe58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 +
54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
8) Enkripsi pada 4-isotop stabil, Fe-54, Fe56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan
10) Nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka-19. -
12) Dari sisi matematika, angka 57 dan 29 adalah ajaib karena angka-angka
tersebut merupakan: 57x29 = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +...+ 57 atau (19 x 87).
seluruh makhlukNya dimuka bumi ini. Bumi terdiri dari 70% air yang terbagi menjadi 97%
air laut dan 3% air tawaryang dibagi 30.1% air tanah, 68.7% kutub es dan glaciers, dan
lainnya 0,9%. Dengan demikian hanya tersedia 0,3% air tawar yang terbagi dalam air
Terjadinya hujan ternyata tidak merubah komposisi air di bumi. Bagaimana hal ini bisa
terjadi ? Hujan sejatinya adalah siklus air di bumi, yang menguap ketika terkena panas
matahari menjadi sekumpulan awan. Ketika awan sudah berat, awan serupa spons yang
diperas,sehingga airnya jatuh kembali ke bumi. Di dalam surat al-Țāriq (86) : 11 yang
artinya : Demi langit yang mengandung hujan. Menurut Syeikh Muhammad bin Shalih al-
Utsaimin, ulama besar abad 14 H, “Raj’i berarti kembali. Ada yang berpendapat bahwa
hujan dinamakan raj’i dalamayat ini, karena hujan berasal dari uap yang naik dari bumi ke
udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi
airnya menguap sampai tertutup panci. Saat uap air sudah banyak maka akan kembali jatuh
sebagai air. Jadi, hujan bukanlah air yang diturunkan dari langit, tetapi Allah
mengembalikan air yang asalnya memang diambil dari bumi-dari laut, sungai, kolam, dan
Pada Surah al-Tariq: 11 diatas telah menjelaskan gambaran bahwa hujan merupakan proses
pengembalian air yang memang berasal dari bumi atau dengan kalimat lainayat tersebut
menjelaskan tentang siklus air sehingga komposisi air di bumi tetap.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan, pada Surah Ar rum (30)
ayat 48 yang artinya “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya;
maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-
tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh
angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol,
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut,
Tahap kedua : “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di
partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter
antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.
Tahap ketiga: “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel - partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu,
alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar
mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang
Pada Sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan di surah An nur
(24) ayat 43 yang artinya “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-
gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-
Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan
berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang
mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap
Tahap pertama, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup
oleh angin.
Tahap kedua, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan
kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
Tahap ketiga, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling
bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas
terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah
dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh
Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut
mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air
dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah
menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka
mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es. (Anthes, Richard A.;
John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269;
Pada penjelasan lain disebutkan proses terjadinya hujan dalam 5 tahap. Tahap pertama,
saat matahari menyinari permukaan bumi yang berupa air. Saat mendapat cahaya Matahari
semakin besar. Tahap kedua, molekul-molekul air naik menuju atmosfer dalam bentuk uap
air. Tahap ketiga, seluruh uap air naik menuju atmosfer. Semakin tinggi uap air naik, uap
air semakin dingin. Molekul-molekul air lalu melambat dan saling menempel. Saat itulah
terjadi pengembunan. Hasil pengembunan ini berbentuk awan. Tahap keempat, titik-titik
air terus bergabung di dalam awan. Saat titik-titik air tersebut cukup besar dan berat,
mereka jatuh sebagai presipitasi. Presipitasi dapat berbentuk air hujan, salju, maupun
kristal es tergantung suhunya saat pengembunan. Tahap kelima, air yang jatuh ke
permukaan Bumi mengalir ke sungai, danau, laut, dan sebagainya. Beberapa air yang jatuh
Dari proses siklus hidrologi kemudian terbentuk macam-macam jenis air, yang secara garis
besar dikategorisasikan menjadi tiga:
Pertama, Al-ma’al-mughtir (air hujan/air langit). Air hujan merupakan hasil dari
kondensasi uap air yang kemudian membentuk awan. Ketika mencapai titik jenuh,
kemudian awan tersebut berubah menjadi titik-titik air hujan. Sifat dari air hujan ini murni
dan bersih. Hal ini karena air hujan merupakan air yang murni dan memiliki senyawa atau
mineral yang berlainan dengan air tanah yaitu SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, 02 sedangkan
air tanah mengandung senyawa Na, Mg, Ca, Fe, 029 Terkait kemurnian air hujan ini sudah
Kedua Al-ma’al-ujaj (Air laut/air asin). Dalam QS. Fathir:12 kita temukan informasi
bahwa ada dua macam sifat yang terkandung dalam air laut yaitu 1) tawar, dan 2) asin.
Dimana air laut yang bersifat tawar dapat digunakan untuk kebutuhan konsumsi, sedang
yang asin bersifat pahit sehingga tidak dapat dikonsumsi. Disini kita dapat
mengembangkan sebuah kajian ilmiah guna menjadikan air laut sebagai sumber konsumsi
masyarakat dengan cara memisahkan sifat tawar dari sifat asinnya. Selanjutnya air laut
yang memiliki sifat dasar asin dapat berubah menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi oleh
manusia dengan cara sistem penyulingan. Selain itu, ekosistem yang ada didalamnya dapat
Ketiga, Al-ma’al-furaat (air tawar). Air ini merupakan air hujan yang menetap dan
bergerak di atas permukaan tanah yang memiliki berbagai bentuk sesuai dengan relief
tanah yang dilaluinya, hal ini sebagaimana yang diuraikan oleh Nabi ketika
Dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan
petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan yang
lebat yang turun mengenai tanah. Di antara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air
antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum
oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain
ada permukaan tanah yangberbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak
Dari penjelasan diatas, nampak jelas Nabi mengkategorisasikan jenis-jenis air tawar
beserta manfaat darinya. Dalam penjelasan tersebut, air hujan yang jatuh ke tanah
Pertama, air resapan/ air tanah. Air ini merupakn air hujan yang masuk kedalam tanah
lewat pori-pori tanah dan bebatuan. Pergerakan ini akibat adanya reaksi kapiler dalam
tanah, sehingga air dapat bergerak secara vertikal dan horizontal di bawah permukaan tanah
yang kemudian sebagian diserap oleh akar tumbuhan dan sebagian keluar menjadi sumber
mata air.
Kedua, air yang tergenang membentuk danau, waduk, dan rawa. Hal ini terjadi karena
adanya tanah bersifat keras dan berbentuk cekungan sehingga ketika air hujan tertahan
didalamnya dan tidak dapat merembes ke dalam tanah. Air yang tergenang membentuk
danau, rawa maupun waduk ini merupakan salah satu sumber daya alam yang sifatnya vital.
Diantaranya dalam hadis di atas disebutkan yaitu, sumber air minum bagi masyarakat
Ketiga, air yang mengalir membentuk DAS (Daerah Aliran Sungai). Bentuk ketiga ini
dijelaskan oleh Nabi sebagai air berada diatas tanah yang reliefnya tidak dapat menahan
serta menyerap air sebagaimana terjadi pada air danau dan air tanah. Sehingga air yang
berada di daerah tersebut kemudian mengalir ke dataran lebih rendah dan membentuk
aliran sungai.
Ketiga macam air tawar tersebut (air resapan tanah, air tergenang, maupun air sungai)
memiliki manfaat yang penting dalam kehidupan manusia terutama dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Ini ditegaskan oleh Allah dalam QS.Al-Mursalat: 27.
Perlu diingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses
pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan
menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer. Sungguh jelas
bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui
Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan
berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Fenomena alam itu sesunguhnya telah dinyatakan
dalam Alquran sejak abad ke-7 M dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari
langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan hujan turun sesuai kadarnya yang diperlukan buat tanam-
Menurut Harun Yahya, air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut
"ukuran atau kadar" tertentu. ''Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air,''
Bahkan, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka
tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi
Satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidak
seimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak
pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama
C. KESIMPULAN
D. TUGAS
F. KUNCI JAWABAN