Anda di halaman 1dari 16

Archive Paper

Kumpulan Makalah, Paper, dan Tugas Kuliah lain

Paket Lengkap Lulus Ujian


Quipper Video

Langganan Quipper video, dapat video kisi-


kisi, pembahasan, tips & trik SBMPTN
lengkap!

Tafsir Ayat-ayat Tentang Bintang dan


Galaksi Search

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Disadari bahwa sains adalah sebagian
kecil dari ilmu Allah, yang tak lebih dari setitik air
di lautan (QS: al-Kahfi: 110). Kendati demikian,
tidak lantas untuk diabaikan begitu saja. Karena
banyak ayat al-Quran yang memerintahkan kita
untuk berupaya mengerti proses-proses kejadian
alam. Karena, sesungguhnya dalam penciptaan
lngit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal (QS; Ali Imran:190)
Tidak ada kekhawatiran al-Quran jika Labels

suatu ketika akan bertentangan dengan temuan Akhlaq Da'wah


sains. Bahkan temuan tersebut sangat fantastis,
Dirasah Islamiyah
sebab, apa yang dikemukakan al-Qur’an, justru
banyak yang merupakan ujung-ujung dari Filsafat FIQH
pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh
HADITS
manusia. Karena al-Qur’an di turunkan untuk
menjelaskan segala sesuatu (QS: An-Nahl: 89). HERMENEUTIKA
Al Quran menyebutkan banyak fenomena
Islam & Budaya Jawa
alam raya dan benda-benda luar angkasa,
seperti:  bintang, planet, nama bintang, galaksi Islam dan Kesetaraan

dan lain-lain.  Allah swt, telah bersumpah dengan Gender


Jarh wa Ta'dil
fenomena tersebut yang kemudian kita
KEWARGANEGARAAN
menyadari baru-baru ini bahwa Rasul,
Muhammad saw, tidak berbicara menurut LOGIKA
keinginan sendiri dan bahwa setiap kata yang
Orientalisme dalam
dikatakan adalah wahyu dari Allah (QS: An-Najm:
4) Hadits
PEMIKIRAN PSI
Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan
Qawaidut Tafsir
memaparkan secara holistik tentang penafsiran
ayat-ayat yang berkaitan dengan sains, terutama  SPI STUDI ISLAM

tema bintang-bintang dan galaksi.  Studi Peradaban Islam

2.      Pokok Permasalahan TAFSIR Tasawuf

a.      Bagaimanakah konsep bintang dan TAUHID


galaksi dalam al-Qur’an?
Ulumul Hadits
b.      Apa manfaat bintang bagi kehidupan?
BAB II Ulumul Qur'an
PEMBAHASAN
Ushul Fiqh
1.      Konsep Bintang dan Galaksi dalam al-Qur’an
Bintang
Bintang-bintang adalah seperti
matahari, benda-benda samawi yang
menjadi wadah fenomena fisik bermacam-
macam, yang diantaranya yang paling
mudah dilihat adalah pembuatan cahaya.
Bintang-bintang adalah benda-benda
samawi yang mempunyai cahaya sendiri.
Bintang, bahasa Arabnya “Najm”
disebutkan dalam al-Qur-an 13 kali. Di
dalam tafsir al-Misbah dijelaskan Kata najm
jamaknya "Nujum" akar kata itu berarti,
“nampak”. Kata itu menunjukkan suatu aldie's blog. Powered by
benda samawi yang dapat kita lihat dengan Blogger.
tidak mengerti lebih jauh apakah benda itu
memancarkan cahaya atau hanya
memberikan refleks daripada cahaya yang
ia terima dari luar. Untuk memberi
gambaran yang tepat bahwa suatu benda
samawi adalah benda yang kita namakan
bintang, disebutkan dalam surat at-Thariq
ayat 1-3:
y71u‘÷Šr& !$tBur     ÇÊÈ É-Í‘$©Ü9$#ur Ïä!$uK¡¡9$#ur
Ü=Ï%$¨W9$# ãNôf¨Y9$#   ÇËÈ ä-Í‘$©Ü9$# $tB
  ÇÌÈ

 Artinya: "Demi langit dan yang datang pada


malam hari, tahukah kamu apakah yang datang
pada malam hari, yaitu bintang yang cahayanya
menembus."

Bintang pada waktu malam diberi sifat


dalam Qur-an dengan kata "tsaqib," artinya yang
membakar, dan membakar diri sendiri dan yang
menembus. Di sini menembus kegelapan waktu
malam. Kata yang sama "tsaqib," juga dipakai
untuk menunjukkan bintang-bintang yang
berekor; ekor itu adalah hasil pembakaran
internal.[1]
Kata   najama ini digunakan oleh al-Qur’an
membedakan kata Najm dan kaukab   dari sisi
bahwa najm adalah bintang yang cahanya
bersumber dari dirinya sendiri, sedang kaukab
tidak demikian. Sementara ulama memahami an-
najm apada ayat ini mencakup semua bintang,
yakni semua benda langit yang memancarkan
cahaya dan tersusun dari gas-gas yang panas.
Bintang adalah benda angkasa yang
memilki cahaya sendiri. Salah satu bintang adalah
matahari atau disebut bintang matahari.
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola
tertentu dan letaknya berdekatan disebut rasi
bintang atau konstelasi bintang. Terdapat 12 rasi
bintang yang di sekitar ekliptika yang disebut
zodiak; Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo,
Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius,
dan Pisces.[2] 
Selanjutnya sebuah ayat yang mengungkap
kondisi langit yang perlu mendapat pemikiran
lebih serius dengan sebuah pertanyaan dari Allah:
“tahukah kamu tentang bintang yang cahayanya
menembus?”. Kata tsaqib terambil dari kata
tsaqaba yang berarti melubangi atau menembus
sesuatu yang padat dan menyatu bumi ditutupi
oleh kegelapan malam. Hal ini perlu dibuktikan
melalui penelitian sains moderen dengan
menggunakan peralatan dan perhitungan yang
cermat untuk mengungkap hal tersebut. Bintang
pada malam hari diberi sifat dalam al-Qur'an
dengan kata tsaqib artinya yang membakar,
membakat diri sendiri dan yang menembus. Di
sini berarti menembus kegelapan waktu malam.
Kata yang sama tsaqib juga dipakai untuk
menunjukkan bintang-bintang yang berekor. Ekor
itu adalah hasil pembakatan di dalamnya. Sesuai
dengan pengamatan sains moderen bahwa
bintang berekor adalah komet lonjong dan
muncul 100 tahun sekali. Komet juga merupakan
anggota tata surya. Jika mendekati matahari maka
sebagian massa dari komet itu terbakar akibat
dari radiasi (angiri) matahari dan mengeluarkan
semburan api, sehingga tampak seperti ekor dan
disebut dengan bintang berekor.
Jadi pada hakikatnya, bintang ada yang
sedemekian besar sehingga melebihi ribuan
bahkan jutaan kali matahari. Bintang juga sangat
panas, yang panas warnanya putih kebiru-biruan
dan suhu permukaannya lebih dari 20.000  drajat
Celcius. Bintang yang lebih dingin berwarna
kekuning-kuningan atau merah. Matahari adalah
bintang kuning yang berukuran sedang.[3]
Hancur dan hilangnya Bintang
Masih berhubungan dengan bintang,
namun di sini mengenai ayat al-qur’an yang
berhubungan dengan peristiwa hancurnya atau
hilangnya sebuah bintang.
  ÇËÈ ôNu‘y‰s3R$# ãPqàf–Y9$# #sŒÎ)ur
Artinya: Dan apabila bintang-bintang
berjatuhan, (QS At-Takwir: 2)
  ÇÑÈ ôM|¡ÏJèÛ ãPqàf–Y9$# #sŒÎ*sù
Artinya: Maka apabila bintang-bintang telah
dihapuskan”(QS: al-Mursalat; 8)
Peristiwa ini disebut sebagai Nova
oleh para ilmuwan, Sebuah bintang yang
tiba-tiba mengalami peningkatan
kecemerlangan. Peristiwa ini disebut Nova
yang dalam bahasa latin memiliki arti
“bintang baru”. Disebut bintang baru
karena, bintang yang biasanya redup dan
tidak dapat dilihat dengan mata tanpa alat,
tiba-tiba menjadi obyek yang sangat terang
di langit ketika ia menjadi nova.
Selain nova, ada peristiwa ledakan
yang lebih dahsyat lagi yang kita kenal
sebagai ledakan supernova. Nama
supernova di dapat dari peristiwa
terangnya sebuah bintang yang jauh lebih
terang dari nova. Supernova merupakan
peristiwa ledakan bintang yang miliaran
kali lebih terang dari nova dan dikenal
sebagai salah satu cara bintang mengakhiri
hidupnya.  Peningkatan kuat cahayanya
kira-kira 8 kali lebih besar dari nova.
Lanjut Hipernova merupakan peristiwa
yang jauh lebih dahsyat dari supernova.
Meskipun belum dapat dipastikan bagaimana
proses yang tepat untuk kejadiannya, yang bisa
diketahui hanyalah terbentuknya sebuah lubang
hitam dan pelepasan energi dalam jumlah besar
dalam bentuk sinar gamma.[4]
 karakter bintang

    ÇÊÎÈ Ä§¨Zèƒø:$$Î/ ãNÅ¡ø%é& Ixsù


  ÇÊÏÈ Ä§¨Yä3ø9$# Í‘#uqpgø:$#

 Artinya: Sungguh, Aku bersumpah demi bintang


tersembunyi, Yang bergerak cepat yang menyapu  (QS at-
Takwir: 15-16)
Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan
salah satu makhluk-Nya yakni bintang yang
memiliki tiga karakter. Pertama, khunnas (‫ﻨﺲ‬ ْ
ِ‫ُﺨ‬
‫;)اﻟ‬
yang tersembunyi dan tidak terlihat. Karenanya,
setan disebut juga khannaas (‫ )اﻟﺨﻨﺎس‬karena ia
tidak terlihat oleh bani Adam. Ini persis yang
disebutkan ilmuwan tentang karakter black hole
yakni; invisible. 
Kedua, aljawaar (‫ار‬ ْ bergerak cepat dan
ِ‫َﻮ‬‫َﺠ‬
‫)اﻟ‬
sangat cepat. dan karakter black hole kedua
adalah moves (bergerak). Lafadz Al Quran tajri
lebih jelas penjabarannya dibanding penjelasan
ilmuwan, sebab kata tajri bermakna bergerak
cepat atau lari. Sementara moves tidak
menggambarkan bergerak dengan cepat.
ُِ
Ketiga, al-kunnas (‫ﻨﺲ‬ ْ yang menyapu dan
‫)اﻟﻜ‬
menelan setiap yang ditemuinya. Ini merupakan
karakter black hole yang ketiga yaitu: vacuum
cleaner.  Kunnas berasal dari kanasa artinya
menyapu, miknasah (sapu) alat untuk menyapu.
Kunnas adalah bentuk jamak dari kaanis yang
menyapu. Kunnas adalah shigat muntaha jumuk
(bentuk jamak paling tinggi) dari bentuk tunggal
kaanis.  
Para ulama tafsir klasik menjelaskan
makna khunnas al jawaril kunnas adalah bintang
yang cahayanya tidak muncul di siang hari dan
muncul di malam hari. Namun ini hanya
penafsiran bukan makna sesungguhnya.
Penafsiran paling sesuai dengan realitas alam
raya adalah black holes. [5]

Galaksi
    ÇÊÈ ÆlrçŽã9ø9$# ÏN#sŒ Ïä!$uK¡¡9$#ur
    ÇËÈ ÏŠqããöqpRùQ$# ÏQöqu‹ø9$#ur
  ÇÌÈ 7Šqåkô¶tBur 7‰Ïd$x©ur

Artinya: “Demi langit yang mempunyai gugusan


bintang, Dan hari yang dijanjikan, Dan yang
menyaksikan dan yang disaksikan.”QS; al-Buruj: 1-
3

Kata ‫ اﻟﺒﺮوج‬al-Buruj adalah bentuk jamak


dari kata ‫ اﻟﺒﺮج‬al-burj yang mulanya berarti
sesuatu yang nampak. Kata ini sering kali
digunakan dalam arti bangunan besar atau istana
yang tinggi. Karena besaran dan ketinggiannya
menjadikan ia tampak jelas. Banyak ulama
memahami kata al-Buruj   dalam arti gugusan
bintang.[6]
Semua bintang yang dapat kita lihat dengan
mata, termasuk matahari hanyalah sebagian kecil
bintang dalam galaksi kita. Jumlah galaksi yang
ditaksir 200 Miliar. Bila pada malam hari yang
cerah kita melihat ke arah   pusat bintang galaksi
kita dapat melihat jalur putih yang membentang
di langit, yaitu Bima Sakti atau Milky Way. Jalur
putih ini adalah kumpulan bermiliar bintang
membentang di galaksi.[7]
            Galaksi kita bukan satu-satunya yang ada di
alam semesta.  Galaksi Andromeda, adalah galaksi
besar yang dekat dengan galaksi Bima sakti. Jarak
galaksi ini, 2,2 juta tahun cahaya. Di galaksi
Andromeda terkandung 250 miliar bintang.[8]
y7Ï9ºsŒ 4 $yg©9 9hs)tGó¡ßJÏ9 “ÌøgrB ߧôJ¤±9$#ur
  ÇÌÑÈ ÉOŠÎ=yèø9$# Í“ƒÍ•yèø9$# ãƒÏ‰ø)s?
  Artinya: Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha
Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS: Yasiin:  38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al
Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan
astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan
para ahli astronomi, matahari bergerak dengan
kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km
per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis
edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari
bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000
kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua
planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari
juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya,
semua bintang di alam semesta berada dalam
suatu gerakan serupa yang terencana.
Terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam
semesta yang masing-masing terdiri dari hampir
200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini
mempunyai planet, dan sebagian besar planet-
planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit
tersebut bergerak dalam garis peredaran yang
diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama
jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang"
sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan
keteraturan yang sempurna bersama dengan
yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga
bergerak bersama sepanjang garis edar yang
ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya
dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-
galaksi yang lain pun berjalan pada kecepatan
yang luar biasa dalam suatu garis peredaran yang
terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini,
tak satu pun dari benda-benda angkasa ini saling
memotong dengan lintasan yang lain, atau
bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, sudah
teramati bahwa sejumlah galaksi yang
berpapasan satu sama lain, tidak akan saling
bersentuhan satu pun dari bagian-bagiannya.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an
diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop
seperti masa kini ataupun teknologi canggih
untuk mengamati ruang angkasa yang berjarak
jutaan hingga miliaran kilometer, tidak pula
punya pengetahuan fisika ataupun astronomi
modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin
untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang
angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar"
sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka
kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan
pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman
Allah.[9]

2.      Manfaat Rasi Bintang Bagi Manusia Menurut


al-Qur’an
Rasi bintang atau konstelasi adalah
sekelompok bintang yang tampak
berhubungan membentuk suatu
konfigurasi khusus dan maksud tertentu
dari Sang Pencipta alam semesta. Al-Qur'an
telah menjelaskan fungsi dan manfaat
bintang-bintang di langit bagi kepentingan
umat manusia di bumi, seperti sebagai
alamat yang menjadi petunjuk pada
kegelapan darat dan lautan, penghias bagi
langit dunia dan lain sebagainya. 
Al-Qur'an juga menegaskan bahwa
bintang-bintang juga itu menjadi sumber
rezki di langit dan sekaligus menjadi
perisai yang membendung keganasan

Ayo Gabung
rerentuhan benda-benda langit yang setiap
Bebas belajar SBMPTN pakai gadgetmu
detik mengancam keberlangsungan hidup
kapanpun dengan materi kurikulum terbaru
Quipper
di Video
dunia. Karena Allah telah melengkapi
bintang-bintang tersebut dengan berbagai
Quipper Video

perasarana keselamatan, seperti


keterikatan yang kokoh, kepaduannya satu
sama lain dan gaya gravitasi yang dimiliki
masing-masing, sehingga tidak saling
mengancam satu sama lain. 
Berikut ini beberpa contoh
manfaat-manfaat bintang dan rasi bintang
tersebut: 
Pertama: Rasi bintang sebagai sarana
petunjuk arah di pada kegelapan darat dan
lautan, Allah SWT berfirman:
 ‫َﻬﺎِﻓﻲ‬‫ُﺪوا‬
‫ِﺑ‬ ‫ْﻬ‬
‫َﺘ‬‫َﺘ‬
‫ِﻟ‬‫ﻮم‬
َ‫اﻟﻨﺠ‬
ُ ‫ُﻢ‬ ‫َﻜ‬
ُ‫َﻞ ﻟ‬ ‫َﻌ‬‫ِﺬيَﺟ‬ ‫ُﻫ‬
‫َﻮ اﻟ‬ ‫َو‬
(٩٧) ‫ﻮن‬
َ‫ُﻤ‬َ
‫ْﻌﻠ‬‫ٍمَﻳ‬‫َﻘ‬
‫ْﻮ‬‫ِﻟ‬
‫ﺎت‬
ِ‫اﻵﻳ‬
َ ‫َﺎ‬‫ْﻠﻨ‬
‫ْﺪَﻓﺼ‬‫ِﺮَﻗ‬
‫ْﺤ‬ ‫ْاﻟ‬
‫َﺒ‬ ‫ﺎتْاﻟ‬
‫َﺒﺮَو‬ ِ‫َﻤ‬ ‫ُﻠ‬
‫ُﻇ‬

Artinya:  "Dan Dia-lah yang


menjadikan bintang-bintang bagimu, agar
kamu menjadikannya petunjuk dalam
kegelapan di darat dan di laut.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan
tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui" (QS: 6: 97). 
Ayat ini dapat diartikan bahwa
Allah SWT telah merekayasa bintang-
bintang di langit membentuk sebuah
konfigurasi khusus sebagai konstelasi atau
rasi bintang, sehingga dapat dijadikan
untuk menentukan arah. Jika kita
menemukan bintang utara, kita akan dapat
menemukan arah utara, selatan, timur,
dan barat. Dengan mengetahui arah, kita
dapat menemukan jalan saat tersesat, atau
ketika berlayar di laut.[10]
Kedua: Rasi bintang sebagai penghias
langit dunia: Rasi bintang sebagaimana
juga bintang lainnya dan planet-planet,
merupakan keistimewaan langit dunia dan
penghiasnya, seperti firman Allah:
‫ﻳﻦ‬
َ‫ِﺮ‬‫ﻠﻨﺎﻇ‬
ِ ‫ِﻟ‬ ‫َزﻳﻨﺎﻫ‬
‫َﺎ‬ ‫وﺟﺎَو‬
ً‫ُﺮ‬‫ﺎء ﺑ‬
ُ ِ‫َﻤ‬ ‫ْﻠﻨ‬
‫َﺎِﻓﻲ اﻟﺴ‬ ‫َﻌ‬
‫ْﺪَﺟ‬َ
‫َﻘ‬
‫َوﻟ‬
١٦)

Artinya:  "Dan sesungguhnya Kami


telah menciptakan gugusan bintang-bintang
(di langit) dan Kami telah menghiasi langit
itu bagi orang-orang yang
memandang(nya)" (QS: 15: 16)
.(٦) ‫ِﺐ‬
‫اﻛ‬ ‫َﺔْاﻟﻜ‬
َ
ِ‫َﻮ‬ ٍ‫ِﺰﻳﻨ‬
‫ِﺑ‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻴﺎ‬‫ﺎء اﻟﺪ‬
َ‫َﻤ‬‫اﻧﺎَزﻳﻨﺎ اﻟﺴ‬

Artinya:"Sesungguhnya Kami telah


menghias langit yang terdekat dengan
hiasan, yaitu bintang-bintang"(QS:37:6)

‫ُﻞ‬
‫َﺣﻰِﻓﻲ ﻛ‬ ‫ْو‬
‫ِﻦَوا‬‫ْﻴ‬‫َﻣ‬‫ْﻮ‬‫اتِﻓﻲَﻳ‬
ٍ‫ﺎو‬َ‫َﻤ‬‫َﻊَﺳ‬‫ْﺒ‬
‫ﺎﻫﻦَﺳ‬ ُ‫َﻀ‬ ‫َﻗ‬َ
‫ﻳﺮ‬
ُ‫ِﺪ‬‫ْﻘ‬
‫َﺗ‬
‫َﻚ‬ ‫ًﻈﺎَذ‬
‫ِﻟ‬ ‫ْﻔ‬
‫ِﺣ‬‫ﻴﺢَو‬
َ‫ِﺎﺑ‬‫َﺼ‬ ‫َﻤ‬
‫ِﺑ‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻴﺎ‬ ‫ﺎء اﻟﺪ‬
َ‫َﻤ‬‫َزﻳﻨﺎ اﻟﺴ‬
‫َﺎَو‬
‫َﺮﻫ‬
‫ْﻣ‬ ‫ﺎء ا‬
ٍ‫َﻤ‬ ‫َﺳ‬
(١٢) ‫ﻴﻢ‬
ِ‫ِﻠ‬‫ﻳﺰْاﻟ‬
‫َﻌ‬ ِ‫ِﺰ‬ ‫َﻌ‬‫ْاﻟ‬

Artinya: "Maka Dia menjadikannya


tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. dan Kami hiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah
ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui"(QS: 41: 12)
‫ﻮﻣﺎ‬
ً‫ُﺟ‬‫َﺎُر‬ ‫ْﻠﻨ‬
‫َﺎﻫ‬ ‫َﻌ‬
‫َﺟ‬‫ﻴﺢَو‬
َ‫ِﺎﺑ‬‫َﺼ‬‫َﻤ‬‫ِﺑ‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻴﺎ‬‫ﺎء اﻟﺪ‬
َ‫َﻤ‬ َ
‫َﻘ‬
‫ْﺪَزﻳﻨﺎ اﻟﺴ‬‫َوﻟ‬
(٥) ‫ﻴﺮ‬ َ‫َﺬ‬ َ
‫َﻧﺎ ﻟ‬
‫ُﻬ‬
ِ‫ِﻌ‬‫اب اﻟﺴ‬ ‫ْﻢَﻋ‬ ‫ْﺪ‬
‫َﺘ‬‫ْﻋ‬
‫ﻴﻦَوا‬
ِ‫ﺎﻃ‬ ِ‫َﻴ‬
‫ِﻟﻠﺸ‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah


menghiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-
bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan
Kami sediakan bagi mereka siksa neraka
yang menyala-nyala" (QS: 67: 5). 

Ketiga: Konfigurasi, bintang-bintang


(pelita), planet-planet dan satelit-satelit
alami adalah sarana yang paling penting
untuk cahaya gelap malam, terutama
dengan cahayanya sendiri dan planet-
planet serta satelit-satelit refleksi lampu-
lampu bintang memberikan cahaya juga.
Jika tidak demikian, bumi menjadi gelap-
gulita malam. Mencengkeram, menakutkan
dan sangat mengganggu. 

%[`rãç/ Ïä!$yJ¡¡9$# ’Îû Ÿ@yèy_ “Ï%©!$# x8u‘$t6s?


#ZŽÏY•B #\yJs%ur %[`ºuŽÅ  $pkŽÏù Ÿ@yèy_ur
  ÇÏÊÈ

Artinya: “Maha suci Allah yang


menjadikan di langit gugusan-gugusan
bintang dan Dia menjadikan juga padanya
matahari dan bulan yang bercahaya”.

Keempat: Rasi bintang sebagai bintang-


bintang dan planet-planet rudal untuk
setan: Manusia mempercayai bahwa rudal
untuk setan cukup hanya dengan meteor
saja, firman Allah SWT: 
‫ﻳﻦ‬
َ‫ِﺮ‬‫ﻠﻨﺎﻇ‬
ِ ‫ِﻟ‬ ‫َزﻳﻨﺎﻫ‬
‫َﺎ‬ ‫وﺟﺎَو‬
ً‫ُﺮ‬ُ‫ﺎء ﺑ‬
ِ‫َﻤ‬
‫َﺎِﻓﻲ اﻟﺴ‬‫ْﻠﻨ‬
‫َﻌ‬‫ْﺪَﺟ‬ َ
‫َﻘ‬
‫َوﻟ‬
‫َق‬‫َﺮ‬‫َﺘ‬
‫ِﻦْﺳ‬
‫( اﻻَﻣ‬١٧) ‫ﻴﻢ‬
ٍ‫ِﺟ‬ ‫ﺎنَر‬
ٍ‫َﻄ‬ ‫ُﻞَﺷ‬
‫ْﻴ‬ ‫ْﻦ ﻛ‬
‫َﺎِﻣ‬ ‫ْﻈﻨ‬
‫َﺎﻫ‬ ‫ِﻔ‬
‫َﺣ‬ ‫(َو‬١٦)
(١٨) ‫ﻴﻦ‬
ٌ‫ِﺒ‬ ٌ‫َﻬ‬
‫ﺎبُﻣ‬ ‫ُﻪِﺷ‬‫َﻌ‬
‫َﺒ‬ ‫َﻊَﻓﺎ‬
‫ْﺗ‬ ‫ْﻤ‬
‫اﻟﺴ‬

Artinya:  "Dan sesungguhnya Kami


telah menciptakan gugusan bintang-bintang
(di langit) dan Kami telah menghiasi langit
itu bagi orang-orang yang memandang
(nya), Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap
setan yang terkutuk, Kecuali setan yang
mencuri-curi (berita) yang dapat didengar
(dari malaikat) lalu dia dikejar oleh
semburan api yang terang (meteor)" (QS: 15:
16-18).

‫ًﻈﺎ‬‫ْﻔ‬
‫ِﺣ‬ ‫(َو‬٦) ‫ِﺐ‬ ‫اﻛ‬
ِ‫َﻮ‬‫َﺔْاﻟﻜ‬
َ ٍ‫ِﺰﻳﻨ‬ ‫ِﺑ‬ ‫ْﻧ‬
‫َﻴﺎ‬‫ﺎء اﻟﺪ‬
َ‫َﻤ‬ ‫اﻧﺎَزﻳﻨﺎ اﻟﺴ‬
‫َﻰ‬
‫اﻷﻋﻠ‬
ْ ‫َﻤﻺ‬ ‫َﻰْاﻟ‬ ‫ﻮن اﻟ‬
َ‫ُﻌ‬‫( ﻻَﻳﺴﻤ‬٧) ‫ٍد‬ ‫ﺎر‬
ِ‫ﺎنَﻣ‬ٍ‫َﻄ‬ ‫ُﻞَﺷ‬
‫ْﻴ‬ ‫ْﻦ ﻛ‬‫ِﻣ‬
‫( اﻻ‬٩) ‫ﺐ‬
ٌ‫اﺻ‬
ِ‫ابَو‬ٌ‫َﺬ‬ ‫ْﻢَﻋ‬ ‫ُﻬ‬َ
‫ًراَوﻟ‬
‫ُﺣﻮ‬‫(ُد‬٨) ‫ٍﺐ‬ ‫ِﻧ‬‫ِﻞَﺟﺎ‬ ُ
‫ْﻦ ﻛ‬ َ‫ُﻓ‬
‫ﻮنِﻣ‬ ‫َﺬ‬‫ْﻘ‬
‫ُﻳ‬
‫َو‬
(١٠) ‫ﺐ‬ ِ‫ﺎبَﺛ‬
ٌ‫ﺎﻗ‬ ٌ‫َﻬ‬ ‫ُﻪِﺷ‬‫َﻌ‬ ‫ْﺗ‬
‫َﺒ‬ ‫َﺔَﻓﺎ‬ ‫َﻔ‬
‫ْﻄ‬‫َﺨ‬‫َﻒْاﻟ‬ ‫ِﻄ‬‫ْﻦَﺧ‬ ‫َﻣ‬
Artinya:  "Sesungguhnya Kami telah
menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu
bintang-bintang, dan telah memeliharanya
(sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat
durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar-
dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan
mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk
mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang
kekal, akan tetapi barangsiapa (di antara mereka)
yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar
oleh suluh api yang cemerlang (meteor)" (QS: 37:10-
6)
‫ُﺷ‬
‫ُﻬ‬
.(٨) ‫ًﺒﺎ‬ ‫ﻳﺪاَو‬
ً‫ِﺪ‬‫ًﺳﺎَﺷ‬
‫َﺮ‬ ‫َﺌ‬
‫ْﺖَﺣ‬‫ِﻠ‬ ‫َﻧﺎﻫ‬
‫َﺎُﻣ‬ ‫ْﺪ‬
‫َﺟ‬‫ﺎءَﻓ‬
‫َﻮ‬ َ‫َﻤ‬‫َﺎ اﻟﺴ‬
‫ْﺴﻨ‬َ
‫َﻤ‬
‫َواﻧﺎ ﻟ‬
Artinya: "Dan sesungguhnya kami (bangsa
jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan
yang kuat dan panah-panah api (meteor)"  (QS: 72:
8). 

Kelima: Rasi bintang, bintang dan planet-planet


sebagai sumber memperoleh rezki dari langit,
seperti firman Allah SWT:
َ‫ُﺪ‬
(٢٢) ‫ون‬ َ‫ُﺗ‬
‫ﻮﻋ‬ ‫َﻣﺎ‬ ‫ُﻗﻜ‬
ُ
‫ْﻢَو‬ ‫ْز‬
‫ﺎءِر‬
ِ‫َﻤ‬‫ِﻓﻲ اﻟﺴ‬
‫َو‬
Artinya:  "Dan di langit terdapat (sebab-
sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang
dijanjikan kepadamu" (QS: 51: 22). 

Para pakar tafsir dunia mengomentari


ayat ini sebagai urusan rezki dan penentuan janji,
karena yang dijanjikan itu adalah surga atau
neraka dan keberuntungan (pahala) atau siksaan.
Sebagian ahli tafsir yang lain sebagai hujan,
menafsirkan langit sebagai awan. 
Tentu semua penafsiran ini benar adanya,
dan benar juga ungkapan Ibnu Abbas ra. yang
mengatakan bahwa waktulah akan menafsirkan
al-Qur’an, tokoh-tokoh tafsir di atas umumnya
lahir sebelum era observasi ke luar angkasa maka
pengetahuan astronomi mereka sangat terbatas.
Namun belakangan ini fakta ilmiah datang
meyakinkan bahwa segala aspek yang telah
diciptakan oleh Allah SWT di jantung bintang-
bintang merupakan sumber rezeki dan
diturunkan ke bumi dengan skala telah
ditentukan sesuai ukurannya. Itu semua diketahui
setelah abad pertengahan terutama setelah tahun
1960-an.[11] 
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Penulis sangat  yakin bahwa generasi-
generasi mendatang, akan mengungkap lebih
banyak lagi rahasia-rahasia yang  jauh dari yang
kita ketahui sekarang. Dengan demikian, isyarat-
isyarat ilmiah alam semesta dalam al-Qur'an akan
tetap menjadi saksi keagungan Allah SWT dan
bukit ketuhanan-Nya yang mutlak. Begitu juga
dapat mengukuhkan kenabian dan risalah, bahwa
nabi Muhammad SAW tiada-lah berucap sesuka
hati tetapi wahyu dari Allah Pencipta alam
semesta

2.      Saran
Demikianlah makalah tenteng “Tafsir Ayat
Tentang Bintang dan Galaksi” yang kami susun.
Tentunya dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam 
ssegi penulisan maupun segi materinya. Maka
dari itu, kami mohon kritik dan saran yang
membangun agar dapat lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah selanjutnya.

Daftar Pustaka
Abidin ,Dr. Danial Zainal, E-book QUR’AN
SAINTIFIK, Menerka Qur’an daripada Teropong
Sains. (PTS Millennia Sdn Bhd)

Admiranto, Gunawan, menjelajahi Bintang,


galaksi, dan Alam Semesta,  Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS)  2009

al-Ghazali, Amru dan Khalid, Muhammad dan


Imam, Segarkan Imanmu dengan Ibadah Berfikir,
Selaksa Hikmah di Balik Ciptaan Allah, (Jakarta: PT
SERAMBI ILMU SEMESTA) 2006

Bucaille, Dr. Maurice, Bibel, Qur’an, dan Sains


Modern, Terj. Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979

Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta,


(Bandung: Penerbit Citra Praya) 2007

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah: Pesan,


Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: lentera
Hati 2003

Sutantyo, Winardi, bintang-bintang di Alam


Semesta, (Bandung: ITB 2010)

Yahya, Harun, E-book Keajaiban Al-Qur’an,


(International: 2003)
[1] Dr. Maurice Bucaille, Bibel, Qur’an, dan Sains
Modern, Terj. Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 156
[2] Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam
Semesta, bandung: Penerbit Citra Praya) 2007 hal 30
[3]  M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: lentera
Hati. 2003. Vol 15 h. 205
[4] Dr. Danial Zainal Abidin, E-book QUR’AN
SAINTIFIK, Menerka Qur’an daripada Teropong Sains.
(PTS Millennia Sdn Bhd hal. 55
[5] Dr. Danial Zainal Abidin,),,, hal 44 
[6] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian al-Qur’an,,, (QS al-Bururj)
[7] Winardi sutantyo, bintang-bintang di Alam Semesta,
(Bandung: ITB 2010) hal 9
[8] Winardi sutantyo, bintang-bintang di Alam Semesta,,,
hal 11
[9] Harun Yahya, E-book Keajaiban Al-Qur’an,
(International: 2003) hal 12 - 14    
[10]  Gunawan admiranto, menjelajahi Bintang,
galaksi, dan Alam Semesta,  Yogyakarta: PENERBIT
KANISIUS)  2009 Hal. 1
[11] Amru Muhammad Khalid dan Imam al-Ghazali,
Segarkan Imanmu dengan Ibadah Berfikir, Selaksa
Hikmah di Balik Ciptaan Allah, (Jakarta: PT SERAMBI
ILMU SEMESTA) 2006 Hal. 128

Suka artikel ini ?

Artikel Terkait:
Tafsir al-Mawardi
Perzinaan
Tafsir Adaby al-Ijtima’iy
Ayat-Ayat Ketuhanan
Tafsir Ayat Sosial

This entry was posted in TAFSIR on 02:03 by Ali Mahmudi


About Ali Mahmudi
Admin Blog
View all posts by Ali Mahmudi →

← Older Post Newer Post →


1 COMMENTS: Click here for comments

ARKHAN GORBACHEV
29 June 2016 at 09:30

Sangat membantu membuka fikiran ke arah yang


sangat luar biasa tentang pemahaman dari segi
astronomi..

Balas

Show Konversi Kode Show Emoticon

Enter your comment...

Comment as: Syifa Nurfalah (Google)

Sign out

Publish Preview Notify me

Proudly powered by Blogger Template by Mas Arif

Anda mungkin juga menyukai