Anda di halaman 1dari 5

Penafsiran Qs.

At- Takwir ayat 15-16, dan Relevansinya dengan peristiwa Black Hole (
Studi tafsir ilmi Zaghlul al Najjar dalam kitab tafsir al-Ayah al-Kauniyah fi al-Qur’an al-
Karim )

Oleh :

Riko Safrizal

Alam semesta yang diciptakan oleh Allah Swt milyaran tahun lalu menyimpan banyak
sekali peristiwa penting untuk disajikan kepada ciptaannya. Manusia selain dari tujuan utama
hidup di dunia untuk memantapkan ibadah kepada sang pencipta, mereka juga difasilitasi dengan
akal oleh sang pencipta untuk menalari setiap kejadian di sisi kehidupan. Al-Qur’an yang
merupakan kitab suci bukan hanya menjadi sebuah rujukan dalam putusan hukum islam, dan
juga bukan hanya sebagai pengingat bagi umat islam, namun al-Qur’an juga menjadi huda bagi
manusia yang mengabadikan beberapa pengalan ayat yang dinilai bagi sebagian mufassir
mengandung ilmu pengetahuan yang sangat dalam dan tidak dipermasalahkan apabila hal
tersebut dapat dijangkau oleh nalar manusia.

Beberapa dekade akhir abad ke-20 jagat raya dihebohkan dengan fenomena langka
terkhsusnya dunia Antariksa dengan muncul sebuah objek aneh di luar angkasa yang dikenal
dengan istilah Black Hole. Seluruh partikel yang terkurung di dalam Black Hole diklaim oleh
NASA tidak akan pernah bisa keluar sekalipun itu hanya sebuah cahaya. Fenomena ini sempat
mengegerkan dunia maya sehingga menimbulkan reaksi ketakutan apabila Black Hole mendekat
kepada objek Bumi.

Di dalam al-Qur’an, kitab suci yang mengandung ribuan ilmu pengetahuan di dalamnya
tepatnya pada Qs. At-Takwir ayat 15-16 dinilai oleh beberapa penafsiran modern sebagai ayat
yang dimana interpretasinya mengarah pada Fenomena Black Hole. Salah satunya Dr. Zaghlul al
Najjar yang merupakan seorang tokoh Modernis tafsir dan pakar astronomi dan arkeologi yang
mengelompokkan ayat tersebut kedalam ayat kauniyah dan mengaitkannya dengan studi Sains
Modern.
Biografi Zaghlul al Najjar

Zaghlul al Najjar mempunyai nama lengkap Zaghlul Raghib Muhammad Najjar, lahir di
Thanta, Mesir pada 17 November 1933. Beliau merupakan orang yang sangat fakar dalam
bidang geologi, tidak sedikit kampus yang telah beliau jajaki untuk mengembangkan pemikiran
mengenai ilmu geologi. Beliau berasal dari keluarga muslim yang taat, kakeknya merupakan
seorang imam masjid di perkampungannya dan dirinya telah hafal al-Qur’an 30 juz sedari kecil
tepatnya saat usianya baru menginjak 10 tahun. Di masa kecil beliau mengahabiskan waktu
untuk membersamai ayahnya hijrah ke kairo dan menimba ilmu di sekolah dasar kairo saat itu.
Saat menginjak dewasa beliau menempuh jenjang studi setara sarjana di kairo university dengan
mengambil jurusal ilmu geologi dan beliau berhasil menyelesaikan studi sarjana nya tersebut
dengan predikat lulusan terbaik (cumlaude) pada tahun 1955, dan mendapatkan penghargaan
“Braka award” pada kategori bidang studi geologi. Pada tahun berikutnya beliau meneruskan
karir pendidikan di bidang geologi dengan menyelesaikan gelar Ph.D di Wales university of
England pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1972 beliau dikukuhkan sebagai guru besar
pada bidang studi geologi.

Karekteristik kitab tafsir al-Ayah al-Kauniyah fi al-Qur’an al karim

Kitab tafsir ini pertama kali dikenalkan oleh Zaghlul najjar pada tahun 2007 dengan nama
kitab tafsir al-Ayah al-Kauniyah fi a-Qur’an al-Karim terbitan Maktabah al-Syuruq al-
Dawliyyah di kairo, mesir, sesuai dengan namanya kita tafsir ini hanya membahas ayat-ayat
dalam al-Qur’an yang di anggap sebagai ayat kauniyah, kitab ini disusun dengan dua metode
penulisan yaitu metode penulisan klasikal dan metode penulisan modern. Metode penulisan
klasikal yang digunakan oleh beliau yaitu dengan mengurutkan ayat dan surah mengikuti seperti
susunan di dalam al-Qur’an.

Kitab tafsir al-Ayah al-Kauniyah fi al-Qur’an al-Karim terdiri dari 4 jilid, bentuk
penafsiran dari Zaghlul al Najjar mengunakan tafsir bi ra’yi, sangat jelas terlihat bahwa ia
mengunakan akal dan penalaran dalam mengungkapkan kandungan sebuah ayat dalam al-
Qur’an, kemudian metode tafsir dari kitab ini adalah Maudhu’I, metode maudhu’I merupakan
sebuah metode yang mengelompokkan beberapa ayat dalam al-Qur’an menjadi sebuah tema.
Corak dari tafsir ini yaitu corak ilmi karena semua ayat yang ditafsirkan dalam kitab ini
dikaitkan dengan teori-teori modern dan suatu penelitian ilmiah.

Pengertian Black Hole

Diansir dari situs NASA, sebuah lembaga penelitian dan penerbangan Antariksa USA,
menjelaskan bahwa Black Hole adalah lubang hitam/piring hitam yang berada luar angkasa dan
memiliki daya gravitasi yang sangat kuat sehingga mampu menarik seluruh partikel yang berada
di sekitarnya kemudian partikel yang ditarik terjebak di dalamnya dan tidak akan pernah bisa
untuk keluar sekalipun itu hanya sebuah cahaya. Dari paparan NASA, cahaya yang sifatnya tidak
bisa di sentuh dan di lihat secara langsung juga mampu di telan oleh Black Hole tersebut,
bagaimana jika itu terjadi pada objek bersifat sebuah bentuk, tentu amat sangat mengerikan.

Zaghlul al Najjar menjelaskan dalam kitab tafsirnya bahwa Black Hole merupakan salah
satu planet yang ditandai dengan densitas yang tinggi dan gravitas yang kuat, dimana zat dan
semua bentuk energi, termasuk cahaya tidak mungkin bisa lepas dari perangkapnya. Al najjar
juga menyebutkan bahwa Black Hole memiliki batas permukaan yang dikenal dengan the event
horizon, menurutnya apabila segala sesuatu mendekat kepada horizon tersebut tidak akan pernah
bisa untuk kembali dan tidak akan bisa mengirimkan signal kepada luar batasnya.

Karl Schwars (1961) dan Robert Oppenheimer (1934), ahli astronomi menemukan bahwa
sebagian bintang yang biasanya memancarkan sinar X, namun mereka tidak bisa menjelaskannya
secara ilmiah, tapi yang jelas bahwa terjadinya karena pengaruh planet yang tidak terlihat yang
mempunyai densitas luar biasa dan gravitasi yang tinggi, lalu bintang yang tidak Nampak itu
tidak bisa memunculkan sinar X itu sendiri, kemudian bintang yang tidak Nampak itu dikenal
hingga sekarang dengan istilah Black Hole.
Penafsiran Qs. At-Takwir 15-16 dan kaitannya dengan fenomena Black Hole

Qs. At-Takwir ayat 15-16 :

ِۙ ِ َّ‫س ْال َج َو ِار ْال ُكن‬


‫س‬ ِۙ ِ َّ‫َل ا ُ ْق ِس ُم ِب ْال ُخن‬
ٓ َ َ‫ف‬

Terjemahan : “Aku bersumpah demi bintang-bintang, . yang beredar lagi terbenam”

Di dalam menafsirkan ayat di atas, al Najjar pertama kali menguraikan beberapa makna
kata pada ayat tersebut seperti kata al-Khunnas, kata al-Khunnas menurutnya berasal dari kata
Khanasa yang artinya tersembunyi atau pergi secara diam-diam. Beliau memaknai kedua kata
tersebut sebagai bintang-bintang yang tidak Nampak. Kemudian kata al-Jawari merupakan
jamak dari al-Jariyah (lari) yang memiliki pengertian bergerak sangat cepat. Kemudian kata
yang ketiga al-Kunnas, beliau memaknai kata tersebut dengan sesuatu yang mengalami proses
perpindahan atau pergerakan yang sangat cepat.

Al najjar bepandangan bahwa Qs. At-Takwir di atas sangat bersesuaian dengan fakta
ilmiah sains antariksa yang pertama kali ditemukan pada abad ke-20 yaitu Black Hole. Beliau
menjelaskan bahwa Black Hole merupakan fase terakhir dalam kehidupan bintang atau bisa
disebut dengan fase tua dalam kehidupan bintang. Dalam penafsirannya tersebut beliau
memaparkan bagaimana perioderisasi fase pembentukan bintang yang merupakan benda langit,
dan beliau juga mengatakan bahwa bintang yang merupakan kandungan umumnya dari gas yang
memiliki temperature yang sangat tinggi sehingga menimbulkan cahaya. Beliau juga
memaparkan ketika seluruh unsur dalam pembentukan bintang menyatu seperti gas, asap dari
kosmos yang membentuk nebula. Menurutnya, melalui nebula itu bintang kemudian terbentuk.

Setelah bintang terbentuk dan lahir, kemudian bintang-bintang itu memasuki fase-fase
secara berurutan dimulai dari fase bayi hingga tua, nah, setelah seluruh fase telah terjadi pada
sebuah bintang kemudian dia membentuk lobang hitam atau yang dikenal dengan Black Hole.
Menurutnya, Black Hole tidak akan pernah bisa dilihat manusia dan teknologinya secara
langsung, namun beliau mengungkapkan Black Hole bisa terindikasi secara tidak langsung
melalui suara yang ditimbulkan oleh Black Hole dan benda-benda yang menghilang yang berada
di sekitarnya.
Alasan kesesuaian ayat Qs. At-Takwir dengan temuan fenomena sains modern Black
Hole bagi al Najjar adalah sifat bintang yang diperlihatkan dalam Qs. At-Takwir berbeda dengan
bintang-bintang pada umumnya. Baginya, bintang yang tidak Nampak dan bergerak sangat cepat
bukan seperti bintang yang dipertontonkan di malam hari yang sangat jelas Nampak ketika
memancarkan cahaya yang sangat indah. Oleh dari itu maksud dari bintang pada Qs. At-Takwir
di atas, bagi al Najjar tidak menutup kemungkinan bintang yang dimaksud tersebut merupakan
Black Hole.

Anda mungkin juga menyukai