BERPOLITIK (Expert Artikel Kompas)
BERPOLITIK (Expert Artikel Kompas)
Dalam skala kecil, di kantor, kita pun sebetulnya tidak lepas dari
politik. Kita juga bisa mengalami hal-hal yang di luar perhitungan,
tidak terpikirkan oleh kita. Kita yakin bahwa kitalah yang
berprestasi, sanggup menggerakkan tim, mengerjakan proyek
yang sulit, dan akan mendapatkan promosi. Namun ternyata,
orang lain yang dikenal dekat dengan pengambil keputusanlah
yang di angkat. Kita bisa saja serta-merta menyalahkan kotornya
kegiatan berpolitik di kantor dan berjanji untuk ‘main politik’.
Pertanyaannya: mungkinkah kita “lurus-lurus” saja, tanpa taktik
untuk mencapai dan memuluskan apa yang ingin kita capai demi
organisasi? Orang pasti berbeda pendapat, berbeda aliran pikiran
dan juga berbeda cara. Bila kita memang mau menjadi ‘pemain’
dalam organisasi, kita memang tidak bisa tinggal diam dan
sekedar menjadi penonton. Bila kita tidak terjun ke kegiatan
politik di perusahaan, kita bisa tidak tergolong kelompok
manapun. Kita pun jadi tidak ‘terlihat’ karena kemunculan kita
secara sosial menjadi terbatas. Jadi, menghindar dari kegiatan
politik dalam organisasi pun tidak menjamin kesuksesan. Positif
atau negatif, berpolitik ini memang perlu dilakukan. Filsuf
Yunani, Plato, bahkan mengatakan: ”One of the penalties for
refusing to participate in politics is that you end up being
governed by your inferiors”. Kita bisa melihat bahwa orang yang
tak pandai berpolitik, bisa dipastikan tidak mungkin mencapai
posisi kepemimpinan yang efektif.
Kita perlu meyakini bahwa tidak ada individu yang tidak ingin
organisasinya sukses. Hal inilah yang harus dipastikan antar
individu, apalagi bila ada yang berkonflik. Tidak seperti konflik
antar partai yang bisa terlihat frontal, konflik dalam organisasi
seringkali lebih berbentuk penyebaran rasa tidak puas, keluhan
dan ketidaksetujuan. Mengubah suasana seperti ini tidaklah
mudah, apalagi bila mulai terjadi hubungan “like-dislike” atau
rasa dendam karena kata-kata yang menyakitkan atau
memalukan. Agar bisa berpolitik sehat kita terkadang memang
perlu ‘selfless’ atau mengalahkan kepentingan diri sendiri. Satu
hal yang bisa membawa hasil yang positif adalah mengembalikan
semua tindakan dan ajakan ke tujuan utama organisasi, misalnya
kepuasan pelanggan dan keuntungan perusahaan. Dengan begitu
kita akan selalu ingat untuk bersikap etis.