Anda di halaman 1dari 10

Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.

2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

Nilai Kesundaan Cageur (sehat akal), Bageur (baik) dan Bener (benar) sebagai Kearifan
Lokal Dalam Perspektif Konsep Hukum Perdata di Indonesia

Delila Kania
delila@unpas.ac.id
PPKn, Universitas Pasundan

ABSTRACT
This study aims to find the Sundanese value of cageur, bageur and true in the concept of civil
law in Indonesia. The research method used is a case study approach to find the elements of
a person's legal competence in Sundanese values as local wisdom, with the concept of civil
law contained in the Civil Code and Sundanese Customary Law. Observations and interviews
with notaries are for the results of case study research. The implication of the Sundanese
value in terms of a person's legal competence according to the concept of civil law shows that
the existence of these values will survive because this Sundanese value has a universal nature
as the value of local wisdom.

Keywords: Sundanese values, legal competence, civil law concepts

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai kesundaan cageur, bageur dan bener
dalam konsep hukum perdata di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan studi kasus untuk menemukan unsur-unsur cakap hukum seseorang dalam
nilai kesundaan sebagai kearifan lokal , dihubungkan dengan konsep hukum perdata
yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Adat Sunda.
Observasi dan wawancara terhadap notaris adalah untuk meyakinkan hasil penelitian
studi kasus. Implikasi dari nilai kesundaan dalam syarat cakap hukum seseorang
menurut konsep hukum perdata menunjukkan bahwa eksistensi nilai tersebut akan
bertahan karena nilai kesundaan ini memiliki sifat universal sebagai nilai kearifan
lokal.

Kata kunci : nilai kesundaan, cakap hukum, konsep hukum perdata

PENDAHULUAN diplomatik secara sejajar dengan bangsa


lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja
Suku Sunda adalah kelompok etnis
Samian adalah raja pertama di Nusantara
yang berasal dari bagian barat pulau Jawa
yang melakukan hubungan diplomatik
di Indonesia. Jati diri yang
dengan bangsa lain pada abad ke-15
mempersatukan orang Sunda adalah
dengan orang Portugis di Malaka. Hasil
bahasanya dan budayanya. Orang Sunda
dari diplomasinya dituangkan dalam
dikenal memiliki sifat oprimistis, ramah,
Prasasti Perjanjian Sunda - Portugal
sopan, riang dan bersahaja. Orang
(Aditia,2018:66).
Portugis mencatat dalam Suma Oriental
Menurut Rouffaer dalam
bahwa orang Sunda bersifat jujur dan
Nurazizah (2016:30-31) bahwa kata
pemberani. Orang Sunda juga adalah yang
Sunda berasal dari akar kata sund atau
pertama kali melakukan hubungan
kata suddha dalam bahasa Sansekerta

1
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

yang mempunyai arti bersinar, terang, Romawi, Hukum German dan hukum
berkilau, putih. Watak orang Sunda sering Gereja diberlakukan di negeri Belanda dan
digambarkan sebagai cageur (sehat), oleh karena Indonesia pada waktu itu
bageur (baik), bener (benar), singer merupakan jajahan Belanda maka hukum
(mawas diri), wanter (berani) dan pinter perdata Belanda yang sebagian besar
(cerdas). Karakter ini dijalankan oleh berdasarkan pada Code Civil itu
masyarakat Sunda sejak zaman Kerajaan diberlakukan pula untuk Indonesia sejak 1
Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Januari 1848 dengan Staatsblad tahun 1847
Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan No. 23. Namun demikian, hukum perdata di
Pajajaran hingga saat ini. Indonesia agak berlainan dengan hukum
Nilai-nilai kesundaan di Jawa Barat perdata yang berlaku di negeri Belanda
yang dalam budaya Sunda dikenal dengan apalagi jika dibandingkan dengan Code
watak Sunda yaitu cageur, bageur, dan Civil Perancis, hanya asas-asasnya banyak
bener. Cageur dapat diartikan waras, diambil dari Code Civil (Hariyanto, 2009).
bageur diartikan ucapan dan tindakan Berlakunya hukum perdata Belanda
yang baik dan bener diartikan ucapan dan tersebut di Indonesia bertalian erat dengan
tindakannya taat dan patuh pada hukum politik hukum pemerintah Hindia Belanda
dan norma-norma sosial. Cageur lebih yang membagi penduduk Hindia Belanda
menitikberatkan hal yang berkaitan dengan menjadi 3 golongan yaitu: (1) Golongan
indikator kesehatan akal dan pikiran. Eropa yaitu semua orang Belanda, orang
Bageur berkaitan dengan ucapan dan yang berasal dari Eropa, orang Jepang,
perilaku yang baik . Bener diartikan sikap orang yang hukum keluarganya
dan tindakannya sesuai dengan hukum dan berdasarkan azas-azas yang sama dengan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. hukum Belanda beserta anak keturunan
Dalam konsep hukum perdata di Indonesia, mereka; (2) Golongan Timur Asing
seseorang dapat bertindak hukum bilamana Tionghoa dan Timur Asing bukan
memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu Tionghoa misalnya orang Arab, India dan
cakap hukum. Cakap hukum melekat pada Pakistan; (3) Mereka yang telah
diri seseorang dan indikatornya adalah meleburkan diri dan menyesuaikan
sehat akal dan pikirannya serta telah hidupnya dengan golongan Bumi Putera.
memenuhi usia dewasa sesuai dengan Penggolongan tersebut diatur dalam pasal
ketentuan yang berlaku atau dengan kata 163 IS (Indische Staatsregeling) yang
lain sesuai dengan kepentingan seseorang sampai sekarang masih tetap berlaku
yang hendak melakukan tindakan hukum berdasarkan ketentuan pasal 2 Aturan
atau perbuatan hukum. Peralihan Undang-undang Dasar 1945
Hukum perdata adalah seperangkat (Subekti,1980:34).
atau kaidah hukum yang mengatur Di dalam hukum, seseorang dapat
perbuatan atu hubungan antar manusia atau dikatakan cakap bertindak adalah apabila
badan hukum perdata untuk kepentingan seseorang tersebut telah dewasa. Menurut
para pihak sendiri dan pihak-pihak lain Pasal 2 KUHPer, manusia menjadi
yang bersangkutan dengannya, tanpa pendukung hak dan kewajiban dalam
melibatkan kepentingan hukum sejak lahir sampai meninggal, tetapi
publik/umum/masyarakat yang lebih luas tidak semua orang sebagai pendukung
(Fuady,2015:1). Di Indonesia hukum hukum (recht) adalah cakap (bekwaam)
perdata bersumber dari Burgerlijk Wet untuk melaksanakan sendiri hak dan
Boek/BW (Kitab Undang-Undang Hukum kewajibannya. Kecakapan (atau yang lebih
Pedata/ KUHPer) yang berasal dari sering disebut dewasa) merupakan unsur
Belanda. Pada tahun 1811, Belanda di melakukan suatu perbuatan hukum. Dalam
jajah oleh Perancis dan seluruh Code Civil hal ini, kecakapan sering dikaitkan
yang memuat ketiga unsur yaitu hukum langsung dengan batas usia seseorang.

2
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

Menurut Arifianto dkk (2014) bahwa diikuti oleh anggota masyarakatnya


kecakapan sering kali disebut sebagai (Qodariah & Amriyati,2013). Selanjutnya
faktor utama ketika ingin melakukan suatu menurut Haryati Soebadio bahwa local
perbuatan di masyarakat pada umumnya. genius adalah juga identitas / kepribadian
Berbagai macam hukum dan perundang- budaya bangsa yang menyebabkan bangsa
undangan yang mengatur tentang hal tersebut mampu menyerap dan mengolah
kecakapan hukum melakukan perbuatan kebudayaan asing sesuai watak dan
hukum baik tertulis maupun tidak tertulis. kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-
Hukum perdata Indonesia berdasarkan 19). Moendardjito (dalam Sartini, 2004:111-
pada KUHPer, batasan umur dewasa 112) menyebutkan bahwa unsur budaya
seseorang diatur dalam Pasal 330 yang daerah potensial sebagai local genius karena
menentukan bahwa : telah teruji kemampuannya untuk bertahan
“Batasan dewasa adalah mereka yang sampai dengan saat ini. Ciri-cinya adalah : 1)
belum mencapai umur genap 21 (dua Mampu bertahan terhadap budaya luar; 2)
puluh satu) tahun, dan tidak lebih Memiliki kemampuan mengakomodasikan
dahulu telah menikah”. unsur-unsur budaya luar; 3) Mempunyai
kemampuan mengintegrasikan budaya luar ke
Bertindak yang dimaksudkan dalam dalam budaya asli; 4) Mempunyai
Pasal 330 KUHPer adalah tindakan hukum kemampuan mengendalikan; dan 5) Mampu
seseorang, dengan kata lain maksudnya memberi arah pada perkembangan budaya.
hampir sama dengan perbuatan hukum. Dengan demikian nilai-nilai kesundaan
Menurut Hadikusuma (2013:40) bahwa cageur, bageur dan bener sebagai kearifan
perbuatan hukum adalah perbuatan yang lokal sesuai pernyataan I Ketut Gobyah
akibatnya diatur oleh hukum, baik yang dalam Sartini (2004:112) bahwa kearifan
dilakukan satu pihak saja (bersegi satu) lokal merupakan produk budaya masa lalu
maupun yang dilakukan dua pihak (bersegi yang patut secara terus menerus dijadikan
dua), demikian pula dikatakan oleh pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal
Arrasjid (2008:112) bahwa perbuatan tapi nilai yang terkandung di dalamnya
hukum terdiri dari 2 (dua), yaitu : sangat universal.
1. Perbuatan hukum sepihak adalah Nilai-nilai kesundaan cageur, bageur
perbuatan hukum yang dilaksanakan dan bener ini melekat pada seseorang, hal
oleh satu pihak saja dan menimbulkan ini sesuai dengan sifat dari hukum perdata
hak dan kewajiban pada satu pihak itu sendiri yaitu bersifat privaat (pribadi).
pula. Misalnya pembuatan surat wasiat Maksud privaat disini hukum perdata
dan pemberian suatu benda (hibah). berfungsi untuk mengatur kepentingan-
2. Perbuatan hukum dua pihak adalah kepentingan orang perorangan yang
perbuatan hukum yang dilakukan oleh mengadakan hubungan hukum.
dua pihak dan menimbulkan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban bagi kedua METODE
pihak (timbal-balik). Misalnya Metode penelitian yang digunakan
membuat persetujuan jual beli, sewa dalam penelitian ini adalah metode studi
menyewa dan lain-lain. kasus karena objek yang diangkat sebagai
kasus adalah yang bersifat kontemporer,
Kearifan lokal berasal dari dua kata yakni yang sedang berlangsung atau telah
dalam bahasa Inggris yaitu kearifan berlangsung(Yin,2003). Metode penelitian
(wisdom), dan lokal (local). Secara umum
ini digunakan untuk menemukan nilai
maka local wisdom (kearifan lokal) dapat kesundaan cageur, bageur dan bener
dipahami sebagai gagasan-gagasan se- sebagai kearifan lokal dalam perspektif
tempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh konsep hukum perdata di Indonesia.
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan Adapun langkah-langkah dalam

3
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

penelitian dengan pendekatan studi kasus data.


(Arifianto,2016:39-40) adalah sebagai
berikut : 1)menentukan dan membatasi HASIL DAN PEMBAHASAN
kasus-kasus yang akan dijadikan objek Hasil studi kepustakaan dan
penelitian; 2)memilih fenomena,tema atau dokumentasi tentang nilai kesundaan
isu penelitian yang akan dijadikan studi cageur, bageur dan bener dihubungkan
kasus; 3) memilih bentuk-bentuk dengan konsep hukum perdata menurut
karakteristik data yang akan dicari dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
dikumpulkan; 4)melakukan triangulasi menunjukkan bahwa cageur dalam
untuk uji validitas data; 5)menentukan konsep hukum perdata adalah sehat akal
interpretasi-intrepetasi alternatif untuk dan pikirannya dengan kata lain waras ,
diteliti kembali; dan 6)membangun dan
tidak gila. Bageur berkaitan dengan
mengidentifikasi hal-hal penting dari hasil-
ucapan dan perilaku yang baik bila
hasil penelitian terhadap “kasus” yang
dihubungakan dengan konsep hukum
ditelitinya.
perdata disebut dengan istilah itikad baik.
Dalam penelitian ini, data yang
Bener diartikan sikap dan tindakannya
diperlukan berupa informasi yang relevan
sesuai dengan hukum dan nilai-nilai yang
dengan fokus kajian. Sumber data
berlaku di masyarakat. Nilai bener dalam
penelitian diperoleh dari literatur-literatur
konsep hukum perdata adalah seseorang
yang relevan seperti: buku, makalah atau
yang sikap dan tindakannya sesuai dengan
artikel ilmiah, dan sebagainya. Teknik
ketentuan hukum yang berlaku. Dengan
pengumpulan data yang digunakan dalam
demikian cageur, bageur dan bener dalam
penelitian studi kasus ini adalah metode
konsep hukum perdata menurut Kitab
dokumentasi dan observasi. Observasi nilai
Undang-Undang Hukum Perdata adalah
kesundaan tersebut di lihat dalam konsep
syarat bagi seseorang untuk dapat
hukum perdata di Indonesia, peneliti
melakukan tindakan atau perbuatan
melakukan observasi dan wawancara pada
hukum. Syarat yang dimaksud adalah
kantor notaris sebagai pejabat umum yang
cakap hukum. Secara ekplisit didalam
membuatkan akta otentik untuk
KUHPer tidak disebutkan definisi
menguatkan hasil studi dokumentasi
kecakapan. Secara konseptual, cakap
penelitian. Notaris di Indonesia adalah
(bekwaam) terkait kepada keadaan
pejabat umum yang diangkat oleh negara
seseorang berdasarkan unsur fisiologis
yang dalam melaksanakan tugasnya banyak
dan psikologis umur, melekat pada
berhubungan dengan hukum perdata.
mereka yang telah tidak lagi
Instrumen penelitian yang digunakan
(minderjarig/belum dewasa), yaitu setelah
peneliti adalah daftar check-list klasifikasi
dianggap memasuki fase kedewasaan
bahan penelitian berdasarkan fokus kajian,
akhir atau disebut adulthood. Hal ini
skema/peta penulisan, dan format catatan
terkait dengan kapasitas mental dan akal
penelitian.
sehat seseorang untuk mengetahui akibat-
Teknik analisis data yang digunakan
akibat perbuatannya.
dalam penelitian studi kasus ini adalah
Sebenarnya tidak ada ketentuan dalam
metode analisis isi (content analysis).
suatu peraturan perundang-undangan yang
Untuk menjaga kekekalan proses
khusus mengatur tentang kecakapan
pengkajian dan mencegah serta mengatasi
bertindak dan kedewasaan seseorang,
misinformasi (kesalahan pengertian
sebagaimana dinyatakan dalam ketentuan
manusiawi yang bisa terjadi karena
Pasal 330 KUHPer. Ketentuan tentang
kekurang pengetahuan peneliti atau
batasan usia dewasa seseorang, tersebar
kekurangan penulis pustaka) maka
dalam berbagai peraturan perundang-
dilakukan pengecekan antar literatur dan
undangan di Indonesia.
melakukan triangulasi data untuk validitas
Perbedaan Pembatasan Usia Dewasa
4
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

Menurut Hukum di Indonesia Hukum Islam


No. Ketentuan yang Batas Usia 7. Undang-Undang 18 tahun
berlaku Dewasa No.30 Tahun 2004
1. KUHPerdata 21 tahun Tentang Jabatan
2. Undang-Undang Laki-laki 19 Notaris
No.16 Tahun 2019 tahun Sumber : disusun oleh Peneliti (2019)
Tentang Perubahan Perempuan
Undang-Undang No.1 19 tahun Adapun hasil observasi peneliti pada
Tahun 1974 Tentang kantor Notaris. Notaris dalam menjalankan
Perkawinan tugasnya membuat akta otentik
3. KUHPidana 16 tahun mensyaratkan bahwa seseorang untuk dapat
4. Undang-Undang 17 tahun melakukan tindakan atau perbuatan hukum
No.23 Tahun 2006 itu harus cakap hukum. Bukti seseorang
Tentang tersebut cakap hukum dengan
Kependudukan
memperlihatkan kartu tanda penduduk (E-
5. Undang-Undang 17 tahun
No.12 Tahun 2003 KTP atau KTP elektronik).
Tentang Pemilu
6. Instruksi Presiden 18 tahun
No.1 Tahun 1991
Tentang Kompilasi

Gambar Format E-KTP

Foto

Sumber : https://apkpure.com/id

Dalam E-KTP memuat Nomor Induk langsung dengan batas usia seseorang.
Kependudukan (NIK), Nama, Tempat/ Kecakapan sering kali disebut sebagai
Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Alamat faktor utama ketika ingin melakukan suatu
Agama,Status Perkawinan, Pekerjaan dan perbuatan di masyarakat pada umumnya.
Kewarganegaraan. Tanggal lahir dari Berkaitan dengan nilai kesundaan
pemilik E-KTP ini cukup membuktikan cageur, bageur dan bener dihubungkan
seseorang telah memenuhi usia dewasa dengan konsep hukum perdata menurut
untuk dapat melakukan tindakan atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
perbuatan hukum tertentu. maka nilai tersebut akan berhubungan
Cakap hukum merupakan unsur dengan hukum adat Sunda. Hukum adat
melakukan suatu tindakan atau perbuatan diartikan sebagai hukum Indonesia asli
hukum. Kecakapan sering dikaitkan yang tidak tertulis dalam bentuk

5
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

perundang-undangan Republik Indonesia, keputusannya(Suherman & Satrio, 2010),


yang mengandung unsur agama dalam keputusan tertentu menyatakan
(Soekanto,1981:32). Secara umum hukum mereka yang sudah berusia 15 tahun adalah
adat mempunyai cara lain untuk dewasa. Jadi, untuk menentukan apakah
menetapkan apakah seseorang telah seseorang cakap hukum. Hukum adat tidak
dewasa dan cakap untuk melakukan memakai ukuran usia berapa tahun dari
perbuatan hukum. Biasanya orang seseorangtetapi berpatokan pada apa yang
dianggap dewasa setelah menikah atau secara riil tampak. Kecakapan bertindak
meninggalkan rumah keluarga, bisa dalam hukum adat ditentukan oleh apakah
mencar, memasuki suatu ruangan tersendiri ia masih anak-anak atau telah mandiri.
dalam rumah keluarga, dan mulai hidup Dalam masyarakat adat Batak, pada
mandiri. Batas dewasa seringkali diukur umumnya anak yang sudah berusia 17 atau
menurut keadaan yang ada, bersifat 18 tahun dianggap cakap hukum(Suherman
faktual. Usia dewasa mulai sejak ia bukan & Satrio, 2010). Secara kualitatif memang
lagi bocah. Di Jawa Barat, ukuran lebih adil, patokan kedewasaan dalam
seseorang sudah dewasa ditunjukkan Hukum Adat . Namun dengan cara
dengan apakah orang itu telah kuat demikian kurang memenuhi kepastian
gawe(kuat bekerja), artinya sudah bekerja, hukum karena tidak mudah untuk
sudah bisa mengurus harta bendanya dan mengukur apakah seseorang itu sudah
keperluan- keperluannya sendiri dan sudah mandiri. KUHPer menggunakan ukuran
bisa mandiri( Soepomo, 1982:22). kualitatif berdasarkan banyaknya tahun dan
Ukuran kuat gawe (kuat bekerja) lebih menekankan kepada kepastian
juga dipakai oleh Mahkamah Agung dalam hukum.

Pengalaman
Berinteraksi Sosial
Kebudayaan
Nilai
Sistem Nilai kesundaan
Cageur,
Bageur,
Pola Berpikir Bener

Cakap
Sikap Hukum
Hukum Adat
(Hk tidak
tertulis)
Kuat gawe
Norma/Kaidah

KUHPerdata
(Hk tertulis)
Usia dewasa

Pribadi Antar Pribadi

Sumber: diadopsi dari bagan Soekanto (2019)

6
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

Dari bagan di atas terlihat bahwa sistem nilai-nilai yang ada di masyarakat.
dengan adanya kebudayaan, manusia dapat Nilai-nilai dan norma-norma itu tumbuh
menghadapi lingkungan alam, dengan pengalaman masyarakat. Sehingga
menyerasikan dirinya dengan lingkungan nilai-nilai dan norma-norma tersebut
sosial, menyalurkan kemampuan intelektual diketahui dan dipergunakan oleh
dan menyampaikan perasaannya. Setiap masyarakat.
masyarakat mempunyai kebutuhan dasar Nilai kesundaan cageur, bageur dan
yang harus dipenuhi atas norma-norma dan bener ini sebagai nilai yang terkandung
nilai-nilai yang berlaku. Hingga tercipta dalam cakap hukum seseorang. Nilai-nilai
sistem nilai-nilai mencakup apa yang tersebut dalam perspektif hukum diatur
dianggap baik dan buruk, selanjutnya dalam hukum adat Sunda sebagai bentuk
dikonkritkan menjadi norma-norma. Sistem hukum yang tidak tertulis. Nilai-nilai ini
nilai itu menghasilkan pola pikir yang telah hidup sebelum adanya KUHPerdata
menentukan sikap manusia. Sikap manusia yang berlaku tahun 1848. Pada abad ke 15,
cenderung untu berperilaku atau tidak orang Sunda yaitu Sang Hyang Surawisesa
berperilaku terhadap orang, benda dan / utusan kerajaan Sunda, telah melakukan
atau keadaan tertentu. Sikap ini membentuk hubungan diplomatik dengan bangsa
norma-norma yang mengatur perilaku Portugis, wujud hubungan tersebut
manusia. Bagaimana manusia menerapkan dibuktikan dengan adanya prasasti
sikapnya dalam dua aspek kehidupan yaitu perjanjian Sunda Portugal yaitu
hidup sebagai pribadi dan hidup antar prasasti berbentuk tugu batu (padrão)
pribadi (kehidupan dalam interaksi sosial). dikenal dengan atau dikenal dengan istilah
Hukum merupakan bentuk konkrit dari Padrão Sunda Kelapa.

Gambar
Padrão Sunda Kelapa

Sumber :
https://situsbudaya.id/prasasti-perjanjian-sunda-portugal/

Adanya prasasti ini menunjukkan kearifan lokal melewati proses pengalaman


bahwa nilai-nilai kesundaan sebagai berinteraksi masyarakat, mulai berinteraksi

7
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

antar orang perorangan di dalam wilayah hukum prasasti ini dapat disebut juga
Sunda itu sendiri, lalu berlanjut berinteraksi sebagai alat bukti adanya hubungan hukum
dengan bangsa lain yang berada di luar antara kerajaan Sunda dan Portugal. Inilah
wilayahnya. Prasasti ini pun menyiratkan nilai-nilai dan norma-norma yang dimaksud
bentuk pembuktian suatu hubungan antara itu tumbuh dengan pengalaman
kerajaan Sunda dan bangsa Portugal yang masyarakat.
dituangkan pada media batu. Secara konsep

dewasa bila telah berusia 21 (duapuluh


KESIMPULAN satu) tahun. Pada kenyataannya ketentuan
usia dewasa menurut hukum yang berlaku
Nilai kesundaan cageur, bageur dan
di Indonesia tidak ada kesamaan. Ketentuan
bener dalam perspektif hukum perdata
usia dewasa pada peraturan perundang-
merupakan suatu syarat cakap hukum yang
undangan disesuaikan dengan kepentingan
harus dipenuhi seseorang saat hendak
hukum seseorang yang diperlukan. Namun
melakukan tindakan hukum atau perbuatan
walaupun demikian pluralisme hukum itu
hukum tertentu. Nilai –nilai tersebut sebagai
tidak identik dengan ketidak kepastian
local genius telah teruji kemampuannya
hukum. Karena tujuan akhir dari hukum itu
bertahan sampai dengan saat ini. Sesuai ciri-
sendiri adalah melindungi kepentingan
ciri local genius yaitu salah satunya
seluruh warga negara Indonesia untuk
mempunyai kemampuan mengintegrasikan
dijamin perlindungan hukumnya oleh
budaya luar ke dalam budaya asli dan nilai-
negara.
nilai tersebut sampai dengan saat ini masih
ada karena memiliki nilai universal yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hukum DAFTAR RUJUKAN
merupakan bentuk konkrit dari sistem nilai- Buku dan Jurnal
nilai yang ada di masyarakat. Nilai-nilai
dan norma-norma itu tumbuh dengan Ade Maman Suherman dan J. Satrio,
pengalaman masyarakat sesuai zamannya. (2010), Penjelasan Hukum tentang
Sejarah menunjukkan bahwa dalam hukum Batasan Umur, Jakarta: Nasional
perdata di Indonesia sangat dipengaruhi Legal Reform Program.
oleh hukum perdata Belanda. Pengaruh Aditia Patra. (2018). Representasi
hukum dari budaya barat memberikan Karakteristik Orang Sunda Dalam
perbedaan yang sangat jelas antara Komiklieur (Analisis Semiotika
kepentingan pribadi dan kepentingan
Roland Barthes Pada Komiklieur
umum. Adapun masyarakat adat di Episode “Menanti Magrib”, “Petot”,
Indonesia sangat mengedepankan sifat dan “Alasan”. Jurnal Liski Vo.4
kebersamaan yang kuat sehingga hak dan No.1 diakses dari
kewajiban pribadi disesuaikan dengan http://journals.telkomuniversity.ac.id/
kepentingan umum atau masyarakat. Lalu liski/article/view/1195 tanggal 02-11-
kaitannya cakap hukum menurut hukum 2019
adat Sunda, hal ini sesuai dengan cara Arifianto Dedik, Dominikus Rato & Sriono
berfikir yang konkrit. Cakap hukum Edy.(2014). Kecakapan Seseorang
menurut hukum adat Sunda , syaratnya Dalam Melakukan Perbuatan Hukum
adalah kuat gawe (kuat bekerja). Jadi tidak Menurut Hukum Adat Suku Tengger
melihat dari usianya seseorang tapi diakses dari
bagaimana kondisi nyata dari orang http://repository.unej.ac.id/bitstream/
tersebut, bila ia terlihat mampu dan kuat handle/123456789/58918/Dedik%20
bekerja maka dianggap sudah dewasa. Arifianto%20.pdf?sequence=1&isAll
Berbeda dengan syarat cakap hukum dalam owed=y tanggal 02-11-2019
KUHperdata bahwa seseorang dianggap

8
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

Arifianto.S.(2016). Implementasi Metode Subekti.(1980). Pokok-Pokok Hukum


Penelitian “Studi Kasus” Dengan Perdata, Jakarta : PT Intermasa
Pendekatan Kualitatif. Cet.1, Subekti & Tjitrosudibjo.(1980). Kitab
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Undang-Undang Hukum Perdata
Arrasjid Chainur, (2008). Dasar-dasar (Burgerlijk Wet Boek). Jakarta.
Ilmu Hukum, Cet. 5, Jakarta, Sinar Pradnya Paramita.
Grafika. Yin, Robert K. (2012), Studi Kasus Desain
Ayatrohaedi.(1986). Kepribadian Budaya & Metode(Edisi Revisi),
Bangsa (Local Genius), Jakarta, Jakarta:Rajawali Press.
Pustaka Jaya.
Hariyanto Erie.(2009). Burgerlijke Wet Gambar Prasasti Padrao, diakses dari
Boek (Menelusuri Sejarah Hukum https://situsbudaya.id/prasasti-
Pemberlakuannya di Indonesia). Al perjanjian-sunda-portugal/ tanggal
Ihkam Jurnal Hukum dan Pranata 06-11-2019
Vol. IV No.1 Bulan Juni diakses dari Gambar format E-KTP, diakses dari
http://www.ejournal.stainpamekasan. https://apkpure.com/id/e-ktp-
ac.id/index.php/alihkam/article/viewF simulasi-bikin-ktp-elektronik-
ile/268/259 tanggal 02-11-2019 sendiri/com.fujisoft.ektp_simulator
Hadikusuma Hilman H, (2013) Bahasa tanggal 08-11-2019
Hukum Indonesia, Cet. 5, PT.
Alumni, Bandung.
Nurazizah, Novi (2016) Etika Sunda (studi
naskah Sanghyang Siksakandang
Karesian). Skripsi S1 Universitas
Islam Negeri Walisongo. Tidak
diterbitkan. Diakses dari
http://eprints.walisongo.ac.id/6956/
tanggal 08-11-2019.
Qodariah,Lely dan Amriyati,Laely.(2013).
Nilai-nilai Kearifan Lokal
Masyarakat Adat Kampung Naga
sebagai Alat Sumber Belajar, Socia
Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Mei, Vol.10,
No.1 diakses dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/so
sia/article/view/5338/4641 tanggal
02-11-2019
Sartini.(2004). Menggali Kearifan Lokal
Nusantara Sebuah Kajian Filsafati
diakses dari
https://journal.ugm.ac.id/wisdom/arti
cle/view/33910/20262 tanggal 02-11-
2019
Soekanto, Soerjono.(1981). Kedudukan dan
Peranan Hukum Adat di Indonesia,
Jakarta : Kurnia Esa.
Soepomo R.(1982). Hukum Perdata Adat
Jawa Barat, Terjemahan Nani
Soewondo, Cetakan Kedua, Jakarta :
Djambatan.

9
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086

10

Anda mungkin juga menyukai