Nilai Kesundaan Cageur (sehat akal), Bageur (baik) dan Bener (benar) sebagai Kearifan
Lokal Dalam Perspektif Konsep Hukum Perdata di Indonesia
Delila Kania
delila@unpas.ac.id
PPKn, Universitas Pasundan
ABSTRACT
This study aims to find the Sundanese value of cageur, bageur and true in the concept of civil
law in Indonesia. The research method used is a case study approach to find the elements of
a person's legal competence in Sundanese values as local wisdom, with the concept of civil
law contained in the Civil Code and Sundanese Customary Law. Observations and interviews
with notaries are for the results of case study research. The implication of the Sundanese
value in terms of a person's legal competence according to the concept of civil law shows that
the existence of these values will survive because this Sundanese value has a universal nature
as the value of local wisdom.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai kesundaan cageur, bageur dan bener
dalam konsep hukum perdata di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan studi kasus untuk menemukan unsur-unsur cakap hukum seseorang dalam
nilai kesundaan sebagai kearifan lokal , dihubungkan dengan konsep hukum perdata
yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Adat Sunda.
Observasi dan wawancara terhadap notaris adalah untuk meyakinkan hasil penelitian
studi kasus. Implikasi dari nilai kesundaan dalam syarat cakap hukum seseorang
menurut konsep hukum perdata menunjukkan bahwa eksistensi nilai tersebut akan
bertahan karena nilai kesundaan ini memiliki sifat universal sebagai nilai kearifan
lokal.
1
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
yang mempunyai arti bersinar, terang, Romawi, Hukum German dan hukum
berkilau, putih. Watak orang Sunda sering Gereja diberlakukan di negeri Belanda dan
digambarkan sebagai cageur (sehat), oleh karena Indonesia pada waktu itu
bageur (baik), bener (benar), singer merupakan jajahan Belanda maka hukum
(mawas diri), wanter (berani) dan pinter perdata Belanda yang sebagian besar
(cerdas). Karakter ini dijalankan oleh berdasarkan pada Code Civil itu
masyarakat Sunda sejak zaman Kerajaan diberlakukan pula untuk Indonesia sejak 1
Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Januari 1848 dengan Staatsblad tahun 1847
Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan No. 23. Namun demikian, hukum perdata di
Pajajaran hingga saat ini. Indonesia agak berlainan dengan hukum
Nilai-nilai kesundaan di Jawa Barat perdata yang berlaku di negeri Belanda
yang dalam budaya Sunda dikenal dengan apalagi jika dibandingkan dengan Code
watak Sunda yaitu cageur, bageur, dan Civil Perancis, hanya asas-asasnya banyak
bener. Cageur dapat diartikan waras, diambil dari Code Civil (Hariyanto, 2009).
bageur diartikan ucapan dan tindakan Berlakunya hukum perdata Belanda
yang baik dan bener diartikan ucapan dan tersebut di Indonesia bertalian erat dengan
tindakannya taat dan patuh pada hukum politik hukum pemerintah Hindia Belanda
dan norma-norma sosial. Cageur lebih yang membagi penduduk Hindia Belanda
menitikberatkan hal yang berkaitan dengan menjadi 3 golongan yaitu: (1) Golongan
indikator kesehatan akal dan pikiran. Eropa yaitu semua orang Belanda, orang
Bageur berkaitan dengan ucapan dan yang berasal dari Eropa, orang Jepang,
perilaku yang baik . Bener diartikan sikap orang yang hukum keluarganya
dan tindakannya sesuai dengan hukum dan berdasarkan azas-azas yang sama dengan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. hukum Belanda beserta anak keturunan
Dalam konsep hukum perdata di Indonesia, mereka; (2) Golongan Timur Asing
seseorang dapat bertindak hukum bilamana Tionghoa dan Timur Asing bukan
memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu Tionghoa misalnya orang Arab, India dan
cakap hukum. Cakap hukum melekat pada Pakistan; (3) Mereka yang telah
diri seseorang dan indikatornya adalah meleburkan diri dan menyesuaikan
sehat akal dan pikirannya serta telah hidupnya dengan golongan Bumi Putera.
memenuhi usia dewasa sesuai dengan Penggolongan tersebut diatur dalam pasal
ketentuan yang berlaku atau dengan kata 163 IS (Indische Staatsregeling) yang
lain sesuai dengan kepentingan seseorang sampai sekarang masih tetap berlaku
yang hendak melakukan tindakan hukum berdasarkan ketentuan pasal 2 Aturan
atau perbuatan hukum. Peralihan Undang-undang Dasar 1945
Hukum perdata adalah seperangkat (Subekti,1980:34).
atau kaidah hukum yang mengatur Di dalam hukum, seseorang dapat
perbuatan atu hubungan antar manusia atau dikatakan cakap bertindak adalah apabila
badan hukum perdata untuk kepentingan seseorang tersebut telah dewasa. Menurut
para pihak sendiri dan pihak-pihak lain Pasal 2 KUHPer, manusia menjadi
yang bersangkutan dengannya, tanpa pendukung hak dan kewajiban dalam
melibatkan kepentingan hukum sejak lahir sampai meninggal, tetapi
publik/umum/masyarakat yang lebih luas tidak semua orang sebagai pendukung
(Fuady,2015:1). Di Indonesia hukum hukum (recht) adalah cakap (bekwaam)
perdata bersumber dari Burgerlijk Wet untuk melaksanakan sendiri hak dan
Boek/BW (Kitab Undang-Undang Hukum kewajibannya. Kecakapan (atau yang lebih
Pedata/ KUHPer) yang berasal dari sering disebut dewasa) merupakan unsur
Belanda. Pada tahun 1811, Belanda di melakukan suatu perbuatan hukum. Dalam
jajah oleh Perancis dan seluruh Code Civil hal ini, kecakapan sering dikaitkan
yang memuat ketiga unsur yaitu hukum langsung dengan batas usia seseorang.
2
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
3
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
Foto
Sumber : https://apkpure.com/id
Dalam E-KTP memuat Nomor Induk langsung dengan batas usia seseorang.
Kependudukan (NIK), Nama, Tempat/ Kecakapan sering kali disebut sebagai
Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Alamat faktor utama ketika ingin melakukan suatu
Agama,Status Perkawinan, Pekerjaan dan perbuatan di masyarakat pada umumnya.
Kewarganegaraan. Tanggal lahir dari Berkaitan dengan nilai kesundaan
pemilik E-KTP ini cukup membuktikan cageur, bageur dan bener dihubungkan
seseorang telah memenuhi usia dewasa dengan konsep hukum perdata menurut
untuk dapat melakukan tindakan atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
perbuatan hukum tertentu. maka nilai tersebut akan berhubungan
Cakap hukum merupakan unsur dengan hukum adat Sunda. Hukum adat
melakukan suatu tindakan atau perbuatan diartikan sebagai hukum Indonesia asli
hukum. Kecakapan sering dikaitkan yang tidak tertulis dalam bentuk
5
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
Pengalaman
Berinteraksi Sosial
Kebudayaan
Nilai
Sistem Nilai kesundaan
Cageur,
Bageur,
Pola Berpikir Bener
Cakap
Sikap Hukum
Hukum Adat
(Hk tidak
tertulis)
Kuat gawe
Norma/Kaidah
KUHPerdata
(Hk tertulis)
Usia dewasa
6
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
Dari bagan di atas terlihat bahwa sistem nilai-nilai yang ada di masyarakat.
dengan adanya kebudayaan, manusia dapat Nilai-nilai dan norma-norma itu tumbuh
menghadapi lingkungan alam, dengan pengalaman masyarakat. Sehingga
menyerasikan dirinya dengan lingkungan nilai-nilai dan norma-norma tersebut
sosial, menyalurkan kemampuan intelektual diketahui dan dipergunakan oleh
dan menyampaikan perasaannya. Setiap masyarakat.
masyarakat mempunyai kebutuhan dasar Nilai kesundaan cageur, bageur dan
yang harus dipenuhi atas norma-norma dan bener ini sebagai nilai yang terkandung
nilai-nilai yang berlaku. Hingga tercipta dalam cakap hukum seseorang. Nilai-nilai
sistem nilai-nilai mencakup apa yang tersebut dalam perspektif hukum diatur
dianggap baik dan buruk, selanjutnya dalam hukum adat Sunda sebagai bentuk
dikonkritkan menjadi norma-norma. Sistem hukum yang tidak tertulis. Nilai-nilai ini
nilai itu menghasilkan pola pikir yang telah hidup sebelum adanya KUHPerdata
menentukan sikap manusia. Sikap manusia yang berlaku tahun 1848. Pada abad ke 15,
cenderung untu berperilaku atau tidak orang Sunda yaitu Sang Hyang Surawisesa
berperilaku terhadap orang, benda dan / utusan kerajaan Sunda, telah melakukan
atau keadaan tertentu. Sikap ini membentuk hubungan diplomatik dengan bangsa
norma-norma yang mengatur perilaku Portugis, wujud hubungan tersebut
manusia. Bagaimana manusia menerapkan dibuktikan dengan adanya prasasti
sikapnya dalam dua aspek kehidupan yaitu perjanjian Sunda Portugal yaitu
hidup sebagai pribadi dan hidup antar prasasti berbentuk tugu batu (padrão)
pribadi (kehidupan dalam interaksi sosial). dikenal dengan atau dikenal dengan istilah
Hukum merupakan bentuk konkrit dari Padrão Sunda Kelapa.
Gambar
Padrão Sunda Kelapa
Sumber :
https://situsbudaya.id/prasasti-perjanjian-sunda-portugal/
7
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
antar orang perorangan di dalam wilayah hukum prasasti ini dapat disebut juga
Sunda itu sendiri, lalu berlanjut berinteraksi sebagai alat bukti adanya hubungan hukum
dengan bangsa lain yang berada di luar antara kerajaan Sunda dan Portugal. Inilah
wilayahnya. Prasasti ini pun menyiratkan nilai-nilai dan norma-norma yang dimaksud
bentuk pembuktian suatu hubungan antara itu tumbuh dengan pengalaman
kerajaan Sunda dan bangsa Portugal yang masyarakat.
dituangkan pada media batu. Secara konsep
8
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
9
Civic Edu Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 3, No.2 Juni 2020 e-ISSN: 2580-0086
10