Anda di halaman 1dari 7

PERANAN HUKUM ADAT DALAM PEMBANGUNAN

HUKUM NASIONAL DI ERA GLOBALISASI


Sri Sudaryatmi
Fakultas Hukum UnJVersitas Diponegeoro
JI Prof H. Soedarto, SH Semarang
email: sri_sudaryatmi@yahoo.com

Abstract

The relation between customary Jaw and national Jaw in order to construct the national law is functional
relation; meaning that the customary law as the primary source in collecting the necessary materials in
constructing the national law. The customary law required in the globalization era or modem age is the
customary Jaw adapted to the situstion and development of age, so that, the customary law shows the
dynamic characteristics, thus, it may develop easily to adapt itself to the development of the age
because t has the universal values; also the legal institutions in the forms of modem realizations. With
this adaptation, therefore, it opens the possibility of the purity of impementation of customary law
principles into national law will undergo shifts, as long as to enrich and develop the national law, with the
condition that it does not contradict to Pancasila and 1945 Constitution.

Key words : Customary Law, Construction of National Law, Globalization

Abstrak

Hubungan antara hukum adat dengan hukum nasional dalam rangka pembangunan hukum nasional
adalah hubungan yang bersifat fungsional, artinya hukum adat sebagai sumber utama dalam
mengambil bahan-bahan yang diper/ukan dalam rangka pembangunan hukum nasional. Hukum adat
yang diperlukan dalam era globalisasi atau zaman modem adalah hukum adat yang disesuaikan
dengan keadaan dan perkembangan zaman, sehingga hukum adat menunjukkan sifat yang dinamis
sehingga dengan mudah dapat berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman karena
mempunyai nilai-nilai yang universal maupun lembaga-lembaga hukum yang dalam bentuk pernyataan
modern. Dengan penyesuaian ini maka tidak menutup kemungkinan kemumian penerapan kaidah-
kaidah hukum adat menjadi hukum nasional akan mengalami pergeseran, sepanjang untuk
memperkaya dan mengembangkan hukum nasional, asal tidak bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945.

Kata Kunci: HukumAdat, Pembangunan Hukum Nasional, Globalisasi.

A. Pendahuluan kekuasaannnya. Pendeknya dapat dikatakan


Peninggalan pemerintah kolonial Belanda segala kehidupan hukum dibina untuk dicapainya
pada bangsa Indonesia di bidang Hukum salah maksud-maksud penjajah, sehingga konsepsi
satunya adalah keanekawamaan hukum yang hukum pada waktu itu tidak menguntungkan bagi
berlaku, memecah belah bangsa Indonesia menjadi bangsa Indonesia.
golongan-golongan penduduk, dan kemudian fiap- Dengan demikian jelaslah masyarakat
tiap golongan penduduk tersebut diberlakukan Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan, harus
hukum-hukum yang berbeda-beda pula. Pada mengadakan perubahan-perubahan yang besar
zaman penjajahan Belanda sebagian besar hukum khususnya dalam bidang hukum. Pada tanggal 18
yang diperuntukan bagi bangsa Indonesia adalah Agustus 1945 UUD 1945 disahkan dan sejak itu pula
alat bagi penjajah Belanda untuk melestarikan menjadi Hukum Dasar tertinggi di Negara Hukum

572
MMH, Jllid 41 No. 4 Oktober 2012

Indonesia. Adanya Aturan Peralihan Pasal II UUD adat masih simpang siur. Untuk lebih jelasnya, maka
1945, memberikan izin terus berlakunya hukum dan perlu kiranya kita mengikuti beberapa faham yang
perundang-undangan pada zaman kolonial Belanda berkembang dalam masyarakat tentang apa hukum
dahulu, selama belum dicabut, diganti maupun adat itu, sebagaimana yang dikemukakan oleh
diubah atas kuasa UUD 1945. Akibatnya sudah Moch Koesnoe', sebagai berikut:
barang tentu sering terjadi kepincangan maupun 1) Faham pertama, mengasosiasikan hukum adat
kekacauan di bidang hukum, dalam dengan hukum primitif. Hukum adat yang
pelaksanaannya di dalam masyarakat, khususnya diartikan sebagai demikian, menimbulkan suatu
dalam lapangan Hukum Sipil/Hukum Perdata dan konsekuensi yakni adanya suatu pandangan
Dagang. Politik Dualisme yang dijalankan oleh betapa tidak akan sesuainya hukum adat untuk
pemerintah kolonial Belanda dahulu di lapangan dipergunakan sebagai hukum yang mengarah
hukum ini terus berlanjut sampai sekarang. kepada kehidupan yang modern. Dalam
Dualisme yang dimaksud adalah dalam satu pandangan ini hukum adat hanya sesuai dengan
negara Hukum Republik Indonesia khususnya kehidupan yang primitif.
dalam lapangan Hukum Perdata dan Hukum 2) Faham kedua, melihat bahwa hukum adat sama
Dagang berlaku dua sistem hukum yang berbeda dengan hukum kebiasaan (gewoonterecht atau
untuk para warga negaranya. Di satu pihak bertaku customary law yakni hukum yang hidup dalam
Hukum Perdata dan Hukum Dagang Belanda bagi praktek hukum sehari-hari dalam bentuknya
orang-orang Eropa dan Tionghoa yang menjadi yang relatif konstan untuk sepanjang masa
warganegara Indonesia semenjak penyerahan mengenai persoalan-persoalan hukum yang
kedaulatan dari tangan Belanda kepada Republik terdapat di dalam masyarakat yang
Indonesia, di lain pihak yaitu orang-orang Indonesia bersangkutan. Faham yang melihat hukum adat
Asli yang pada zaman Hindia Belanda dinamakan sebagai demikian ini membawa konsekuensi
golongan pribumi tunduk pada hukum Perdata Adat. pandangan, bahwa hukum adat tidak berubah,
Bagaimanapun juga keadaan semacam ini tidak mengikuti perkembangan masyarakat dan
harus segera diakhiri, demi untuk persatuan dan tidak dapat menyesuaikan dengan
kesatuan bangsa di dalam Negara Kesatuan perkembangan zaman.
Republik Indonesia. Selain itu tidaklah sesuai 3) Faham ketiga, melihat hukum adat dalam arti
dengan rasa keadilan, Hukum Belanda yang asing sebagaimana diikuti oleh Snouck Hurgronje yang
bagi MasyarakatAdat Indonesia dipaksakan bertaku menyatakan bahwa hukum adat adalah hukum
di bumi Indonesia yang sudah merdeka ini yang jelas yang mempunyai akibat hukum, kemudian van
bertentangan dengan kemauan orang terbanyak Vollebhoven menegaskan lebih lanjut dengan
dalam masyarakat atau tidak mencukupi rasa menyatakan bahwa adat yang mempunyai
keadilan rakyat yang bersangkutan, pendeknya sanksi, dan kemudian Ter Haar lebih
bertentangan dengan kebudayaan rakyat mempertegas untuk kepentingan penggarapan
Indonesia. Selain itu menjelang abad ke duapuluh secara yuridis.
satu, kita dihadapkan pada suatu era dunia tanpa 4) Faham keempat, melihat hukum adat bukan
batas atau globalisasi, negara-negara di dunia tidak sebagai hukum yang hidup di dalam masyarakat
dapat menghindari pengaruh dari wilayah lain di bangsa kita sebagai hukum yang merupakan
dunia ini karena kemajuan teknologi informasi dan milik bangsa, karena lahir dari cita-cita budaya
transportasi. Oleh karena itu yang menjadi bangsa. Dalam pengertian ini, hukum adat
pertanyaan adalah bagaimana peranan hukum sebagai golongan-golongan dalam kalangan
adat dalam pembangunan hukum nasional rakyat Indonesia asli, dikehendaki menjadi
Indonesia di era Globalisasi? hukum bagi bangsa Indonesia, artinya hukum
nasional Indonesia.
B. Pembahasan Bertolak dari keempat paham tersebut, maka
1. Definisi HukumAdat penulis merangkumnya dalam suatu pendapat
Di dalam masyarakat kita, pengertian hukum bahwa hukum adat adalah hukum Indonesia asli

1 Moh Koesnoe, 1979, Catatan-catatan TerlladapHukumAdatDewasaim, Surabaya,Alrlangga Unrvers1ty Press ,hlm.122-125.

573
Sri Sudaryatmi, Peranan Hukum Adat Da/am Pembangunan

yang tidak tertulis yang bersumber dari kesadaran kenyataan yang hidup di Indonesia.
dan budaya bangsa yang disana-sini mengandung c. Dalam penyempumaan undang-undang hukum
unsur agama. perkawinan dan hukum waris supaya
diperhatikan adanya faktor-faktor agama, adat
2. Hukum Adat Sebagai Asas-Asas dan lain-lainnya.
Pembentukan Hukum Nasional
Hukum adat adalah bagian dari kebudayaan Berpijak pada Tap MPRS No.ll/MPRS/1960
Indonesia. Dimana ada masyarakat disana ada tersebut diatas, maka kedudukan serta peranan
hukum (Ubi Societas Ubi /us), demikian dikatakan hukum adat dalam pembinaan hukum nasional
oleh Cicero 2000 tahun yang lalu. Hukum yang menjadi lebih jelas dan tegas, yaitu sepanjang tidak
terdapat di dalam masyarakat manusia, betapa menghambat perkembangan masyarakat adil dan
sederhana dan kecilpun masyarakat itu menjadi makmur merupakan landasannya. Sangat tepat
cerminnya. Karena tiap masyarakat, tiap rakyat Ketetapan MPRS tersebut, karena hukum adat
mempunyai kebudayaan sendiri dengan corak dan bagian dari kebudayaan Indonesia. Suatu hukum
sifatnya sendiri biarpun dalam kebudayaan yang timbul dari keseluruhan tingkah laku,
beberapa rakyat tertentu (misalnya semua rakyat kesusilaan dan kebiasaan bangsa Indonesia sehari-
Eropa Baral} ada banyak persamaan pula, hari. Hukum yang dipatuhi, ditaati serta
mempunyai cara berpikir geestestructuur sendiri, dipertahankan oleh rakyat Indonesia, sehingga
maka hukum di dalam masyarakat sebagai salah dapat dikatakan bahwa hukum adat tersebut adalah
satu penjelmaan geetestructuur masyarakat yang hukum rakyat Indonesia.
bersangkutan, mempunyai corak dan sifatnya Menurut van Vollenhoven dalam bukunya Het
sendiri sehingga hukum masing-masing masyarakat Adatsrecht van Nederlandch lndie Jilid Ill, dikatakan
itu berlain-lainan.2 bahwa 19 lingkaran hukum (rechtskringen), di mana
Von Savigny pemah mengajarkan bahwa tiap-tiap lingkaran hukum itu memperlihatkan sifat
hukum mengikuti Volkgeist dari masyarakat tempat dan coraknya sendiri .. Oleh karena itu hukum adat
hukum itu berlaku, karena Volkgeist masing-masing yang dipakai sebagai asas-asas atau landasan
masyarakat berlain-lainan.3 Demikian halnya pembinaan hukum nasional harus memenuhi
dengan Hukum Adat di Indonesia. Seperti halnya syarat-syarat sebagai berikut:
dengan semua sistem hukum di bagian di muka 1) Hukum adat tidak boleh bertentangan dengan
bumi ini, maka hukum adat itu senantiasa tumbuh, kepentingan nasional dan negara yang
berkembang serta dipertahankan oleh masyarakat berdasarkan atas persatuan bangsa;
adat Indonesia karena timbul dari suatu kebutuhan 2) Hukum adat tidak boleh bertentangan dengan
hidup yang nyata, cara hidup dan pandangan hidup negara Indonesia yang berfalsafah Pancasila;
yang keseluruhannya merupakan kebudayaan 3) Hukum adat tidak boleh bertentangan dengan
masyarakat tempat hukum adat itu berlaku. Peraturan-perturan tertulis (Undang Undang);
Ketetapan MPRS No.ll/MPRS/1960 pada 4) Hukum adat yang bersih dari sifat-sifat
Lampiran A Paragraf 402 telah menetapkan hukum Feodalisme, Kapitalisme serta penghisapan
adat sebagai asas-asas pembinaan hukum manusia atas manusia;
nasional, yang merupakan garis-garis politik di 5) Hukum adat yang tidak bertentangan dengan
bidang hukum, yang bunyi selengkapnya sebagai unsur-unsur agama.
berikut: Dengan demikian hukum adat yang dapat
a. Azas-azas pembinaan hukum nasional supaya dipakai sebagai asas-asas atau landasan
sesuai dengan haluan negara dan berlandaskan pembinaan hukum nasional adalah bukan hukum
pada hukum adat yang tidak menghambat adat mumi, tetapi hukum adat yang sudah bersih
perkembangan masyarakat adil dan makmur. dan memenuhi syarat-syarat di atas. Ketentuan
b. Di dalam usaha ke arah homogenitas dalam syarat-syarat di atas mengharuskan kita untuk
bidang hukum supaya diperhatikan kenyataan- melakukan penelitian yang seksama terhadap

2 Bushar Muhammad, 1978, Asas-esas Hulwm Adat, Jakarta, Pradnya Paramrta. him. 40.
3 lbtd, him. 49.

574
MMH, Ji/id 41 No. 4 Oktober 2012

seluruh komplek adat yang sedang hidup dan dilegaskan bahwa di dalam usaha-usaha ke arah
berkembang di dalam kehidupan masyarakat homogenilas dalam bidang hukum diperhatikan
sehari-hari. Penelitian tersebut diharapkan akan kenyalaan-kenyalaan yang hidup di Indonesia. Hal
menghasilkan kaidah-kaidah adat yang perlu ini berarti, bahwa perasaan keadilan yang tercermin
ditinggalkan karena dikualifikasi dapat menghambat serta terpantul dalam kehidupan masyarakat
perkembangan masyarakat yang adil dan makmur, Indonesia sehari-hari, wajib dijadikan pedoman di
serta-kaidah-kaidah mana yang memenuhi syarat dalam pelaksanaan perwujudan homogenitas
untuk diperkembangkan menjadi landasan dalam bidang hukum. Hal ini berarti pula usaha-
pembinaan hukum nasional. usaha ke arah homogenitas dalam bidang hukum
Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut adalah usaha-usaha mengkonkritkan rasa keadilan
di atas, bagi hukum adat tidaklah sulit, karena masyarakat. Rasa keadilan masyarakat ini tentunya
hukum adat mempunyai sifat-sifat yang istimewa berpedoman kepada ukuran-ukuran baru,
antara lain: berdasarkan kebutuhan-kebuluhan nasional
"Hukum adat adalah hukum rakyat yang tidak bangsa Indonesia yang disesuaikan dengan
tertulis. Demikian pula tidak ada suatu Sadan lunlulan hidup modern pada dewasa ini. Oleh
Legislatif yang secara revolusioner membuat karena itu sedapat mungkin kita harus
peraturan baru pada setiap perubahan mengulamakan nilai-nilai dari pada kebudayaan
keadaan dan perubahan kebutuhan hukum. bangsa sendiri walaupun tidak menulup
Sebagai hukum rakyat yang mengatur kemungkinan kita menerima lembaga-lembaga
kehidupannya sendiri yang terus-menerus asing (baca: Baral) sepanjang tidak bertentangan
berubah dan berkembang, hukum adat selalu dengan filsafat negara yaitu Pancasila sebagai
pula menjalani perubahan-perubahan yang kepribadian bangsa Indonesia.
terus melalui keputusan-kepulusan atau Mengenai kedudukan hukum adal dan
penyelesaian-penyelesaian yang dikeluarkan peranannya dalam pembinaan hukum nasional,
oleh masyarakal sebagai hasil temu rasa dan Seminar Hukum Adal dan Pembangunan Hukum
kala tenlang pengisian sesualu hukum adal Nasional langgal 15-17 Januari 1975 yang
dalam permusyawaratan rakyat. Dalam hal ilu, diselenggarakan oleh BPHN bekerjasama dengan
setiap perkembangan yang terjadi selalu Fakultas Hukum Universilas Gadjah Mada
mendapalkan tempalnya di dalam tata hukum menyimpulkan sebagai berikut:
adat. Dan hal-hal yang lama yang tidak lagi 1) Hukum adal merupakan salah salu sumber yang
dapat dipergunakan atau dipakai secara lidak panting unluk memperoleh bahan-bahan bagi
revolusioner pula lalu ditinggalkan.4 pembangunan hukum nasional yang menuju
Dari apa yang dikemukakan oleh Moch Koesnoe kepada unifikasi hukum yang terutama akan
di atas sekaligus menjawab pula pendapal yang dilakukan melalui pembualan-pembuatan
mengatakan bahwa hukum adat bersifal kaku, sulit peraturan-peraturan perundang-undangan,
berkembang, sulil menyesuaikan diri dengan dengan tidak mengabaikan timbul/tumbuh dan
luntutan perkembangan zaman. Senada dengan perkembangannya hukum kebiasaan dan
apa yang ditulis oleh Moch Kosnoe di alas, peranan pengadilan dan pembinaan hukum;
Soepomo menulis: 2) Pengambilan bahan-bahan dari hukum adal
Hukum adat adalah suatu hukum yang hidup, dalam penyusunan hukum nasional pada
karena ia menjelmakan perasaan hukum yang dasamya seperti:
nyala dari rakyat. Sesuai dengan fitrahnya a. Pengunaan konsep-konsep dan asas-asas
sendiri, hukum adat terus menerus dalam hukum dan hukum adat untuk dirumuskan
keadaan tumbuh dan berkembang seperti dalam norma-norma hukum yang memenuhi
hidup itu sendiri.5 kebutuhan masyarakat masa kini dan
mendatang dalam rangka pembangunan
Dalam Sub b dari Tap MPRS No.ll/MPRS/1960 masyarakat yang adil dan makmur

4 Moch Koesnoe1978, HukumAdat Dewasa lni, Jakarta, Pradnya Paramrt. hlm.17.


5 Soepomo, 1989, Bab-bab TentangHukum Adat. Jal(arta ,Pradnya Param,ta, him. 3.

575
Sri Sudaryatml, Peranan Hukum Adat Dalam Pembangunan

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dan UUD 1945. Apabila pluralisme hukum tidak ingin
Dasar1945. dipertahankan lagi, maka unsur-unsur hukum adat
b. Pembangunan lembaga-lembaga hukum dan hukum agama ditransformasikan atau menejadi
adat yang dimodemisasi dan disesuaikan bagian dari bidang-bidang hukum dalam sistem
dengan kebutuhan zaman, tanpa hukum nasional, yang akan berkembang dalam
menghilangkan cirri dan sifat-sifat bidang masing-masing.
kepribadian lndoensia; Bagaimana globalisasi mempengaruhi pola
c. Memasukkan konsepsi-konsepsi dan asas- perilaku dan kebiasaan-kebiasaan dari bangsa
asas hukum adat ke dalam lembaga-lembaga Indonesia, dapat dijelaskan dengan contoh yang
hukum baru dan lembaga-lembaga hukum diberikan oleh Sunaryati Hartono.1 Apabila kini
dari hukum asing yang dipergunakan untuk Indonesia sudah timbul semacam sopan santun
memperkaya dan memperkembangkan untuk bertanya lebih dahulu apakah kita boleh
hukum nasional, agar tidak bertentangan merokok, maka hal itu dilandasi oleh suatu
dengan Pancasila dan Undang-Undang kesadaran bahwa asap rokok itu mencemari
Dasar1945. lingkungan dan karena itu membahayakan seluruh
lingkungan sekitarnya. Di Singapura sudah menjadi
Dari hasil seminar tersebut diatas, maka tugas hukum kebiasaan orang akan segera demonstratif
yang penting sekarang adalah bagaimana kita harus menutup mulutnya dengan sapu tangan, atau
menyiapkan nilai-nilai hukum yang benar-benar bahkan menyatakan keberatannya kepada orang
hidup di dalam masyarakat yang dapat sesuai yang merokok di dekatnya. Di tempat-tempat umum
dengan tuntutan zaman menuju ke arah merokok sudah dilarang oleh hukum tertulis. Di
pembentukan hukum nasional, sebagai hukum yang sinilah kita melihat pengaruh globalisasi dari suatu
modern yang dapat sejajar dengan hukum-hukum hasil penelilian yang diinformasikan secara luas,
dari negara-negara yang telah maju di dunia. Untuk yang tumbuh menjadi kesadaran untuk berkembang
itu kita harus terus-menerus menggali, mengikuti menjadi nilai, yang kemudian diimplementasikan ke
dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam dalam perilaku, dan melalui sopan santun, dan
masyarakat. kebiasaan, akhimya akan menjadi norma ~ukum. Di
masa mendatang dapat diperkirakan, masih banyak
3. HukumAdat Dalam Suasana Globalisasi norma hukum yang didasarkan pada penelitian
Membicarakan globalisasi sesungguhnya yang ilmiah yang kemudian diakui secara internasional,
terjadi adalah ketika manusia telah menguasai dan sebagai suatu kaidah hukum intemasional atau
mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan memiliki nilai universal, akan juga diterima dan
teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi. diresepsi ke dalam hukum nasional kita.
Menghadapi yang demikian, maka yang menjadi Perubahan nilai dan kesadaran sebagai akibat
pertanyaan adalah bagaimana pengaruh globalisasi globalisasi di bidang teknologi dan informasi, secara
dalam pembangunan hukum nasional, dan hal-hal langsung maupun tidak langsung juga akan
apa saja yang harus diperhatikan untuk menghadapi mempengaruhi isi dan corak dari sistem hukum
globalisasi tanpa meninggalkan identitas sebagai nasional kita. Dengan demikian, maka hukum adat
bangsa. yang bersumber dari kesadaran dan budaya
Sunaryati Hartono' mengatakan bahwa bangsa, yakni hukum yang merupakan pernyataan
kerangka formal bagi pembangunan sistem hukum langsung dari kesadaran dan perasaan hukum
nasional harus didasarkan pada Pancasila dan UUD bangsa Indonesia atas dasar tata budaya nasional,
1945, sehingga setiap bidang hukum yang akan akan memegang peranan yang penting dalam
dibangun merupakan bagian dari sistem hukum pembangunan hukum nasional. Dengan globalisasi,
nasional, yang terdiri dari sejumlah peraturan hukum adat yang demikian itu tidak akan bergeser
perundang-undangan, yurisprudensi, maupun sebagai salah satu sumber yang penting dalam
hukum kebiasaan, wajib bersumber pada Pancasila pembangunan hukum nasional. Hanya saja hukum

6 Sunaryab Hartono, 1991, PolitikHukumMenujuSatuSistemHulcumNasional, Bandung,Alumn,, him. 64.


7 Ibid, hal. 71-73.

576
MMH, Ji/id 41 No. 4 Oktober 2012

adat perlu disesuaikan dengan keadaan yang jauh harmons ke dalam kehidupan alam semesta
berbeda dengan sebelumnya, namun asas-asasnya 8) Pengutamaan kepentingan bersama tanpa
tetap akan mewamai setiap pembentukan hukum mengabaikan kepentingan perorangan, disertai
nasional. perhatian mendalam terhadap nasib si kecil dan
Iman Sudiyat8 dalam kaitannya dengan si lemah -yang justru merupakan mayoritas
modernisasi mengatakan bahwa hukum adat yang rakyat-dapat memperlancar usaha mencapai
bersifat klasik-modern dan berurat berakar di dalam idaman masyarakat adil-makmur lahir-batin
jiwa rakyat Indonesia itu seyogyanya dijadikan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
modal dasar utama bagi pembentukan dan
pembinaan hukum nasional. Hukum adat yang Satjipto Rahardjo9 mengatakan bahwa
semula dianggap primitif, kolot, konservatif, sekarang kita tidak bisa menempatkan hukum
ketinggalan zaman, statis, a-rasional, dan nasional berhadapan dengan hukum adat, karena
sebagainya, dalam banyak segi ternyata lebih hukum adat dirangkum masuk ke dalam hukum
dahulu maju daripada hukum barat, c.q. hukum nasional itu sendiri. Dengan kata lain, hukum adat
lnggris dan hukum Belanda, misalnya: merupakan kekayaan dalam hukum nasional,
1) Sifatnya yang konkret/riil/empiris itu karena hukum nasional ini dibangun dari kekayaan
membuatnya lebih plastis, membesarkan tersebut, dan hukum adat tidak dapat dipertahankan
kemungkinan untuk selalu menyegarkan diri, keutuhannya dan di dalam hukum nasional. Untuk
lebih lincah dalam menanggapi tantangan alam itu struktur hukum adat yang mana cenderung untuk
danzaman berubah, untuk mengetahui itu bantuan antropologi
2) Tiadanya pembeda-pisahan ketat antara hukum hukum akan terasa penting.
publik dan hukum privat dapat Dalam kehidupan modern, Soetandyo
membebaskannya dari jebakan ranjau yang Wigjosoebroto10 mengutip pendapat Koesnoe
menghambat gerak langkahnya mengatakan bahwa jika terjadi sengketa di antara
3) Fungsi sosial bagi personal maupun benda dapat warga masyarakat, diselesaikan, bukan diputuskan,
mendidik masyarakat untuk hidup dan berdasarkan tiga asas kerja yaitu rukun, patut, dan
berperilaku yang serba proporsional-manusiawi. laras. lnilah nilai harmoni, yang dalam setiap
4) Pragmatisme dan fungsionalisme religius dapat perhubungan sosial, implisit hubungan kerja, dapat
merangsang manusia budaya/beradab untuk dijabarkan sebagai berikut: pertama, hubungan
memanfaatkan serbaragam wahana antara manajemen dengan tenaga kena merupakan
penghidupan secara efektif suatu paguyuban yang dilandasi oleh kaidah rukun
5) Pemilikan tanah sebagai benda vital bagi dan hormat satu sama lain. Hal ini berarti bahwa
kehidupan warga masyarakat, menjadi hubungan antara manajemen dengan tenaga kerja
pendorong kuat untuk berusaha melestarikan ketika akan mengadakan hubungan keria adalah
dan membina daya produktivitasnya demi saling menjadi, bukan memiliki. Kedua, agar
kebahagiaan hidup bersama hubungan kerja senantiasa berasa dalam suasana
6) Asas pemisahan yang temyata lebih relevan paguyuban, perlu ada perlindungan terhadap
untuk taraf pembangunan masa kini dan masa tenaga kerja, yang bukan semata-mata
datang, mampu menyesuaikan diri dengan perlindungan dengan usaha mencukupi kebutuhan,
perkembangan teknologi yang serba tetapi dimensi immateriilnya hendaknya tidak
kompleks/canggih/sophisticated diabaikan, artinya tenaga kerja tidak diperlakukan
7) Toleransi hidup antar tetangga yang tidak sebagai orang lain.
11
memerlukan pengaturan tertulis terperinci, dapat Menurut Achid Masduki, dalam masyarakat
membina rasa solidaritas ke arah integrasi modem maka hukum adat yang kita pakai haruslah

448 Iman Sudiyat, 1998, Perkembangan Beberapa Btdang HulwmAdat sebaga, Hukum KlaStk·Modem· dalam HukumAdat Dan Modemisasi Hukum•Yogyakarta,
0

FH-UII, hlm.38-39.
9 Saijipto Rahardjo, 1998, • Relevans1 HukumAdat dengan Modem1saS1 Hukum Kita dalam HukumAdatDan Modemisasi Hukum•, Yogyakarta, FH-UII, him 164.
0

10 Soetandyo Wignjosoebroto, 1998, "Peranan Hukum Adat dalam Menata Hubungan Kerja Masyarakat lndustri" dalam HukumAdat Dan Modem/sasi Hukum',
Yogyakarta, FH-UII, him. 222-223.
11 Ach1d Masduki, 1998." Peranan Hulrum Adat dalam MengataSI Masalah Pemilikan pada Masyarakat lndustn• dalam Hukum Ada Dan Modemisasi Hukum •
Yogyakarta, FH-UII, him 236-237.

577
Sn Sudaryatmi, Peranan Hu/cumAdat Dalam Pembangunan

bukan hukum adat level persekutuan, yaitu hukum lembaga-lembaga hukum yang dalam bentuk
adat yang oleh F.D. Holleman memiliki ciri religius- pemyataan modem. Karena penyesuaian ini
magis, komunal, kontan dan konkret,tetapi telah maka tidak menutup kemungkinan kemumian
diubah oleh UU No.5 Tahun 1960 tentang Ketentuan penerapan kaidah-kaidah hukum adat menjadi
Pokok Agraria, sehingga telah berubah menjadi hukum nasional akan mengalami pergeseran,
religius-rasional, keseimbangan antara sepanjang untuk memperkaya dan
kepentingan individu dan masyarakat, konsensual, mengembangkan hukum nasional, asal tidak
dan abstrak. Sehubungan dengan itu maka peranan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
hukum adat dalam menata masalah pemilikan
dalam masyarakat industri ialah agar hak milik DAFTAR PUSTAKA
bersifat individual {contoh sertifikat tanah}, ada
kepastian hukum {contohnya pendaftaran tanah}, Hartono, Sunaryati, 1998, "Sumbangsih Hukum
tetap berfungsi sosial, dan terjaga keseimbangan Adat bagi Perkembangan Pembentukan
antara kepentingan individu dan masyarakat. Hukum Nasional" dalam Hukum Adat dan
Di dalam kancah penegakan hukum, peranan Modernisasi Hukum Yogyakarta: FH-UII.
dan sumbangan hukum adat tidak dapat dipungkiri Koesnoe, Moh, 1978, Hukum Adat Dewasa lni,
bahwa penegakan hukum merupakan penyerasian Jakarta: Pradnya Paramita.
nilai-nilai dengan perilaku manusia, dengan jalan Koesnoe, Moh, 1979, Catatan-catatan Terhadap
mewujukan ide-ide atau nilai-nilai ke dlaam hukum in Hukum Adat Dewasa lni, Surabaya:
concreto dengan mewajibkan hakim sebagai Airlangga Press.
penegak hukum dan keadilan untuk menggali, Masduki, Achid, 1998, • Peranan Hukum Adat dalam
mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang Mengatasi Masalah Pemilikan pada
hidup di dalam masyarakat. Hal demikian itu dengan Masyarakat lndustri" dalam Hukum Adat
tandas mengisyaratkan bahwa hukum adat adalah Dan Modemisasi HukumnYogyakarta: FH-
faktor penting dalam penegakan hukum, karena UII.
sasarannya adalah terwujudnya rasa keadilan yang Muhammad, Bushar, 1978, Asas-asas HukumAdat,
hid up di dalam masyarakat. Jakarta:Pradnya Paramita.
Rahardjo, Satjipto, 1998, • Relevansi Hukum Adat
C. Simpulan dengan Modernisasi Hukum Kita" dalam
Bertolak dari pembahasan tersebut di atas, Hukum Adat Dan Modemisasi Hukum"
maka ditarik simpulan sebagai berikut: Yogyakarta: FH-UII.
1. Hubungan antara hukum adat dengan hukum Soepomo, 1989, Bab-bab Tentang Hukum Adat,
nasional dalam rangka pembangunan hukum Jakarta Pradnya Paramita.
nasional adalah hubungan yang bersifat Sudiyat, Iman, 1998, "Perkembangan Beberapa
fungsional, artinya hukum adat sebagai sumber Bidang Hukum Adat sebagai Hukum
utama dalam mengambil bahan-bahan yang Klasik-Modem" dalam Hukum Adat Dan
diperlukan dalam rangka pembangunan hukum Modernisasi Hukum"Yogyakarta: FH-UII.
nasional. Wignjodipoero, Soerojo, 1982, Kedudukan serta
2. Hukum adat yang diperlukan dalam era Perkembangan Hukum Adat Setelah
globalisasi atau zaman modem adalah hukum Kemerdekaan, Jakarta: Gunung Agung.
adat yang disesuaikan dengan keadaan dan Wignjosoebroto, Soetandyo, 1998 "Peranan Hukum
perkembangan zaman, sehingga hukum adat Adat dalam Menata Hubungan Kerja
menunjukkan sifat yang dinamis sehingga Masyarakat lndustri" dalam Hukum Adat
mudah dapat berkembang menyesuaikan diri Dan Modemisasi Hukum"Yogyakarta: FH-
dengan perkembangan zaman karena UII.
mempunyai nilai-nilai yang universal maupun

578

Anda mungkin juga menyukai