Anda di halaman 1dari 34

MODUL AJAR

KELAS X

BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Mata Pelajaran : Prakarya Dan Kewirausahaan


(Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan
Nabati)

Disusun oleh:
WIKA MERISTI, S.Pd, Gr

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAMBI


SMA NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2022-2023
I. INFORMASI UMUM
IDENTITAS SEKOLAH
Nama Penyusun : Wika Meristi, S.Pd., Gr
Nama Institusi : SMA Negeri 2 Kerinci
Mata Pelajaran : Prakarya Dan Kewirausahaan
Kelas/Fase : X/E
Elemen : Pemahaman konsep Usaha Pengolahan makanan awetan dari bahan
pangan Nabati dan keterampilan proses
Semester : 2 (Dua)
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Materi Pokok : Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (90 menit/1 kali pertemuan)
A. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase E peserta didik mampu mengembangkan produk olahan pangan higienis
nusantara atau non pangan berdasarkan analisis kebutuhan dan kelayakan pasar melalui
eksplorasi bahan, alat dan teknik, serta mempresentasikan secara lisan, visual dan grafis.
Pada fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi dan memberikan saran produk olahan
pangan dan non pangan berdasarkan dampak lingkungan/budaya/ teknologi tepat guna.
B. Kompetensi Awal
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, Peserta didik memiliki kemampuan
menyebutkan macam-macam makanan dari bahan pangan nabati.
C. Profil Pelajar Pancasila
Bernalar kritis dan gotong royong.

D. Sarana dan Prasarana


Media : Video, LKPD.
Alat dan Bahan : Laptop, proyektor, LCD, alat tulis,spidol, kertas plano, kertas
post it Jaringan internet.
Sumber Pembelajaran : Buku paket dan jurnal/artikel ilmiah.
Rina Laelasari, dkk. 2022. Prakarya untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta: Yudhistira.
Puspaningsih, A. R., Elizabeth, T., dan Niken, R. K. 2021. Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.
E. Target Peserta Didik
Peserta didik reguler 32 anak tidak ada ABK.

F. Model Pembelajaran yang digunakan


Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan Saintifik
II. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi kelompok dalam pembelajaran biologi menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tentang Usaha Pengolahan Makanan Awetan
Dari Bahan Pangan Nabati (C), peserta didik (A) mampu merumuskan Usaha Pengolahan
Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati (B) dengan tepat (D) dan mampu
mempersentasikannya dengan baik.
B. Pemahaman Bermakna
Mempelajari materi Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati
ini, peserta didik dapat memahami dan mengidentifikasi serta menjelaskan produk apa
saja yang bahannya berasal dari bahan pangan nabati yang berada disekitar
lingkungannya, peserta didik dapat mengetahui bahwa setiap wirausaha yang dilakukan
memerlukan biaya, baik dengan skala kecil, sedang dan besar. sehingga peserta didik
dapat menerapkan ilmu prakarya dan kewirausahaan yang dipelajari disekolah dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Coba kalian amati lingkungan disekitar kalian, apa saja bahan pangan nabati yang
terdapat pada lingkungan tersebut ?
2. Apakah yang terjadi jika bahan pangan nabati melimpah tetapi harga jualnya murah ?
3. Apa yang perlu kita lakukan agar bahan pangan nabati tersebut bisa bermanfaat dan
menghasilkan?
D. Persiapan Pembelajaran
- Peserta didik memahami tentang Bahan pangan nabati
- Guru menyiapkan video stimulus terkait Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari
Bahan Pangan Nabati
https://www.youtube.com/watch?v=8mJZ0oRH5HI

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan diskusi kelompok dalam pembelajaran biologi menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tentang Usaha Pengolahan Makanan Awetan
Dari Bahan Pangan Nabati (C), peserta didik (A) mampu merumuskan Usaha Pengolahan
Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati (B) dengan tepat (D). Dan mampu
mempersentasikannya dengan baik.

Muatan
Inovatif Estimasi
Tahap Kegiatan
(TPACK, Waktu
PPK, dan 4C)

Pendahuluan 1. Guru memulai pembelajaran dengan Religius, 10 menit


mengucapkan salam dan meminta kepada Pedagogical
salah seorang peserta didik untuk Knowledge
memimpin (PK)
berdo’a.
2. Guru meminta peserta didik untuk Pedagogical
merapikan Knowledge
tempat duduk dan membersihkan jika (PK)
terdapat sampah di kelas.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik. Disiplin,
Pedagogical
Knowledge
(PK)
4. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa Pedagogical
dengan menanyakan suasana hati siswa, Knowledge
kemudian guru membuat kesepakatan (PK)
dengan peserta didik terkait kegiatan yang
akan dilakukan.
5. Guru menyampaikan apersepsi : Bernalar
Guru meminta peserta didik mengamati kritis,
lingkungannya kemudian meminta peserta Pedagogical
didik mendata Bahan Pangan Nabati yang Content
terdapat pada lingkungan tersebut Knowledge
1. Coba kalian amati lingkungan disekitar (PCK)
kalian, apa saja bahan pangan nabati
yang terdapat pada lingkungan
tersebut ?
2. Apakah yang terjadi jika bahan pangan
nabati melimpah tetapi harga jualnya
murah ?
3. Apa yang perlu kita lakukan agar bahan
pangan nabati tersebut bisa bermanfaat
dan menghasilkan?
6. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa Pedagogical
guru memberikan pre test dengan Paper Knowledge
Based Test (PK)

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Pedagogical


dan manfaat mempelajari materi Usaha Content
Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Knowledge
Pangan Nabati. (PCK)

Inti Sintaks 1. Mengorientasi peserta didik pada masalah.


7. Guru menyajikan video tentang Bernalar 10 menit
kondisi lingkungan penghasil bahan kritis,
pangan nabati. (Mengamati) Technologic
 Stimulus/ Mengaitkan dengan al
budaya lokal : Pedagogical
https://www.youtube.com/watch? Content
v=tj-JeMUol4M Knowledge
(TPACK)
 Masalah kontekstual isu lokal
dikerinci jambi (Harga Bahan
Pangan Nabati yang murah)
https://www.youtube.com/watch?
v=wn1Fijai1f8

8. Peserta didik membuat beberapa Pedagogical


pertanyaan terkait permasalahan yang Content
terjadi sehingga terjadi penurunan harga
Knowledge
pangan nabati petani dikerinci yang (PCK)
terdapat di dalam video. (Menanya) Bernalar
kritis
Sintaks 2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar.
9.  Peserta didik dikelompokkan Collaboration 15 menit
berdasarkan gaya belajar yang diperoleh , Pedagogical
dari hasil tes diagnostik yang dilakukan Knowledge
sebelumnya, setiap kelompok (PK)
beranggotakan 4-5 orang
 Guru mendistribusikan LKPD dan lembar
observasi (Lembar penilaian teman antar
teman dan rubrik penilaian persentasi)
tentang Usaha pengolahan makanan
awetan dari bahan pangan nabati ke
setiap kelompok.
 Guru menayangkan video terkait Usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan
pangan nabati dan meminta peserta didik
untuk menuliskan hasil penyelidikan
dalam bentuk Mind Maping
 Masalah kontekstual Tingkat
nasional di Indonesia
https://www.youtube.com/watch?
v=g26Zhiy06Rk
 Masalah kontekstual Tingkat
global
https://www.youtube.com/watch?
v=V_ZBVXjGQRI

10. Ketua kelompok mendistribusikan soal Collaboration


LKPD kepada anggota kelompok. , Technology
Guru meminta peserta didik untuk Pedagogy
merumuskan Usaha Pengolahan Makanan Knowledge
Awetan dari bahan pangan nabati yang (TPK)
terdapat di tayangan video permasalahan
lingkungan terkait isu lokal, nasional, dan
global. (Mencoba)
Sintaks 3. Membimbing penyelidikan yang dilakukan secara individu
maupun kelompok.
11.  Peserta didik secara individu Critical 50 menit
mengerjakan tugas LKPD yang thinking and
diberikan. problem
 Kemudian Peserta didik dalam solving,
kelompok berdiskusi dengan anggota Collaboratio
kelompoknya dan mengerjakan soal di n, Gotong
LKPD. (Menalar) royong,
Pedagogical
Content
Knowledge
(PCK),
HOTS
12.  Guru membantu mengarahkan peserta Pedagogical
didik untuk merumuskan Usaha Content
pengolahan makanan awetan dari bahan Knowledge
pangan nabati yang terdapat di (PCK)
lingkungan sekitar.
13.  Guru mendorong peserta didik untuk Technology
mengumpulkan informasi dari buku, Pedagogy
jurnal atau artikel ilmiah sebagai Knowledge
pustaka pendukung terkai Usaha (TPK)
pengolahan makanan awetan dari bahan
pangan nabati.
Sintaks 4. Mengembangkan dan
menyajikan
Hasil
14.  Kemudian peserta didik dalam Pedagogical
kelompok menuangkan hasil diskusinya Content
ke dalam bentuk Mind Maping di kertas Knowledge
plano (Walk Gallery). (PCK)
 Salah satu Peserta didik diminta untuk
mempersentasikan hasilnya
 Kemudian dengan perwakilan salah satu
anggota kelompok bertugas untuk
bertandang menilai (dengan membawa
lembar observasi) dan menuliskan saran
kekelompok lain, dengan menggunakan
media kertas post it.
 Kelompok 1 menilai kelompok 2,
kelompok 2 menilai kelompok 3,
kelompok 3 menilai kelompok 4,
kelompok 4 menilai kelompok 5,
kelompok 5 menilai kelompok 6,
kelompok 6 menilai kelompok 1.
 Guru mendampingi dan melakukan
penilaian saat peserta didik sedang
diskusi terkait penugasan dalam bentuk
tulisan (lembar observasi siswa)
 Guru membuat kesimpulan terkait hasil
kerja masing-masing kelompok
 Guru memberikan Reward terhadap
kelompok.
 The Best Mind Mapping
Berdasarkan Konten
 The Best Mind Mapping
Berdasarkan Desain
Sintaks 5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
15.  Guru memberikan penguatan pada Pedagogical 5 menit
materi yang masih miskonsepsi Knowledge
 Guru memberikan test formatif (post (PK)
test) dengan membagikan link Quizizz

16. Guru menyampaikan materi atau kegiatan Pedagogical


Penutup Content
yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya. Knowledge
(PCK)
17. Guru menutup pembelajaran dengan Religius,
bacaan hamdalah dan salam. Pedagogical
Knowledge
(PK)
A.Asesment
1. Bentuk Asessment
a. Asessment Sikap
Observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Asessment Pengetahuan
Tes menggunakan soal yang dibagikan oleh guru.
c. Asessment Keterampilan
Kemampuan peserta didik dalam presentasi hasil diskusi
2. Instrument Asessment
a. Asesmen Sikap
Lembar observasi sikap (terlampir).
b. Asesmen Pengetahuan
Tes tertulis pilihan ganda (terlampir).
c. Asesmen Keterampilan
Penilaian diskusi dan presentasikan hasil diskusi (terlampir).
B. Pengayaan dan Remidial
1. Pengayaan
Pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian
rupa sehingga dapat megoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
2. Remedial
Remedial merupakan suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta didik yang belum
mencapai target yang diberikan guru dengan maksud mempertinggi penguasaan bahan
ajar sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar.
 Guru mengulang menjelaskan materi tersebut dengan cara yang lebih sederhana
untuk mengulangi tes kognitif dengan soal berbeda tapi dengan tujuan/indikator
yang sama.
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
C.Refleksi Peserta Didik dan Guru
Refleksi peserta didik
No. Pertanyaan Ya Tidak

Pada materi apakah yang sulit kalian pahami pada


1.
pembelajaran ini ?
Apakah media yang digunakan tepat untuk memotivasi
2.
kalian dalam belajar?
Apakah Strategi / model pembelajaran yang digunakan
3.
sudah tepat / memotivasi kalian belajar?

Refleksi guru
No. Pertanyaan Ya Tidak
1.
Pada materi apakah yang masih sulit dipahami peserta
didik pada pembelajaran ini ?
2.
Apakah media yang digunakan sudah tepat untuk
memotivasi peserta didik dalam belajar?
3.
Apakah Strategi / model pembelajaran yang digunakan
sudah tepat / dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik?
4. Apakah siswa nampak mengalami kesulitan dalam
proses
pembelajaran?
5. Langkah apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran?
D. LAMPIRAN
a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
b. Bahan ajar.
c. Media pembelajaran.
d. Kisi-kisi, instrument dan rubrik penilaian.
e. Glosarium.
f. Daftar Pustaka.
Kerinci, November 2023
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NELLY AFRIANTY,S.Si,M.Pd Wika Meristi, S.Pd, Gr


NIP. 19800226 200903 2 00 NIP. –
Glosarium

Awetan : pengolahan bahan makanan yang menghasilkan makanan yang memiliki


daya simpan yang lama
Bioteknologi : Ilmu yang menerapkan prinsip ilmiah dan kerekayasaan untuk
penanganan dan
pengolahan bahan mentah organik maupun anorganik dengan bantuan
makhluk
hidup seperti mikroorganisme.
Abiotik : Komponen ekosistem dari benda mati.
Alelopati : Interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Autotrof : Organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri.
Abisal : Daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m. Sinar matahari tidak
mampu
menembus daerah ini.
Biotik : Komponen ekosistem dari mahluk hidup.
Biogeokimia : Siklus yang melibatkan senyawa kimia yang berpindah tempat melalui
organisme sebagi perantara kemudian senyawa ini kembali ke lingkungan
fisik.
Bentos : Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan.
Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Dekomposer : Disebut juga pengurai yaitu organisme yang mampu merombak sisa
produk
organisme / organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik.
Detritivor : Organisme yang memakan serpihan-serpihan organik dari suatu
organisme.

Daftar Pustaka
Buku paket dan jurnal/artikel ilmiah.

Rina Laelasari, dkk. 2022. Prakarya untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Puspaningsih, A. R., Elizabeth, T., dan Niken, R. K. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Perbukuan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Video kontekstual dan budaya lokal


https://www.youtube.com/watch?v=8mJZ0oRH5HI
https://www.youtube.com/watch?v=tj-JeMUol4M

Masalah kontekstual Tingkat nasional di Indonesia


https://www.youtube.com/watch?v=g26Zhiy06Rk

Masalah kontekstual Tingkat global


https://www.youtube.com/watch?v=V_ZBVXjGQRI

link Quizizz Post test


LAMPIRAN BAHAN AJAR

USAHA PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN PANGAN NABATI

Untuk mengolah makanan awetan dari bahan nabati maupun hewani,


tentunya kalian perlu memahami jenis dan karakteristik bahan maupun alat
pengolahan terlebih dahulu.
1. Pengertian Produk Makanan Awetan
Produk makanan awetan adalah produk makanan dan minuman yang sudah
mengalami proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi.
Makanan awetan tidak identik dengan makanan yang menggunakan pengawet,
karena untuk mengawetkan makanan dan minuman, banyak proses yang bisa
dilakukan.
Proses pengolahan dan pengemasan yang baik juga dapat mengawetkan produk
makanan dan minuman. Pengawetan makanan bertujuan untuk meningkatkan daya
tahan baik keadaan fisik maupun unsur kimia didalamnya sehingga bertahan lebih
lama. Dalam pengawetan makanan harus memperhatikan bahan yang diawetkan,
keadaan bahan, cara pengawetan bahan, dan daya tarik bahan makanan.
2. Jenis-jenis Makanan Awetan
Berdasarkan bahan penyusunnya, makanan awetan dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Makanan awetan dari bahan pangan hewani
Bahan pangan hewani umumnya dibagi menjadi dua, yaitu hewan darat dan
hewan air. Hewan air yang dijadikan sebagai bahan makanan khas daerah
contohnya adalah ikan, udang, cumi, teripang. Sementara itu, kelompok hewan
darat terdiri dari kelompok ternak besar (sapi, kerbau, kambing) dan kelompok
ternak kecil (ayam, bebek, burung, angsa). Contoh makanan awetan dari bahan
hewani adalah ikan asin.
b. Makanan awetan dari bahan pangan nabati
Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan
serealia; mulai dari akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, dan biji. Contoh
makanan awetan dari bahan nabati adalah aneka selai buah, aneka kripik buah
maupun sayur, manisan buah, acar, dll.

Makanan awetan dari bahan nabati, baik makanan atau minuman yang
diproduksi di suatu daerah, merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi
pembeda dengan daerah lainnya. Berbagai makanan awetan dari bahan nabati di
berbagai daerah di Indonesia menjadi ciri khas daerah tersebut. Wirausaha di
bidang ini dapat menjadi pilihan yang sangat tepat karena kita lebih banyak
mengenal produk makanan awetan daerah kita daripada daerah lainnya.
Bahan pangan nabati dan hewani mempunyai karakteristik yang berbeda. Untuk
mengetahui perbedaan antara karakteristik bahan nabati dan hewani dapat
kalian lihat pada tabel berikut ini. Perbedaan karakteristik ini dapat kalian
gunakan sebagai acuan untuk pengawetan makanan.
3. Teknik Pengolahan/Pengawetan Makanan dari Bahan Nabati
Pernahkah kalian makan manisan buah? Manisan buah merupakan salah satu
makanan awetan dari bahan nabati. Tahukah kalian teknik pengolahan manisan
buah? Sebelum mempelajari cara pengolahan makanan awetan dari bahan
nabati perhatikan cara pengawetan makanan berikut ini!

a. Pengawetan Secara Fisik

Ada beberapa jenis pengolahan makanan awetan secara fisik berikut


pembahasannya.

1. Pengeringan

Teknik pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan atau


menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan
energi panas.

Kandungan air di dalam bahan dikurangi sampai batas di mana


mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.

Kelebihan proses pengeringan adalah bahan makanan akan menjadi


lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil.

Akan tetapi kekurangannya adalah tidak efektif untuk bahan yang


mengandung gugus fungsional seperti protein.

Contoh teknik pengeringan di antarnya banyak diterapkan untuk


pembuatan kripik buah.
2. Pengawetan Suhu Rendah
Teknik pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu
pembekuan. Sedangkan pengawetan dengan pembekuan adalah
penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Dengan pendinginan
dapat mengawetkan bahan makanan selama beberapa hari atau minggu
tergantung pada macam bahan panganya. Sedangkan pembekuan dapat
mengawetkan bahan makanan sekitar beberapa bulan atau bahkan
beberapa tahun. Cara Pendinginan atau Pembekuan masing-masing
memiliki pengaruh berbeda terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-
sifat lainnya.

3. Pengemasan
Cara pengemasan merupakan proses yang berfungsi untuk pengawetan
makanan untuk mencegah kerusakan mekanis serta mengatasi
perubahan kadar air. Perkembangan dalam pengemasan sangat pesat
baik pengemas palstik, kayu, karton, gelas, dan metal. Berbagai bahan
kemasan seperti tetrapack, tetrabrik, tetraking, merupakan teknologi
baru bagi berbagai aneka jus serta produk cair lainnya. Sterilisasi bahan
kemasan dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen
peroksida dan sinar UV atau radiasi gama

4. Pembuatan Tepung

Teknik ini merupakan proses pengelolaan bahan makanan dengan cara


mengubahnya menjadi tepung. Hasil dari proses ini akan menghasilkan
tepung sehingga lebih memudahkan dalam pengemasan dan
penyimpanan dalam waktu lama. Cara ini biasanya diterapkan pada
bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Sebagai contohnya
seperti padi, jagung, gandum dsb.

b. Pengawetan Secara Biokimia

Teknik pengawetan secara biokimia dilakukan dengan cara menambahkan


bahan kimia lain sebagai pengawet.

1. Pengasinan

Pengasinan adalah mengawetkan makanan dengan cara menambahkan


garam pada bahan makanan. Kadar garam yang tinggi akan menghambat
mikroorganisme yang membuat makanan cepat busuk.

Pemanisan

2. Pemanisan adalah mengawetkan makanan dengan cara menambahkan

larutan gula pada bahan makanan. Kadar gula yang tinggi pada makanan

akan mencegah kerusakan pada makanan.

3. Penambahan Bahan Pengawet lain

Pengawetan makanan juga dapat dilakukan dengan cara menambahkan

bahan pengawet seperti enzim paparin, enzim bromelin, asam sitrat dan

bahan lainnya. Namun penggunaan bahan pengawet harus menggunakan

bahan yang aman untuk makanan.

2. Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati


Cara pengolahan makanan awetan dari bahan nabati pada umumnya cukup
sederhana, dengan menggunakan metode maupun alat yang dapat dikatakan
sederhana pula. Bahan nabati yang digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan makanan awetan, diharapkan adalah bahan baku lokal yang mudah
dijumpai.

Jenis bahan nabati apa sajakah yang jumlahnya melimpah di daerah kalian?

Dapatkah bahan nabati tersebut dijadikan bahan baku sebagai bahan untuk
pengolahan makanan awetan? Untuk mengetahui contoh cara pengolahan makanan
awetan dari bahan nabati, berikut ini diuraikan contoh pembuatan manisan buah.
Indonesia merupakan negara tropis yang banyak dihasilkan beraneka jenis buah
musiman. Saat musim buah datang, jumlah buah melimpah sehingga menyebabkan
harga buah di pasaran menurun. Untuk mengatasi kemelimpahan buah saat musim
panen tiba, maka dapat dilakukan upaya pengawetan untuk meningkatkan daya
tahan buah serta diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari buah tersebut.
Pada modul ini akan diuraian contoh pengolahan manisan buah.

1. Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama
beberapa waktu. Teknologi pengolahan manisan merupakan salah satu cara
pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala. Selain untuk
tujuan meningkatkan keawetan buah, manisan juga dibuat untuk memperbaiki
cita rasa buah yang tadinya masam menjadi manisan. Ada tiga jenis manisan,
yaitu manisan basah, manisan kering, dan acar.

1) Manisan basah adalah manisan yang diperoleh setelah penirisan buah


dari larutan gula. Manisan basah mempunyai kandungan air yang lebih
banyak dan penampakan yang lebih menarik karena serupa dengan buah
aslinya. Manisan basah biasanya dibuat dari buah yang keras. Contoh
buah untuk manisan basah adalah mangga, kedondong, salak, pepaya,
bengkuang, jambu biji, dan ceremai.

2) Manisan kering adalah manisan yang diperoleh setelah buah ditiriskan


kemudian dijemur sampai kering. Manisan kering memiliki daya simpan
yang lebih lama, kadar air yang lebih rendah, dan kadar gula yang lebih
tinggi. Manisan kering biasanya dibuat dari buah yang teksturnya lunak.
Contohnya buah untuk manisan kering adalah pala, kedondong, asam
jawa.

3) Acar adalah manisan yang cita rasa cukanya sangat terasa. Contoh acar
dari buah adalah mentimun, wortel, kedondong.\

2. Bahan Pembuatan Manisan Buah

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buah:

1) Bahan yang digunakan untuk membuat manisan buah dipilih yang baik

kualitasnya, agar hasil manisan tidak keriput.

2) Buah yang digunakan tidak terlalu muda ataupun terlalu tua, tidak

mengandung banyak serat serta tidak berulat dan tidak ada cacat.

3) Buah yang digunakan dicuci terlebih dahulu dari kotoran yang ada.

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bumbu atau bahan tambahan/
pengawet:

1) Garam yang digunakan adalah garam meja, garam bata, atau garam
beriodium, serta tidak mengandung vetsin karena akan menghambat
proses pengawetan.

2) Gula yang digunakan sebaiknya berwarna putih agar hasil manisan


tidak berubah warna menjadi lebih gelap.

3) Jika menggunakan cuka, gunakan yang kadar keasamannya 5% saja agar


tidak terlalu asam.

4) Air kapur sirih digunakan untuk memberi tekstur renyah pada manisan.
Sebelum direndam dalam air gula, buah direndam dalam air kapur sirih
terlebih dahulu.

5) Setelah itu dibilas hingga bersih agar sisa kapur sirih tidak menempel.

6) Bumbu tambahan yang digunakan, seperti cabai merah, cengkih atau


kayu manis sebaiknya masih baru agar tidak mengganggu cita rasa
manisan.

7) Dalam pembuatan, bumbu dibungkus dengan sepotong kain agar tidak


mengotori air rendaman dan tidak mengganggu warna hasil akhir
manisan.

8) Bahan pengawet tidak perlu digunakan apabila manisan disimpan


dalam tempat yang bersih dan sesuai.

4. Cara Pembuatan Manisan Buah


Perhatikanlah cara pembuatan manisan buah berikut ini:

1) Sebelum direndam, buah dipilih dahulu yang berkualitas dan dicuci. Pada
beberapa buah dilakukan pengupasan dan pemotongan terlebih dahulu.
Pada buah yang memiliki daging tebal juga dapat dilakukan pelubangan
untuk membantu meresapkan larutan gula. Pada cara modern, penggulaan
dilakukan lebih dari satu tahap.

2) Penirisan dilakukan menggunakan ayakan yang terbuat dari bambu atau


aluminium. Setelah ditiriskan, buah dibiarkan beberapa lama untuk
memastikan sisa-sisa air tidak tersisa pada buah. Untuk manisan kering, air
gula terakhir yang digunakan juga ditiriskan, sedangkan untuk manisan
basah tidak.

3) Metode penjemuran dilakukan untuk beberapa manisan kering. Penjemuran


yang baik dilakukan dengan sinar matahari, sambil dibalikbalik agar
keringnya merata. Setara dengan itu manisan juga dapat dipanggang pada
oven sebelum dimasukkan ke wadah. Penyimpanan manisan pada umumnya
adalah di lemari es. Manisan diletakkan pada wadah yang kedap udara dan
tertutup rapat, atau dikemas dalam plastik yang kedap udara.

Setelah kalian pelajari uraian cara pengolahan manisan di atas, mudah sekali bukan
cara pengolahannya. Tertarikkah kalian untuk mencoba membuatnya?

Lampiran LKPD.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Prakarya Dan Kewirausahaan


Kelas / Semester :X/2
Nama/Kelompok :
Hari / Tanggal :
Alokasi Waktu : 25 menit

LKPD USAHA PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN PANGAN NABATI


A. JUDUL LKPD
Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir Fase E peserta didik mampu mengembangkan produk olahan pangan
higienis nusantara atau non pangan berdasarkan analisis kebutuhan dan kelayakan
pasar melalui eksplorasi bahan, alat dan teknik, serta mempresentasikan secara lisan,
visual dan grafis. Pada fase ini, peserta didik mampu mengevaluasi dan memberikan
saran produk olahan pangan dan non pangan berdasarkan dampak
lingkungan/budaya/ teknologi tepat guna.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan diskusi kelompok dalam pembelajaran biologi menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tentang Usaha Pengolahan Makanan
Awetan Dari Bahan Pangan Nabati (C), peserta didik (A) mampu merumuskan Usaha
Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Nabati (B) dengan tepat (D) Dan
Mampu Mempersentasikannya Dengan Baik.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Duduklah sesuai kelompok.
2. Buatlah rumusan masalah terkait Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan
Pangan Nabati yang terdapat di lingkungan sekitar.
3. Carilah informasi bersama kelompokmu dari buku dan jurnal/artikel ilmiah
sebagai pustaka pendukung terkait Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari
Bahan Pangan Nabati.
4. Tulislah pada lembar kerja peserta didik (LKPD), kemudian buatlah laporan
ilmiah dalam bentuk Mind Maping
5. Presentasikan hasil diskusi tentang Usaha Pengolahan Makanan Awetan Dari
Bahan Pangan Nabati dengan bergiliran perkelompok kemudian nilai/beri saran
kelompok lain mengenai Walk Gallery / Mind Mapping .
6. Buatlah kesimpulan dari materi pembelajaran yang telah kalian pelajari.
1. Orientasi pada masalah
Perhatikan gambar dibawah ini !
Apa penyebab perubahan lingkungan dari gambar tersebut?
a.

b.

c.

2. Mengorganisasikan siswa belajar dan membimbing hasil penyelidikan

Silahkan Anak anak semua duduk


Rumusan masalah :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Upaya mengatasi masalah diatas :


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..…………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Menyajikan hasil karya/presentasi

Silahkan anak-anak
masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dalam bentuk
mind mapping/walk gallery,
kemudian masing-masing
perwakilan kelompok
memberikan penilaian dan
saran dengan lembar
observasidan kertas
post it yang diberikan guru

4. Mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru mengevaluasi proses


pemecahan masalah

Guru Memberi penguatan dan


Reward terhadap :
1.The Best Mind Mapping
Berdasarkan Content
2.The Best Mind Mapping
Berdasarkan Desain
3.

Siswa bertanya jika


kurang jelas

Ayo berlatih :
Untuk mengetahui ketercapaian Tujuan Pembelajaran, silahkan
kerjakan soal post test yang sudah ibu bagikan di WA grup kelas:
(Quizizz)
Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
RUBRIK PENILAIAN LKPD

Skor
Kriteria
No. Skor Maksima
Soal
l
1. Peserta didik dapat merumuskan usaha pengolahan 10 10
makanan awetan dari bahan pangan nabati yang terdapat di
dalam video (berdasarkan isu lokal, nasional, dan global).
5
Peserta didik kurang kritis dalam merumuskan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati yang
terdapat di dalam video (berdasarkan isu lokal, nasional,
dan global).
0
Peserta didik tidak dapat merumuskan usaha pengolahan
makanan awetan dari bahan pangan nabati yang terdapat di
dalam video (berdasarkan isu lokal, nasional, dan global).
2. Peserta didik dapat menentukan rumusan masalah dengan 10 10
tepat.
Peserta didik kurang tepat dalam menentukan rumusan 5
masalah.
Peserta didik tidak dapat menentukan rumusan masalah. 0
3. Peserta didik dapat menyimpulkan usaha pengolahan 10 10
makanan awetan dari bahan pangan nabati dengan tepat.

5
Peserta didik kurang tepat dalam menyimpulkan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati
0
Peserta didik tidak dapat menyimpulkan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan nabati
4. Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan dengan benar. 10 10
Peserta didik kurang benar dalam menuliskan 5
kesimpulan dengan benar.

Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan. 0


5. Peserta didik dapat mengkaji 3 atau lebih literatur 10 10
pendukung.
Peserta didik dapat mengkaji 2 literatur pendukung. 5
Peserta didik tidak dapat mengkaji literatur pendukung. 0
Nilai = skor yang diperoleh x 2
REMEDIAL
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang
diinginkan. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum mencapai
kompetensi yang diinginkan, serta memberikan tugas kepada peserta didik tersebut
dengan beberapa pilihan metode sebagai berikut.

 Meminta peserta didik untuk mempelajari kembali bagian yang belum mencapai
kompetensi.

 Meminta peserta didik untuk membuat rangkuman untuk materi yang belum
mencapai kompetensi.

 Meminta peserta didik untuk bertanya dan berdiskusi dengan peserta didik lain
yang telah mencapai kompetensi.

 Memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh peserta didik.

PENGAYAAN

Pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan


kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian
rupa sehingga dapat megoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
Lampiran Instrumen Penilaian.
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap

Nilai Karakter yang Indikato


Skor
Dikembangkan r
Bernalar Kritis Peserta didik mampu merumuskan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan 4
nabati dengan tepat.
Peserta didik mampu merumuskan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan
nabati, menyimpulkan dari studi literatur terkait 3
usaha pengolahan makanan awetan dari bahan
pangan nabati kurang tepat.
Peserta didik mampu merumuskan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem kurang tepat, menyimpulkan dari
2
studi literatur terkait merumuskan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan
nabati kurang tepat.
Peserta didik mampu merumuskan usaha
pengolahan makanan awetan dari bahan pangan
nabati, dan tidak menyimpulkan dari studi 1
literatur terkait usaha pengolahan makanan
awetan dari bahan pangan nabati dengan tepat.

Gotong royong Peserta didik terlibat aktif, tekun berdiskusi


dengan teman dalam menyelesaikan tugas 4
dan menyampaikan hasil diskusi dengan baik.
Peserta didik terlibat aktif, tekun berdiskusi
dengan teman dalam menyelesaikan tugas,
3
namun kurang dalam menyampaikan hasil
diskusi.
Peserta didik kurang aktif namun tekun
berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan 2
tugas.
Peserta didik kurang aktif dan kurang
tekun berdiskusi dengan teman dalam
1
menyelesaikan
tugas.
Lembar Observasi Penilaian
Sikap

Pengembangan
Sikap / Perilaku Jumlah
No. Nama Peserta Didik Nilai Predikat
Bernalar Gotong Skor
Kritis Royong
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Skor Maksimum 2x4=8


Skor Minimum 2x1=2
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ X 100 = 100
Nilai =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚u𝑚
8
Nilai Maksimum = X 100 = 100
8
2
Nilai Minimum = X 100 = 25
8

Kriteria Penilaian Sikap


Predika Keteranga
Nilai
t n
75 –
A Sangat Baik
100
50 – 74 B Baik
26 – 49 C Cukup
0 – 25 D Kurang
Rubrik Penilaian Keterampilan
Oleh Antar Kelompok

Kelompok Penilai :
Kelompok Yang dinilai :

Presentasi kelompok
NO Indikator Sangat Cukup Kurang
Baik
baik baik baik
1. Mempresentasikan
permasalahan yang ada
2. Mampu menjawab pertanyaan
dengan baik
3. Mind mapping sesuai dengan
permasalahan
4. Desain Mind Mapping menarik

Jumlah Skor

Keterangan:
Skor 4 : Sangat baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 1 : Kurang Baik

Total skor =Total skor yang diperoleh


16
Kategori :
87-100 = Baik sekali
79-86 = Baik
75-85 = Cukup Baik
≤ 74 = Kurang Baik
Lampiran Rubrik Penilaian Antar Teman Sejawat

Nama Kelompok :

NO INDIKATOR NOMOR ABSEN ANGGOTA KELOMPOK

1. Teman saya mampu


memahami permasalahan
yang di bahas dalam diskusi
kelompok
2. Teman saya mampu
memberikan bukti yang
mendukung penyelesaian
masalah yang dibahas
kelompok
3. Teman saya mampu
memberikan pendapat secara
logis sesuai dengan konteks
bahasan kelompok
4. Teman saya mampu
merumuskan solusi
pemecahan masalah dalam
diskusi kelompok

JUMLAH SKOR

Keterangan
Skor 4 = sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup Baik
Skor 1 = Kurang Baik

Total skor =Total skor yang diperoleh


16
Kategori :
87-100 = Baik sekali
79-86 = Baik
75-85 = Cukup Baik
≤ 74 = Kurang Baik

Anda mungkin juga menyukai