Anda di halaman 1dari 3

tring.... tring....tring....!!!

alarm di kamar ku berbunyi, terus terang mata bulat ku masih sangat berat untuk melihat plafon kamar
Pondok Pesantren ku, panggilan sholat pun terdengar mau tidak mau aku harus segera bangun dan
menuju ke masjid bersama teman-teman sekamarku. Hari ini adalah hari kamis, hari dimana keesokan
harinya adalah hari libur sekolah ku tiap minggunya.

"Bilqis coba lebih cepat dikit, hari ini mata pelajaran pertama Ustadz Ali" ujar Aisy yang risau menunggu
Bilqis di depan pintu kamar.

"Iya sabar dong Aisy" balas Bilqis. "Kamu lupa minggu lalu sudah dapat hukuman dari Ustadz Ali" balas
Aisy. "Ya gapapa dong kan hukumannya baca surah Al-Qur'an, itung itung nambah pahala" jawab Bilqis
sambil tertawa. "Kamu aja sana, aku malu di depan diliatin teman-teman lainnya" ujar Aisy sambil
sedikit merengut.

Bel berbunyi untung saja Bilqis dan Aisy sudah duduk rapi di bangkunya, Ustadz Ali merupakan orang
yang sangat disiplin, jangan kaget kalau sehabis bel beliau sudah ada di dalam kelas.

"Assalamualaikum" terdengar suara ustadz Ali sambil berjalan memasuki kelas. "Waalaikumsalam
ustadz" jawab teman sekelasku sambil tersenyum senang.

Ustadz Ali merupakan Ustadz yang masih muda dan menurutku sendiri lumayan manis dan tampan,
selain pandai dalam mata pelajaran bahasa Inggris, ustadz Ali juga pandai dalam hal agama. Makanya
bukan hal yang tidak biasa jika para Santriwati disini banyak yang mengaguminya.

"Aisy Asheefa" terdengar suara ustadz Ali yang sedang mengabsen. "Present, ustadz" jawab Aisy sambil
mengangkat tinggi tangan sebelah kanan nya. "Next, Bilqis Adila Uzma" ucap ustadz Ali. "hadir ustadz"
jawab Bilqis dengan spontan. "Bilqis tolong saat mata pelajaran bahasa inggris, jawabnya saat di absen
menggunakan bahasa inggris yaa" ucap ustadz Ali dengan penuh kesabaran. Bilqis menjawab sambil
tersenyum "Hehehe... sorry ustadz Bilqis tadi reflek". "Udah hampir tiga tahun mengikuti kelas saya
kamu ini masih aja sering lupa" imbuh ustadz Ali sambil menggelengkan kepala karena kelakuan Bilqis.

tetttt tettt tettt.....!!!!

terdengar bunyi bel sekolah yang sangat nyaring, tanda bahwa jam pelajaran telah selesai dan
diperbolehkan untuk beristirahat. "Bilqis ngantin ga?" tanya Aisy. "duluan aja aku selesai catet dulu, ntar
aku nyusul" jawab Bilqis sambil sibuk menulis. Aisy pun ke kantin bersama teman sekelas lainnya.

Setelah beberapa menit Bilqis mencatat akhirnya selesai juga, Bilqis pun menyusul teman temannya ke
kantin untuk membeli jajan. Saat udah di meja kantin bersama teman-temannya Bilqis bingung tiba tiba
dia di tanyain oleh Aisy "Kalau kamu gimana?". "Ha ini lagi bahas apa?" jawab Bilqis kebingungan. "Lulus
ini jadi mau lanjut kemana?" tambah Aisy. "Ohh aku masih bingung antara mau lanjut kuliah apa tetap di
pondok" jawab Bilqis dengan raut sedih. "Loh kamunya mau gimana?" tanya teman lainnya.
"Sebenarnya aku masih inget tetap di pondok untuk memperdalam ilmu agama, tetapi orang tuaku ingin
aku untuk kuliah seperti anak muda pada umumnya." jawab Bilqis. "Coba kamu omongin baik baik
dengan mereka lagi, kamu tau kan kalau ridho Allah bergantung kepada ridho orang tua kita" saran Aisy.
"Iya aku tau, maka dari itu aku benar benar bimbang apalagi aku anak tunggal, harapan orang tua ku
hanya di aku". jawab Bilqis dengan mata berkaca-kaca. "Sudah sudah mending kita bahas lain dulu"
jawab temannya sambil menenangkan Bilqis yang sedang ingin menangis.

tett tett tett......! bel pulang berbunyi

Bilqis pulang dengan lesu karena di otaknya masih memikirkan apa yang akan dilakukan setelah lulus ini,
dia sangat ingin tetap di pondok untuk memperdalam ilmu agamanya tetapi juga dia sangat mencintai
kedua orang tuanya dan ingin membahagiakan mereka.

"Bilqis udah dong jangan sedih gitu" ucap Aisy. "Besok kan orang tua kita pasti keseni untuk sambang,
nah mending kamu omongin lagi pelan-pelan" imbuh Aisy. "Iyaa doain aja yaa besok bisa ngerayu
mereka" ucap Bilqis. "Pasti dong doa terbaik buat Bilqis" jawab Aisy. "Eh kalau kamu gimana setelah
lulus ini?" tanya Bilqis. "Aku sudah pasti berada tetap di pondok" ucap Aisy dengan bangga. "Emang
orang tua kamu bolehin untuk tetep lanjut pondok?" imbuh Bilqis. "Tentu saja boleh, orang tuaku tidak
mempermasalahkan soal itu" jawab Aisy. Dalam hati Bilqis terkesan agak iri dengan Aisy tapi dia jug aku
paham bahwa dia anak tunggal.

Allahuakbar....Allahuakbar.... terdengar adzan subuh berkumandang.

Semalam Bilqis sulit untuk tertidur karena memikirkan apa yang akan terjadi hari ini padanya, Bilqis
segera mengambil air wudhu dan berangkat jamaah subuh di masjid, dia sudah tidak sabar untuk segera
menemui orang tuanya dan berbicara kepada mereka.

hari ini hari jum'at hari dimana sekolah ku libur dan menjadi hari kunjungan untuk para santri. Kali ini
Bilqis sedang mengumpulkan kalimat yang tepat agar orang tuanya percaya akan pihannya sendiri dan
tidak menuntut Bilqis dengan permintaan yang Bilqis sendiri kurang suka.

Terlihat kedua orang yang sangat Bilqis cintai yang sedang menenteng banyak barang bawaan untuk
Bilqis tentunya, dengan segera Bilqis melambai dan berlari ke arah mereka, kucium tangannya juga
pipinya, setelah itu mereka menanyakan keadaanku.

"Assalamualaikum ayah bunda" sapa Bilqis. "Waalaikumsalam anak cantik ayah bunda" balas ayah.
"Sepertinya ko kali ini Bilqis terlihat sangat bersemangat untuk menemui ayah bunda, ada apa nih?"
imbuh bunda. "Ihh bunda ko buruk sangka sekali" jawab Bilqis sambil cemberut. "Loh kan bunda cuman
liat dari ekspresi wajah Bilqis, yakan yah?" jawab bunda. "Wajar dong Bilqis kalau bunda paham tentang
ini, kamu lupa bundamu dosen psikologi" imbuh ayah sambil cengengesan. "Iyaa Bilqis gabisa bohong
jadinya" ucap Bilqis dengan sedih. "Emang nya ada apa Bilqis, beritahu ayah bunda kalau ada apa apa!"
ucap ayah. "Bilqis lagi bingung mau lanjut kemana setelah lulus ini" ucap Bilqis dengan muka yang sedih.
"Yah tentunya Bilqis kuliah dong" jawab langsung sang ayah. "Tapi Bilqis juga punya keinginan sendiri
untuk tetap berada di pondok dan memperdalam ilmu agama Bilqis" jawab Bilqis dengan kekeh. "Bilqis
coba dengerin bunda, pendidikan formal untuk masa sekarang sangat penting untuk Bilqis, ayah bunda
tidak ingin memaksa Bilqis untuk kuliah hanya agar mendapatkan gelar sarjana saja, ayah bunda ingin
kamu sukses nak, di zaman sekarang banyak pekerjaan yang syarat kerjanya lulusan S1, ayah bunda
disini juga mikirin ntar buat anak anak Bilqis, emang iyaa pendidikan bukan kunci dari kesuksesan tapi
setidaknya dengan tingginya pendidikan kita, kita sudah agak terjamin tentang masa depan kita, apalagi
Bilqis anak satu satunya ayah bunda" pengertian bunda yang membuat ku langsung luruh dan semakin
bimbang.

Tak sengaja aku meneteskan kedua air mataku, "Bilqis ngerti, tetapi Bilqis juga ingin tetap berada di
pondok" ucap Bilqis. "Udah gapapa sekarang dipikir pikir dulu apa yang bunda ucapin tadi" ucap sang
ayah. "Berarti Bilqis boleh apa tidak untuk tetap di berada di pondok?" tanya Bilqis. "Bilqis harus kuliah
nak, tolong sekali ini nurut sama nasihat ayah bunda, ini juga demi kepentingan Bilqis, bunda jamin nanti
kamu gaakan nyesel udah ngikutin nasihat kita" ucap bunda sambil mengelus kepala Bilqis.

Setelah itu semua hanya terdiam Bilqis yang sedang melamun dan ayah bunda yang sibuk dengan hp
masing masing. Tidak lama kemudian ayah bunda pamit untuk pulang, kali ini hanya sebentar karena
katanya jadwal operasi ayah padet hari ini, oh iyaa ayah Bilqis merupakan seorang dokter bedah, dari
pekerjaan ayah bunda Bilqis mereka mengerti jerih payah mereka untuk mencapai hal itu dengan hasil
yang terbilang cukup memuaskan, tidak heran mereka ingin Bilqis untuk menjadi seperti mereka karena
mereka rasa hidup mereka bakal lebih terjamin.

"Bilqis kita ayah bunda pamit pulang dulu yaa, maafin kali ini hanya sebentar" ucap sang ayah sambil
mencium kening Bilqis. "Gausah terlalu dipikirin ya Bilqis tentang tadi, maafin ayah bunda kalau kali ini
terkesan agak nuntut apa mau kita" ucap sang bunda sambil memeluk Bilqis. "Iya ayah bunda Bilqis
ngerti kok, ini semua juga demi kebaikan Bilqis" jawab Bilqis. Setelah berpamitan mereka pun pergi.

Bilqis kembali ke kamarnya, dia berniat menunggu sholat ashar dengan rebahan dan memikirkan apa
yang telah ayah bunda omongkan.

"Bilqis astagfirullah bangun udah adzan" teriak Aisy. Yap benar saja Bilqis tertidur dengan sangat
nyenyak sampai tidak mendengarkan adzan. Dengan segera Bilqis bangun dan pergi ke masjid bersama
Aisy. "Bilqis gimana tadi sama ayah bunda?" tanya Aisy selepas sholat. "Ya gitu kamu pasti tau
jawabannya mereka tetap teguh untuk aku kuliah" jawab Bilqis. "Yaudah Bilqis coba nurut aja kata orang
tua, kan kalau tidak di pondok Bilqis tetep bisa mengaji di luar pondok" ucap Aisy. "Iya Aisy, Bilqis juga
ngerti" jawab Bilqis. "Kamu harapan mereka satu satu nya Bilqis, coba dipikirin matang matang" tambah
Aisy. "Iya Aisy pasti" jawab Bilqis.

Anda mungkin juga menyukai