Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan cerpen : Aku sayang ayah

Siska Amelia, panggil saja Siska, seorang gadis yang berumur enam belas tahun dan
sekarang menempati kelas 3 SMA, Sika adalah anak piatu, ibunya meninggal saat
melahirkan dirinya dan sekarang dia hanya tinggal bersama ayahnya. Siska sangat sedih dan
merasa bersalah saat dia tau ibunya meninggal karena dirinya, apa lagi saat ayahnya selalu
saja mengungkit itu di hadapannya dan berbicara bahwa dirinya itu hanyalah anak sial. Sakit
sekali memang, namun dia tidak membenci ayahnya, mau bagaimanapun dia bisa sekolah
seperti ini berkat kerja keras dari ayahnya.
Sedari kecil Siska tidak pernah mendapatkan perhatian dari ayahnya sendiri, entahlah Siska
tidak tahu apa salah dirinya, saat dia bertanya, ayahnya malah tambah menjadi-jadi
memarahi dirinya. Sebenarnya dia sangat ingin merasakan kasih sayang seorang ayah, dia
juga ingin seperti orang lain, di sayang, di peluk, dan bisa bercerita tentang apa saja yang dia
lakukan sehari-hari kepada ayahnya. Tapi tidak apa, setidaknya dengan melihat ayahnya
masih sehat seperti itu saja Siska sudah sangat senang dan bersyukur.
Nangis? Mungkin itu adalah salah satu hobi Siska setiap harinya. Capek? Banget, tapi Siska
ga bakal nyerah, Siska yakin Allah sedang menguji dirinya, dia harus kuat, dia yakin di balik
tangis, sedih, capek, dan semuanya. Pasti akan ada keajaiban yang
Allah telah rencanakan untuknya.
Siska tidak henti-hentinya berdoa kepada Allah swt, semoga ayahnya suatu saat nanti akan
menyayangi dirinya seperti anak dan ayah pada umumnya, walaupun Siska tidak tahu itu
kapan akan terjadi, tapi yang pasti Siska tidak akan berhenti berdoa kepada yang kuasa.
Tiba pada saat dirinya genap berusia 17 tahun, Siska masih tidak henti-hentinya untuk berdoa
kepada Allah, hanya satu yang di inginkannya, pelukan dari seorang ayah dan ucapan selamat
ulang tahun teruntuk dirinnya. Dan benar saja, Allah swt menjawab semua doanya, Allah swt
mengabulakn doanya. Siska bahagia? Sangat, sangat bahagia, walau Allah mengabulkannya
di waktu yang tidak tepat, namun Siska tetap bahagia, pertama kali di dalam hidupnya ayah
kandungnya memeluk dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada dirinya.
Siska merasakan tubuhnya semakin lemah, dia melihat bayang-bayang ibunya sedang
tersenyum di depannya, dia ikut tersenyum. Selamat tinggal ayah, selamat tinggal semua, aku
akan pergi bersama ibuku. Dan setelah itu Siska langsung menutup matanya dan pergi untuk
selamanya. Ayah Siska menangis tersedu-sedu, sekarang hanya penyesalan yang dia
dapatkan. Dia bodoh, sangat bodoh, anaknya tidak bersalah, istrinya meninggal murni karena
kecelakaan, tapi dia malah membenci anak kandungnya. Semuanya sudah berakhir, Siska
Amelia sudah tenang di surga. Selamat jalan Siska Amelia:)
Aku Sayang Ayah
Nangis? Mungkin itu adalah salah satu hobi Siska setiap harinya.
Capek? Banget, tapi Siska ga bakal nyerah, Siska yakin Allah sedang menguji dirinya, dia
harus kuat, dia yakin di balik tangis, sedih, capek, dan semuanya. Pasti akan ada keajaiban
yang Allah telah rencanakan untuknya. Seperti hari ini, hari ini adalah hari pembagian raport
di sekolahnya, seperti biasa orang tua setiap dari murid harus datang ke sekolah untuk
mengambil raport anak mereka.

Sudah pukul 09:00 WIB, Siska masih setia berdiri di depan parkiran, hanya satu yang dia
tunggu, kedatangan ayahnya. Sudah hampir satu jam dia menunggu namun hasilnya nihil,
tapi dia tidak akan menyerah, semoga saja ada keajaiban dan ayahnya datang ke sekolahnya,
walaupun tidak mungkin, kita lihat saja nanti. Siska tersenyum getir saat melihat temannya
berjalan menuju aula tempat pembagian raport bersama ayahnya sambil sesekali bercanda ria.
Siska tertegun "Apakah kita tidak bisa seperti itu yah?" ucapnya dalam hati.

Sebentar lagi acara akan dimulai, baiklah sepertinya memang tidak ada harapan lagi baginya,
mungkin ayahnya sedang sibuk, pikirnya. Atau mungkin memang tidak peduli.Siska
langsung menuju aula tempat berlangsungnya acara pembagian raport tersebut.

Siska Amelia, panggil saja Siska, seorang gadis yang berumur enam belas tahun dan sekarang
sedang duduk di kelas 3 MA yang ada di Kabupaten Seluma. Siska adalah anak piatu, ibunya
meninggal saat melahirkan dirinya dan sekarang dia hanya tinggal bersama ayahnya.

Siska sangat sedih dan merasa bersalah saat dia tau ibunya meninggal karena dirinya, apa lagi
saat ayahnya selalu saja mengungkit itu di hadapannya dan berbicara bahwa dirinya itu
hanyalah anak sial sebagai penyebab kematian ibunya. Sakit sekali memang, namun dia tidak
membenci ayahnya, mau bagaimanapun dia bisa sekolah seperti ini berkat kerja keras dari
ayahnya. Sedari kecil Siska tidak pernah mendapatkan perhatian dari ayahnya sendiri,
entahlah Siska tidak tahu apa salah dirinya, saat dia bertanya, ayahnya malah tambah
menjadi-jadi memarahi dirinya.

Sebenarnya dia sangat ingin merasakan kasih sayang seorang ayah, dia juga ingin seperti
orang lain, disayang, di peluk, dan bisa bercerita tentang apa saja yang dia lakukan sehari-
hari kepada ayahnya. Tapi tidak apa, setidaknya dengan melihat ayahnya masih sehat seperti
itu saja Siska sudah sangat senang dan bersyukur. Tiba saatnya pengumuman nilai yang
tertinggi pada semester ini, Siska berdoa semoga saja hasilnya tidak sia-sia, dia ingin ayahnya
bangga pada dirinya. Dan benar saja, namanya disebut sebagai murid yang memiliki nilai
tertinggi tahun ini. Siska tersenyum dia sangat senang, dia yakin ayahnya pasti bangga pada
dirinya.

Tidak berlama-lama Siska langsung maju untuk mengambil pialanya. Dia sangat terharu saat
mendengar dan melihat tepukan tangan semua orang untuk dirinya. Walaupun memang dia
selalu mendapat juara satu, namun ini adalah kali pertamanya mendapatkan nilai tertinggi
seperti ini. Siska menarik nafas dalam-dalam setelah itu langsung mengeluarkannya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salamnya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab semua yang ada di aula.
"Pertama, saya ingin berterima kasih sekaligus bersyukur kepada Allah swt.
Piala ini saya persembahkan untuk ayah saya, terimakasih ayah sudah membesarkan Siska
dan merawat Siska sampai Siska bisa mencapai semua ini" ujar Siska sambil menangis
terharu.
"Walau ayah saya tidak ada di sini karena beliau sibuk, tapi saya tidak marah, sekali lagi saya
ucapkan terimakasih untuk semuanya, terimakasih" ujarnya tidak lupa mengucapkan salam.
_
Pukul 19:00 wib, ayah Siska pulang, Siska langsung menyambutnya dengan senyum yang
manis.
"Ayah baru pulang?" Tanya Siska basa-basi, ayahnya hanya diam saja.
Siska menarik nafas dalam-dalam setelah itu mengeluarkannya "Yah tadi pas ngambil raport
kenapa ayah nggak dateng?" Tanyanya hati-hati.
"Saya capek" alihnya, setelah itu langsung berjalan menuju kamar milik ayahnya.
"Ta..pi yah, Siska..
"Kamu nggak liat saya sibuk?, Urusan saya bukan cuman ngambil raport kamu aja" jawab
ayahnya.
Siska tersenyum getir sambil menahan air matanya yang sebentar lagi akan keluar "gapapa
kok yah, tapi Siska cuman mau bilang kalo Siska dapet nilai paling tinggi semester ini"
jawabnya.
"Saya tidak peduli" setelah itu ayahnya langsung masuk ke kamarnya.
Air mata Siska keluar dengan sendirinya, dia fikir ayahnya akan bangga dan memuji dirinya,
namun ternyata dia salah besar. Mungkin ayahnya sedang lelah karena seharian bekerja,
pikirnya.
_

Hari ini 15 Februari 2021 tepat pukul 00:00 WIB, Siska berulang tahun yang ke 17 th, Siska
terbangun dari tidurnya dan melihat jam dinding di kamarnya, dia tersenyum, dia tidak henti-
hentinya bersyukur kepada Allah karena masih diberikan kesempatan untuk bisa hidup di
dunia ini dan masih bisa menemani ayahnya.

Siska bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan mengambil wudhu untuk
sholat tahajud. Setelah mengucapkan salam, Siska langsung berdoa kepada Allah "Ya Allah
tidak terasa umur ku sudah tujuh belas tahun, terimakasih engkau masih memberi ku
kesempatan untuk bisa hidup di dunia ini, semoga di umur hamba yang ke tujuh belas tahun
ini hamba bisa membanggakan ayah hamba ya Allah, hanya satu harapanku, semoga ayah
hamba panjang umur dan selalu dalam lindunganMu, aku hanya ingin kasih sayang dari
ayahku ya Allah hiks" butiran bening itu tanpa terasa mulai membasahi pipi Siska. Doanya
malam itu khusuk hingga isakan tangispun kian menjadi.
"Gerakkanlah hati ayahku untuk bisa memelukku sekali saja, izinkan hamba memeluk ayah
hamba ya Allah" Siska menangis tersedu-sedu saat membayangkan ayahnya akan
memeluknya suatu hari nanti.
Setelah sholat Siska langsung membaca Al-Qur'an dan mengulang hafalan qurannya yang
kini sudah masuk juz 29. Dia baca berkali-kali surat Al-Qiyamah sampai lancar.
_
Pagi hari Siska langsung mandi dan bergegas memakai seragamnya. Setelah semuanya
selesai Siska langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk ayahnya. Ternyata
hanya ada sisa telur dan nasi di dapurnya, Siska langsung membuat nasi goreng telur, semoga
saja ayahnya suka. Setelah selesai masak Siska langsung meletakkan makanannya di meja
makan dan menunggu ayahnya untuk keluar kamar. Sebenarnya Siska ingin sekali
membangunkan ayahnya, namun dia tidak berani, karena dulu dia pernah membangunkan
ayahnya untuk sholat subuh berjamaah namun dia hanya mendapat tamparan dan cacian dari
ayahnya. Sudahlah Siska tidak ingin mengingat hal itu lagi. Iapun mengurungkan niatnya.
Sudah hampir setengah jam Siska menunggu, namun ayahnya tak kunjung keluar.
"Apa ayah udah berangkat kerja ya?" Tanyanya pada diri sendiri. "Mungkin iya kali ya, ya
sudah aku berangkat saja" ujarnya, setelah itu mengeluarkan kertas dan menulis sesuatu di
kertas itu dan meletakkannya di meja makan, kalau-kalau ayahnya belum berangkat dan
semoga ayahnya melihat kertas itu.

Ayah Siska keluar dari kamarnya setelah melihat Siska pergi. Sebenarnya dia hari ini tidak
kerja, dia sengaja tidak keluar karena malas melihat anak sial itu, aghh!! Kenapa masih
terfikir di otaknya penyebab istrinya meninggal adalah anak sialan itu. Ayah Siska langsung
menuju dapur dan melihat kertas berada di atas meja, dia membacanya, dia tertegun cukup
lama setelah itu langsung membuang kertas itu ke tong sampah.
_
Setelah pulang sekolah, Siska langsung bergegas pulang. Hari ini dia memutuskan untuk
berjalan kaki karena dia tidak mempunyai uang, itung-itung olahraga. Dia sudah tidak sabar
untuk pulang, semoga ayahnya membaca surat yang dia berikan tadi. Saat sedang asik
berjalan-jalan Siska melihat anak kucing yang berada di tengah jalan, dia langsung berhenti
dan berniat untuk menyelamatkan anak kucing tersebut. Siska melihat kiri kanan dan tidak
ada kendaraan, setelah itu Siska langsung menghampiri anak kucing itu.

"Hey kamu ketakutan ya? tenang ya aku bakal selamatin kamu kok" ujar Siska sambil
menggendong dan mengelus kucing itu.
"Ayah sama ibu kamu pasti nyariin kamu" ujarnya lagi sambil tersenyum.

Tiba-tiba teriakan demi teriakan terdengar di telinga Siska, refleks dia langsung melihat siapa
yang sedang berteriak. Dari arah jauh terlihat sebuah truk yang mengemudi sangat kencang
dan tidak terkendali, Siska yang belum sadar ada truk masih bingung dan masih tetap berdiri
di tengah jalan. Saat truk itu akan menuju dirinya Siska langsung tersadar dan truk itu
langsung menabrak Siska. Siska langsung terlempar ke aspal dan kepalanya langsung
mengeluarkan darah segar. Siska tersenyum sambil menangis.
"Tuhan kalo memang ini adalah akhirnya, tolong izinkan hamba memeluk ayah hamba untuk
terakhir kalinya" ujarnya setengah sadar, setelah itu langsung tidak sadarkan diri.
_

Pihak rumah sakit langsung menelpon keluarga Siska, mereka mendapatkan nomor ayah
Siska dari handphone milik gadis itu. Sudah berapa kali mereka menghubunginya
menggunakan nomor Siska dan hasilnya nihil, akhirnya ayah Siska mengangkat saat mereka
menelpon menggunakan nomor rumah sakit.
"Hallo siapa?" Tanya ayah Siska.
"Maaf pak mengganggu, apakah bapak orang tua dari Siska?"
"Iya, kenapa?" Tanyanya.

"Kami dari pihak rumah sakit, mengabarkan bahwa anak bapak mengalami kecelakaan truk
dan sekarang mengalami pendarahan yang sangat banyak"

Dug, ayah Siska tertegun sambil memegang jantungnya dan langsung mematikan
handphonenya setelah itu menuju ke rumah sakit tempat Siska berada. Saat berada di rumah
sakit ayah Siska langsung berlari menuju ruang UGD tempat anaknya berada. Saat membuka
pintu, ayah Siska langsung terdiam mematung melihat anaknya berbaring lemah di ranjang
rumah sakit, matanya berkaca-kaca dan langsung meneteskan air mata.

Ayah Siska langsung menghampiri Siska "nak ini ayah, maafin ayah, ayah bukan ayah yang
baik untuk kamu" ujarnya sambil menangis dan memegang tangan anaknya.
"Nak tolong bertahan ya, jangan tinggalin ayah, maafin ayah, ayah udah egois maafin ayah"
ujarnya sekali lagi.
Siska perlahan membuka matanya samar-samar dia dapat melihat wajah ayahnya " yah ini
bener ayah?" Tanyanya memastikan.
"Iya sayang ini ayah, maafin ayah nak maafin ayah" jawab ayahnya sambil mencium tangan
anaknya.
"Yah Siska capek, maafin siska yah"
Ayah Siska menggelek "enggak nak, anak ayah harus kuat" jawabnya sambil meyakinkan
anaknya.
"Enggak yah Siska capek, Siska boleh minta sesuatu sama ayah?" Tanya Siska
memohon,tubuhnya semakin lemas.
"Boleh sayang, apapun yang Siska mau ayah akan kasih"
"Ayah baca kan surat yang Siska letakkan di atas meja?" Tanya siska semakin lemas.
Seketika itu juga ayahnya langsung menangis tersedu-sedu "iya sayang ayah ingat".
"Siska cuman mau itu yah" ujarnya.
Ayah Siska langsung menangis terharu dan langsung memeluk anaknya yang sudah terbaring
lemah. Dia bodoh, sangat bodoh, hanya karena emosi dan ego dia bisa membenci anak
kandungnya sendiri. "Selamat ulang tahun anak ayah, maafin ayah" ujar ayah Siska sambil
memeluk Siska. Siska tersenyum manis, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu olehnya
dikabulkan oleh Allah, pertama kalinya dia bisa memeluk ayahnya dan mendapatkan ucapan
selamat ulang tahun dari ayahnya.

Siska semakin lemas, "terimakasih ya Allah sudah mengabulkan doa Siska, Siska sangat
bahagia" setelah itu perlahan demi perlahan Siska langsung menutup matanya sambil
tersenyum dan meninggal dunia.

Ayah Siska langsung tersadar dan langsung melepaskan pelukannya " Siska bangun nak
Siska bangun, DOKTER SUSTER TOLONG ANAK SAYA" teriaknya sambil menangis.
"NGGAK, NGGAK MUNGKIN,ENGGAK SISKA BANGUN NAK,SISKA MAAFIN
AYAH SISKA" Ucap ayahnya menangis sambil mengguncang tubuh anaknya. Setelah itu
dokter datang, dan memeriksa denyut nadi Siska "innalilahi wa innailaihi rojiun, maaf pak
anak bapak sudah tidak ada, saya turut berdukacita" ujar dokter sambil menenangkan ayah
salsa.

"NGGAK DOK NGGAK, ANAK SAYA BELUM MENINGGAL, SISKA BANGUN NAK
JANGAN TINGGALIN AYAH" Ayah Siska langsung terduduk sambil memukuli dirinya
sendiri. "DASAR BODOH, KAMU BODOH,ANAK KAMU MENINGGAL KARENA
KAMU" ujarnya.

Pukul 02:54 Siska Amelia meninggal dunia.

Siska sudah pergi, Siska udah nggak capek lagi, Siska udah nggak sedih lagi, Siska udah
nggak nahan sakit lagi, Siska udah bahagia di surga. Selamat jalan Siska Amelia:)

Anda mungkin juga menyukai