Nim : 10400120072
Kelas : IHK-B
Undang-undang pokok agraria juga mengatur mengenai pengertian kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, termasuk mineral biji-bijian dan segala macam batuan yang
merupakan endapan alam. Sumber-sumber hukum yang tertulis: Undang-Undang Dasar 1945,
khususnya Pasal 33 ayat (3); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria. Peraturan-peraturan pelaksana UUPA; Peraturan-peraturan yang bukan
pelaksana UUPA, yang dikeluarkan sesudah tanggal 24 September 1960 yang karena sesuatu
masalah perlu diatur Peraturan-peraturan lama yang untuk sementara masih berlaku
berdasarkan ketentuan pasal-pasal peralihan. Sumber-sumber hukum yang tidak tertulis:
Norma-norma Hukum Adat yang sudah di-saneer; Hukum kebiasaan baru, termasuk
yurisprudensi dan praktik Administrasi.
Adapun sumber hukum di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
diantaranya :
Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat dimana sendi
sendi dari hukum tersebut berasal dari masyarakat hukum adat setempat, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional
Kebiasaan
Kenyataanya bahwa tanah merupakan tempat tinggal keluarga dan masyarat yang diberikan
secara turun temurun. Hak masyararat muncul dari hubungan erat dan bersifat religio-magis
dan disebut sebagai hak pertuanan atau hak ulayat.
Tanah-Tanah swapraja
Pengertian tanah swapraja merupakan tanah atau daerah yang dahulu ditempati dan dikuasai
oleh raja-raja. Dibagi menjadi swapraja dengan kontrak panjang dan kontak pendek.
Tanah partikelir
Tanah partikelir merupakan tanah Eigendom diatas nama pemilik sebelum undang2 berlaku
memiliki hak pertuanan. Tanah partikelir merupakan tanah eigendom yang memiliki sifat dan
corak istimewa.
Tanah asing milik pribadi warga negara Belanda pada masa era penjajahan. Karena banyak para
warga negara Belanda membeli dan menguasai tanah pribadi di Indonesia pada zaman dahulu.
SIP menjadi salah satu sumber hukum pertanahan nasional. Dalam peraturan pemerintah
nomor 49 tahun 1963 mengenai hubungan sewa menyewa perumahan, diuraikan mengenai
pengertian perumahan, bangunan yang bagiannya termasuk halaman dan jalan keluar masu
yang dianggap perlu dipergunakan seseorang, perusahaan dan badan lain.
Tanah negara
Istilah tanah negara yang populer adalah tanah yang berasal dari jajahan Hindia Belanda yang
menganggap tanah yang tidak dapat dibuktikan kepemilikannya dengan surat menjadi tanah
milik pemerintah belanda, sehingga pada saat itu semua tanah tersebut disebut sebagai tanah
negara.
Tanah garapan
Tanah ini berarti tanah yang sedang dipakai, diduduki, dikerjakan dan atau dikuasai sebidang
tanah atau memiliki tanaman dan bangunan diatasnya, dengan tidak mempersoalkan apakah
bangunan itu digunakan sendiri atau tidak.
Hukum tanah di Indonesia pada masa penjajahan tetap mengacu pada Agrarische Wet 1870.
Pembahasan mengenai hukum tanah zaman penjajahan belanda tersebut tidak terlepas dari
kebijakan sistem hukum tanah yang terdapat di negara belanda itu sendiri.
Hukum tanah jepang ditandai dengan dikeluarkannya Undang Undang nomor 22 tahun 1942
mengenai perkebunan. Pemerintah Jepang membentuk lembaga undang undang yang
mengawasi dan memegang hak monopoli pembelian dan menentukan kewajiban hasil
perkebunan.
Sesuai namanya, tanah ini merupakan tanah yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan swasta
Belanda pada masa penjajahan. Tanah ini digunakan secara komersil oleh perusahaan Belanda.
Tanah bengkok
Dalam kenyataannya semua desa yang terdapat seantero Indonesia memiliki tanah yang
merupakan tanah kas desa. demikian biar setiap desa memiliki tanah yang lazim disebut tanah
bengkok. Tanah ini merupakan bentuk gaji pegawai yang berupa tanah pegawai, yang dimaksud
adalah perangkat desa misalnya kepala desa, sekretaris desa dan kepala kepala bagian.
Tanah ini merupakan tanah yang terletak di sepanjang aliran. bentuk sifat dan fungsinya selalu
berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi alamnya Tanah ini bisa hilang dan berpindah
tempat dan di bawah penguasaan negara negara penguasaan negara negara bawah
penguasaan negara negara penguasaan negara negara.
Tanah kelenggahan
Tanah Kelenggahan merupakan tanah gaji gaji merupakan tanah gaji gaji yang berupa tanah
yang diberikan oleh raja kepada pembantu-pembantunya dan biasa disebut Abdi dalem
misalnya Patih Tumenggung Adipati dan sebagainya.
Tanah absentee
Tanah ini merupakan Tanah yang letaknya berjauhan dengan pemiliknya. hal ini sebenarnya
dilarang oleh pemerintah kecuali pegawai negeri dan Abri. karena ada kekhawatiran bila Tanah
ini menjadi tanah yang terlantar atau kurang produktif sebab pemiliknya jauh.
tanah oncoran merupakan tanah pertanian yang mendapat pengairan. Sedangkan tanah buan
oncoran merupakan tanah pertanian yang tidak mendapatkan layanan tertentu seperti
pertanian.
Tanah pukulen
Tanah ini merupakan gaji pegawai yang berupa tanah diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat yang bukan pejabat Desa ini terjadi pada era kolonial sebagai penghargaan dari
pemerintah kepada masyarakat yang berjasa.
Tanah ini merupakan tanah yang berada di luar lalu lintas perdagangan yang oleh negara
dipergunakan sebagai tujuan Untuk mencapai kesejahteraan seluruh warga masyarakat disebut
juga sebagai tanah cadangan negara