Rasmi Cahyani R.
Rasmi Cahyani R.
Disusun Oleh :
Adrenal mengeluarkan kortisol, aldosteron, dan androgen. Kortisol membantu respon tubuh
terhadap stres. Aldosteron mengontrol tekanan darah dan kadar natrium-kalium.
Pankreas mengeluarkan insulin dan glukagon untuk mengontrol kadar gula darah. Gonad
mengeluarkan estrogen, progesteron dan testosteron untuk reproduksi dan tunjangan seksual.
Ginjal juga mengeluarkan hormon seperti eritropoetin dan 1,25 dihidroksivitamin D.
Hormon merupakan zat yang dihasilkan kelenjar endokrin untuk mengatur aktivitas organ lain.
Terdapat dua golongan utama hormon yaitu steroid/tiroksin yang larut lemak, dan
polipeptida/katekolamin yang larut air.
Proses biosintesis hormon tiroid meliputi pembelajaran tirosin dan yodium menjadi T3 dan T4
di dalam koloid, kemudian dilepaskan ke darah. T3 merupakan hormon yang paling aktif secara
biologis meskipun sebagian besar tiroid menghasilkan T4.
Sekresinya diatur oleh aktifitas hipotalamus dan TSH hipofisis. Ketidakseimbangan hormon
tiroid dapat menyebabkan hipotiroid atau hipertiroid.
Hormon-hormon lain seperti insulin, glukagon, kortisol, aldosteron, estrogen dan testosteron
bekerja untuk mengatur metabolisme karbohidrat, lemak, protein, garam, air serta fungsi
kelenjar reproduksi.
Sistem endokrin dan saraf saling terintegrasi, misalnya kontrol hipotalamus terhadap sekresi
hormon hipofisis. Kelainan pada salah satu kelenjar dapat mempengaruhi kerja kelenjar lain.
Interaksi antar hormon juga penting untuk mengatur berbagai proses fisiologi secara
terkoordinasi.
Demikian rangkuman lebih lanjut dari materi sistem endokrin mengenai jenis-jenis hormon,
proses biosintesis hormon tiroid, serta hubungan dan integrasi kerja sistem endokrin.
2. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM
PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri atas:
- Saluran pencernaan (mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum,
anus)
- Hati dan kantong empedu
- Pankreas
Proses pencernaan meliputi:
- Pergerakan makanan
- Sekresi cairan pencernaa (air, elektrolit, enzim)
- Pencernaan (pemecahan)
- Absorpsi
Anatomi dan fisiologi saluran pencernaan:
- Mulut (lidah, gigi, salivary gland)
- Farinks dan esofagus
- Lambung (sekresi asam dan enzim)
- Usus halus (duodenum, jejunum, ileum)
- Usus besar (colon)
- Rektum dan anus
Patofisiologi penyakit saluran cerna:
Penyebab penyakit dapat berupa infeksi, usus buntu, gangguan motorik, kolitis, kanker, dan
faktor lifestyle seperti pola makan dan stres. Tindakan bervariasi antara diet, obat-obatan,
hingga operasi.
- Usia, jenis kelamin, genetik, gizi buruk, alkohol, rokok, obesitas, stres, infeksi bakteri
atau virus
Pencegahan dengan menjaga kesehatan melalui pola makan seimbang, olahraga teratur,
menghindari alkohol & rokok, serta deteksi dini penyakit.
Diagnosa penyakit saluran pencernaan dapat dilakukan dengan:
- Anamnesa (riwayat penyakit dan gejala)
- Pemeriksaan fisik abdomen
- Pemeriksaan laboratorium seperti fungsi hati dan diagnosis infeksi
- Endoskopi (kolonoskopi, gastroskopi)
- Biopsi jaringan
- Imaging seperti USG dan CT scan
Pengobatan meliputi:
- Nonspecifik seperti diet, perubahan gaya hidup, obat empiris
- Spesifik sesuai penyakitnya seperti antibiotik untuk infeksi, antiinflamasi, PPI, dan
imunosupresan
- Bedah untuk komplikasi lanjutan seperti penyempitan, perdarahan berlebih, dan kanker
stadium lanjut
Beberapa penyakit dapat dicegah dengan imunisasi seperti hepatitis A. Sedangkan untuk
penyakit kronis seperti kolitis ulseratif, penanganannya bertujuan mengendalikan gejala dan
mencegah komplikasi.
Pada kasus-kasus tertentu diperlukan manajemen kasus multidisiplin meliputi dokter umum,
spesialis GI, ahli gizi, dan ahli kesehatan jiwa. Support nutrisi tambahan juga dianjurkan.
Demikian rangkuman lebih lanjut mengenai diagnosa dan pengobatan penyakit saluran
pencernaan. Semoga bermanfaat.
3. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM URINARIA
Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berfungsi
menyaring darah dan menghasilkan urine. Terdiri atas nefron yang berjumlah >=1 juta buah.
Fungsi ginjal antara lain mengatur keseimbangan cairan dan garam, memetaboliskan zat, dan
membuang limbah tubuh.
Pada kehamilan terjadi peningkatan aliran darah dan filtrasi ginjal. Penyakit ginjal umum
termasuk infeksi saluran kemih (ISK). ISK disebabkan bakteri masuk uretra, risikonya pada
wanita. Gejalanya nyeri buang air dan urine keruh.
Gagal ginjal akut disebabkan sirkulasi darah ke ginjal berkurang atau kerusakan ginjal
langsung. Menyebabkan penumpukan limbah tubuh. Jenisnya pre-renal (sirkulasi buruk), renal
(kerusakan ginjal), dan post-renal (penyumbatan saluran kemih).
Ureter berfungsi mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urine sebelum dibuang melalui uretra.
Proses filtrasi glomerulus melibatkan tekanan hidrostatik dan osmotik yang menyaring cairan
dan zat terlarut dari darah ke dalam tubulus ginjal, membentuk filtrat glomerulus. Reabsorpsi
tubulus mengembalikan zat yang dibutuhkan seperti glukosa, garam, air ke dalam pembuluh
darah, sehingga yang keluar hanyaimbah tubuh.
Faktor yang mempengaruhi filtrasi antara lain aliran darah, tekanan darah, ukuran pori kapiler,
dan daya serap zat. Laju filtrasi glomerulus normal 120 ml/menit atau 170 liter/hari dengan
99% air direabsorpsi kembali.
Hormon yang mengatur reabsorpsi antara lain aldosteron (Na dan air), ANP (menurunkan Na
dan air), ADH (meningkatkan reabsorpsi air). Gangguan hormon ini dapat menyebabkan
gangguan kesetimbangan cairan dan elektrolit.
4. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI
ORGAN REPRODUKSI:
- Laki-laki terdiri dari kelenjar (testis, vesikula seminalis, prostat, bulbourethral), saluran
(epididimis, duktus seminalis, uretra), dan organ penyambung (skrotum, funikulus
spermatikus, penis).
- Wanita terdiri dari genitalia eksterna (vulva), vagina, serviks dan korpus uterus, tuba falopi,
ovarium, dan kelenjar susu.
FUNGSI REPRODUKSI:
- Laki-laki menghasilkan dan mengeluarkan sperma.
- Wanita menerima sperma, mengangkut ovum dan sperma, memelihara janin, dan memberi
ASI.
PATOLOGI REPRODUKSI:
- BPH, hiperemesis gravidarum, aborsi, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, preeklampsia.
Penyebab patologi tersebut adalah faktor hormonal, infeksi, kelainan genetik, lingkungan, dan
faktor psikologis. Gejalanya bervariasi seperti kesakitan, perdarahan, dan komplikasi serius
seperti infeksi dan syok.