Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI


Dosen Pengampu : dr. H. Barium, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : RASMI CAHYANI. R


NIM : F202301119
Kelas : N3

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2024
1. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam aliran
darah untuk mengatur dan mengintegrasikan aktivitas berbagai organ. Kelenjar endokrin antara
lain hipofisis, tiroid, adrenal, pankreas, ginjal, dan gonad.
Hipofisis terdiri atas lobus anterior dan posterior. Lobus anterior mengeluarkan hormon-
hormon tropik seperti ACTH, TSH, GH, prolaktin, FSH, LH yang merangsang kerja kelenjar-
kelenjar lain. Lobus posterior menyimpan hormon ADH dan oksitosin yang dirangsang oleh
hipotalamus.
Tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang mengontrol laju metabolisme. Sekresinya diatur oleh
TSH dari hipofisis. Kelainan tiroid dapat menyebabkan hipotiroid atau hipertiroid.

Adrenal mengeluarkan kortisol, aldosteron, dan androgen. Kortisol membantu respon tubuh
terhadap stres. Aldosteron mengontrol tekanan darah dan kadar natrium-kalium.
Pankreas mengeluarkan insulin dan glukagon untuk mengontrol kadar gula darah. Gonad
mengeluarkan estrogen, progesteron dan testosteron untuk reproduksi dan tunjangan seksual.
Ginjal juga mengeluarkan hormon seperti eritropoetin dan 1,25 dihidroksivitamin D.

Sistem endokrin bekerja saling terkait untuk mengontrol metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan, reproduksi, tanggapan tubuh terhadap stres dan berbagai fungsi fisiologis
lainnya.

Hormon merupakan zat yang dihasilkan kelenjar endokrin untuk mengatur aktivitas organ lain.
Terdapat dua golongan utama hormon yaitu steroid/tiroksin yang larut lemak, dan
polipeptida/katekolamin yang larut air.
Proses biosintesis hormon tiroid meliputi pembelajaran tirosin dan yodium menjadi T3 dan T4
di dalam koloid, kemudian dilepaskan ke darah. T3 merupakan hormon yang paling aktif secara
biologis meskipun sebagian besar tiroid menghasilkan T4.

Sekresinya diatur oleh aktifitas hipotalamus dan TSH hipofisis. Ketidakseimbangan hormon
tiroid dapat menyebabkan hipotiroid atau hipertiroid.
Hormon-hormon lain seperti insulin, glukagon, kortisol, aldosteron, estrogen dan testosteron
bekerja untuk mengatur metabolisme karbohidrat, lemak, protein, garam, air serta fungsi
kelenjar reproduksi.
Sistem endokrin dan saraf saling terintegrasi, misalnya kontrol hipotalamus terhadap sekresi
hormon hipofisis. Kelainan pada salah satu kelenjar dapat mempengaruhi kerja kelenjar lain.
Interaksi antar hormon juga penting untuk mengatur berbagai proses fisiologi secara
terkoordinasi.
Demikian rangkuman lebih lanjut dari materi sistem endokrin mengenai jenis-jenis hormon,
proses biosintesis hormon tiroid, serta hubungan dan integrasi kerja sistem endokrin.
2. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM
PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri atas:

- Saluran pencernaan (mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum,
anus)
- Hati dan kantong empedu
- Pankreas
Proses pencernaan meliputi:

- Pergerakan makanan
- Sekresi cairan pencernaa (air, elektrolit, enzim)
- Pencernaan (pemecahan)
- Absorpsi
Anatomi dan fisiologi saluran pencernaan:
- Mulut (lidah, gigi, salivary gland)
- Farinks dan esofagus
- Lambung (sekresi asam dan enzim)
- Usus halus (duodenum, jejunum, ileum)
- Usus besar (colon)
- Rektum dan anus
Patofisiologi penyakit saluran cerna:

- Gastritis dan ulcer lambung


- GERD
- Dispepsia
- Diare akut dan kronik
- Konstipasi
- Colitis ulseratif

Penyebab penyakit dapat berupa infeksi, usus buntu, gangguan motorik, kolitis, kanker, dan
faktor lifestyle seperti pola makan dan stres. Tindakan bervariasi antara diet, obat-obatan,
hingga operasi.

Hati dan kantong empedu:


- Hati berperan dalam pembuatan empedu dan melakukan detoksifikasi, glikogenolisis,
& sintesis protein
- Kantong empedu menyimpan & mengeluarkan empedu ke usus halus melalui duktus
hepatikus dan duktus kolistik
Pankreas:
- Mensekresikan air bersih, garam, bikarbonat & enzim pencerna seperti tripsinogen,
kimotripsinogen, & amilase ke usus halus melalui duktus pankreatikus
Patofisiologi penyakit lain:
- Sirkulosis hati - peradangan kronis hati akibat alkohol
- Hepatitis - peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis
- Sirosis hati - kerusakan jaringan hati permanen akibat hepatitis kronis/alkohol
- Pankreatitis - peradangan pankreas akibat alkohol/galian
- Kanker pankreas - tumor ganas paling umum pada pankreas
Faktor risiko penyakit saluran pencernaan:

- Usia, jenis kelamin, genetik, gizi buruk, alkohol, rokok, obesitas, stres, infeksi bakteri
atau virus
Pencegahan dengan menjaga kesehatan melalui pola makan seimbang, olahraga teratur,
menghindari alkohol & rokok, serta deteksi dini penyakit.
Diagnosa penyakit saluran pencernaan dapat dilakukan dengan:
- Anamnesa (riwayat penyakit dan gejala)
- Pemeriksaan fisik abdomen
- Pemeriksaan laboratorium seperti fungsi hati dan diagnosis infeksi
- Endoskopi (kolonoskopi, gastroskopi)
- Biopsi jaringan
- Imaging seperti USG dan CT scan

Pengobatan meliputi:
- Nonspecifik seperti diet, perubahan gaya hidup, obat empiris
- Spesifik sesuai penyakitnya seperti antibiotik untuk infeksi, antiinflamasi, PPI, dan
imunosupresan
- Bedah untuk komplikasi lanjutan seperti penyempitan, perdarahan berlebih, dan kanker
stadium lanjut
Beberapa penyakit dapat dicegah dengan imunisasi seperti hepatitis A. Sedangkan untuk
penyakit kronis seperti kolitis ulseratif, penanganannya bertujuan mengendalikan gejala dan
mencegah komplikasi.

Pada kasus-kasus tertentu diperlukan manajemen kasus multidisiplin meliputi dokter umum,
spesialis GI, ahli gizi, dan ahli kesehatan jiwa. Support nutrisi tambahan juga dianjurkan.

Demikian rangkuman lebih lanjut mengenai diagnosa dan pengobatan penyakit saluran
pencernaan. Semoga bermanfaat.
3. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM URINARIA
Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berfungsi
menyaring darah dan menghasilkan urine. Terdiri atas nefron yang berjumlah >=1 juta buah.
Fungsi ginjal antara lain mengatur keseimbangan cairan dan garam, memetaboliskan zat, dan
membuang limbah tubuh.

Pada kehamilan terjadi peningkatan aliran darah dan filtrasi ginjal. Penyakit ginjal umum
termasuk infeksi saluran kemih (ISK). ISK disebabkan bakteri masuk uretra, risikonya pada
wanita. Gejalanya nyeri buang air dan urine keruh.

Gagal ginjal akut disebabkan sirkulasi darah ke ginjal berkurang atau kerusakan ginjal
langsung. Menyebabkan penumpukan limbah tubuh. Jenisnya pre-renal (sirkulasi buruk), renal
(kerusakan ginjal), dan post-renal (penyumbatan saluran kemih).

Penyakit ginjal lainnya adalah glomerulonefritis (kerusakan glomerulus), sindrom nefrotik


(bocor protein di urine), dan gagal ginjal kronis (penurunan fungsi ginjal permanen). Penyakit-
penyakit ini menyebabkan gangguan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi ginjal sehingga terjadi
akumulasi limbah tubuh.

Ureter berfungsi mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urine sebelum dibuang melalui uretra.

Proses filtrasi glomerulus melibatkan tekanan hidrostatik dan osmotik yang menyaring cairan
dan zat terlarut dari darah ke dalam tubulus ginjal, membentuk filtrat glomerulus. Reabsorpsi
tubulus mengembalikan zat yang dibutuhkan seperti glukosa, garam, air ke dalam pembuluh
darah, sehingga yang keluar hanyaimbah tubuh.

Faktor yang mempengaruhi filtrasi antara lain aliran darah, tekanan darah, ukuran pori kapiler,
dan daya serap zat. Laju filtrasi glomerulus normal 120 ml/menit atau 170 liter/hari dengan
99% air direabsorpsi kembali.

Hormon yang mengatur reabsorpsi antara lain aldosteron (Na dan air), ANP (menurunkan Na
dan air), ADH (meningkatkan reabsorpsi air). Gangguan hormon ini dapat menyebabkan
gangguan kesetimbangan cairan dan elektrolit.
4. ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI
ORGAN REPRODUKSI:
- Laki-laki terdiri dari kelenjar (testis, vesikula seminalis, prostat, bulbourethral), saluran
(epididimis, duktus seminalis, uretra), dan organ penyambung (skrotum, funikulus
spermatikus, penis).
- Wanita terdiri dari genitalia eksterna (vulva), vagina, serviks dan korpus uterus, tuba falopi,
ovarium, dan kelenjar susu.
FUNGSI REPRODUKSI:
- Laki-laki menghasilkan dan mengeluarkan sperma.
- Wanita menerima sperma, mengangkut ovum dan sperma, memelihara janin, dan memberi
ASI.
PATOLOGI REPRODUKSI:
- BPH, hiperemesis gravidarum, aborsi, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, preeklampsia.
Penyebab patologi tersebut adalah faktor hormonal, infeksi, kelainan genetik, lingkungan, dan
faktor psikologis. Gejalanya bervariasi seperti kesakitan, perdarahan, dan komplikasi serius
seperti infeksi dan syok.

ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI


- Testis menghasilkan spermatozoa dan testosteron. Terdiri atas tubulus seminiferus dan sel
interstisial.
- Epididimis berfungsi mematangkan sperma. Terdiri atas kepala, tubuh, dan ekor.
- Duktus deferens mengalirkan sperma ke uretra.
- Kelenjar tambahan seperti prostat, vesikula seminalis, dan bulbourethral yang
menyekresikan cairan untuk nutrisi sperma.
- Uretra mengalirkan sperma dan urine.
- Penis berfungsi dalam ejakulasi dan hubungan seks.
ORGAN REPRODUKSI WANITA

- Vulva terdiri atas mons pubis, labia mayor, minor, klitoris.


- Vagina menerima penis dan mengalirkan darah haid.
- Uterus memfasilitasi kehamilan dan melahirkan. Terdiri atas fundus, tubuh, dan serviks.
- Tuba falopi mengalirkan ovum ke uterus.
- Ovarium menghasilkan dan melepas ovum.
- Hormon estrogen dan progesteron berperan dalam siklus haid dan kehamilan.
PTOFIOLOGI REPRODUKSI
Selain yang disebutkan sebelumnya, patologi lainnya adalah tumor testis dan prostat, infeksi
STI, disfungsi ereksi dan ejakulasi dini pada laki-laki, serta gangguan menstruasi dan kanker
serviks pada wanita.

Anda mungkin juga menyukai