Disusun Oleh:
Kelompok 4
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak H. Munaseh, M.Pd. pada mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan 2.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Bagaimana Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sholat?
B. Tata Cara Sholat?
C. Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAK
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Adapun pada jenjang perguruan tinggi, diberikan mata kuliah AIK (Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan).
Di lain sisi, mahasiswa telah memasuki fase yang dalam agama Islam
dikenal dengan istilah baligh, dimana pada fase ini orang sudah dinilai dewasa
sehingga layak dikenai tuntutan hukum agama Islam, baik berupa larangan
maupun kewajiban, maka ia menanggung dosa3 . Oleh karenanya, maka wajib
kiranya bagi mahasiswa untuk melaksanakan ibadah, khususnya yang sifatnya
wajib seperti shalat 5 waktu.
2
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Sholat?
2. Tata Cara Sholat ?
3. Apa Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat?
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sholat
4
melaksanakannya akan berhadap-hadapan dengan Allah SWT. Keenam,
sholat merupakan jembatan untuk meraih nikmat dan janji Allah.
Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan
peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan
salam (taslim). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan
berdasarkan syaratsyarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam.
Shalat adalah ibadah wajib yang dilakukan oleh setiap musim. Sebagai
seorang muslim, tentu kita tahu bahwa amalan yang pertama kali dihisab di
akhirat kelak adalah shalat, karena dengan shalat manusia dapat berinteraksi
dengan PenciptaaNya, ketika tidak ada lagi tempat untuk bersandar, maka
masih ada tempat bersujud untuk mengadu segala keluh kesah kita kepada
Allah. Allah telah menyampaikan kepada Muhammad saw, untuk disampaikan
kepada umatnya melalui firmanNya tentang bagaimana dekat-Nya Dia dengan
kita sebagai makhluk ciptaanNya yang lemah, dikatakan dalam surat AL-
Baqarah ayat 186, sebagai berikut:
5
Dari ayat diatas jelas menerangkan kepada kita semua bahwa Allah itu
dekat, sehingga sebagai manusia hendaknya kita percaya bahwa dimanapun
kita berada Allah selalu bersama kita. Allah menjanjikan akan mengabulkan
doa orang-orang yamg mau meminta kepadaNya. Secara bahasa shalat adalah
do’a. Secara istilah shalat diartikan sebagai ibadah yang terdiri dari ucapan
dan perbuatan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat hukumnya wajib, berdasarkan dalil dari al-Quran dan Hadis, kecuali
bagi wanita yang sedang haid dan nifas. Dalil berdasarkan firman Allah adalah
6
4. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di
bawahnya, tetapi di atas pusar.
5. Kemudian membaca do'a iftitah, ta'awwudz (a'udzu billahi minasy
syaithanirrajim) dan basmalah, kemudian membaca Al-Fatihah dan apabila
7
12. Membaca "Maha Suci Rabbku Yang Maha
Tinggi" tiga kali atau lebih dalam sujud.
13. Bangkit dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, kemudian duduk
iftirasy, yaitu bertumpu pada kaki kiri dan duduk di atasnya sambil
menegakkan telapak kaki kanan seraya membaca:
8
membaca tasyahhud, membaca shalawat kepada Nabi shallallaahu alaihi
wasallam dan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari
empat perkara berikut:
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa api Neraka, siksa kubur, fitnah
hidup dan mati, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
17. Kemudian mengucapkan salam dengan suara yang jelas sambil menoleh
ke kanan, lalu mengucapkan salam kedua sambil menoleh ke kiri.
" Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak
perkaranya adalah jihad"' (HR. Tirmidzi no. 2616. Timidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka
ambruk pula bangunan tersebut. Sama halnya pula dengan bangunan
Islam.
9
Sholat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab. Amalan
seseorang bisa dinilai baik buruknya dinilai dari shalatnya.
Dari Abu Hurairah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari ini adalah
shalatnya. Jika shalatnya baik, dia akan mendapatkan keselamatan dan
keselamatan. Jika shalatnya rusak, dia akan menyesal dan rugi. Jika ada
kekurangan dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta'ala mengatakan,
'Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?'
Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang
kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.
Perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat.
Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
"Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus,
manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus
adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah sholat." (HR. Ahmad 5: 251.
Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid).
Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama
sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum
Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa
ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang
lain hingga yang terakhir adalah shalatnya.
Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
10
"Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang
terakhir tersisa adalah shalat." (HR. Al Hakim At Tirmidzi dan disebutkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami', 2: 353).
Shalat adalah akhir wasiat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ummu
Salamah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa di antara wasiat
terakhir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
11
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalt mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
(QS. An Nisa': 142).
Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat adalah
shalat. Dari * Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar untuk dibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan
zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, -pen), (5) berpuasa di
bulan Ramadhan.» (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
h) Sholat diwajibkan tapa perantara Jibril 'alaihis salam. Tetapi Nabi
Muhammad shallallahu *alaihi wa sallam sendiri yang langsung
mendapatkan perintah shalt ketika beliau melakukan Isra' dan Mi'raj.
i) Awalnya shalt diwajibkan sebanyak 50 shalat. Ini menunjukkan bahwa
Allah amat menyukai ibadah shalat tersebut. Kemudian Allah
memperingan bagi hamba-Nya hingga menjadi 5 waktu dalam sehari
semalam. Akan tetapi, tetap saja shalt tersebut dihitung dalam timbangan
sebanyak 50 shalt,
walaupun dalam amalan hanyalah 5 waktu. Ini sudah menunjukkan
mulianya kedudukan shalat.
Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalt dan
mengakhirinya pula dengan shalat. Ini juga yang menunjukkan
ditekankannya amalan shalat. Allah Ta 'ala berfirman,
12
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang
yang menunaikan zakat, dan orang- orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hat ini tiada tercela. Barangsiapa mencari
yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya." (QS. Al
Mu'minun: 1-9).
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam dan umatnya untuk memerintahkan keluarga mereka supaya
menunaikan shalat. Allah Ta 'ala berfirman.
13
"Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalt ketika mereka
berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka
berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka". (HR. Abu
Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini
shahih).
Siapa yang tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaklah ia
mengqodhonya. Ini sudah menunjukkan kemuliaan shalt lima waktu
karena mesti diganti.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
14
Hal lain yang dapat membantu kekkhusyu'an yakni memahami dan
menghayati mana bacaan shalat.
Shalat sebagai cara mendidik seseorang menjadi tenang. Shalat yang
dilakukan secara insentif akan mendidik dan melatih seseorang
menjadi tenang dalam menghadapi kesusahan dan tidak bersifat kikir
saat mendapat nikamt dari Allah SWT.
Mencegah perbuatan keji dan mungkar shalt yang dilakukan sesuai
dengan fungsi uatmanya yakni dzikkrullah (mengingat Allah SWT)
mestinya memiliki kualitas dan pengaruh yang sangat kuat dalam
mencegah seseorang terhadap perbuatan keji dan mungkar.
c. Hikmah Shalat
Berikut hikmah serta keberkahan shalt bila ditinjau dari berbagai aspek
dalam kehidupan seorang muslim serta masyarakat luas :
Mencegah dekadensi moral.
Nars (1983) menengarai bahwa manusia sangat butuh agama tanpa
agama ia belum menajdi manusia yang utuh. Dalam hal ini, Al Islam telah
menunjukannya dalam pendekatan religius mengenai syariat yang dibawa
olch Rosul-Nya. Inilah yang disebut buah bagi pelaku shalt yaitu, dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar, mencegah dekadensi moral yang
melanda umat.
Menumbuhkan propesionalisme diri.
Waktu waktu shalat tersebut sebenarnya adalah bagian dari
manajemen yang ditetapakan Allah SWT kepada hamba - Nya ketika akan
berkhidmad menghadap - Nya. Biasanya buah waktu shalt ini tercemin
dalam kehidupan sehari - hari seperti masuk Biasanya buah waktu shalat
ini tercemin dalam kehidupan sehari - hari seperti masuk kelas tepat
waktu, bangun tidur tidak kesiangan, menjalankan tugas dengan baik, serta
propesional dalam kerja serta sifat positip lainya.
Mendewasakan diri bersosialisasi.
Sholat berjamaah sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Selain
mendapatkan pahala yang berlipat ganda sholatt berjamaah juga dapat
15
menjalin sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Makin sering sholat
berjamaah, bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat maka makin kenal
akan sesamanya sehingga menyadari pentingnya hidup bermasyarakat.
Menurut Imam Asy-Syahid Hassan Albanna pengaruh shalat tidak
berhenti pada batas pribadi, tetapi shalat itu sebagaiman disebutkan
sifatnya oleh islam dengan berbagai aktivitas yang dzahir dan hakikatnya
yang bersifat bathin merupakan minhaj (sistem/metode) yang kamil
(sempurna) untuk mentarbiyahkan umat sempurna pula. Kemudian shalt
itu dengan disyaratkan dengan berjamaah, akan bisa mengumpulkan umat
sebanyak lima kali sekali dan sekali dalam sepekan dalam shalat jum' at,
nilai – nilai sosial yang baik, seperti ketaatan, kedispilnan rasa cinta dan
persudaraan serta persamaan di derajat di hadapan Allah SWT.
Mencegah stress.
Sholat adalah ibadah yang mengandung unsure meditasi. Yaitu
pemusatan pikiran dan hati pada suatu titik, yaitu Tuhan. Jika keadaan
terjadi sedemikian rupa, maka ketenangan dan kedamaian akan
menyelimuti jiwa inilah energy yang sebenamya menjadi penawar
kelelahan dan beban pikiran (stess).
Para ilmuan telah lama mengaitkan hal ini dengan kondisi jiwa
seseorang. Oarng yang mudah stres biasanya batinnya labil, jauh dari
agama, sehingga tidak memiliki pegangan dalam tindakannya. Fakta
bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai - nilai ajaran agama akan mudah
terjangkit stress juga dinyatakan dalam Al -Quran,' dan barang siapa
berpaling dari peringatan - Ku, maka sesungguhnya bagian penghidupan
yang sempit, dan kami akan meng himpunkanya pada hari kiamat dalam
keadaaan buta' (OS Thahaa: 124 ).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barang siapa
yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa
yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan
lebih disia-siakan lagi. Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob -
radhiyallahu 'anhu- mengatakan, "Sesungguhnya di antara perkara
terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalt, berarti
dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka
untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian
dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat."
Imam Ahmad -rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang
serupa, "Setiap orang yang meremehkan perkara shalat. berarti telah
meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam
sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang
yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul
memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba
Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah. sedangkan
engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu,
sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu." (Lihat Ash Sholah, hal. 12)
Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini
(membenarkan) bahwa shalat lima waktu itu wajib. Namun haruslah
17
disertai dengan melaksanakannya (inqiyad). Karena iman bukanlah
hanya dengan tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai
dengan inqiyad (melaksanakannya dengan anggota badan).
Ibnul Qoyyim mengatakan, "Iman adalah dengan membenarkan
(tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja,
tapa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan
(tashdiq) saja, tentu iblis, Fir' aun dan kaumnya, kaum sholeh. dan
orang
Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah (mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-
anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman
(mu'min-mushoddiq)."
Al Hasan mengatakan, "Iman bukanlah hanya dengan angan-angan
(tanpa ada amalan). Namun iman adalah sesuatu yang menancap dalam
hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan." (Lihat Ash Sholah, 35-
36) Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin.
Semoga kita dapat mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita
mengenai bahaya meninggalkan shalat lima waktu.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Tarjih, M., & Muhammadiyah, TPP (2015). Pedoman Ibadah di bulan Ramadhan.
19
Fuad, E., Unik, M., & Baskoro, D. (2018). Perencanaan perangkat augmented
reality pada pembelajaran gerakan shalat. Jurnal Dinamika Informatika , 7 (1), 59-
71.
20