Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN HIKMAH SHOLAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan 2

Dosen Pengampu: H. Munaseh, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Anzalna Fadhila Rahmi : 210121039


2. Iip Alifatussyahdiah : 210121008
3. Nurhalimah : 210121026

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak H. Munaseh, M.Pd. pada mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan 2.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Bagaimana Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Munaseh, M.Pd.


selaku dosen pengampu mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan 2 yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan
mata kuliah yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 19 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sholat?
B. Tata Cara Sholat?
C. Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat?

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAK

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan dan pergerakan yang


dikenal memiliki banyak amal usaha. Salah satu amal usaha Muhammadiyah
yang membuat Muhammadiyah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia
adalah amal usaha di bidang pendidikan. Amal usaha Muhammadiyah di
bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara.

Sebagai persyarikatan yang berlandaskan Islam, sudah sewajarnya bila


Muhammadiyah menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam melalui berbagai
amal usahanya, begitu pula melalui bidang pendidikan. Hal tersebut tercantum
dalam Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Qa’idah
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah pasal 3, disebutkan bahwa
secara umum tujuan perguruan Muhammadiyah adalah untuk membentuk
manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap, percaya
pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan
dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dan beramal
menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah
SWT . Dengan kata lain, melalui perguruan yang dimilikinya Muhammadiyah
mempunyai tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang terdidik,
berkualitas, dan mengabdikan diri untuk agama dan tanah air serta
mendakwahkan ajaran agama Islam.

Guna mencapai tujuan dakwah tersebut, maka persyarikatan


Muhammadiyah menyertakan Pendidikan Agama Islam di berbagai jenjang
pendidikannya. Pada pendidikan tingkat dasar dan menengah diberi mata
pelajaran ISMUBA (Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab).

1
Adapun pada jenjang perguruan tinggi, diberikan mata kuliah AIK (Al-Islam
dan Kemuhammadiyahan).

Universitas Muhammadiyah Cirebon sebagai salah satu perguruan tinggi


Muhammadiyah juga turut menyertakan AIK ke dalam salah satu mata kuliah
yang wajib ditempuh oleh mahasiswanya agar senantiasa berpegang teguh
pada nilai-nilai ke-Islaman dan bertindak serta berperilaku sesuai dengan
koridor agama Islam yaitu memberikan dasar-dasar keterampilan ibadah dan
ke-Islaman.

Pemberian dasar-dasar keterampilan ibadah dan ke-Islaman bukan hanya


berupa penyampaian materi, namun juga diwujudkan dengan praktek dan
pembiasaan selama peserta mengikuti kegiatan ini. Sebagai contoh, selama
mengikuti mahasiswa diharuskan untuk selalu shalat fardhu berjama’ah.

Di lain sisi, mahasiswa telah memasuki fase yang dalam agama Islam
dikenal dengan istilah baligh, dimana pada fase ini orang sudah dinilai dewasa
sehingga layak dikenai tuntutan hukum agama Islam, baik berupa larangan
maupun kewajiban, maka ia menanggung dosa3 . Oleh karenanya, maka wajib
kiranya bagi mahasiswa untuk melaksanakan ibadah, khususnya yang sifatnya
wajib seperti shalat 5 waktu.

Ibadah sendiri mempunyai makna yang mendalam bagi ummat beragama.


Dalam agama Islam, ibadah merupakan hubungan antara makhluk dengan
Allah SWT atau yang lebih dikenal dengan istilah habluminallah.

Melalui ketekunan dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah,


seseorang dapat membuktikan kecintaannya terhadap Rabbnya. Oleh sebab
itu, jika terdapat mahasiswa yang meninggalkan ibadahnya, maka
kecintaannya terhadap Rabb yang telah menciptakannya patut untuk
dipertanyakan.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah,


antara lain:

1. Definisi Sholat?
2. Tata Cara Sholat ?
3. Apa Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat?
C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas dapat diambil beberapa tujuan diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengertian dari sholat.


2. Untuk mengetahui Tata Cara Sholat yang baik dan benar.
3. Untuk mengetahui Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sholat

Sholat berasal dari kata shala-yashlu. Kata ini mempunyai keunikan


tersendiri yang memiliki 3 (tiga) makna yaitu sholatberarti doa dan
ampunan, rukuk dan sujud, dan yang ketiga adalah sholatberarti kasih
sayang dan pujian yang baik. Sedangkan sholatyang dimaksud dalam
rukun Islam adalah ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam. Definisi ini di sepakati oleh para ulama mengacu
pada rukun dan tata cara sholat. Sholatdalam rukun Islam memiliki aturan dan
tata cara tersendiri. Setiap gerakannya memiliki bacaan dan kandungan
tersendiri untuk membentuk kepribadian seseorang. Sholatmenurut bahasa
dan rukun Islam mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya,
sholat adalah doa dan permohonan am.punan. Sholat berisi pujian kepada
Allah swt dan pujian kepada nabi Muhammad SAW. Sholat berfungsi
menguatkkan iman sesorang.

Sedangkan perbedaannya adalah sholatdalam rukun Islam mempunyai


sejumlahcaradan aturan yang mengikat, setiap muslimah yang hendak
melaksanakan sholatharus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Al-
quran dan sunnah. Menurut Al-Qasthalanidalam Marashidush-Sholatfi
Maqashidish-Sholat sholat mempunyai enam dimensi. Pertama, sholat
mempunyai upaya untuk memperbaiki dan meluruskan sesuatu yang
dapat dijadikan seorang muslim/muslimah semakin nyaman
menjalani kehidupan. Kedua, sholat merupakan indikasi hubungan
antara seorang hamba dengan tuhannya. Ketiga, siapapun yang
meningglkan sholatakna sampai ke neraka. Keempat, siapapun yang
melaksanakannya akan sampai ke surga. Kelima, siapapun yang

4
melaksanakannya akan berhadap-hadapan dengan Allah SWT. Keenam,
sholat merupakan jembatan untuk meraih nikmat dan janji Allah.

Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i


mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah
syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan
diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu.

Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan
peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan
salam (taslim). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan
berdasarkan syaratsyarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul
ikhram dan diakhiri dengan salam.

Shalat adalah ibadah wajib yang dilakukan oleh setiap musim. Sebagai
seorang muslim, tentu kita tahu bahwa amalan yang pertama kali dihisab di
akhirat kelak adalah shalat, karena dengan shalat manusia dapat berinteraksi
dengan PenciptaaNya, ketika tidak ada lagi tempat untuk bersandar, maka
masih ada tempat bersujud untuk mengadu segala keluh kesah kita kepada
Allah. Allah telah menyampaikan kepada Muhammad saw, untuk disampaikan
kepada umatnya melalui firmanNya tentang bagaimana dekat-Nya Dia dengan
kita sebagai makhluk ciptaanNya yang lemah, dikatakan dalam surat AL-
Baqarah ayat 186, sebagai berikut:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka


(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

5
Dari ayat diatas jelas menerangkan kepada kita semua bahwa Allah itu
dekat, sehingga sebagai manusia hendaknya kita percaya bahwa dimanapun
kita berada Allah selalu bersama kita. Allah menjanjikan akan mengabulkan
doa orang-orang yamg mau meminta kepadaNya. Secara bahasa shalat adalah
do’a. Secara istilah shalat diartikan sebagai ibadah yang terdiri dari ucapan
dan perbuatan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat hukumnya wajib, berdasarkan dalil dari al-Quran dan Hadis, kecuali
bagi wanita yang sedang haid dan nifas. Dalil berdasarkan firman Allah adalah

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang


yang ruku’” [al-Baqarah: 43].

B. Tata Cara Sholat


Tata Cara Shalat Menurut Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah Secara istilah shalat adalah sebagai ibadah yang terdiri
dari ucapan perbuatan khusus yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam. Kesimpulan shalat adalah ibadah khusus yang berupa
ucapan dan perbuatan dimulai takbiratul ihram yang didalamnya terdapat
ketentuan-ketentuan syariat yang telah ditentukan secara khusus yang
diakhiri dengan salam.10Shalat hukumnya wajib (fardhu ‘ain), artinya
wajib setiap individu yang telah memenuhi syarat.
Kaifiat Tata Cara Shalat menurut HPT Muhammadiyah adalah
sebagai berikut:
1. Seorang muslim yang hendak melakukan shalat hendaklah berdiri tegak
setelah masuk waktu shalat dalam keadaan suci dan menutup aurat serta
menghadap kiblat dengan seluruh anggota badannya tanpa miring atau
menoleh ke kiri dan ke kanan.
2. Kemudian berniat untuk melakukan shalat yang ia maksudkan di dalam
hatinya tanpa diucapkan.
3. Kemudian melakukan takbiratul ihram, yaitu membaca Allahu Akbar
sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya ketika
takbir.

6
4. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di
bawahnya, tetapi di atas pusar.
5. Kemudian membaca do'a iftitah, ta'awwudz (a'udzu billahi minasy
syaithanirrajim) dan basmalah, kemudian membaca Al-Fatihah dan apabila

sampai pada bacaan membaca aamiin.


6. Kemudian membaca salah satu surat atau apa yang mudah baginya di antara
ayat-ayat Al-Qur'an.
7. Kemudian mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahunya lalu ruku'
sambil mengucapkan Allahu Akbar selanjutnya memegang dua lutut dengan
kedua tapak tangan dengan meratakan tulang punggung, tidak mengangkat
kepalanya juga tidak terlalu membungkukkannya, dan jari-jari tangannya
hendaknya dalam keadaan terbuka.

8. Pada saat ruku', membaca "Maha Suci Rabbku Yang


Maha Agung" tiga kali atau lebih.
9. Kemudian bangkit dari ruku' seraya mengangkat kedua tangan sejajar

dengan kedua bahu sambil membaca "Allah Maha


Mendengar orang yang memujiNya" sehingga tegak berdiri dalam keadaan

i'tidal, kemudian membaca:


"Wahai Rabb kami, bagiMu segala puji, (aku memuji-Mu)dengan pujian
yang banyak, baik dan penuh dengan keberkahan di dalamnya."
10. Kemudian sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud bertumpu
pada tujuh anggota sujud, yaitu dahi (yang termasuk di dalamnya) hidung,
dua telapak tangan, dua lutut dan ujung dua tapak kaki. Hendaknya
diperhatikan agar dahi dan hidung betul-betul mengenai lantai, serta
merenggangkan bagian atas lengannya dari samping badannya dan tidak
11. meletakkan lengannya (hastanya) ke lantai dan mengarahkan ujung jari-
jarinya ke arah kiblat.

7
12. Membaca "Maha Suci Rabbku Yang Maha
Tinggi" tiga kali atau lebih dalam sujud.
13. Bangkit dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, kemudian duduk
iftirasy, yaitu bertumpu pada kaki kiri dan duduk di atasnya sambil
menegakkan telapak kaki kanan seraya membaca:

"Wahai Rabbku ampunilah aku,


rahmatilah, berikanlah petunjuk dan rezki kepadaku."
14. Kemudian sujud lagi seperti di atas, lalu bangkit untuk melaksanakan
rakaat kedua sambil bertakbir. Kemu-dian melakukan seperti pada rakaat
pertama, hanya saja tanpa membaca do'a iftitah lagi. Apabila telah menye-
lesaikan rakaat kedua hendaknya duduk untuk melak-sanakan tasyahhud.
Apabila shalatnya hanya dua rakaat saja seperti shalat Subuh, maka
membaca tasyahhud kemudian membaca shalawat Nabi shallallaahu alaihi
wasallam, lalu langsung salam, dengan mengucapkan:

"Semoga kesejahteraan dan rahmat Allah


bagimu." Sambil menoleh ke kanan, kemudian mengucapkan salam lagi
sambil menoleh ke kiri.
15. Jika shalat itu termasuk shalat yang lebih dari dua rakaat, maka berhenti
ketika selesai membaca tasyahhud awwal, yaitu pada ucapan:

"Aku bersaksi tidak ada


sesembahan yang haq melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya." Kemudian bangkit berdiri
sambil mengucapkan takbir dan mengangkat kedua tangan sejajar dengan
kedua bahu, lalu mengerjakan rakaat berikutnya seperti rakaat
sebelumnya, hanya saja terbatas pada bacaan surat AlFatihah saja.
16. Kemudian duduk tawarruk, yaitu dengan menegakkan telapak kaki kanan dan
meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kaki kanan, kemudian mendudukkan
pantat di lantai serta meletakkan kedua tangan di atas kedua paha. Lalu

8
membaca tasyahhud, membaca shalawat kepada Nabi shallallaahu alaihi
wasallam dan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari
empat perkara berikut:

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa api Neraka, siksa kubur, fitnah
hidup dan mati, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
17. Kemudian mengucapkan salam dengan suara yang jelas sambil menoleh
ke kanan, lalu mengucapkan salam kedua sambil menoleh ke kiri.

C. Kedudukan, Fungsi dan Hikmah Sholat


a. Kedudukan Sholat
Kedudukan sholat memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ibadah-
ibadah yang lain. Hal ini sangat jelas terlihat dalam ayat-ayat A1-Qur'an
dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Dalam riwayat lain, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda. "Barangsiapa lupa mengerjakan
shalat atau tertidur sehingga tidak mengerjakannya, maka kafaratnya
adalah mengerjakannya ketika ia mengingatnya." (Muttafaqun ' Alaih)
Sholatt itu memiliki kedudukan yang mulia.
Dalil-dalil yang diutarakan kali ini sudah menunjukkan kedudukan
dan muliannya ibadah shalat.
 Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali
dengan shalat. Dalam hadits Mu' adz disebutkan,

" Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak
perkaranya adalah jihad"' (HR. Tirmidzi no. 2616. Timidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
hadits ini hasan). Yang namanya tiang suatu bangunan jika ambruk, maka
ambruk pula bangunan tersebut. Sama halnya pula dengan bangunan
Islam.

9
 Sholat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab. Amalan
seseorang bisa dinilai baik buruknya dinilai dari shalatnya.
Dari Abu Hurairah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari ini adalah
shalatnya. Jika shalatnya baik, dia akan mendapatkan keselamatan dan
keselamatan. Jika shalatnya rusak, dia akan menyesal dan rugi. Jika ada
kekurangan dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta'ala mengatakan,
'Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?'
Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang
kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.
 Perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat.
Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,

"Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus,
manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus
adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah sholat." (HR. Ahmad 5: 251.
Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid).
Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama
sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum
Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa
ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang
lain hingga yang terakhir adalah shalatnya.
Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

10
"Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang
terakhir tersisa adalah shalat." (HR. Al Hakim At Tirmidzi dan disebutkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami', 2: 353).
 Shalat adalah akhir wasiat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ummu
Salamah radhiyallahu 'anha mengatakan bahwa di antara wasiat
terakhir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

"Jagalah shalat, jagalah shalt dan budak-budak kalian" (HR. Ahmad 6:


290. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih
dilihat dari jalur lainnya).
 Allah memuji orang yang mengerjakan shalat. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang


tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh
keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang
yang diridhai di sisi Rabbnya. " (QS. Maryam: 54-55).
 Allah mencela orang yang melalaikan dan malas-malasan dalam
menunaikan shalat. Allah Ta 'ala berfirman,

"Maka datanglah sebelum mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-


nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan
menemui kesesatan ." (OS. Maryam: 59).
Dalam ayat lain disebutkan.

11
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalt mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
(QS. An Nisa': 142).
 Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat adalah
shalat. Dari * Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar untuk dibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan
zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, -pen), (5) berpuasa di
bulan Ramadhan.» (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
h) Sholat diwajibkan tapa perantara Jibril 'alaihis salam. Tetapi Nabi
Muhammad shallallahu *alaihi wa sallam sendiri yang langsung
mendapatkan perintah shalt ketika beliau melakukan Isra' dan Mi'raj.
i) Awalnya shalt diwajibkan sebanyak 50 shalat. Ini menunjukkan bahwa
Allah amat menyukai ibadah shalat tersebut. Kemudian Allah
memperingan bagi hamba-Nya hingga menjadi 5 waktu dalam sehari
semalam. Akan tetapi, tetap saja shalt tersebut dihitung dalam timbangan
sebanyak 50 shalt,
walaupun dalam amalan hanyalah 5 waktu. Ini sudah menunjukkan
mulianya kedudukan shalat.
 Allah membuka amalan seorang muslim dengan shalt dan
mengakhirinya pula dengan shalat. Ini juga yang menunjukkan
ditekankannya amalan shalat. Allah Ta 'ala berfirman,

12
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang
yang menunaikan zakat, dan orang- orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka dalam hat ini tiada tercela. Barangsiapa mencari
yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya." (QS. Al
Mu'minun: 1-9).
 Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam dan umatnya untuk memerintahkan keluarga mereka supaya
menunaikan shalat. Allah Ta 'ala berfirman.

"Dan perintahkan kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan


hersaharlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki,
Kamilah yang memberi rezki kewajiban. Dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaha: 132).

 Semenjak anak-anak sudah diperintahkan shalt dan boleh dipukul jika


idak shalat pada waktu berumur 10 tahun. Perintah shalt ini tidak
ditemukan pada amalan lainnya, sekaligus hal ini menunjukkan
mulianya ibadah shalat.
Dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu 'anhu,
beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu "'alaihi wa sallam
bersabda,

13
"Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalt ketika mereka
berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka
berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka". (HR. Abu
Daud no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini
shahih).
 Siapa yang tertidur atau lupa dari shalat, maka hendaklah ia
mengqodhonya. Ini sudah menunjukkan kemuliaan shalt lima waktu
karena mesti diganti.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak


ada kewajiban baginya selain itu." (HR. Bukhari no. 597 dan Muslim no.
684). Dalam riwayat Muslim disebutkan,

"Barangsiapa yang lupa shalat atau tertidur, maka tebusannya adalah ia


shalat ketika ia ingat." (HR. Muslim no. 684). Dimisalkan dengan orang
yang tertidur adalah orang yang pingsan selamat tiga hari atau kurang dari
itu, maka ia mesti mengqodho shalatnya. Namun jika sudah lebih dari tiga
hari, maka tidak ada qodho karena sudah semisal dengan orang gila.

b. Fungi Shalat Berikut adalah fungi dari shalat:


fungsi shalat yang utama yakni sebagai saran dzikrullah
(mengingat Allah SWT) orang yang memfungsikan Shalatnya sebagai
sarana untuk mengingat Allah, akan mendapatan ketrentaman hati. Tidak
mungkin orang bisa mendapatkan ketenanagan dan khe-khusuyu-an shalt
seseorang sangat bergantung pada sejauh mana orang tersebut mengenal
Allah SWT.

14
Hal lain yang dapat membantu kekkhusyu'an yakni memahami dan
menghayati mana bacaan shalat.
 Shalat sebagai cara mendidik seseorang menjadi tenang. Shalat yang
dilakukan secara insentif akan mendidik dan melatih seseorang
menjadi tenang dalam menghadapi kesusahan dan tidak bersifat kikir
saat mendapat nikamt dari Allah SWT.
 Mencegah perbuatan keji dan mungkar shalt yang dilakukan sesuai
dengan fungsi uatmanya yakni dzikkrullah (mengingat Allah SWT)
mestinya memiliki kualitas dan pengaruh yang sangat kuat dalam
mencegah seseorang terhadap perbuatan keji dan mungkar.
c. Hikmah Shalat
Berikut hikmah serta keberkahan shalt bila ditinjau dari berbagai aspek
dalam kehidupan seorang muslim serta masyarakat luas :
 Mencegah dekadensi moral.
Nars (1983) menengarai bahwa manusia sangat butuh agama tanpa
agama ia belum menajdi manusia yang utuh. Dalam hal ini, Al Islam telah
menunjukannya dalam pendekatan religius mengenai syariat yang dibawa
olch Rosul-Nya. Inilah yang disebut buah bagi pelaku shalt yaitu, dapat
mencegah perbuatan keji dan mungkar, mencegah dekadensi moral yang
melanda umat.
 Menumbuhkan propesionalisme diri.
Waktu waktu shalat tersebut sebenarnya adalah bagian dari
manajemen yang ditetapakan Allah SWT kepada hamba - Nya ketika akan
berkhidmad menghadap - Nya. Biasanya buah waktu shalt ini tercemin
dalam kehidupan sehari - hari seperti masuk Biasanya buah waktu shalat
ini tercemin dalam kehidupan sehari - hari seperti masuk kelas tepat
waktu, bangun tidur tidak kesiangan, menjalankan tugas dengan baik, serta
propesional dalam kerja serta sifat positip lainya.
 Mendewasakan diri bersosialisasi.
Sholat berjamaah sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Selain
mendapatkan pahala yang berlipat ganda sholatt berjamaah juga dapat

15
menjalin sosialisasi dengan masyarakat sekitar. Makin sering sholat
berjamaah, bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat maka makin kenal
akan sesamanya sehingga menyadari pentingnya hidup bermasyarakat.
Menurut Imam Asy-Syahid Hassan Albanna pengaruh shalat tidak
berhenti pada batas pribadi, tetapi shalat itu sebagaiman disebutkan
sifatnya oleh islam dengan berbagai aktivitas yang dzahir dan hakikatnya
yang bersifat bathin merupakan minhaj (sistem/metode) yang kamil
(sempurna) untuk mentarbiyahkan umat sempurna pula. Kemudian shalt
itu dengan disyaratkan dengan berjamaah, akan bisa mengumpulkan umat
sebanyak lima kali sekali dan sekali dalam sepekan dalam shalat jum' at,
nilai – nilai sosial yang baik, seperti ketaatan, kedispilnan rasa cinta dan
persudaraan serta persamaan di derajat di hadapan Allah SWT.
 Mencegah stress.
Sholat adalah ibadah yang mengandung unsure meditasi. Yaitu
pemusatan pikiran dan hati pada suatu titik, yaitu Tuhan. Jika keadaan
terjadi sedemikian rupa, maka ketenangan dan kedamaian akan
menyelimuti jiwa inilah energy yang sebenamya menjadi penawar
kelelahan dan beban pikiran (stess).
Para ilmuan telah lama mengaitkan hal ini dengan kondisi jiwa
seseorang. Oarng yang mudah stres biasanya batinnya labil, jauh dari
agama, sehingga tidak memiliki pegangan dalam tindakannya. Fakta
bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai - nilai ajaran agama akan mudah
terjangkit stress juga dinyatakan dalam Al -Quran,' dan barang siapa
berpaling dari peringatan - Ku, maka sesungguhnya bagian penghidupan
yang sempit, dan kami akan meng himpunkanya pada hari kiamat dalam
keadaaan buta' (OS Thahaa: 124 ).

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barang siapa
yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa
yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan
lebih disia-siakan lagi. Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob -
radhiyallahu 'anhu- mengatakan, "Sesungguhnya di antara perkara
terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalt, berarti
dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka
untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian
dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat."
Imam Ahmad -rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang
serupa, "Setiap orang yang meremehkan perkara shalat. berarti telah
meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam
sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang
yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul
memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba
Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah. sedangkan
engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu,
sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu." (Lihat Ash Sholah, hal. 12)
Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini
(membenarkan) bahwa shalat lima waktu itu wajib. Namun haruslah

17
disertai dengan melaksanakannya (inqiyad). Karena iman bukanlah
hanya dengan tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai
dengan inqiyad (melaksanakannya dengan anggota badan).
Ibnul Qoyyim mengatakan, "Iman adalah dengan membenarkan
(tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja,
tapa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan
(tashdiq) saja, tentu iblis, Fir' aun dan kaumnya, kaum sholeh. dan
orang
Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah (mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-
anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman
(mu'min-mushoddiq)."
Al Hasan mengatakan, "Iman bukanlah hanya dengan angan-angan
(tanpa ada amalan). Namun iman adalah sesuatu yang menancap dalam
hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan." (Lihat Ash Sholah, 35-
36) Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin.
Semoga kita dapat mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita
mengenai bahaya meninggalkan shalat lima waktu.
B. Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

Masrinda, M. (2019). PENGARUH GERAKAN SHOLAT TERHADAP


KETAHANAN (ENDURANCE) OTOT EXTENSOR PUNGGUNG BAWAH
PADA MAHASISWA FISIOTERAPI UMM (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).

Tarjih, M., & Muhammadiyah, TPP (2015). Pedoman Ibadah di bulan Ramadhan.

Dewi, A. K. (2019). MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN IBADAH


SHOLAT MELALUI PEMBELAJARAN AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
BERBASIS PESANTREN (Studi Kasus Di Pesantren Mahasiswa Al-Manar
Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tahun Pelajaran 2018/2019) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

19
Fuad, E., Unik, M., & Baskoro, D. (2018). Perencanaan perangkat augmented
reality pada pembelajaran gerakan shalat. Jurnal Dinamika Informatika , 7 (1), 59-
71.

20

Anda mungkin juga menyukai