Anda di halaman 1dari 6

Nama : Angga FAksi Januar

Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

No Hubungan Kesehatan Kesehatan Mental Siswa SMP-


Mentaldengan Motivasi Belajar SMA Indonesia Selama Masa
Siswa Pandemi dan Faktor
Penyebabnya
1 Latar Belakang Masalah motivasi belajar Isu mengenai kesehatan mental
siswa merupakan perhatian siswa jenjang pendidikan SMP
penting dalam konteks dan SMA, Kondisi pandemi
pendidikan, dan ada Covid-19 juga menjadi salah
satu faktor yang
kebutuhan untuk memahami
mempengaruhi kesehatan
hubungannya dengan
mental siswa
kesehatan mental di kelas.
2 Teori  Konsep kesehatan  Konsep kesehatan
mental dan mental dan dampaknya
komponennya. pada siswa.
 Konsep motivasi  Dampak pandemi
belajar, yang dapat COVID-19 pada
merujuk pada teori- kesehatan mental
teori motivasi belajar siswa.
seperti Teori Harapan  Konsep stres pada
(Expectancy Theory), siswa dan faktor-faktor
Teori Motivasi Belajar yang dapat
(Self-Determination menyebabkan stres.
Theory), atau teori-teori  Teori-teori kesehatan
lain yang mendukung mental dan teori-teori
pemahaman motivasi stres yang mungkin
belajar siswa. relevan dalam
pemahaman dampak
pandemi pada siswa.

3 Metode penelitian Deskriptif korelasional -Vpenelitian non-eksperimental


-Deskriptif kuantitatif.
4 Hasil dan Pembahasan Kesehatan Mental: 1. Ditemukan bahwa lebih
 Sebagian besar dari 50% siswa SMP-
siswa di MTsN SMA di Indonesia pada
Sintuk Toboh dasarnya tidak
Gadang menunjukkan adanya
Nama : Angga FAksi Januar
Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

memiliki permasalahan terkait


kesehatan gejala kecemasan.
mental yang Namun, sekitar 4%
berada pada siswa menunjukkan
kategori cukup gejala kecemasan
sehat (47%). berat, dan sekitar 10%
 Kategori sehat menunjukkan gejala
mendapat 31%. kecemasan sedang.
 Kategori tidak 2. Sebagian besar siswa
sehat mencapai menunjukkan adanya
22,1%. gejala depresi, dengan
Motivasi Siswa dalam Belajar: sekitar 25% siswa SMP-
 Motivasi siswa SMA di Indonesia
secara memiliki gejala depresi
keseluruhan di sedang hingga berat.
sekolah 3. Faktor-faktor yang
diklasifikasikan dirasa mengganggu
sebagai rendah siswa selama menjalani
(43%). PJJ di masa pandemi
 37% siswa mencakup
berada dalam kekhawatiran tentang
kategori tinggi performa atau hasil
motivasi belajar, banyaknya
belajar. jumlah tugas dari
 16% berada sekolah, jadwal
dalam kategori belajar/kelas, dan
sedang motivasi terbatasnya interaksi
belajar. dengan teman.
Hubungan antara Kesehatan
Mental dan Motivasi Siswa Hasil ini menunjukkan bahwa
dalam Belajar: pandemi dan PJJ memiliki
 Hasil analisis dampak yang signifikan
menunjukkan terhadap kesehatan mental
adanya siswa. Hal ini konsisten dengan
hubungan yang temuan-temuan sebelumnya
signifikan dan yang menunjukkan bahwa
positif antara siswa menghadapi banyak
Nama : Angga FAksi Januar
Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

kesehatan tantangan selama PJJ, termasuk


mental dan masalah kecemasan dan
motivasi siswa depresi.
dalam belajar di
MTsN Sintuk
Toboh Gadang.
 Koefisien
korelasi antara
kesehatan
mental (X) dan
motivasi siswa
dalam belajar
siswa (Y) adalah
0,527, yang
dianggap
memiliki tingkat
korelasi cukup
kuat.
 Ini berarti
bahwa semakin
tinggi
kesehatan
mental siswa,
semakin positif
motivasi
mereka dalam
belajar, dan
sebaliknya.

Kesimpulan

Kesehatan mental siswa menjadi perhatian utama, karena gangguan kesehatan mental pada
remaja dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka.

Data menunjukkan bahwa sejumlah besar siswa di Indonesia


Nama : Angga FAksi Januar
Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kesehatan mental siswa dengan motivasi mereka dalam belajar. Artinya, semakin baik
kesehatan mental siswa, semakin tinggi motivasi belajar mereka.

Sebagian besar siswa dalam penelitian ini memiliki kesehatan mental yang cukup sehat,
tetapi motivasi belajar siswa secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai rendah.

kesehatan mental siswa adalah faktor penting dalam prestasi belajar mereka, dan ada
hubungan antara kesehatan mental dan motivasi belajar. Oleh karena itu, perlu perhatian
khusus terhadap kesehatan mental siswa di sekolah dan upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar mereka. Artikel pertama memberikan pandangan umum tentang isu kesehatan
mental siswa di Indonesia, sementara artikel kedua memberikan penekanan pada hubungan
antara kesehatan mental dan motivasi belajar siswa di lingkungan tertentu.

Perbedaan

Tujuan Penelitian: Artikel pertama bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang
kesehatan mental siswa di Indonesia selama pandemi COVID-19. Sementara artikel kedua
lebih berfokus pada menentukan hubungan antara kesehatan mental dan motivasi belajar
siswa di sekolah MTsN Sintuk Toboh Gadang.

Desain Penelitian: Artikel pertama menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional


dengan pengumpulan data melalui angket. Sementara artikel kedua menggunakan desain
penelitian non-eksperimental dengan metode deskriptif kuantitatif dan mengumpulkan data
dari tautan kuisioner online yang dibagikan kepada siswa di seluruh Indonesia.

Pengukuran: Artikel pertama mengukur gejala kecemasan dan depresi siswa, sedangkan
artikel kedua mengukur kesehatan mental dan motivasi belajar siswa menggunakan alat ukur
yang berbeda (PHQ-9 dan GAD-7 untuk kesehatan mental serta tautan kuisioner online yang
dirancang oleh peneliti untuk motivasi belajar).

Hasil dan Kesimpulan: Artikel pertama memberikan gambaran gejala kecemasan dan
depresi siswa di Indonesia selama pandemi. Artikel kedua lebih terfokus pada menunjukkan
Nama : Angga FAksi Januar
Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesehatan mental dan motivasi belajar siswa
di sekolah tertentu.
Nama : Angga FAksi Januar
Kelas : 1B
Prodi : d3 Keperawatan
Matkul : Bahasa Indonesia

Persamaan

1. Fokus pada Kesehatan Mental Siswa: Kedua artikel memiliki fokus utama pada kesehatan
mental siswa. Artikel pertama membahas kesehatan mental siswa secara umum, sementara
artikel kedua mencoba menentukan hubungan antara kesehatan mental dan motivasi
belajar siswa di sekolah tertentu.

2. Penggunaan Data Empiris: Kedua artikel menggunakan data empiris dalam penelitian
mereka. Artikel pertama mengumpulkan data tentang gejala kecemasan dan depresi siswa
selama pandemi COVID-19, sedangkan artikel kedua menggunakan data untuk mengukur
kesehatan mental dan motivasi belajar siswa di MTsN Sintuk Toboh Gadang.

3. Perhatian pada Dampak Pandemi: Kedua artikel juga mengakui dampak pandemi COVID-19
pada siswa. Artikel pertama menyoroti dampak pandemi pada gejala depresi siswa,
sementara artikel kedua menyelidiki hubungan antara kesehatan mental dan motivasi
belajar selama masa pandemi.

4. Pentingnya Motivasi Belajar: Meskipun motivasi belajar secara langsung dibahas hanya
dalam artikel kedua, artikel pertama juga mengisyaratkan bahwa perilaku belajar yang baik
didorong oleh kesehatan mental yang baik atau normal. Oleh karena itu, kedua artikel secara
implisit menyoroti pentingnya motivasi belajar dalam konteks kesehatan mental siswa.

Anda mungkin juga menyukai