ISSN:
DOI:
Abstrak
Masyarakat Jawa yang berinteraksi dengan masyarakat luar Jawa membuat mereka melihat bagaiamana
kepercayaan itu muncul. Sebelumnya masyarakat Jawa memiliki kepercayaan dinamisme, animisme,
totemisme dan politeisme. Namun, seiring berjalannya waktu masyarakat membentuk sebuah sinkretisme,
dimana sinkretisme tersebut menghasilkan aliran baru, yaitu Kejawen. Kejawen merupakan kepercayaan
masyarakat Jawa, Kejawen dianggap memiliki ajaran-ajaran tertentu terutama dalam membangun aturan
berkehidupan yang mulia. Salah satu upacara adat dari Kejawen adalah bersih desa, upacara bersih desa
ditujukan untuk masyarakat Jawa agar desa senantiasa selamat dari bahaya atau bencana. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis literature
yang bersumber dari buku, jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bersih desa
memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai Kejawen.
Abstract
Javanese people who interact with people outside Java make them see how the belief arises. Previously,
Javanese people had beliefs in dynamism, animism, totemism and polytheism. However, over time the
community formed a syncretism, where the syncretism produced a new stream, namely Javanese. Kejawen
is a belief of the Javanese people, Kejawen is considered to have certain teachings, especially in building
noble rules of life. One of the traditional ceremonies of Kejawen is village clean, the village clean ceremony
is intended for Javanese people so that the village is always safe from danger or disaster. The method used
in this study is a qualitative research method using literature analysis sourced from books, relevant journals.
The results showed that village clean activities are related to Javanese values.
Pendahuluan
Perkembangan kepercayaan masyarakat terbentuk dari berbgai suku yang sangat
beragam. Masyarakat Jawa yang terus berinteraksi dengan masyarakat dari luar Jawa
mereka mulai melihat kearah agama atau kepercayaan Monoteisme. Monoteisme
merupakan suatu kepercayaan di mana Tuhan yang Maha Satu sebagai sesembahan
mereka. Monoteisme berinteraksi dengan Animisme, Dinamisme, Totemisme dan
Politeisme. Penyebab interaksi ini maka terbentuk sinketrisme antara kepercayaan lama
dan kepercayaan monoteisme dan lahirlah aliran kepercayaan.
Penganut aliran kepercayaan di Jawa menyatakan bahwa kepercayaan yang
mereka anut merupakan Agama Jawad an kemudian dikenal dengan istilah Kejawen.
Secara etimologis Kejawen berasal dari kata Jawa yang dipahami sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan adat dan kepercayaan masyarakat Jawa. Kejawen dimaknai sebagai
filsafat yang keberadaannya ada sejak orang Jawa itu ada. Hal ini terlihat dari ajarannya
yang bersifat universal dan melekat berdampingan dengan agama yang dianut pada
zamannya. (Sri Winatala Achmad, 2019)
Kearifan lokal merupakan nilai penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Ia
mengatur sikap-sikap lokal yang berkaitan dengan hubungan anatara makhluk hidup
(termasuk manusia) dengan lingkungan sekitarnya. Merti desa atau yang biasa disebut
bersih desa merupakan sebuah upacara yang adat yang ditujukan oleh masyarakat Jawa
agar desa senantiasa diberikan keselamatan dari mara bahaya atau bencana. Bersih desa
merupakan salah satu upacara adat Kejawen yang hingga saat ini masih dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai sejarah Agama Jawa dan juga
aliran-alirannya. Dan juga mengungkap praktik bersih desa di Desa Mulyosari Kecamatan
Pagerwojo Kabupaten Tulungagung sebagai contoh dari agama jawa serta membahas
bagaimana nilai-nilai Kejawen yang ada dalam upacara adat bersih desa tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang meggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang
dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan
mengalaisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial, sikap,
keyakinan , dan presepsi.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data yang
diperoleh melalui studi literature. Metode studi literature merupakan serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
megolah bahan penelitian (Zed, 2008). Pengumpulan data dilakukan melalui buku dan
jurnal yang berkaitan dengan Agama Jawa, Kejawen, dan bersih desa. Lalu dianalisis dan
diidentifikasi untuk mengaitkan nilai-nilai Kejawen yang ada dalam upacara adat bersih
desa.
Daftar Pustaka
Achmad, S. W. (2019). Sejarah Agama Jawa. Yogyakarta: Araska.
Dadang Sundawaa, L. B. (2021). Implementasi Nilai Karakter Religius dalam Tradisi Bersih
Desa. JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN.
Dewi, A. P. (2018). Sinkretisme Islam Dan Budaya Jawa dalam Upacara Bersih Desa di Desa
Purwosari Kabupaten Ponorogo. Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman .
JATMIKO, A. P. (2016). TRADISI UPACARA BERSIH DESA SITUS PATIRTHĀN DEWI
SRI DI DESA SIMBATAN . e-Journal Pendidikan Sejarah.
Muhajir, M. M. (2022). Praktek Tradisi Merti Desa dalam Membangun Harmoni Masyarakat.
Jurnal Lektur Keagamaan.
Regina Rapa Pongbangnga, S. E. (2023). Makna Simbolik Pada Ritual “Unggah-Unggahan”
Masyarakat Bonokeling . INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research.
Rifatus Sholikah, D. H. (2021). EKSISTENSI TRADISI BERSIH DESA SEBAGAI UPAYA
MEMPERTAHANKAN WARISAN BUDAYA LELUHUR. Jurnal Program Studi
Pendidikan Sejarah.
Suwardi. (2006). MISTISISME DALAM SENI SPIRITUAL BERSIH DESA DI KALANGAN
. Jurnal Kebudayaan Jawa, 3.
Toto Margiyono, W. A. (2023). ANALISIS BENTUK DAN MAKNA COK BAKAL DALAM
SESAJI JAWA. Widya Aksara, 4.