Anda di halaman 1dari 2

I.

DWIFUNGSI ABRI
Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) merupakan sebuah
konsep dan kebijakan politik yang mengatur tentang fungsi ABRI dalam tatanan
kehidupan bernegara. Konsep Dwifungsi ABRI pada masa pemerintahan Orde Baru
berawal dari gagasan A.H Nasution yang disebut dengan konsep jalan tengah.
Konsep jalan tengah merupakan sebuah konsep yang menginginkan militer berperan
sebagai alat pertahanan keamanan negara sekaligus berpartisipasi dalam bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
A. Bidang Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada masa Orde Baru, pertahanan keamanan negara fokus kepada
penumpasan G 30 S/PKI. Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah ini adalah operasi militer tempur, operasi militer intelijen dan operasi
militer teritorial, yang semuanya terkandung dalam Doktrin Tri Ubaya Çakti.
Doktrin ini kemudian dikonsolidasikan lagi menjadi Doktrin Sad Daya Dwi Bakti
pada tahun 1994 yang fokus pada dimensi operasi TNI ABRI, keamanan pulau
nusantara, keamanan laut, keamanan udara, keamanan masyarakat dan
pemeliharaan perdamaian dunia.
B. Bidang Sosial dan Politik
Peran ABRI dalam bidang sosial politik pada masa Orde Baru ditujukan pada
fungsi Kekaryaan dan Karyawan ABRI. Sasaran ABRI sebagai kekuatan sosial
merupakan sasaran kekaryaan ABRI, yaitu: bidang ideologi salah satunya
melalui terwujudnya Penghayatan dan Pengamalan Pancasila secara mantap di
kalangan masyarakat. Bidang politik melalui ABRI sebagai dinamisator dan
stabilisator diharapkan mampu menciptakan stabilitas nasional yang mantap dan
dinamis guna menunjang suksesnya pembangunan nasional dan terpeliharanya
ketahanan nasional.

II. INTENSIFIKASI PERTANIAN


Intensifikasi pertanian adalah proses untuk meningkatkan hasil pertanian dari suatu
lahan tanpa harus memperluas lahan pertanian secara signifikan. Proses ini dapat
dicapai dengan memperbaiki manajemen tanah, menggunakan pupuk yang efisien,
penggunaan teknologi modern seperti irigasi pemilihan varietas tanaman yang lebih
produktif, dan praktik-praktik pertanian yang efisien. Dengan lahan yang ada,
intensifikasi pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani.
III. EKSTENSIFIKASI PERTANIAN
Ekstensifikasi pertanian adalah proses yang terjadi ketika lahan pertanian diperluas
atau dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Ekstensifikasi dapat
melibatkan penebangan hutan atau pengalihan lahan non-pertanian ke lahan
pertanian. Ini bisa berarti memperluas wilayah pertanian dengan cara membuka
lahan baru untuk budidaya. Berikut merupakan macam-macam cara ekstensifikasi
pertanian menurut Badan Penyuluh Pertanian (2012):
A. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru
Sistem nomaden atau berpindah-pindah ladang yang dilakukan masyarakat di
Indonesia sejak dulu. Cara ini merupakan hasil dari perluasan lahan yang mandiri.
B. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering
Lahan kering identik dengan tanah kering yang kurang subur. Pemanfaatan lahan
kering bisa dilakukan dengan menanam tanaman yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Tanaman yang bisa menjadi pilihan adalah jenis tanaman
seperti kacang-kacangan, pohon lamtoro.
C. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan gambut
Di Indonesia sendiri, lahan gambut ini banyak terdapat di daerah Sumatera dan
Kalimantan. Keadaan lahan yang subur dan memiliki cukup air, membuat lahan
gambut menjadi lahan yang potensial untuk ditanami. Cara ini digunakan agar
dapat meningkatkan hasil produksi tanaman.

IV. DIVERSIFIKASI PERTANIAN


Dalam pembangunan pertanian, diversifikasi pada umumnya dihubungkan dengan
suatu peralihan atau perpindahan dari komoditas ekspor untuk ke arah pengusahaan
komoditas baru yang dipandang sebagai jalan keluar dalam menghadapi permintaan
pasar. Diversifikasi pertanian adalah suatu pemilihan dan adopsi dari beberapa
tambahan tipe komoditas yang berorientasi pasar, untuk dihasilkan melalui budidaya
pertanian secara modern, baik pada tingkat nasional maupun regional. Jadi
diversifikasi pertanian adalah suatu usaha yang kompleks dan luas untuk
meningkatkan perekonomian pertanian melalui upaya penganekaragaman
komoditas pada sub-sistem produksi, konsumsi dan distribusi baik pada tingkat
usaha tani regional maupun nasional menuju tercapainya transformasi struktural
sektor pertanian ke arah pertanian tangguh.

Anda mungkin juga menyukai