653 ArticleText 1532 1 10 20181220
653 ArticleText 1532 1 10 20181220
net/publication/337056574
CITATIONS READS
2 27,000
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ratih Yuniastri on 05 February 2021.
ABSTRAK
Pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi bertujuan selain untuk
memperpanjang umur simpan juga menambah nilai ekonomis bahan serta menjaga kandungan nutrisi yang
terkandung didalamnya. Terdapat banyak jenis teknik pengolahan pangan yang dapat diterapkan, misalnya
pengolahan pada suhu lingkungan, pengolahan dengan menggunakan panas dan pengolahan dengan
penghilangan panas. Mikroorganisme memiliki peran penting dalam prosesnya, baik yang sifatnya dapat
menambah mutu produk pangan hingga yang bersifat patogen. Terdapat beberapa jenis mikroorganisme
khususnya dalam produk olahan suhu tinggi, olahan suhu rendah dan olahan fermentasi. Secara garis besar,
mikroorganisme ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri dan spora. Spora memiliki ketahanan yang lebih
besar daripada bakteri. Clostridium botulinum dan Bacillus cereus merupakan mikroorganisme yang dijumpai
pada ketiga jenis pengolahan yang dipilih. Melalui prosedur cara pengolahan yang baik sesuai standar HACCP
akan dapat mengurangi terjadinya cemaran mikroorganisme patogen dan tercapainya keamanan pangan.
Kata Kunci: mikroorganisme, fermentasi, suhu tinggi, suhu rendah.
pendingin akan bersirkulasi pada keempat Aeromonas spp., Acinetobacter spp., dan
komponen tersebut dengan tekanan, Flavobacterium spp. Air merupakan
terjadinya perubahan wujud dari cair ke media terjadinya kontaminasi bahan
gas dan kembali lagi menjadi cair dengan pangan untuk bakteri ini. Kondisi
perubahan entalpi pada tiap tahapnya. peralatan atau permukaan yang kurang
Pada pendinginan kriogenik, zat dibersihkan dengan baik merupakan
pendingin (kriogen) yang digunakan media kontaminasi yang disukai bakteri
umumnya CO2 padat, CO2 cair atau ini. Dampaknya akan menimbulkan
nitrogen cair (Fellows, 2016). pigmen, lendir, rasa atau bau yang tidak
Reaksi biokimia dalam pangan segar enak hingga menyebabkan kebusukan.
dihambat dengan adanya pendinginan Pada suhu dingin, khamir dan kapang
menyebabkan adanya pengurangan laju mampu bertahan, pertumbuhannya
perubahan enzimatik dan memperlambat berlangsung lambat dibandingkan
laju respirasi dan penuaan pangan segar. pertumbuhan bakteri lainnya.
Pendinginan dapat mencegah Pengecualian terjadi jika faktor
pertumbuhan banyak mikroorganisme lingkungan dikontrol sehingga
mesofilik dan semua mikroorganisme menghambat pertumbuhannya. Khamir
termofilik yang memiliki minimum growth dapat menyebabkan masalah kerusakan
temperature (MGT) 5-10 dan 30-40oC apabila pertumbuhan bakteri dikontrol
secara berturut-turut. Hal ini tidak berlaku atau dibatasi. Banyak khamir yang dapat
pada mikroorganisme psikotrof dan tumbuh dalam kondisi tanpa oksigen
psikofil yang memiliki MGT 0-5oC. dalam atmosfer terkontrol, diantaranya
Sebagian besar mikroorganisme jenis ini Candida spp., Kluveromyces spp., dan
terdapat pada ikan perairan dalam. Saccharomyces spp. Sedangkan jenis
Kondisi makanan yang disimpan di bawah kapang perusak yang umumnya
MGT mikroorganisme dapat mempengaruhi produk dingin yaitu
menyebabkan sel dari mikroorganisme Aspergillus spp., Cladosporium spp.,
dapat mati secara perlahan, namun jika Geotrichum spp., Penicillium spp.,
suhu meningkat maka sel tersebut mampu Phytophthora, Altenaria, Botrytis,
bertahan hidup dan melanjutkan Aspergillus, dan Rhizopus spp. Buah dan
pertumbuhannya (Fellows, 2016). Reaksi sayur merupakan salah satu pangan segar
kimia dalam pangan berlangsung pada dengan olahan suhu rendah yang rentan
laju yang sangat rendah dan pertumbuhan terhadap keberadaan mikroorganisme
mikroorganisme secara menyeluruh tersebut (Dilbaghi dan Sharma, 2007).
dihentikan pada titik pengurangan Saat ini diketahui beberapa jenis
populasi mikroorganisme terendah spesies bakteri pathogen ternyata dapat
melalui proses pendinginan (Brennan, tumbuh dengan baik pada suhu dingin,
2006). Pemilihan suhu pendinginan bahkan dapat mencapai jumlah yang besar
didasarkan pada jenis mikroorganisme hingga cukup mematikan untuk
yang umumnya terdapat dalam bahan menyebabkan keracunan setelah
pangan yang akan didinginkan. dikonsumsi walaupun dalam jumlah
Mikroorganisme perusak yang beberapa sel saja. Bakteri patogen ini
paling umum dalam pangan olahan dingin meliputi Listeria monocytogenes (MGT=-
adalah bakteri Gram negative. Bakteri ini 0,4oC), Clostridium botulinum tipe B dan
memiliki MGT 0-3oC dan memiliki F (pertumbuhan dan produksi toksin 3,3-
pertumbuhan yang baik pada suhu 5-10oC 5oC), Aeromonas hydrophilia (MGT=-0,1-
untuk beberapa jenisnya. Yang termasuk 1,2oC), Yersinia enterocolitica (MGT=-
bakteri ini adalah Pseudomonas spp., 1,3oC), dan beberapa galur Bacillus cereus
18
CEMARA VOLUME 15 NOMOR 2 NOPEMBER 2018 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947
(MGT=1oC untuk pertumbuhan sel dan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor
4oC untuk produksi toksin). Bakteri electron. Fermentasi dari sudut industri
patogen lainnya tidak mampu tumbuh mikrobiologi diartikan sebagai semua
pada suhu dibawah 5oC, namun dapat proses yang melibatkan penggunaan
tumbuh jika terjadi penyalahgunaan suhu mikroba di dalamnya dalam skala besar
dan kemudian berlangsung lama dalam tanpa memperhatikan proses biokimia
bahan pangan. Bakteri ini meliputi yang terjadi pada mikroba itu sendiri.
Salmonella sp. (MGT=5,1oC), Escherichia Mikroorganisme memiliki peran
coli enteropatogenik (MGT=7,1oC), dalam sangat penting dalam proses
Vibrio parahaemolyticus dan fermentasi karena memiliki enzim yang
Campylobacter sp. (MGT= >10oC) dibutuhkan. Mikroorganisme yang
(Fellows, 2006). digunakan menentukan produk akhir yang
dihasilkan, baik yang berupa produk
Mikroorganisme dalam pangan olahan kimianya maupun produk komersialnya.
fermentasi Perbedaan ini menjadi penciri identifikasi
Fermentasi dimanfaatkan untuk dari mikroba tersebut. Produk kimia yang
mengubah bahan organik yang terkandung dihasilkan dari proses fermentasi
dalam bahan pangan menjadi bentuk lain diantaranya asam laktat (Steptococcus,
yang memiliki manfaat dan nilai tambah Lactobacillus), alcohol (Zymomonas,
dengan bantuan mikroorganisme. Saccharomyces), asam propionate
Mikroorganisme memiliki kemampuan (Propionibacterium), 2,3-butanediol
menghasilkan senyawa metabolit primer (Enterobacter, Serratia, Bacillus) dan
dan metabolit sekunder dalam kondisi asam butirat (Clostridium) (Harley &
lingkungan yang dikontrol. Fermentasi Prescott, 2002). Produk komersial yang
bertujuan untuk mengawetkan bahan dihasilkan dari fermentasi diantaranya
pangan, khususnya pangan yang mudah tempe (Rhizopus oryzae), tape
rusak dan bersifat musiman. Aktivitas (Chlamydomucor oryzae, Endomycopsis
enzimatis mikroba akan memecah burtonii), cider/sari buah (Saccharomyces
komponen pangan selama proses cerevisiae) (Fellows, 2006).
fermentasi. Enzim amilase, protease dan Sekitar 80% pangan hasil
lipase yang terdapat dalam mikroba akan fermentasi dihasilkan dari proses
menghidrolisis komponen pangan menjadi fermentasi yang berlangsung secra alami.
komponen yang lebih sederhana seperti Selama proses berlangsung dimungkinkan
asam, alkohol, karbondioksida, peptide, mengandung mikroorganisme fungsional,
asam amino, asam lemak dan komponen nonfungsional, dan bahkan yang bersifat
lainnya. pathogen. Bakteria pathogen yang
Fermentasi secara biokimia dapat umumnya ditemui pada pangan olahan
diartikan sebagai metabolisme yang fermentasi salah satunya adalah Yersinia
berlangsung anaerob (kondisi tidak enterocolitica, Bacillus cereus,
membutuhkan oksigen), yaitu proses Clostridium botulinum (Lindqvist and
pemecahan bahan organik, khususnya Lindblad dalam Tamang et. al, 2015).
glukosa dan bahan organik lainnya, baik
bertindak sebagai donor elektron maupun KESIMPULAN
akseptor elektron dan sejumlah energi Keberadaan mikroorganisme
dalam bentuk ATP akan dihasilkan pada memiliki peranan yang penting, baik yang
proses ini. Beberapa bakteri yang bersifat sifatnya mampu meningkatan mutu bahan
anaerob fakultatif mampu melakukan pangan maupun yang patogen. Prosedur
proses fermentasi tanpa ketersediaan cara pengolahan yang baik (good
19
CEMARA VOLUME 15 NOMOR 2 NOPEMBER 2018 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947
20