Anda di halaman 1dari 5

Chp.

3- Hutan Bagian Tengah Menunggu

Saat Suster Anita masih menyelesaikan urusannya di Ibukota Estel, Zack tetap melakukan aktivitasnya
sehari-hari. Walaupun sekarang ia ingin membaca buku, tetapi ia tidak pernah melupakan kewajibannya.

Kak Avan tidak terkejut melihat tingkah Zack, ia faham bahwa Zack tidak ingin merepokan lainnya. Tetapi
sifatnya itu telah membuatnya menjadi pesuruh panti. Beberapa suster yang tidak tahu diri
membebankan pekerjaannya kepada Zack yang masih kecil.

Terkadang juga karena Zack jarang besosialisasi dengan anak seusianya membuat Zack kurang dikenal
oleh anak panti lainnya. Dimata anak panti yang hampir mendekati dewasa menganggap bahwa Zack
suka menjilat ketua dan wakil panti asuhan.

Walaupun diperlakukan kasar, Zack tidak pernah mendendam, ia malah tersenyum bahkan saat dipukuli.
Zack tak pandang bulu menolong siapapun, walaupun itu orang yang berkedudukan tinggi atau rendah
semuanya ia pandang sama.

Kadang saat pulang bermain, Zack mendapat beberapa lebam pada wajah dan tubuhnya. Tetapi ia selalu
mengatakan terjatuh saat berada di hutan.

Mengingat kejadian yang dialami Zack begitu berat pada masa kecilnya yang seharusnya tertawa lepas
bersama temannya, Kak Avan yang berumur sekitar dua puluh tahunan menawarkan agar pekerjaan
Zack ia kerjakan semuanya sehingga Zack bisa belajar dengan tenang.

Zack tentu saja menolak, ia tidak mau kakak angkat tercintanya kesulitan hanya karena ia ingin belajar.
Setelah beberapa pertentangan oleh Zack dan bujukan dari kak Avan, akhirnya Zack mengalah. Zack
hanya harus membersihkan ruangannya dan ruangan Suster Anita saja.

Hari demi hari, buku demi buku yang Zack baca semakin banyak. Beberapa kali ia membaca buku yang
sama hanya untuk menghafal kata yang berada di dalamnya. Zack mempelajari dulu buku ‘Seribu Satu
Tanaman’ yang berisi penjelasan macam-macam tanaman serta manfaatnya. Selain itu terdapat cara
mengolah tanaman itu menjadi sebuah sebuah obat.
“Hebat sekali, Bibi Anita memiliki banyak buku yang hebat! Siapa ya yang menulis semua ini? Hmm,
waah, ini ada tanaman ekor naga, ternyata racun bisa untuk melawan racun!!” Zack mengatakan semua
yang ada di kepalanya, ia semakin tertarik untuk membuat langsung beberapa obat.

Kak Avan yang mengintip dari celah pintu begitu senang melihat Zack yang serius membaca beberapa
buku. Baginya sebuah anugerah mendapat adik angkat yang sangat ia impikan meskipun rasnya Half- Elf.

“Zaack, waktunya makan! Ini kakak bawakan makanan ya?” Avan memanggil Zack yang berada dalam
ruangan, ia membawakan makanan karena tidak ingin Zack kelaparan saat malam. Ia selalu ingat saat
Zack membaca ia tidak memperhatikan tubuhnya.

Beberapa kali terdengar suara ketukan pintu tetapi tidak ada respon dari dalam. Avan yang khawatir
segera membuka pintu tersebut. Ia sempat berfikir Zack akan menghilang, tetapi dugaan buruknya
segera menghilang.

Zack yang tidur lelap nampak tersenyum sambil menyilangkan tangannya di meja sebagai bantal untuk
kepalanya. Rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya yang tersinari bulan. Avan serasa melihat
malaikat yang sedang tidur diantara buku, baru kali ini ia memperhatikan wajah Zack. Meskipun
wajahnya tidak cukup tampan, tetapi ia merasa ada rasa kenyamanan saat melihatnya tidur.

Avan membereskan beberapa buku yang berada di atas ranjang, ia mencoba membaca judul buku yang
sepertinya telah dibaca Zack.”Hmm coba kita lihat, apa? Seribu Satu tanaman obat, Racun Obat, Adapasi
Makhluk Hidup, Cara Mengolah Tanaman Menjadi Obat Mujarab, dan Hebatnya Sel Darah.”

‘Apakah benar Zack telah membaca ini? Hmm, sepertinya dugaanku benar.’batin Avan melihat Zack yang
sedang tidur.

Avan mengembalikan buku yang berserakan ke Almari, setelah merapikan tempat tidur Suster Anita ia
mengangkat Zack dan merebahkan dengan pelan ke ranjang. Zack tampak tidak bereaksi, Avan menarik
selimut dan mengelus kepala adiknya.

Avan meletakkan makanan diatas meja lalu menutup pintu dengan pelan.‘Kau akan menjadi orang hebat
Zack, semoga hidupmu mendapat kebahagiaan.’

----
Tiga minggu berlalu, Suser Anita pulang dari kota Estel. Setelah menemui Ketua Rendy, ia langsung
menghampiri ruangannya dan melihat Zack yang tengah fokus membaca. Di sampingnya ada beberapa
buku yang tertumpuk.

Zack menyadari seseorang yang masuk, ia senang sekaligus terkejut Suster Anita sudah pulang dari kota.
”Bibi sudah pulang? Selamat datang!”

“Waah, kamu sekarang sangat suka membaca ya? Dimana kak Avan?”Suster Anita semakin tertarik pada
tingkah Zack, ia semakin bersemangat untuk mengajari anak ini ilmu medis.

“Kakak Avan berada di hutan, ia mencari kelinci hutan untuk kepulangan bibi.”Zack menjawab dengan
penuh semangat.

“Oh begitu kah, Zack apakah besok kamu mau ke hutan bersama bibi, bibi kehabisan bahan untuk
persediaan obat di panti?” Suster Anita berniat untuk mengajari Zack tetapi ia beralasan untuk mencari
tanaman obat.

“Hmm, Pasti saya akan ikut bi, nanti Zack juga ingin mengetahui tanaman itu secara langsung” Zack
menjawab dengan penuh semangat.

Beberapa saat kemudian Avan pulang dengan membawa beberapa kelinci di tangannya. Suster Anita
langsung bersiap untuk memasak kelinci tersebut, Zack mengikuti Suster Anita dan meminta agar ia
dapat membantunya memasak.

‘Sudah sekecil ini sudah bisa memasak, walaupun hanya makanan sederhana. Nanti saat sudah bisa
meracik obat sendiri apa yang akan ia lakukan setelahnya?’ Suster Anita kagum membayangkan apa
yang akan ia lakukan di masa depan.

----

Keesokan paginya setelah meminta izin kepada Pak Rendy, Suster Anita dan Zack akan pergi ke hutan
merah bagian tengah. Hutan merah dibagi menjadi tiga bagian: bagian luar, bagian tengah dan bagian
dalam.
Bagian luar hutan biasanya terdapat hewan yang tidak berbahaya seperti kelinci liar, babi hutan, dan
ayam hutan. Terkadang dapat ditemui monser lemah seperti slime, kelinci bertanduk, dan monter balon.
Semakin dalam masuk ke hutan Merah maka semakin kuat monster yang dihadapi.

Pak Rendy hanya mengizinkan Suster Anita untuk masuk ke dalam hutan Merah. Tidak ada yang ia
izinkan selain Suster Anita karena bahaya yang tidak terduga mengawasi dari hutan bagian tengah.
Setelah beberapa perundingan Pak Rendy menyerah dan memperbolehkan Zack ikut dengannya.

Dalam perjalanan, tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Zack. Suster Anita memulai
pembicaraan agar mengurangi rasa takut Zack, karena pertamakali baginya masuk ke hutan bagian
tengah“Zack, kamu sudah membaca buku tentang kerajaan Estel kah?”

“Iya bibi, Kerajaan Estel merupakan satu dari tiga kerajaan terbesar yang ada di benua putih. Kita berada
di bagian utara dari Ibukota kerajaan Estel” Jawab Zack tanpa hambatan.

“Oh, kamu sudah tahu tentang benua putih ya ? lalu benua hitam itu apa?”Suster Anita berpura-pura
tidak mengetahui.

“Benua hitam adalah benua yang di dalamnya merupakan surganya monster, sedangkan benua putih
berada di samping kanan benua hitam. Keduanya dipisahkan oleh lautan dan pegunungan, selain itu
banyak spekulasi adanya benua lain tetapi banyak juga yang menentang isu tersebut.” Zack menjawab
dengan menempelkan jari telunjuknya ke dagunya yang membuatnya terlihat manis.

“Waah, jawabanmu benar sekali. Apakah kamu sungguh menghafalkannya? Kamu pasti membaca sekali
langsung hafal kan!” Suser Anita menjadi antusias.

“Iya Zack sudah menghafalkannya satu buku itu bi, tetapi Zack harus membacanya berulang-ulang
sampai sepuluh kali. Hehehe, Zack sulit menghafalkan buku yang bertema hal tersebut.” Jawab Zack
dengan polos.

‘Aku awalnya berfikir bahwa ia anak yang jenius, tetapi ternyata ia adalah anak yang pekerja keras.
Orang lain mungkin tidak memikirkan usaha yang ia lalui, tetapi hasil yang ia dapakan.’ Batin Suster
Anita.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua sampai pada perbatasan antara bagian tengah dan bagian luar.
Hutan bagian tengah dan bagian luar sangat berbeda, terdapat perasaan ngeri saat pertama kali masuk
ke dalamnya. Melihat Zack yang ketakutan, Bibi Anita menenangkan Zack dengan mengajaknya ke
tempat yang indah.

Setelah memasuki hutan Merah bagian tengah selama beberapa menit, Zack melihat sebuah tanda
goresan pisau yang ada pada pohon tersebut. Bibi Anita lalu berbelok kearah kanan, Zack hanya
mengikutinya.

Beberapa saat kemudian sebuah cahaya mentari terlihat berkilau diantara kegelapan. Sampai pada
ujung jalan wajah Zack terlihat sangat kagum dengan apa yang ia lihat. Mulutnya menganga melihat
pemandangan yang tidak pernah ia lihat.

Suster Anita melihat Zack begitu senang merasa hatinya puas, Zack dapat menikmati keindahan ini
walaupun hidupnya lumayan berat. Mereka berdua berada di bukit yang cukup untuk melihat
pemandangan hutan Merah bagian tengah.

Pepohonan dimana-mana, burung yang berterbangan di bawahnya, selain itu Zack juga melihat gunung-
gunung yang saling berjajar satu sama lain. Diambah langit yang cerah menghiasi hutan yang berbahaya
tersebut. Nampak senyum indah mewarnai wajah Zack, ketakutan yang ia rasakan tadi seolah hilang
begitu saja ditelan bumi.

Anda mungkin juga menyukai