Anda di halaman 1dari 8

8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Lahan Kritis – Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran &


Solusi

Lahan kritis adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi suatu wilayah atau lahan yang telah
mengalami degradasi, sehingga kawasan tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya.

Lahan yang masuk dalam kategori kritis, yaitu jika usaha untuk mengambil manfaat produktivitas pada lahan
tersebut tidak sebanding dengan hasil produksi yang diperoleh.

Persoalan kritisnya lahan hampir selalu dihadapi dan menjadi masalah serius bagi tata kelola kehutanan di
Indonesia.

Daftar Isi

Pengertian Lahan Kritis


Terdapat berbagai penjelasan mengenai apa itu lahan kritis, antara lain:

Menurut
Mulyadi dan
Soepraptohar
djo (1975),
lahan kritis
adalah lahan
yang telah
mengalami
atau dalam
proses
kerusakan
fisik, kimia,
dan biologi
yang pada
akhirnya
membahayak
an fungsi
hidrologis,
orologis, prod
uksi
pertanian,
pemukiman
dan kehidupan sosial ekonomi.
Sedangkan menurut Kementerian Kehutanan, lahan kritis ialah lahan yang keadaan fisiknya
sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya
sebagai media produksi maupun sebagai media tata air.
Pengertian lahan kritis juga dijabarkan pada Undang-undang Republik Indonesia No. 37 Thun 2014
tentang Konservasi Tanah dan Air. Dalam UU tersebut, lahan kritis adalah lahan yang fungsinya
kurang baik sebagai media produksi, meliputi tumbuhnya tanaman budidaya maupun non budidaya.
Munculnya lahan kritis di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh degradasi lahan atau penurunan
kualitas lahan.

Degradasi lahan adalah proses kondisi lingkungan fisik yang berubah akibat kegiatan manusia ketika
mengelola suatu lahan. Aktivitas tersebut dapat menyebabkan kondisi lahan berubah dan merusak
kesehatan lahan.

Penyebab Lahan Kritis


Wilayah lahan dapat dikatakan kritis disebabkan oleh kegiatan manusia dan faktor-faktor alami. Namun,
pada umumnya kerusakan lahan disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan ini terjadi akibat dari
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan, sehingga lahan tersebut menjadi rusak
secara fisik, kimia dan biologis.

Selain akibat ulah manusia, rusaknya lahan juga dipengaruhi oleh iklim dan bencana alam. Berikut ini adalah
beberapa faktor yang menyebabkan lahan kritis:

a. Faktor Alam
https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 1/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

1. Kekeringan
Bencana alam seperti kekeringan biasanya terjadi pada wilayah yang memiliki curah hujan yang minim.
Meskipun Indonesia memiliki iklim tropis, akan tetapi terdapat daerah-daerah yang sering mengalami kondisi
kekeringan, seperti daerah NTB dan NTT sehingga dapat ditemui hutan sabana di wilayah tersebut.

Lahan-lahan di wilayah kekeringan cenderung kritis karena tanah memiliki kondisi kering dan kurang kadar
air, sehingga tumbuhan sulit hidup dan beradaptasi.

2.
Tergenan
g Air
Lahan kritis
juga dapat
disebabkan
tanah yang
memiliki
kondisi
tergenang air yang cukup lama. Genangan tersebut dapat menyebabkan humus dan mineral tanah tergerus
dan sehingga menjadikan tanah jenuh dan tidak subur.

3. Erosi Tanah
Erosi tanah (masswasting) biasanya terjadi pada daerah dataran tinggi, pegunungan, dan lahan dengan
kondisi miring. Apabila kondisi ini tidak dikelola dengan tepat, maka erosi tanah akan terjadi. Tanah akan
bergerak turun dan mengikis lapisan tanah yang subur dibawahnya. Lebih parahnya, kondisi ini juga dapat
menimbulkan tanah longsor.

baca juga: Ikan - Morfologi, Klasifikasi / Jenis, Ciri Umum dan Sistem
Pernapasan

Pixabay
4. Pembekuan air
Di Indonesia, faktor pembekuan air jarang mempengaruhi tanah sehingga menyebabkan lahan kritis.
Kawasan tanah menjadi kritis akibat pembekuan air biasanya terjadi di wilayah kutub dan pegunungan yang
memiliki cuaca dingin.

b. Faktor Non Alam


1. Alih Fungsi lahan
Alih fungsi lahan biasanya dilakukan guna memenuhi kepentingan industri, pemukiman dan tanaman
perkebunan. Lahan yang beralih fungsi tersebut biasanya adalah wilayah daerah aliran sungai yang
seharusnya berfungsi menjadi pengalir air hujan secara alami.

Selain menyebabkan lahan menjadi kritis, alih fungsi lahan juga dapat meningkatkan risiko pencemaran
atau polusi air, serta gangguan siklus hidrologi.

2. Salah Pengelolaan

https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 2/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Dalam mengelola suatu wilayah atau lahan, terdapat aturan-aturan yang harus ditaati agar lahan tetap
produktif dan memberikan manfaat. Salah satu caranya adalah melakukan pergantian tanaman tiap
beberapa periode.

Misalnya pada 6 bulan lahan ditanami dengan padi, kemudian setelah itu dilakukan penggemburan dan
ditanami tanaman lain, seperti jagung, kedelai dan lainnya.

Selain melakukan pergantian tanaman, perlu juga memperhatikan pemilihan pupuk, pestisida, metode
pembajakan sawah, metode panen, dan sebagainya.

3.
Tercemar
Bahan
Kimia
Penggunaan
pestisida sert
a pupuk
buatan pada
lahan
pertanian
secara
berlebihan
dan terus
menerus
dapat
menyebabka
n tanah suatu lahan akan jenuh. Pestisida dapat bertahan di dalam tanah selama bertahun-tahun, hal inilah
yang dapat menggangu kesuburan tanah.

Selain itu, pencemaran akibat limbah juga dapat merusak lahan. Misalnya kandungan limbah yang terbawa
bersama aliran sungai, kemudian air dari sungai tersebut digunakan untuk pengairan lahan. Maka lahan
tersebut akan tercemar dan menjadi lahan kritis.

4. Sampah Anorganik Pixabay

Tanah yang terdapat sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastik, styrofoam dan kandungan logam juga
akan rusak. Perlu diketahui sampah-sampah jenis anorganik tidak dapat di daur ulang secara alami dengan
cepat, butuh berpuluh tahun bahkan ratusan tahun untuk hancur.

Oleh karena itu, pengolahan sampah harus dilakukan dengan tepat. Selain itu, kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan.

Proses Terjadinya Lahan Kritis

https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 3/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Terbentuknya lahan kritis dapat ditemukan pada tanah yang kualitasnya kurang baik. Tanah yang memiliki
kualitas rendah atau marginal biasanya digunakan untuk pertanian tanaman pangan.

Tanah yang memiliki masalah berupa sifat fisik, kimia dan biologi serta dikelola secara tidak tepat akan
menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah. Bila hal ini dibiarkan, makah tanah pada lahan tersebut
akan menjadi lahan kritis.

Kegiata pertanian yang tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman, erosi, sedimentasi,
longsor serta banjir.

Ciri dan Karakteristik


Lahan yang telah terdegradasi atau yang telah rusak, umumnya menunjukkan 2 ciri utama, yaitu:

1. Lahan
Tidak
Subur
Lahan
pertanian dan
perkebunan
yang
menempati
lahan kritis akan menghasilkan panen yang tidak optimal. Hal tersebut disebabkan karena kandungan unsur
hara pada tanah sangat kurang, sehingga kebutuhan makanan tanaman tidak terpenuhi.

2. Kandungan Humus Rendah


Tanah humus adalah jenis tanah yang bersifat subur karena mengandung bahan organik seperti daun-daun
yang telah membusuk. Pada tanah yang mengandung humus, maka tanaman akan dapat tumbuh subur.
Sedangkan pada tanah yang memiliki kandungan humus rendah atau miskin humus, maka tidak akan cocok
jika dijadikan lahan pertanian dan perkebunan.

Menurut data dari Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Huntan Lindung Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), menyatakan bahwa pada tahun 2017 lahan kritis di Indonesia telah
mencapai 24,3 juta hektar atau 12% dari wilayah Indonesia. Jumlah lahan yang rusak tersebut juga terus
meningkat setiap tahun.

Hal itu tentu lebih tinggi jika dibandingkan data pada tahun 2002 dimana 23,5 juta hektar jumlah lahan kritis
di Indonesia. Rinciannya adalah 15,11 juta hektar berada di kawasan non-hutan dan 8,14 juta hektar
pada kawasan hutan.

baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Gas - Pengertian, Sejarah, Cara Kerja,
Kelebihan & Kekurangan

Sebaran Lahan Kritis di Indonesia


Luas lahan kritis di Indonesia semakin tahun semakin bertambah. Berbagai faktor menjadi penyebabnya,
terutama faktor alam dan manusia.

Berdasarkan letak geografisnya, persebaran lahan-lahan dalam kondisi kritis di Indonesia dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Lahan Kritis Daerah Dataran Rendah


Lahan kritis di daerah dataran rendah biasanya disebabkan oleh genangan air secara terus menerus
sehingga kandungan mineral dan unsur hara menghilang. Genangan air terjadi umumnya disebabkan oleh
genangan air hujan, dimana daerah tergenang memiliki ketinggian rendah dibanding tempat lainnya. Lahan
kritis ini tersebar di wilayah Demak (Jawa Tengah), Bojonegoro, Tuban, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur)

2. Lahan Kritis Daerah Pegunungan


Kawasan pegunungan identik dengan kawasan yang hijau, subur, dan terdapat banyak hutan sehingga kaya
akan akan oksigen. Namun, ternyata kawasan pegunungan atau dataran tinggi juga dapat mengalami lahan
kritis.

Penyebabnya adalah erosi tanah, longsor, dan kandungan tanah berupa batuan padas atau kapur. Lahan
kritis jenis ini sebarannya adalah di wilayah pegunungan Kendeng (Jawa Tengah hingga Jawa Timur) dan
pegunungan Ciremai (Jawa Barat) yaitu berupa hutan kerangas.

3. Lahan Kritis Pada Daerah Pantai

https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 4/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Pengikisan
wilayah
pantai akibat
gelombang
laut menjadi
penyebab
kritisnya
lahan.
Pengikisan
yang disebut
dengan istilah
abrasi akan
mengikis
lapisan
sedimen
tanah. Hal ini
terjadi karena
muara sungai
dan pantai terbuka diterpa gelombang yang cukup besar.

Oleh karena itu, penanaman bakau menjadi sangat penting untuk dilakukan. Laha kritis wilayah pantai
antara lain muara sungai Cimanuk (Jawa Barat) dan muara sungai Kulon Progo (Yogyakarta).

Upaya Pencegahan
Pencegahan lahan kritis telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di berbagai wilayah
di Indonesia. Pengelolaan lahan marginal telah diupayakan sedemikian rupa agar tetap produktif.

Undang-undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutkan menyampaikan


mengenai pencegahan alih fungsi lahan pertanian produkif, terutama lahan pertanian pangan.

Pada Undang-undang No 25 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang juga terdapat aturan mengenai tata cara
penggunaan lahan agar sesuai dengan fungsi dan kemampuannya.

Selain itu, pada Undang-undang No 32 Thun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
juga telah diatur mengenai upaca pencegahan lahan kritis.

Tindakan nyata untuk mencegah degradasi lahan adalah melakukan rehabilitasi hutan dan lahan. Hal ini
bertujuan untuk melindungi serta upaya konservasi karena dapat memberikan keuntungan sosial, seperti
tata kelola air sebagai cara mengatasi banjir dan kekeringan, pencegahan erosi, serta menata siklus air.

Cara Memperbaiki Lahan Marginal


Lahan kritis perlu diperbaiki agar dapat memberikan manfaat optimal bagi manusia. Melalui data persebaran
lahan berkondisi kritis, maka akan dapat dipetakan wilayah mana saja yang perlu diperbaiki atau bisa kita
sebut rehabilitasi lahan.

https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 5/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi dan menanggulangi lahan kritis.

1. Peran Pemerintah, Masyarakat dan Korporat


Pixabay
Peran pemerintah dalam mengatasi lahan rusak tersebut ialah dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung
lingkungan. Misalnya kebijakan terkait dengan alih fungsi lahan serta penerapannya.

Pemerintah juga wajib untuk mensosialisasikan kebijakan terkait penanggulangan lahan kritis. Apabila
terdapat pihak-pihak yang masih melakukan pelanggaran seperti illegal logging, tentu sanksi tegas harus
dilakukan.

Sedangkan masyarakat dan korporasi dapat berperan baik secara langung maupun tidak langsung.
Pengetahuan akan lahan kritis juga perlu diketahui, agar masyarakat dan korporasi tidak secara
serampangan mengambil alih lahan-lahan produktif untuk digunakan.

2. Pengembangan Keanekaragaman Hayati


Untuk mengatasi kondisi lahan kritis, dapat diterapkan pola tanam tumpang sari. Tumpang sari adalah
penanaman aneka tanaman secara berdampingan. Hal ini akan memberi manfaat dan menjaga kandungan
unsur hara dalam tanah tetap terjaga, karena tiap tanaman butuh unsur hara yang berbeda-beda.

baca juga: Aforestasi, Konservasi Lahan Bukan Hutan - Pengertian,


Karakteristik & Manfaat

3. Reboisasi dan Penghijauan


Upaya rehabilitasi dan penghijauan lahan-lahan kritis juga dapat dilakukan. Pemilihan tanaman harus
dilakukan dengan tepat, yaitu dengan memilih tanaman yang memiliki akar tunjang kuat dan dalam,
membutuhkan sedikit air, membutuhkan sedikit unsur hara, dan berupa tanaman endemik pada habitatnya.

4. Pembuatan Sengkedan atau Terasering


Terasering atau sengkedan ialah metode pembentukan tanah menyerupai tangga. Biasanya cara ini banyak
diterapkan di lereng-lereng curam. Pembuatan tanah seperti tangga ini dapat membantu mengurangi laju air
dari atas ke bawah. Sehingga tanah tidak mudah longsor dan menimbun lampisa tanah dibawahnya.

5. Pengembalian Fungsi DAS


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan atau area yang dikelilingi oleh beberapa titik alami yang
terletak pada dataran tinggi dimana titik-titik tersebut berfungsi menjadi wadah penampungan bagi air hujan
yang turun di kawasan tersebut.

Pengembalian fungsi aliran sungai merupakan salah satu upaya memperbaiki area resapan air. Selain itu,
manfaatnya adalah untuk mempertahankan ketersediaan air, menanggulangi banjir, menanggulangi
kekeringan, jalur hijau, menjaga ekosistem sekitar dan sebagainya.
https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 6/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

6. Reklamasi Pertambangan
Industri pertambangan banyak menghasilkan lahan-lahan kritis. Penambangan emas, batubara, gas alam
dan mineral lain umumnya mengeruk tanah hingga kedalaman tertentu hingga menemukan mineral yang
akan ditambang. Pengerukan tersebut akan membuat kawasan tanah tersebut rusak bahkan amblas.

Lebih parahnya, setelah hasil tambang yang dicari habis maka lahan tersebut akan ditinggal begitu saja.
Oleh karena itu, perlunya melakukan upaya reboisasi untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut. Upaya
pencegahan juga dapat dilakukan dengan tegasnya pemberian ijin tambang.

7. Penggunaan Pupuk Organik


Penggunaan bahan-bahan kimia untuk pupuk menjadi salah satu penyebab lahan kritis. Zat kimia yang
digunakan tersebut tidak dapat hilang dengan cepat, karena memerluka waktu bertahun-tahun untuk hilang
secara alami.

Oleh karenanya, penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dapat menjadi pilihat yang baik. Pupuk
organik yang berasal dari bahan alami yang mengalami pembusukan lebih ramah terhadap lingkungan.
Bahan-bahannya seperti dedaunan dan kotoran hewan dapat memberikan unsur hara sekaligus
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan bilogi tanah.

8. Menggemburan Tanah Secara Alami


Untuk menggemburkan tanah, metode yang dapat dilakukan adalah metode pemulsaan (mulching). Metode
ini dilakukan dengan cara menutupi permukaan tanag dengan sisa-sisa tanaman. Umumnya jerami adalah
bahan yang digunakan untuk pemulsaan.

Selain jerami, tanaman azolla juga dapat digunakan untuk menggemburkan tanah. Tanaman azolla adalah
tanaman paku air yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan ganggang hijau biru (Anabaena azollae).
Tanaman azolla berperan dalam memfiksasi nitrogen (N2) dan sekaligus dapat menjadi pupuk alami bagi
tanaman.

9. Enceng Gondok Pixabay

Enceng gondok merupakan jenis tanaman air yang dapat membantu mengatasi pencemaran air dan udara.
Tanaman air ini dapat membantu menyerap logam berat yang terkandung pada aliran sungai yang tercemar
limbah industri atau bahan kimia.

Enceng gondok dapat meminimalisir pencemaran udara dan air. Enceng gondok dapat menyerap logam
berat yang terkandung dalam limbah industri.

Kasus Lahan Marginal di Indonesia


https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 7/8
8/31/23, 4:26 PM Lahan Kritis - Pengertian, Penyebab, Ciri, Data Sebaran & Solusi

Lahan berstatus kritis di Indonesia tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Papua. Berdasarkan data terbaru, contoh lahan kritis di Indonesia salah satunya adalah di
kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.

Lahan marginal atau kritis di Sumatera telah terjadi bertahun-tahun lalu, kemudian diambil langkah
rehabilitasi pada pertengahan 2019 silam.

Upaya perbaikan lahan tersebut berpijak pada rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang digagas
Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Rehabilitasi dilakukan pada lahan seluas 207.000 Ha yang tersebar
di 25 provinsi di Indonesia. Pemerintah menargetkan setiap tahunnya seluas 1,1 juta Ha, dimana diutamakan
di 15 titik lokasi DAS prioritas.

Kasus lahan marginal di Danau Toba tersebut ditanggulangi dengan menanam tumbuhan macadamia.
Tanaman ini dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi, yaitu Rp 100 juta/Ha hingga Rp 500 juta/Ha.

Macadamia memiliki keunggulan dalam imengendalikan erosi, meningkatkan fungsi hidrologis, serta tahan
terhadap kebakaran dan kekeringan. Dalam kurun waktu lima tahun, tanaman ini diharapkan mampu
menghasilkan kacang macadamia dengan kualitas baik.

Tanaman macadamia integrifolia dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tanaman hortikultura. Sebelumnya,
tumbuhan ini juga telah diteliti oleh Balai Litbang Aek Nauli di kebun percobaan Sipiso-piso.

Tanaman macadamia rencananya akan menjadi salah satu pilihan sebagai solusi mengatasi kasus lahan
berkondisi kritis di Indonesia.

https://rimbakita.com/lahan-kritis/ 8/8

Anda mungkin juga menyukai