Laporan MBKM
Laporan MBKM
DISUSUN OLEH
DAYU ANGGARA 1031811001 PERTAMBANGAN
SUSETT MARIATELAUMBANUA 1031811025 PERTAMBANGAN
GENTA FEBRI KUSUMA 1031811017 KIMIA
FASILITATOR
Dr. FRANTO, S.T.,M.Si. 307105002 PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS BANGKA
BELITUNG 2021
HALAMAN PENGESAHAN RISET MAHASISWA
Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Dayu Anggara
b. NIM 1031811001
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Pertambangan / Teknik
d. No. HP 085382566937
e. Alamat e-mail : dayuanggara37@gmail.com
Anggota 1
a. Nama Lengkap : Susett Maria Telaumbanua
b. NIM 1031811025
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Pertambangan / Teknik
Anggota 2
a. Nama Lengkap : Genta Febri Kusuma
b. NIM 1031811017
c. Jurusan/Fakultas : Kimia / Teknik
Mengetahui, Menyutujui,
Dosen Pembimbing Akademik Ketua Jurusan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan segala rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Riset Penelitian yang berjudul :
“Evaluasi Kelayakan Ekonomis Sisa Hasil Pengolahan Timah di PT
Babel Utama Korpora”
Laporan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi yang telah
didapatkan oleh penulis selama kegiatan Riset Penelitian berlangsung, serta
memberikan fokus pada kegiatan pengolahan sisa hasil pengolahan dan pengujian
di laboratorium yang dilakaukan dilokasi selama masa Riset Penelitian
berlangsung.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan laporan ini, sehingga kritik serta saran yang membangun dibutuhkan
guna penyempurnaannya. Penulis berharap semoga laporan Riset Penelitian ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Batasan Masalah.....................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................................3
1.5 Urgensi Penelitian..................................................................................................3
1.6 Manfaat...................................................................................................................4
1.7 Luaran.....................................................................................................................4
iv
4.1 Kesimpulan............................................................................................................33
4.2 Saran.......................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................35
LAMPIRAN.............................................................................................................................37
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1.1 Latar
Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai bagian Pulau Timah Indonesia, batuan beku granit di Pulau
Bangka memiliki tipe I dan S (Schwartz et al., 1995, Cobbing, 2005). Granit tipe
S lebih lanjut dijelaskan sebagai sumber pembawa timah yang masih diekspoitasi
sampai sekarang. Endapan bijih timah primer dan sekunder tersebar secara
sproradis. Secara khusus timah sekunder diendapakan pada sungai-sungai purba
(Sujitno, 2015).
Penambangan timah telah dilakukan selama ratusan tahun di Pulau Bangka
dan Belitung dengan menggunakan berbagai metode penambangan dari sederhana
sampai menggunakan peralatan modern seperti sekarang ini (Sujitno, 2015a dan
Sujitno, 2015). Mineralisasi timah berhubungan dengan intrusi batuan beku granit
terhadap batuan metasedimen dan sedimen yang lebih tua pada Trias-Jura
(Mangga dan Djamal, 1994 dan Margono dkk, 1995).
Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar
penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi
maupun waktu. Usaha pertambangan membutuhkan investasi besar dan teknologi
yang memadai. Usaha pertambangan tidak terlepas dari resiko yang tinggi
terutama pada kegiatan eksplorasi. Untuk mengelola suatu usaha pertambangan,
dalam hal ini pengolahan sisa hasil produksi timah, diperlukan pengetahuan
mengenai proses pengolahan yang dimulai dari studi kelayakan, development,
kegiatan penambangan, pengolahan sampai pada pemasaran produk timah yang
dihasilkan.
Investasi dalam bidang pertambangan umumnya membutuhkan
penggunaan dana yang besar, tentunya juga mempunyai resiko yang besar. Kajian
aspek ekonomi ini harus mencakup penilaian atas situasi dan kondisi pada saat ini,
dan juga memperhitungkan kondisi untuk waktu mendatang terutama dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi karena faktor
perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi global yang biasanya
berpengaruh kepada perubahan harga jual dan sebagainya. Selain pengetahuan
teknis, pengetahuan tentang ekonomi dari suatu kegiatan penambangan juga
1
diperlukan untuk mengetahui korelasi antara investasi dan keuntungan
perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu investasi di bidang
penambangan antara lain adalah jumlah cadangan, tingkat produksi, harga
komoditi, biaya produksi, pajak, teknologi dan lingkungan.
PT Babel Utama Korpora (BUMAKO) adalah salah satu perusahaan di
bidang pengolahan sisa hasil produksi yang sedang melakukan rencana
penambangan sisa hasil produksi di Desa Pemali. Berdasarkan kebutuhan modal
yang besar serta resiko yang tinggi, maka sebelum kegiatan penambangan perlu
dilakukan kajian ekonomi terlebih dahulu untuk dapat mengetahui tingkat
pengembalian dan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Kajian akan
investasi dan analisis kelayakan tambang merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk mengamankan perusahaan dari kegagalan akibat kerja
penambangan yang padat modal. Analisis investasi dan kelayakan ini dilakukan
berdasarkan data cadangan, perencanaan biaya tambang, perencanaan produksi
tahunan selama umur tambang, dan harga jual. Sehingga berdasarkan kajian
kelayakan ekonomi menggunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), serta Break Event Point (BEP). Sehingga dalam penelitian ini,
diharapkan dapat memutuskan apakah sisa hasil produksi timah layak untuk
diolah atau tidak, serta dapat diketahui tingkat pengembalian dan keuntungan
investasi yang dilakukan.
Pada riset penelitian ini, ada beberapa tahapan kegiatan penelitian yang
berkaitan dengan matakuliah semester 7 yang peneliti sedang tempuh. Seperti
pada pelaksanaannya, riset ini dilakukan dengan menerapkan K3 dan Hukum
Pertambangan, karena peneliti melakukan kegiatan riset sesuai prosedur dengan
alat safety yang standar serta sesuai regulasi pertambangan saat ini. Berkaitan
dengan ekonomi mineral, dan manajemen tambang, serta pemeriksaan tambang
karena tema yang peneliti ajukan tentang studi kelayakan ekonomis dengan time
line penelitian dan metode perhitungan ekonomi BEP, NPV, dan IRR. Selain itu,
berkaitan dengan matakuliah perencanaan tambang II karena peneliti melakukan
riset serta perancangan dengan time line penelitian tentang studi kelayakan
ekonomis dan pengolahan Sisa Hasil Produksi agar menguntungkan perusahaan
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pengolahan Sn pada Sisa Hasil Produksi di Bumako?
2. Bagaimana potensi Sisa Hasil Produksi timah di BUMAKO yang bernilai
ekonomis?
3
umur tambang berlangsung yang digambarkan dalam proyeksi aliran kas
keuangan perusahaan (Cash flow). Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu
adanya penelitian terkait studi kelayakan kajian ekonomi dengan mengetahui
proses pengolahan kadar Sn pada SHP dan proses pengolahan peningkatan Kadar
Sn pada SHP agar sesuai dengan harga pasar. Serta didapatkan mineral ikutan
timah yang bernilai ekonimis.
1.6 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Universitas/Fakultas/Prodi
a. Terjalinnya sinergisitas antara dunia pendidikan dan industri yang
berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b. Terjalinnya hubungan silaturahmi antara pihak perguruan tinggi dan
industri.
2. Bagi Industri
a. Membantu industri untuk memecahkan kendala-kendala atau masalah
yang ada di lapangan guna keberlangsungan proses yang ada di industri.
b. Terjalinnya sinergisitas antara industri dengan dunia pendidikan yang
ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c. Terjalin hubungan silaturahmi antara pihak industri dengan perguruan
tinggi.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan kesempatan menggunakan pengetahuan yang diperoleh
dari bangku perkuliahan untuk melakukan analisa jalannya proses atau
memecahkan persoalan nyata yang ada didalam kegiatan
pengoperasian.
b. Mendapatkan gambaran tentang organisasi kerja dan penerapannya
dalam upaya pengoperasian suatu kegiatan produksi.
1.7 Luaran
Luaran penelitian ini adalah meyakinkan perusahaan tentang evaluasi studi
kelayakan ekonomi pengolahan sisa hasil produksi berdasarkan riset penelitian
menggunakan metode XRF, XRD dan GCA.
4
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Riset Penelitian
Kegiatan riset penelitian ini berlokasi di PT Babel Utama Korpora yang
merupakan mitra dari PT Timah Tbk secara administratif terletak di Kecamatan
Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Secara geografis terletak
pada koordinat 1˚52’34,64” LS dan 106˚ 3’7,88” BT. PT Babel Utama merupakan
perusahaan pengolahan tailing timah.
Untuk menuju PT Babel Utama Korpora dapat ditempuh melalui jalur darat
dari Kota Pangkal Pinang yang berjarak ± 47 km dengan estimasi waktu ± 60
menit dan dari Kota Sungailiat dengan jarak ± 15 km dengan estimasi waktu ± 15
menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Riset Peneiltian dilaksanakan di PT Babel Utama Korpora yang berlokasi di
Pemali, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak tanggal
13 September – 22 September 2021.Kemudian di lanjutkan di Laboratorium PT
Timah Tbk yang berlokasi di Pangkal Pinang, Bangka, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sejak tanggal 4 Oktober – November 2021. Jadwal kegiatan
Riset Penelitian yang dilakukan selama ± 16 pertemuan (6 bulan) terangkum
dalam tabel dibawah ini, yaitu :
Tabel 2.1 Pelaksanaan Kegaiatan Riset Penelitian
5
Adapun diagram alir dari kegiatan Riset Penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Observasi Studi Literatur
Primer Sekunder
Preparasi Sampel
Pengolahan data
Analisis Data
Pelaporan
Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian
6
3. Kertas HVS
10. Gas dan Kompor
4. Laptop
11. Panci Penggorengan
5. Penggaris
12. Koran
6. Kamera
13. Sieve Shaker Mesh 20-150
7. Wadah Penampung
14. Sampel
8. Plastik Sampel
9. Drone
7
Data yang ambil berupa data primer dan data sekunder, adapun data primer dan
data sekunder yang dibutuhkan, antara lain :
1. Data Primer. Data primer adalah data yang didapatkan langsung
dilapangan berdasarkan hasil pengamat secara langsung yang ada
dilapangan. Data – data primer yang dimaksud adalah :
a. Waktu aktivitas pekerja per – Shift
b. Waktu edar alat
c. Waktu penyemprotan material
d. Dimensi alat pengolahan
e. Ukuran butir feed
f. Diagram alir pengolahan SHP
g. Data Drone
8
berkurang. Sehingga mempermudah proses spliter dan pengayakan (screening).
Yang sebelumnya sampel sudah ditimbang berat basah dan keringnya.
9
3. Untuk analisis XRF, setelah sampel di grinding sampai halus, sampel akan
di timbang sebanyak 10 gr dan ditambah dengan wax sebanyak 2 gr untuk
masuk ke XRF Axios. Lalu di press dengan alat pressure. Setelah itu
sampel siap masuk ke alat XRF Axios. Dalam XRF Axios ini
membutuhkan waktu ± 40 menit/sampel untuk melakukan pembacaan
sampel.
4. Dan untuk XRD, sampel yang sudah di grinding kemudian di padatkan
dalam plate, sebelum masuk ke XRD. Setelah di padatkan dalam plate,
sampel siap masuk ke XRD Aeris. Sampel yang dibutuhkan pada analisi
XRD ini hanya 5 gram/sampel. Dan untuk waktu pembacaan alat XRD
Aeris ini membutuhkan waktu ± 10 menit/sampel.
1
maupun ukuran dispersi, dengan tujuan untuk memahami karakteristik
data dari penelitian tersebut.
1
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1
PT Babel Utama Korpora menggunakan Dump Truck. Setelah itu dimasukkan
kedalam hopper yang kemudian dipindahkan oleh belt conveyor ke rotary screen
sehingga ukuran butir akan dipisahkan berdasarkan ukurannya. Dalam prosesnya
rotary screen dibantu oleh pompa semprot. Dimana pompa semprot dalam
pengoperasiannya sesuai dengan pedoman atau prosedur penambangan yang baik
(Good Mining Practices). Setelah dilakukan penyemprotan, kemudian slurry
dialiri ke Rodmill. Setelah itu dialirkan feed ke humprey spiral. Di dalam humprey
spiral, feed dipisahkan antara mineral pengotor dan konsentrat dengan
menggunakan gravity concentration dan konsentrat dialirkan ke vibrating screen
dan kemudian ke shanking table. Setelah material tersebut masuk pada shaking
table maka akan terjadi proses pemisahan antara Timah dan material yang bukan
Timah.
1
Gambar 3.2 Flow Chart Pengolahan SHP di PT Babel Utama Korpora
1
dangkal, Formasi ini diterobos oleh Granit Klabat dan menindih tak selaras
Kompleks Pemali (CPp). (Mangga & Djamal, 1994)
Kompleks Pemali (CPp) terdiri dari batuan filit dan sekis dengan sisipan
kuarsit dan lensa batugamping. Formasi ini terkekarkan, terlipat, tersesarkan, dan
diterobos oleh Granit Klabat. Pada formasi ini dijumpai fosil berumur Permian
pada batugamping di dekat Air Duren, sebelah selatan-tenggara Pemali. Umur
satuan diduga Permian dengan lokasi tipe di daerah Pemali. Pada sebagian kecil
site ini dijumpai juga Alluvium yang tersusun dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir,
lempung dan gambut. Formasi ini berumur Kuarter. (Mangga & Djamal, 1994)
1
kecoklatan, kadang-kadang merah, memiliki kilap intan sampai sublogam, dan
belahannya tidak sempurna (Sukandarumidi, 2007).
Sisa Hasil Pengolahan adalah satu jenis limbah yang dihasikan oleh
kegiatan tambang, dan kehadiranya dalam dunia pertambangan tidak bisa
dihindari sebagai limbah sisa pengolahan batuan-batuan yang mengandung
mineral. SHP umumnya masih mengandung mineral-mineral berharga.
Kandungan mineral pada SHP tersebut tidak bisa dihindari, karena pengolahan
bijih untuk memperoleh mineral yang dapat dimanfaatkan pada industry
pertambangan tidak akan mencapai perolehan (recovery) 100%. Kegiatan
penambangan PT Timah Tbk menghasilkan beberapa mineral ikutan yang terbawa
bersama dengan SHP. Mineral-mineral yang terkandung dalam SHP, baik mineral
utamanya (cassiterite) maupun mineral ikutanya, merupakan mineral yang
memiliki nilai ekonomis apabila dimanfaatkan.
1
Biaya tetap merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dengan kebutuhan
yang sama setiap bulannya, pada kegiatan pengolahan kembali ini biaya tetap
terdiri dari biaya perawatan alat dan gaji tetap karyawan.
1. Biaya Sewa Alat dan Maintance Alat dalam Pengolahan Sisa Hasil
Pengolahan
Biaya sewa alat ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk peminjaman
peralatan setiap bulannya. Dalam hal ini, estimasi biaya sewa alat dianggap lebih
terjangkau daripada membeli alat dan perawatannya. Selain itu diperlukannya
biaya maintance alat. Berikut ini adalah tabel untuk rincian biaya sewa alat dan
maintance alat dari biaya perhari hingga perbulan :
Tabel 3.1 Estimasi Biaya Sewa Alat dan Maintance Alat
No Jenis Pengeluaran Biaya/ hari Biaya/bulan
1 Sewa Alat Rp 6.666.666 Rp 200.000.000
2 Maintance Alat Rp 16.666.666 Rp 500.000.000
Jumlah Rp 700.000.000
Berdasarkan pada Tabel 3.1 estimasi biaya yang dibutuhkan untuk sewa
alat dan maintance alat sebesar Rp 700.0000.000/bulan. Estimasi untuk jumlah
alat yang akan digunakan diantaranya adalah 2 Excavator dan 2 Dump Truck.
1
waktu kerja dibagi menjadi 3 shift. Karena dalam pengolahan SHP memerlukan
waktu 24 jam seperti yang telah dilaksanakan oleh PT Babel Utama Korpora saat
ini.
3. Total Biaya Tetap dalam Pengolahan Sisa Hasil Pengolahan
Jumlah biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam proses pengolahan kembali
sisa hasil pengolahan timah pada PT Babel Utama Korpora adalah Rp
7.126.000.000/bulan. Biaya tetap ini merupakan biaya yang akan terus
dikeluarkan setiap bulannya, dan tidak akan berubah dengan perubahan aktifitas
jangka pendek, hanya akan terjadi perubahan yang tidak terlalu signifikan jika
harga barang naik atau turun. Rincian biaya tetap yang dikeluarkan untuk
mengolah SHP PT Babel Utama Korpora kembali adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Total Biaya Tetap dalam Pengolahan SHP
No Jenis Pengeluaran Jumlah Biaya
1 Biaya Sewa Alat dan Mintance Alat Rp 700.000.000
2 Biaya Pegawai Rp 6.426.000.000
Jumlah Rp 7.126.000.000
Berdasarkan Tabel 3.4 diatas dapat dilihat untuk biaya variabel perbulan
terhitung sebesar Rp 744.000.000, yang terdiri dari biaya pemakaian BBM/solar
dan biaya pemakaian listrik untuk unit pengolahan diantaranya 1 unit rotary
screen, 1 rodmill, 72 unit humprey spiral, 12 unit shaking table, pompa air dan
kebutuhan lainnya. Berdasarkan pemakaian daya pada PT Babel Utama Korpora
1
saat ini membutuhkan daya PLN sebesar 555.000 VA. Sehingga estimasi biaya
yang dianggap cukup adalah Rp 250.000.000/bulan. Serta untuk memenuhi
kebutuhan 2 Excavator dan 2 Dump Truck digunakan estimasi biaya sebesar Rp
494.000.000 untuk Bahan Bakar Minyak.
1
= 95,06 bulan
Jumlah Cadangan : 2.847.600.000 kg
Recovery : 20%
0𝑛g𝑘𝑜𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠i Rp 7.870.000.000/bulan
Biaya Operasi Produksi : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠i= 18.936 m³/bulan
= Rp 415.610,477/m³
Biaya Produksi SHP : Volume SHP x BOP
= 1.800.000 m³ x Rp 415.610,477/m³
= Rp 748.098.859.000
Biaya Tetap perperiode : Rp 7.126.000.000/bulan x 95,06 bulan
= Rp 677.397.560.000
Biaya Variabel : Rp 748.098.859.000 - Rp 677.397.560.000
= Rp 70.701.299.000
Untuk menghitung nilai titik impas, dimana perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian selama proses
pengolahan, perlu dihitung nilai Break Even Point sebagai berikut :
Biaya Variabel per m³ adalah = Rp 70.701.299.000/1.800.000 m³
= Rp 39.278,5/m³
TC = TFC + (AVC x Q)
= Rp 677.397.560.000 + (Rp 39.278,5 x 2.847.600.000)
= Rp 677.397.560.000 + Rp 111.849.456.000.000
= Rp 112.526.854.160.000
TR = P x Q
= Rp 580.552,043 x 2.847.600.000)
= Rp 1.653.179.997.646.800
Laba = TR – TC
= Rp 1.653.179.997.646.800 - Rp 112.526.854.160.000
= Rp 1.540.653.143.486.800
𝑇𝐹𝐶
Jadi Titik Impas dalam m³, BEP =
(𝑃−𝐴𝑉𝐶) Rp 677.397.560.000
= (𝑅𝑝 580.552,043−Rp39.278,5 )
Rp 677.397.560.000
= (𝑅𝑝 541.273.543)
= 1.251.488,4 m³
2
𝑇𝐹𝐶
Titik impas dalam Rp, BEP = 𝑅𝑝 677.397.560.000
𝑅𝑝 677.397.560.000
1−
𝑃
𝐴 = 1−
𝑅𝑝 39.278,5
= 0,068
𝑅𝑝 580.552,043
= Rp 9.814.670.000.000
Jadi dari perhitungan diatas didapatkan nilai BEP (Rp) = Rp
9.814.670.000.000 dan dalam unit = 1.251.488,4 m³.
Melalui nilai BEP yang sudah didapatkan dapat di peroleh nilai Cut Off
Grade (COG). Cut Off Grade merupakan kadar endapan bahan galian yang masih
memiliki nilai keuntungan apabila ditambang atau kadar rata-rata terendah dari
endapan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan di tambang.
Nilai Cut Off Grade yang di dapatkan adalah sebagai berikut :
𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘 𝐸𝑣𝑒𝑛 𝑃𝑜i𝑛𝑡
COG = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠i
1.251.488,4 𝑚³
= 1.800.000 𝑚³ = 0,695
Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa nilai kadar SHP timah Di PT Babel
Utama Korpora yang masih memberikan keuntungan apabila diolah kembali
adalah senilai 0,695. Apabila ppm SHP timah tidak mencapai 0,695 maka tidak
Ekonomis untuk diolah kembali.
2
sampel terdapat mineral ikutan timah yang berpotensi yaitu ilmenite, limonite,
tourmaline dan pyrit.
a. Sampel Rodmill
Sampel ini diambil pada hasil gerusan pada rodmill. Untuk hasil grain
counting analisisnya dapat dilihat pada Gambar 3.5.
b. Sampel Hopper
Pada sampel hopper ini diambil pada stock pile pada feed hopper. untuk
hasil mikroskop sampel hopper adalah sebagai berikut
22
Gambar 3.5 Diagram Analisis Mikroskop Sampel Hopper
Berdasarkan dari gambar diatas mineral yang mendominasi setelah quartz adalah
oksida besi, lalu ilmenite dan limonite. Untuk mineral LTJ yang terdapat pada
sampel Hopper adalah ilmenite, yang didapat pada fraksi #20 sebesar 2,50% dari
254,48 gr jumlah sampel pada gambar 3.3. dan paling sedikit pada fraksi #150
sebesar 0,10% dari 12,73 gr .
c. Sampel HS
Sampel HS diambil pada tailing (SHP) dari alat humprey spiral. Hasil
analisisnya sebagai berikut
d. Sampel STP
Sampel STP diambil pada tailing shaking table primer. Untuk diagram
mikroskopnya dapat dilihat pada Gambar 3.8. Mineral yang mendominasi setelah
quartz adalah lp. Pasir, ilmenite, oksida besi, limonite dan pyrit. Untuk mineral
2
LTJ yang terdapat pada sampel STP adalah ilmenite. Untuk Ilmenit, persentase
tertinggi terdapat pada fraksi #35 sebesar 1,52% dari 103,22 gr jumlah sampel.
Persentase rendah terdapat pada fraksi #-150 sebesar 0,39% dari 21,84 gr. Untuk
Tourmalin, persentase tertinggi didapat pada fraksi #150 sebesar 0,47% dari
106,81 gr jumlah sampel dan paling sedikit pada fraksi #65 sebesar 0,43% dari
258,99 gr.
e. Sampel STS
Sampel STS dimbil pada hasil pengolahan dari shaking table sekunder.
Untuk diagramnya sebagai berikut
2
terdapat pada sampel STS adalah ilmenite sejumlah 4,36%, yang kadar tertinggi
didapat pada fraksi #150 sebesar 2,19 % dari 183 gr jumlah sampel pada gambar
3.6. dan paling sedikit pada fraksi #-150 sebesar 0,44 % dari 53,22 gr .
2
20 STP #65 1226.644 2224.78 207.496
21 STP #35 8323.397 2447.736 758.776
22 STP #-150 1136.243 4951.784 157.896
23 STP #150 1040.252 3383.253 125.164
24 STP #100 949.076 2440.234 123.491
25 BB 252.999 9597.117 80.853
26 BK > 918 5737.367 123.912
Tabel diatas menunjukkan konsentrat unsur-unsur dalam ppm. Ketiga
unsur diatas yang memiliki konsentrat yang paling tinggi dari pada unsur lainnya.
Contoh unsur TiO2 (Titanium Dioksida) dengan ppm rata-rata adalah
2389040.871 ppm yang dibawa oleh mineral ilmenite. Seperti pada hasil analisis
mikroskop, mineral ilmenite cukup berpotensi disetiap sampel yang di uji. Lalu
ada unsur Ce dengan nilai ppm rata-rata yaitu 155811.7569 ppm dan mineral
pembawanya adalah mineral monazite.
2
Gambar 3.9 Hasil Analisis XRD pada Sampel Hopper Fraksi #-100
b. Sampel Rodmill
Hasil analisis XRD menunjukkan kehadiran mineral pada fraksi #20
terdapat Kuarsa 97,2% Muscovite 1,9% dan Topaz 0,9%. Pada fraksi #35 terdapat
Kuarsa 97,1%, Topaz 1,5% Cassiterite 0,1% dan Muscovite 1,2%. Pada fraksi #65
terdapat Kuarsa 96,7%, Topaz 1,6% Cassiterite 0,1% dan Muscovite 1,7%. Pada
fraksi #100 terdapat Kuarsa 96,3%, Topaz 2,3%, Cassiterite 0,1% dan Muscovite
1,4%. Pada fraksi #-100 terdapat Kuarsa 93,9%, Topaz 3,5%, Cassiterite 0,2%
dan Muscovite 2,3%. Pada sampperl rodmill, keberadaan cassiterite berada pada
fraksi #65, #100 dan #-100 dengan rata-rata persentasenya adalah 0,26 %.
2
Gambar 3.10 Hasil Analisis XRD pada Sampel Rodmill Fraksi #-100
c. Sampel HS
Hasil analisis XRD pada sampel HS tidak ditemukannya mineral
cassiterite. Hal ini dikarenakan alat humprey spiral memang bagian yang paling
utama dari pengolahan di PT Babel Utama Korpora. Sehingga efisiensi alat sudah
di evaluasi sedemikian rupa agar mineral cassiterite bisa dipisah seoptimal
mungkin. Oleh karena itu tailing dari HS hanya tersisa mineral-mineral pengotor
yaitu quartz dan muscovite.
d. Sampel STP
Hasil analisis XRD pada sampel shaking table primer menunjukkan
mineral cassiterite pada fraksi #35 sebesar 0,5%. Namun tidak ditemukannya
mineral logam tanah jarang seperti monazite maupun ilmenite.
28
Gambar 3.12 Hasil Analisis XRD pada Sampel STP Fraksi #35
e. Sampel STS
Hasil analisis XRD pada sampel shaking table sekunder menunjukkan
kehadiran cassiterite pada fraksi #35 sebesar 0,5%. Dan tidak ditemukan mineral
logam tanah jarang pada sampel STS. Selain cassiterite ada mineral ikutan lainnya
yang terdapat pada sampel STS ini diantaranya yaitu topaz sebesar 44,1%, quartz
33,8% dan mineral goethite sebesar 16,7% yang dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Hasil Analisis XRD pada Sampel STS Fraksi #35
f. Sampel BB
Hasil analisis XRD pada sampel BB tidak ditemukan adanya cassiterite.
Sampel BB diambil pada gumpalan lempung yang berada pada stockpile. Namun
pada sampel BB terdapat mineral kaolinite sebesar 44%.
29
Gambar 3.14 Hasil Analisis pada Sampel BB
g. Sampel BK
Hasil analisis XRD pada sampel BK tidak menunjukkan adanya cassiterite.
Namun pada sampel BK terdapat mineral hematit sebesar 2,6%. Diikuti oleh
mineral quart yang mendominasi sebesar 68,7% lalu ada gibsite 19% dan
orthoclase 9,1%.
3
Tabel 3.7 Analisis Keekonomisan SHP PT Babel Utama Korpora
Sn COG
No. Kode Sampel
(ppm) % Keterangan
LoD (Limit of Detection) 6 ppm
1 HS #20 526.616 0.052662 0,695 Tidak Ekonomis
2 HS #35 163.047 0.016305 0,695 Tidak Ekonomis
3 HS #65 197.738 0.019774 0,695 Tidak Ekonomis
4 HS #-65 693.79 0.069379 0,695 Tidak Ekonomis
5 STS #35 9149.282 0.914928 0,695 Ekonomis
6 STS #65 1030.688 0.103069 0,695 Tidak Ekonomis
7 STS #100 400.925 0.040093 0,695 Tidak Ekonomis
8 STS #150 408.19 0.040819 0,695 Tidak Ekonomis
9 STS #-150 1725.303 0.17253 0,695 Tidak Ekonomis
10 Rodmill #20 985.039 0.098504 0,695 Tidak Ekonomis
11 Rodmill #35 1123.237 0.112324 0,695 Tidak Ekonomis
12 Rodmill #65 1660.576 0.166058 0,695 Tidak Ekonomis
13 Rodmill #100 2437.177 0.243718 0,695 Tidak Ekonomis
14 Rodmill #-100 918 0.0918 0,695 Tidak Ekonomis
15 Hopper #100 390.469 0.039047 0,695 Tidak Ekonomis
16 Hopper #65 216.026 0.021603 0,695 Tidak Ekonomis
17 Hopper #20 1494.802 0.14948 0,695 Tidak Ekonomis
18 Hopper #35 342.168 0.034217 0,695 Tidak Ekonomis
19 Hopper #-100 918 0.0918 0,695 Tidak Ekonomis
20 STP #65 1226.644 0.122664 0,695 Tidak Ekonomis
21 STP #35 8323.397 0.83234 0,695 Ekonomis
22 STP #-150 1136.243 0.113624 0,695 Tidak Ekonomis
23 STP #150 1040.252 0.104025 0,695 Tidak Ekonomis
3
24 STP #100 949.076 0.094908 0,695 Tidak Ekonomis
25 BB 252.999 0.0253 0,695 Tidak Ekonomis
26 BK 918 0.0918 0,695 Tidak Ekonomis
Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan bahwa rata-rata sampel belum
mencapai nilai konsentrasi yang diharapkan. Dimana hanya terdapat 2 sampel
yang ekonomis atau mencapai nilai konsentrasi yang bernilai ekonomis yaitu
sampel STS #35 dan STP #35, sementara 24 sampel lainnya tidak ekonomis atau
dengan kata lain tidak mencapai nilai kadar yang bernilai ekonomis, yaitu HS #20,
HS #35, HS #65, HS#-65, STS #65, STS #100, STS #150, STS #-150, Rodmill
3
#20, Rodmill #35, Rodmill #65, Rodmill #100, Hopper #100, Hopper #65,
Hopper #20, Hopper #35, Hopper #-100, STP #65, STP #-150, STP #150, STP
#100, BB, dan BK.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Alat pengolahan yang digunakan pada PT Babel Utama Korpora
diantaranya Rotary Screen, Rodmill, Humprey Spiral dan Shaking Table.
Alat pengolahan yang paling utama di PT Babel Utama Korpora adalah
Humprey Spiral. Karena pada humprey spiral ini kadar sn yang bernilai
±0,3% bisa naik menjadi ±5%. Kemudian dipisahkan lagi di Shaking
Table menjadi ±60%.
2. Berdasarkan 3 parameter pengujian laboratorium yaitu GCA (mikroskop),
XRF dan XRF, mineral yang berpotensi untuk dilakukan pengolahan bila
nanti sudah ada regulasi yang mengatur Logam Tanah Jarang adalah
ilmenite denga unsur TiO2 dan unsur Ce pada analisis XRF. Selain itu
untuk nilai konsentrasi SHP timah dalam ppm Di PT Babel Utama
Korpora yang masih memberikan keuntungan apabila diolah kembali
adalah senilai 0,695. Apabila ppm SHP timah tidak mencapai 0,695 maka
tidak Ekonomis untuk diolah kembali. Berdasarkan hasil uji XRF Axios di
Laboratorium Eksplorasi PT Timah Tbk, didapatkan bahwa rata-rata
sampel belum mencapai nilai kadar yang diharapkan. Dimana hanya
terdapat 2 sampel yang ekonomis atau mencapai nilai konsentrat yang
bernilai ekonomis yaitu sampel STS #35 dan STP #35, sementara 24
sampel lainnya tidak ekonomis atau dengan kata lain tidak mencapai nilai
kadar yang bernilai ekonomis, yaitu HS #20, HS #35, HS #65, HS#-65,
STS #65, STS #100, STS #150, STS #-150, Rodmill #20, Rodmill #35,
3
Rodmill #65, Rodmill #100, Hopper #100, Hopper #65, Hopper #20,
Hopper #35, Hopper #-100, STP #65, STP #-150, STP #150, STP #100,
BB, dan BK.
4.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian ini agar dapat dilakukan evaluasi lebih
lanjut yaitu pada pengambilan sampel, lebih baik pada area pengendapan SHP.
Agar diketahui apakah mineral yang di teliti mengalami pengendapan pada posisi
tertentu. Sehingga keekonomisan mineral SHP lebih akurat. Serta memperbanyak
literatur yang ada. Terutama mengenai regulasi Logam Tanah Jarang.
3
DAFTAR PUSTAKA
3
Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta,
Yogyakarta.
Sidauruk, Dirga, 2018, Analisis Kelayakan Investasi Menggunakan Metoda
Discounted Cash Flow Tambang Galena PT. Triple Eight Energy,
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan Provinsi
Sumatera Barat, Universitas Negeri Padang, Padang.
Sujitno, S., 2015b. Timah Indonesia Sepanjang Sejarah. Penerbitan 3. Tangerang:
Penerbit PT Javastar Creative.
Sukandarumidi, 2007. Sejarah Penambangan Timah di Indonesia. Jakarta.
Zindu, dkk. 2020, Analisis Studi Kelayakan Ekonomi Penambangan Batugamping
Di Pt. Sinar Asia Fortuna Desa Tahunan Kecamatan Sale Kabupaten
Rembang Provinsi Jawa Tengah.
3
Lampiran Dokumentasi Kegiatan Riset Mahasiswa MBKM
3
Humprey Spiral Pembuangan Tailing Humprey Spiral
3
Pembuangan Tailing
3
Proses screening Sampel Proses pressure Sampel
Hasil Press
4
Alat XRF
4
Lampiran 2. Log Book Kegiatan Riset Mahasiswa MBKM
LOG BOOK
KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
Nama Program MBKM : Riset Penelitian
4
shaking table primer.
Pada shaking table
primer menghasilkan 3
produk, yaitu midling,
tailing dan konsetrat.
Konsetrat akan masuk
ke tahap drying
(penegeringan),
sedangkan untuk
midling akan masuk ke
shaking table sekunder.
2. Mengamati proses alur
penggunaan fluida (air)
mulai dari settling pond
hingga ke pembuangan
tailing. Sumber air
yang digunakan pada
pada pengolahan PT
Bumako berasal dari
aliran sungai serta
kolam penampungan
yang merupak rekamasi
dari PT TIMAH TBK
Pemali. Dari sumber air
tersebut air di salurkan
oleh pompa yang
dialirkan ke alat-alat
pengolahan. Air sisah
pengolahan tersebut di
tamping kembali di
settling pond dan
kemudian digunakan
kemabil untuk
pengolahan.
3. Dalam survey peneliti
mengamati keamanan
kerja (K3) serta
menggunakan
perlengkapan safety
selama survey.
Perlengkapan yang
yang harus peneliti
kenakan dalam survey
yaitu sepatu safety dan
helm safety. PT
Bumako melarang yang
tidak memliki
kepentingan dan tidak
4
memakai perlengkapan
safety untu masuk ke
area pengolahan.
2 14 Peneliti mulai
September melakukan percobaan
pengambilan sampel
2021
pada beberapa titik
(Tailing Humprey
Spiral, Shaking Table
primer dan sekunder).
Masing-masing sampel
20 kg. Kemudian
setelah ditimbang
untuk mengetahui berat
basah dari sampel,
Sampel siap untuk
sampel kemudian di
drying (dikeringkan) di screening (di
sampai kadar air ayak) sesuai no.
mengurang atau tidak mesh.
ada sama sekali. Agar
mempermudah dalam
penyaringan. Proses
pengeringan
membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam
proses pengerjaannya.
Sehingga dalam 1 kali
pengeringan, peneliti
harus membagi lagi
untuk pengeringn per
sampel.
3. 15 Peneliti melakukan
September proses screening
(penyaringan) dengan
2021
sieve dengan ukuran
Masih sebagian
mesh 14-200.
Dikarenakan proses sampel belum di
screening dilakukan screening.
secara manual.
Sehingga proses
screening
membutuhkan waktu
4
yang cukup lama.
4. 16 Peneliti melanjutkan Selesai.
September proses Screening. Sampel siap
2021 untuk di uji
laboratorium
sebagai data
perusahaan.
5. 17 Setelah peneliti
September mencoba mengambil
sampel yang pertama.
2021
Peneiliti melakukan
pengambilan sampel
Untuk Riset Penelitian
MBKM. Untuk sampel
yang dibutuhkan tidak
berbeda jauh dengan
pengambilan sampel
yang pertama. Namun
peneliti menambahkan
beberapa titik sebagai
perwkilan sampel.
Sampel telah
Yaitu sampel tailing
feed hopper (kondisi diambil. Dan siap
sampel belum masuk untuk dilakukan
ke tahap pengolahan pengeringan.
PT BUMAKO),
material dari rodmill,
tailing humprey spiral,
tailing shaking table
primer dan shaking
table sekunder.
Sehingga ada 5 titik
sampel sebagai
perwakilan sampel.
Dengan masing-masing
sampel sebanyak ± 2
kg untuk berat
basahnya.
4
September Riset
2021
7. 20 Peneliti melakukan
screening. Sembari Terlaksana,
September
melakukan pengayakan, peneliti mulai
2021
peneliti mempelajari memahami
kimia analisis yang di
bimbing oleh kepala mengenai analisis
laboratorium PT kimia sebagai
BUMAKO untuk penentu kadar sn
mengetahui kadar sn pada
pada PT
sampel Bumako yang
akan diserahkan ke PT BUMAKO.
Timah.
8. 21 Setalah dilakukan survey
September untuk pengambilan
sampel. Peneliti
2021 selesai
melakaukan survey untuk
pengambilan koordinat
sampel dan persiapan
pengambilan data drone.
9. 22 Pengambilan data drone.
September Peneliti mengambil data
2021 drone sebagai data
penginderaan jarak jauh
pada area PT BUMAKO. Data drone telah
Hal ini dilakukan agar diambil. Namun
peneliti dapat mengetahui harus diolah
kondisi geologi dari area terlebih dahulu
penelitian yaitu PT sebelum disajikan
BUMAKO yang dalam bentuk
berlokasi di Pemali, peta.
kabupaten Bangka. Yang
posisinya bersebelahan
dengan TBK Pemali.
Dari data drone tersebut
4
akan diolah untuk
pemetaan area PT
BUMAKO.
10. 4 Oktober Preparasi sampel. Peneliti
2021 melakukan preparasi
kembali untuk sampel
yang telah dibawa dari
PT BUMAKO. Hal ini
dilakukan agar sesuai
dengan prosedur dari
laboratorium PT Timah
Tbk. Peneliti menyatukan
lagi sampel yang telah di
Sampel siap untuk
screening dan
di screening.
menimbang ulang
sampel. Setelah
ditimbang, sampel
kemudian di spliter,
dibagi menjadi 3 per
sampel. Hal ini dilakukan
untuk pembagian analisis
GCA (Mikroskop), XRF
dan XRD. Kemudian
ditimbang lagi.
11. 6 Oktober Setelah di timbang,
Sampel siap di
2021 peneliti melakukan
GCA. Namun
screening pada sampel
untuk analisis
menjadi 5 fraksi
XRF dan XRD
persampel dengan no .
sampel harus di
mesh 20-150. Sehingga
grinding terlebih
untuk sampel rodmill
dahulu.
menjadi 5 fraksi, Hopper
4
5 fraksi dan seterusnya.
12. 7 Oktober Setelah sampel di
2021 screening, sampel akan
ditimbang lagi sebelum di
analisis mikroskop
(GCA). Setelah
ditimbang, sampel
diserahkan ke bagian
analisis mikroskop
(GCA). Dalam hal ini
Sampel yang di
peneliti juga ikut belajar
GCA
mengenai mikroskop dan
membutuhkan
cara melihat butir mineral
waktu ± 1
melalui mikroskop.
minggu. Setelah
Peneliti telah mencoba
selesai nantinya
untuk menganalisis butir
akan diserahkan
pada sampel. Namun
ke administrasi
masih belum bisa
laboratorium PT
menentukan dengan pasti
Timah Tbk
macam-macam mineral-
bersamaan dengan
mineral yang terdapat
hasil analisis XRF
pada sampel. Hanya
dan XRD.
beberapa mineral yang
peneilti bisa ketahui.
Dikarenakan dalam
analisis mikroskop
(GCA) membutuhkan
ketelitian, pengetahuan
dan pengalaman dalam
bentuk dan warna sebagai
penciri mineral.
13. 11 Oktober Sembari menunggu hasil Sampel siap untuk
4
2021 dari GCA peneliti ditimbang
melanjutkan preparasi kembali.
sampel untuk dianalisis
XRF Axios dan XRD
Aeris. Peneliti
meneyerahkan sampel
XRF dan XRD ke bagian
preparasi sampel. Sampel
yang akan di uji XRF dan
XRD, harus di grinding
terlebih dahulu menjadi
butiran yang sangat
halus. Hal ini dilakukan
agar mempermudah
dalam pembacaan oleh
alat XRF Axios dan XRD
Aeris.
14. 13 Oktober Peneliti menimbang
2021 sampel yang telah di
grinding dengan berat
masing-masing 10 gr,
ditambah dengan wax 2
gr. Dikarenak Memahami
pengoperasian alat XRF konsep kerja alat
Axios dari pagi (pukul 8 XTF Axios. Serta
pagi). Sehingga peneliti untuk sampel siap
menunggu esok hari untuk di analisis.
untuk memulai pengujian
XRF. Dalam hal ini,
peneliti mempelajari
mengenai Konsep alat
XRF Axios yang
4
dibimbing oleh analis
XRF PT Timah.
15. 14 Oktober Mulai menganalisis
2021 menggunakkan XRF
Axios. Dalam pembacaan
alat XRF Axios
membutuhkan waktu 40
menit/sampel. Sehingga
peneliti melakukan
pengujian 6 sampel per
hari. Dengan total sampel
21 sampel. Hal ini
Hanya beberapa
dikarenakan, selain
sampel yang telah
sampel dari PT
di uji.
BUMAKO yang di baca
oleh XRF Axios, ada 6
sampel dari laboratorium
sebagai patokan kadar
(sampel sabagai
ketentuan alat) dari XRF
Axios. Sehingga
membutuhkan waktu ± 8
jam untuk analisis XRF
Axios.
16. 17 Oktober Peneliti melanjutkan Sampel telah
2021 pengujian XRF Axios. selesai di uji
Dan meneyelesaikan XRF. Dan
pengujian. menunggu hasil
dari administrasi
dari laboratorium
PT Timah Tbk
untuk
diolah.
5
17. 27 Oktober Peneliti melanjutkan
2021 preparasi sampel untuk
analisis XRD Aeris serta
mempelajari Konsep Alat
XRD Aeris. Setelah itu
peneliti mulai
menganalisis sampel
dengan XRD Aeris yang
dibimbing oleh analis
Hanya beberapa
XRD PT Timah. Dalam
sampel yang telah
XRD Aeris ini
di uji XRD.
membutuhkan waktu 10
menit/sampel. Untuk
kapasitas alat XRD Aeris
sendiri hanya mampu
melakukan pembacaan
sampel 12 sampel
perhari. Sehingga peneliti
melakuakn pengujian
XRD kurang lebih 3 hari.
17. 28 Oktober Melanjutkan analisis Pengujian XRD
2021 XRD Aeris telah selesai.
18. 15 Peneliti mulai membuat
November grafik dari data
2021 laboratorium yang telah Data selsesai di
didapat dari buat dalam garfik.
Laboratorium PT Timah
Tbk.
19. 18 Peneliti melakukan kajian Belum
November terhadap hasil grafik yang sepenuhnya
2021 dibuat melalui paham terhadap
wawancara kepada pokok
5
narasumber yang permasalahan
menguasai mengenai Sisa
Hasil Pengolahan Timah
berupa Tailing maupun
mengenai LTJ.
20. 19 Peneliti mulai membuat Untuk bab 1 dan 2
November pelaporan kegiatan telah selesai.
2021 MBKM. Untuk bab 3
menunggu hasil
perhitungan.
21. 21 Peneliti melanjutkan Belum
November analisis hasil Hasil sepenuhnya
2021 Laboratorium PT Timah memahami
22. 22 Peneliti mengikuti kuliah
Menemukan
November umum mengenai Logam
beberapa haraga
2021 Tanah Jarang. Untuk
jual dari Logam
membantu memecahkan
Tanah Jarang
masalah dalam penelitian.
23. 23 Peneliti mulai
November mengansumsi Break Even Belum selesai,
2021 Point untuk menentukan dikarenakan
ke ekonomisan mineral terkendala dalam
sisa hasil pengolahan biaya dalam
timah di PT Babel Utama maintance alat.
Korpora
24. 24 Peneliti melakukan
November wawancara kembali
2021 kepada pihak PT Babel Untuk asumsi
Utama Korpora sebagai Biaya telah
referensi penentuan biaya didapatkan.
tetap dan biaya variabel
dalam BEP.
5
25. 3 Pengumpulan Laporan
Desember Riset Mahasiswa MBKM selesai
2021