TAHUN 2019
Keterangan
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempeng
ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilak
(PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkali
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempen
ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dila
(PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkal
Kerugian pada
Farmasi Insiden penggunaan antibiotika double pasien 3 1 1 3 Rendah
Kerugian pada
Farmasi Insiden kesalahan dosis obat pasien 3 1 7 21 Menengah
ang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian
hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian
core/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Gizi Insiden kesalahan jenis diet Kerugian pada 3 0.5 1 1.5 Rendah
pasien
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mem
Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Ana
probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruh
prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan m
dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
UNIT KERJA RISIKO DAMPAK P F A R KRITERIA
Kamar Operasi Insiden operasi tanpa spesialis anestesi Kerugian pada 0.5 0 15 0 Rendah
pasien
Kamar Operasi Insiden kesalahan jenis operasi Kerugian pada 0.5 0.5 15 3.75 Rendah
pasien
Kamar Operasi Insiden kesalahan posisi operasi Kerugian pada 0.5 0.5 15 3.75 Rendah
pasien
Kamar Operasi Insiden operasi dengan kekurangan darah Kerugian pada 3 0.5 7 10.5 Rendah
pasien
KAmar Operasi Insiden tertinggalnya kain kasa Kerugian pada 3 0.5 15 22.5 Menengah
pasien
Kamar Operasi Insiden kesalahan identifikasi pasien Kerugian pada 6 0.5 15 45 Menengah
pasien
Kamar Operasi Insiden kesalahan diagnosis pra operasi Kerugian pada 3 1 15 45 Menengah
pasien
pak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan
sis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran
kalian P x F x A.
KETERANGAN PENGENDALIAN RISIKO
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan jenis darah pasien 3 0 1 0 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan identifikasi pasien pasien 0.5 0.5 0.5 0.13 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan penyediaan sample pasien 3 0.5 1 1.5 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan pengoperasian alat pasien 3 0.5 1 1.5 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan menyampaikan hasil pasien 3 1 1 3 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan menginput hasil pasien 6 1 1 6 Rendah
Kerugian pada
Laboratorium Insiden kesalahan golongan darah pasien 3 0.5 15 22.5 Menengah
perawatan
Radiologi Insiden pengulangan foto roentgen pasien 3 0 7 0 Rendah
perawatan
Radiologi Insiden kesalahan posisi pemeriksaan pasien 3 1 1 3 Rendah
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pen
ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan den
(PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden kesalahan cara pemberian obat pasien 1 0 1 0 Rendah
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden pasien jatuh pasien 1 0.5 3 1.5 Rendah
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden kesalahan sampling pasien 3 0.5 1 1.5 Rendah
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden kesalahan persiapan operasi pasien 3 0.5 1 1.5 Rendah
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden kesalahan pemberian obat pasien 3 1 1 3 Rendah
Kerugian pada
Rawat Inap Insiden infus blong pasien 6 2 1 12 Rendah
Rawat Inap Insiden luka bakar akibat pemasangan Kerugian pada 6 0.5 7 21 Menengah
Bicnat Drip (100 CC) pasien
Rehabilitasi
Medik Angka kejadian luka akibat terapi dingin perawatan pasien 3 0 1 0
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempen
ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dila
(PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkal
Kerugian pada
Farmasi Insiden penggunaan antibiotika double pasien 3 1 1 3 Rendah
Kerugian pada
Farmasi Insiden kesalahan dosis obat pasien 3 1 7 21 Menengah
ang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian
hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian
core/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan priorita
berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/
Panel listrik dan genset terendam Letak panel dan genset terlalu Listrik mati , operasional 6 0.5 100 300 Tinggi
air rendah terhenti , pasien harus
dievakuasi
Merujuk pasien Tidak ada dokter spesialis di RS Keselamatan pasien tidak 6 0.5 100 300 Tinggi
terjamin akibat kendaraan
operasional yang tidak
memenuhi syarat untuk
digunakan pada saat banjir.
Gas medis habis Distribusi gas terputus Pelayanan terhambat 6 0.5 100 300 Tinggi
Mengangkat pasien dari lantai 1 Lift harus dimatikan untuk Keselamatan pasien tidak 6 0.5 100 300 Tinggi
menghindari kerusakan terjamin
Air masuk dengan cepat Tidak dibuat penahan untuk Obat-obatan, berkas RM dan 6 0.5 100 300 Tinggi
memperlambat masuknya air alat medis terendam air
Akses keluar masuk RS terputus Semua jalan tertutup air Karyawan banyak yang tidak 10 0.5 40 200 Tinggi
masuk
Proses pembersihan pasca banjir Sisa-sisa banjir harus segera Kebutuhan SDM dan Bahan 6 0.5 40 120 Substanti
membutuhkan sumber daya yang dibersihkan agar tidak kimia serta dukungan sumber al
banyak mengganggu operasional daya lain untuk pembersihan
pasca banjir meningkat
Mesin hisap air celup (summersible Pemakaian secara terus Limbah cair/ septik tank 6 0.5 15 45 Menenga
pump) terbakar menerus dengan beban yang meluap h
terlalu besar
Karyawan sakit Kaki karyawan terendam air Kerugian pada karyawan 3 0.5 40 60 Menenga
saat bekerja atau h
mengevakuasi aset/pasien
Kendaraan operasional terendam Tidak ada tempat aman dari Rusaknya kendaraan 3 0.5 40 60 Menenga
air air operasional h
tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan
) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Biaya PJ
perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan Membuat emergency plan untuk musibah banjir Panitia K3RS
tindakan perbaikan segera dilakukan.
Pada banjir 2013, jarak air ke panel sebesar 30-40 cm Menaikkan ketinggian panel dan genset semaksimal 300,000,000 Unit Umum
(sangat beresiko). ukuran ketinggian ruang, yaitu 30-40 cm (IPSRS)
Proses transfer pasien dari lantai 1 dilakukan dengan Membuat emergency plan untuk musibah banjir , Panitia K3RS
mengangkat pasien menggunakan tandu atau kursi termauk bagaimana evakuasi pasien/proses transfer
roda. Resiko pasien jatuh sangat tinggi dikarenakan yang aman
bentuk tangga yang digunakan dan lantai licin terkena
air.
Pada banjir 2013, belum ada panduan untuk kasus Mempunyai emergency plan yang mengatur evakuasi Panitia K3RS
emergency banjir sehingga tindakan evakuasi terlambat berkas RM,obat dan alat medis termasuk kemana dan
dilakukan. bagaimana prosesnya.
Pada banjir 2013, pasir baru datang ketika air sudah Menyiapkan pasir yang akan digunakan sebagai Unit Umum
menggenangi lantai 1 sehingga tidak dapat digunakan bendungan. Pasir harus selalu tersedia. (IPSRS)
untuk memperlambat air masuk.
Pada banjir 2013, agar tidak mengganggu pelayanan Menyiapkan dana khusus untuk melemburkan Keuangan
karyawan yang ada diminta untuk memperpanjang karyawan yang ada agar tidak mengganggu operasional
waktu kerja
Pada banjir 2013 instalasi gizi menyediakan makanan Mempunyai emergency plan yang mengatur bahwa Panitia K3RS
berupa mi instan dan teh manis pada saat terjadi bencana, instalasi gizi menyediakan
makanan untuk karyawan
Mempunyai fan dryer untuk mengeringkan travo, untuk 3,000,000 Unit Umum
operasional digunakan untuk tim AC (IPSRS)
Memasukkan perjanjian mengenai ketentuan yang Unit Umum
harus diatur pada saat terjadi bencana, seperti banjir
dalam kontrak dengan pihak ke 3
Untuk pembersihan pasca banjir 2013, digunakan Melakukan pemeriksaan berkala untuk selang hydran, Panitia K3RS
selang hydran untuk membersihkan lumpur di area dan mengganti yang tidak dapat diperbaiki.
luar. Ditemukan sebagian besar selang hydran tidak
dapat digunakan karena bocor.
K3 RS fasilitas RS
K3 RS fasilitas RS
K3 RS Kerugian pada staf
RS