Anda di halaman 1dari 10

KONSEP USWATUN HASANAH DAN POLITIK

(Studi Prilaku Tindak Pidana Korupsi Pejabat di Indonesia)

Muh. Haras Rasyid

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)


E-mail: muhammadharas1234@gmail.com

Abstract:
Uswatun hasanah is derived from Arabic which means exemplary or a good example. This
doctrine is closely related to the person's birth and mind or the nature and behavior of a
person. Politics is concerned with power within an institution, region or country. The person
of a person who holds political power or his or her leader in Indonesia can be an example to
others around him. This paper departs from observations of reality and then examines how
Uswatun hasanah practices existed in self of political power holder in Indonesia. Although
there are still many leaders in Indonesia who behave well, but the number of abuses of
corruption in particular by the state officials or leaders in this beloved republic, a clear
indication that they (the person) does not instill uswatun hasanah to his subordinates in
particular and the people of Indonesia in general.
Abstrak:
Uswatun hasanah berasal dari bahasa arab yang berarti keteladanan atau contoh yang baik.
Ajaran seperti ini sangat berkaitan dengan pribadi lahir dan batin atau sifat dan tingkah laku
seseorang. Politik adalah berkenaan dengan kekuasaan dalam sebuah lembaga, wilayah atau
negara. Pribadi seseorang yang memegang kekuasaan politik atau pemimpin khsusnya di
Indonesia dapat menjadi contoh bagi orang lain yang ada disekitarnya. Tulisan ini berangkat
dari pengamatan dari realitas kemudian mengkaji tentang bagaimana praktik Uswatun
hasanah yang terdapat pada diri pemegang kekuasaan politik di Indonesia. Meskipun diakui
masih banyak pemimpin di Indonesia yang berprilaku baik, tetapi banyaknya
penyalahgunaan jabatan khususnya tindak pidana korupsi oleh para penyelenggara negara
atau pemimpin di republik tercinta ini, menjadi petunjuk yang jelas bahwa mereka (oknum)
tersebut tidak menanamkan uswatun hasanah pada bawahannya khususnya dan rakyat
Indonesia pada umumnya.
Kata Kunci: Uswatun Hasanah, Politik

I. PENDAHULUAN mencoba hidup sendiri tanpa berhubungan


dan bergaul dengan orang lain yang ada
Dalam kehidupan manusia, dituntut
disekitarnya, maka hidupnya akan
untuk saling berinteraksi atau berhubungan
mengalami kesulitan.
antara satu dengan yang lain. Tuntutan
Salah satu unsur yang ada dalam
untuk berinteraksi didasari oleh filosofi
setiap interaksi ialah adanya saling meniru
bahwa manusia adalah zoon politicon
atau mencontoh dan saling mengikuti antara
(manusia adalah makhluk sosial). Pergaulan
satu dengan yang lain. Jika terdapat dua
manusia sebagai makhluk sosial, kemudian
atau sekelompok orang yang saling
menimbulkan keterkaitan, ketergantungan
berhubungan, maka di antara mereka itu
dan saling membutuhkan untuk perbaikan
sangat boleh jadi akan saling mencontoh,
dan kelangsungan hidup dan kehidupannya.
apakah berkenaan prilaku atau sifat positif
Olehnya itu, jika ada seseorang yang

Muh. Haras Rasyid, Konsep Uswatun Hasanah dan Politik 164


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
maupun negatif. Saling meniru tidak menjadi contoh berkesinambungan bagi
mengenal ruang, bentuk, obyek dan strata orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang
pergaulan. Dari lingkungan pergaulan tidak halal, sehingga menjadi penyakit
keluarga sampai lingkungan masyarakat mental dan moral yang selalu mau
dan bangsa. Dari persoalan agama sampai melakukan hal yang tidak halal. Sedangkan
kepada persoalan sosial dan pilitik, di merugikan cara berfikir generasi, karena
dalamnya terjadi saling meniru. dapat menjadi contoh bahkan menjadi teori
Semua ajaran agama dan norma sosial berfikir bahwa kalau mau menjadi orang
menghendaki saling meniru kepada hal yang memiliki segalanya harus menjadi
yang baik, tetapi kenyataannya tidak bisa pejabat. Akhirnya banyak orang membenar-
diingkari di dalam masyarakat tidak sedikit kan yang biasa, tapi tidak membiasakan
saling meniru pada hal yang buruk. yang benar.
Kebiasaan meniru kepada yang baik dan
II. PEMBAHASAN
tidak baik, bisa terjadi secara horizontal
(datar atau sederajat) dan vertical (dari atas A. Konsep Uswatun Hasanah
ke bawah atau dari bawah ke atas). Konsep uswatun hasanah sangat
Kenyataan secara sosiologis, mencontoh populer dalam leteratur Islam, utamanya
kebanyakan terjadi dari atas ke bawah. dalam kaitannya dengan pendidikan dan
Misalnya prilaku orang tua ditiru oleh dakwah. Kaitannya dengan pendidikan,
anaknya, guru ditiru oleh muridnya, ulama karena salah satu hal yang penting dan lebih
ditiru oleh jamahhnya, artis ditiru oleh yang awal ditanamkan kepada anak adalah
mau jadi artis dan masyarkat umum, para keteladanan, seperti keteladanan orang tua
pimpinan atau pejabat ditiru oleh bawahan- sebagai pendidik anak-anaknya di rumah
nya dan masyarakat umum. (pendidikan informal) dan keteladanan guru
Ajaran agama Islam telah menyuara- sebagai pendidik di sekolah kepada peserta
kan tentang konsep uswatun hasanah didik (pendidikan formal). Kaitannya
(contoh atau teladan yang baik), pada dengan dakwah, karena dakwah yang
semua aspek kehidupan dan pada semua bertujuan mengajak orang lain berbuat baik
waktu, tempat dan kondisi. Khususnya dan benar, salah satu unsur penting di
aspek kehidupan polilitik di Indonesia, dalamnya agar dakwah itu berhasil adalah
merupak hal yang sangat substansi dan bagaimana juru dakwah (muballig) bisa
sensetif yang di dalamnya perlu hidup menjadi contoh dalam ucapan dan
konsep uswatun hasanah. Betapa tidak, perbuatan kebaikan agar orang lain dapat
penyalahgunaan jabatan dalam kehidupan lebih mudah diajak untuk melakukan
politik yang tumbuh subur adalah sesuatu kebenaran dan kebaikan.
yang merugikan dalam berbagai aspek Bagi anak atau peserta didik yang
kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain sudah tertanam akhlakul karimah pada
merugikan keuangan dan pembangunan dirinya karena keteladanan yang baik dari
yang bersifat meteri juga bisa merugikan orang tua dan gurunya, akan memberi
mental, moral dan cara berfikir dari pengaruh positif kepada orang-orang yang
generasi ke genarasi bangsa. ada disekitarnya dan kelak dikemudian hari
Merugikan keuangan dan pembangu- ketika mereka dewasa juga akan memberi
nan yang bersifat materi, karena dana yang contoh yang baik pada orang lain apapun
seharusnya digunakan untuk membangun pekerjaannya dan di manapun mereka
sarana dan prasaran kepentingan masyara- berada. Demikian pula dakwah yang
kat, dananya sebagian diambil dengan cara berhasil menyadarkan masyarakat luas
melanggar aturan oleh oknum yang tidak untuk melakukan kebaikan, karena adanya
bertanggungjawab, sehingga masyarakat contoh-contoh yang baik yang ditampilkan
tidak dapat menikmati pembangunan ter- oleh para juru da’wah (muballig), maka
sebut sebagaimana yang diharapkan. dalam masyarkat akan tumbuh subur
Merugikan moral dan mental, karena dapat kebaikan karena saling mencontoh antara

165 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018
satu dengan yang lain. Berdakwah dengan amat besar terhadap umatnya secara teori
banyak bicara (yang benar) bukan hal yang dan praktik, baik masalah ibadah maupun
haram, tetapi harus diawali dan disertai muamalah. 4 Pada Q.S al-Mumtahanan: 4
dengan prilaku yang mulia (dakwah bi al- dan 6 yang dimaksudkan adalah Nabi
hal). Ibrahim as. sebagai teladan yang baik.
Sebaliknya, kalau kedua orang tua di Beliau membawa agama Allah swt. yang
rumah dan guru di sekolah khususnya dibangkitkan kembali oleh nabi Muhammad
menampilkan bahkan sengaja memberi saw. sebagai agama hanifan musliman yang
contoh yang tidak baik pada anak atau lurus pada penyerahan diri kepada Allah
peserta didik, maka anak akan terpengaruh swt. Seperti halnya nabi Muhammad saw.,
dan dengan mudah mencontoh yang tidak nabi Ibrahim as. dalam perjuangannya
baik tersebut kemudian prilakunya akan menegakkan agama Allah swt. berbagai
buruk, baik dilingkungan keluarganya, macam gangguan, hambatan dan halangan
sekolahnya dan sangat boleh jadi terbawa yang beliau hadapi. Namun segala
sampai mereka dewasa yang kemudian gangguan tersebut tidak membuat beliau
berpotensi merugikan dirinya, orang lain beranjak mundur dalam pendirian untuk
dan masyarakat secara luas. menegakkan agama yang benar.5
Uswatun hasanah tediri dua rang- Uswatun hasanah dapat dirumuskan
kaian kata yang berbeda makna. Uswatun sebagai contoh yang baik, kebaikan yang
dari akar kata ‫ا سا‬, artinya ikutan atau ditiru, contoh diidentifikasi, suri teladan
teladan. 1 Hasanah dari akar kata ‫حسن‬, atau keteladanan seseorang kepada orang
artinya bagus atau baik. 2 Gabungan dua lain. 6 Uswatun hasanah merupakan
kata yang saling melengkapi ini terbentuk bahagian dari akhlaqul karimah. 7 Artinya,
satu istilah uswatun hasanah yang memiliki yang dapat menjadi teladan yang baik di
makna dalam satu obyek dan tujuan yang tengah-tengah masyarakat dalam aspek
sama, yaitu bagaimana sesorang memiliki kehidupan apapun adalah seseorang yang
prilaku baik yang dapat menjadi contoh memiliki aklaqul karimah. Misalnya,
baik pada orang lain. seorang pemimpin yang memiliki akhlak
Makna lain dari kata uswah adalah yang mulia akan menimbulkan kemuliaan
“pelipur lara”. Artinya, orang yang diikuti dan kemaslahatan di tengah-tengah masya-
bukan sekedar diikuti, tetapi sekaligus juga rakat. Sebaliknya jika seorang pemimpin
membawa pelipur lara (kesenangan). tidak memiliki akhlak yang mulia,
Sedangkan al-hasanah, ialah ikutan kepada kemudian dicontoh oleh rakyat atau
seseorang yang memiliki sifat dan bawahannya, maka akan menimbulkan
perbuatan baik, yang selalu memberi dampak negatif yang besar, yakni
ketentraman kepada manusia.3 kemungkaran akan merajalela, berantai dan
Dalam al-Qur’an paling idak terdapat berkesinambungan.
tiga ayat yang langsung menyebutkan B. Konsep Politik
kalimat Uswatun hasanah, yaitu: QS. al-
Ahzab/33: 21, QS. al-Mumtahanah/60: 4 Kehidupan dunia di dalamnya ber-
dan 6. Pada Q.S. al-Ahzab: 21 yang dimak- bagai macam aspek kehidupan bagai
sudkan adalah Rasulullah Muhammad saw. simponi yang saling melengkapi untuk
Keteladanan beliau memiliki pengaruh yang menunjang kehidupan manusia. Tidak

1 4
Lihat Ahmad Werson Munawwir, Al- Lihat H. Munzier Suparta dan Harjani Hefni,
Munawwir Kamus Arab Indonesia (Cet. XIV; (Editor) Metode Dakwah (Cet. III; Jakarta: Kencana
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 25. Prenada Media Grouf, 2009), h. 195.
2 5
Ahmad Werson Munawwir, Al-Munawwir Lihat H. Munzier Suparta dan Harjani Hefni,
Kamus Arab Indonesia, h. 264. Lihat juga Ahmad (Editor) Metode Dakwah, h. 197.
6
Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi (Semarang: Lihat H. Munzier Saputra dan H. Harjani
CV. Toha Putra, 1996), h. 104. Hefni, (Editor), Metode Dakwah, h. 196.
3 7
Lihat Mochtar Husein, Tanggung Jawab Lihat Selengkapnya Mochtar Husein,
Sosial Ulama Perspektif Al-Quran (Cet. II; Tanggung Jawab Sosial Ulama Perspektif Al-Quran,
Yogyakarta: Aswaja Nusantara Perss, 2017), h. 150. h. 153-154.

Muh. Haras Rasyid, Konsep Uswatun Hasanah dan Politik 166


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
terkecuali masalah politik juga turut masyarakat. 11 Pengertian ini menunjukkan
memberikan warna dalam irama perjalanan bahwa hakekat politik adalah prilaku yang
hidup, bahkan sebahagian orang meng- ada pada diri manusia, baik berupa aktivitas
habiskan waktunya di dunia politik, sebab maupun sikap yang bertujuan memengaruhi
mereka menganggap politik adalah baha- dan mempertahankan tatanan suatu masya-
gian penting dan sangat menentukan arah rakat dengan menggunakan kekuasaan. Ini
kehidupannya setiap saat. berarti, kekuasaan bukanlah hakikat politik,
Poltik identik dengan dunia kenega- tetapi menjadi alat atau sarana untuk
raan, kepemimpinan dan kekuasaan. Sudah mencapai kekuasaan.12
menjadi norma bahwa untuk mencapai Dari beberapa pendekatan yang di-
ketiga hal tersebut dituntut melewati tangga gunakan dalam penerapan politik di
emas yang disebut sebagai panggung poltik. antaranya adalah pendekatan legalistik dan
Sudah menjadi ralitas yang tak terbantah- pendekatan institusional. Pendekatan
kan, banyak orang sukses sampai ke puncak legalistik menekankan pada pembahasan
konstitusi dan perundang-undangan sebuah
kekuasaan dan puncak ke mewahan, karena
negara, sedangkan pendekatan institusional
didukung oleh kemampuannya di arena
menekankan pembahasannya pada masalah-
panggung politik. Tetapi tidak sedikit juga
masalah institusi politik, seperti lembaga
orang yang tadinya terhormat berbalik
legislatif, lembaga eksekutif dan lembaga
menjadi terhina di mata manusia (sangat
yudikatif.13
boleh jadi juga di mata Allah swt.), karena
Konsep poltik dalam hukum Islam
menyalah gunakan jabatan dan kekuasaan
terdapat beberapa istilah, antara lain al-
politik.
ahkam al-Dusturiyyah, yaitu hukum Islam
Politik dari kata poli, artinya: bentuk
yang berhubungan dengan dasar-dasar
terikat banyak. 8 Politik berasal dari kata pemerintahan, ketatanegaraan dan per-
politic (inggeris) yang menunjukkan sifat undang-undangan yang dimaksudkan untuk
pribadi atau perbuatan, kata asal tersebut mengatur hubungan rakyat dengan peme-
berarti acting or judging wisely, well gang kekuasaan, hak-hak dan kewajiban
judged, prudent.9 Kemudian kata ini diserap masing-masing agar tidak berlaku kezali-
ke dalam istilah Indonesia, yaitu: Politik man, penyelewengan, tindakan sewenang-
artinya: pengetahuan mengenai ketata- wenang, otoriter dan kediktatoran. Al-
negaraan, dasar dan sistem pemerintahan. Ahkam al-Dauliyyah, yaitu hukum Islam
Berkaitan dengan segala urusan dan yang mengatur hubungan negara dengan
tindakan tentang kebijakan dan siasat. Cara negara-negara lain, antara kaum muslimin
bertindak dalam menangani suatu masalah, dan non muslim baik dimasa damai maupun
misalnya masalah ekonomi, sosial, dimasa perang.14
kemananan, baik dalam negeri maupun Unsur-unsur yang terkandung dalam
hubungan luar negeri.10 konsep politik, antara lain: 1) Nilai-nilai
Politik adalah segala aktivitas atau (ajaran-ajaran agama atau ajaran filsafat
sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan pemikiran manusia, secara sendiri-
dan yang bermaksud untuk memengaruhi,
dengan jalan mengubah atau memper- 11
Lihat Dalier Noer, Pengantar ke Pemikiran
tahankan, suatu macam bentuk susunan Politik (Jakarta: Rajawali, 1983), h. 6.
12
Lihat Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah
Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an (Cet.
8 III; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 37.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa
13
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet.II, Lihat Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah
Edisi III; Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 885. Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an, h.
9 35-36.
Lihat AS.Homby AP. Cowic, (ed) Oxford
14
Advanced Leaner’s Dictionary of Current English Lihat Mawardi Djalaluddin dan Muammar
(London: Oxford University Press, 1974), h. 645. Bakri, Pendidikan Agama Islam Fikih/Syariah
10 (Makassar: Yayasan Perguruan Tinggi al-Gazali
Lihat Tim redaksi Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 886. Universitas Islam Makassar, 2015), h. 3.

167 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018
sendiri atau bersama-bersama) yang ditran- rumusan awalnya seperti yang ada Piagam
sformasi menjadi ideologi politik. 2) Jakarta sangat kental dengan nilai-nilai
Ideologi politik yang pada satu sisi Islam. Dari sudut pandang konstitusional,
merupakan pedoman dan kreteria pem- salah satu Pasal yang ada dalam UUD
buatan aturan hukum, pengambilan kebijak- 1945, yaitu pasal 29 (2) memberikan
sanaan politik dan penilaian terhadap jaminan kemerdekaan bagi setiap penduduk
aktivitas politik. Pada sisi lain mengung- untuk memeluk agamanya masing-masing
kapkan tujuan-tujuan politik yang hendak dan untuk beribadat menurut agamanya dan
dicapai. 3) Konstitusi yang berfungsi kepercayaannya. Pasal ini dicantumkan
sebagai hukum dasar dan dasar keberadaan dalam konstitusi negara Indonesia, selain
(struktur dan fungsional) sistem politik dan sebagai bukti dari peran umat Islam juga
negara-negara bersangkutan. 4) Subyek menguntungkan umat Islam sebagai
poltitik sebagai penyelenggara aktivitas penduduk yang mayoritas.
politik, dan yang terdiri dari lembaga-
C. Pentingnya Keteladan Pelaku Politik
lembaga pemerintahan dan masyarakat.15
Indonesia
Khusus konsep politik yang berlaku
di Indonesia secara umum tidak berbeda Sebagaimana diketahui bahwa dunia
dengan negera-negara demokrasi di dunia. politik adalah dunia yang tak lepas dari
Esensi penerapan konsep politik di kepemiminan dan kekuasaan, bahkan keme-
Indonesia kekuasaan berada di tangan wahan. Bagi seseorang yang ditakdirkan
rakyat (kedaulatan rakyat), baik yang menjadi pemimpin atau penguasa, tentu
disalurkan lewat lembaga legislatif maupun memiliki kemampuan lebih dari kebanya-
kekuasaanya yang diamanahkan kepada kan orang. Idealnya, kemampuan bukan
eksekutif lewat pemilu legislatif dan hanya yang bersifat materi dan charisma,
pemilihan presiden, gubernur dan bupati tetapi juga kemampuan sebagai sosok yang
yang sebahagian besar orang yang memiliki kepribadian yang diakui oleh
dicalonkan diajukan oleh partai politik. banyak orang sebagai kepribadian yang
Adapun lembaga yudikatif sebagai salah baik menurut kacamata agama dan norma
satu lembaga negara dalam sistem politik sosial yang berlaku dimasyarakat.
Indonesia rakyat tidak langsung memilih- Pemimpin dalam konteks Indonesia,
nya, tetapi secara tidak langsung diamanah- baik sebaga pucuknya seperti presiden,
kan pengangkatannya kepada lembaga gubernur dan bupati maupun pimpinan dan
legislatif dan eksekutif. anggota lembaga yang mendukung ter-
Berkenaan dengan peran Islam dalam selenggaranya pemerintahan seperti men-
sistem politik Indonesia, tidak dapat teri, anggota MPR, DPR dan DPD,
dilepaskan peran eksistensi Islam yang konsepnya adalah sosok yang memiliki
secara kultural sejak masuknya agama predikat “lebih” dibandingkan dengan
Islam dan secara nyata ketika awal kemer- kebanyakan rakyat Indonesia. Secara de
dekaan Indonesia. Secara historis, salah yure dan de facto, mereka adalah
bukti sejarah keterlibatan Islam dapat sebahagian kecil dari putra-putri Indonesia
dilihat dari rumusan Pancasila dan UUD yang dipundaknya diletakkan amanah
1945. Sekalipun undang-undang menetap- sebagai pemimpin setelah melalui proses
kan Pancasila sebagai satu-satunya asas pemilihan. Sengat besar harapan rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, ber- terhadap mereka untuk membawa rakyat,
bagngsa dan bernegara, tetapi substansi bangsa dan negara ini semakin berdaulat,
sila-sila yang ada di dalamnya tidak sejahtera, adil-makmur dan maju seperti
bertentangan dengan ajaran Islam. Apalagi negara-negara lain di belahan dunia
sila pertama dari Pancasila, yang diketahui (baldatun tayyibatun warabbun gafur).
Salahsatu kunci keberhasilan suatu
15
Lihat Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah negara, karena para pemimpinnya selain
Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an, h. kemampuannya mengelola negara juga
51-52.

Muh. Haras Rasyid, Konsep Uswatun Hasanah dan Politik 168


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
memiliki akhlak yang baik (akhlaq al rakyat dan menginjak-injak hukum dan
karimah), para pemimpinnya bisa menjadi keadilan.
teladan atau contoh yang baik (uswatun Masyarakat terkadang mendengung-
hasanah). Indonesia adalah salah satu kan bahasa paradox yang bernada sindiran.
negara yang memiliki penduduk terbesar Ketika ada seseorang yang ditangkap polisi
didunia. Secara logika, Indonesia memiliki karena mencuri ayam atau sandal di masjid
potensi pemimpin yang tidak kalah dari yang harganya tidak seberapa, kemudian
negara lain dalam semua bidang. Hanya dipukuli dan diseret ke kantor polisi,
yang menjadi pertanyaan, apakah potensi- kemudian pencuri itu menantang dan
potensi pemimpin itu amanah (bisa berteriak, kenapa saya dipukul dan diseret
dipercaya), jujur atau tidak? Sebab Kenya- ke kantor polisi, padahal para koruptor yang
taan yang dapat dilihat sampai saat ini, mencuri uang rakyat milyaran rupiah bebas
ratusan oknum pemimpin, mulai dari berkeliaran dan tidak dipukuli. Demikian
menteri, gubernur, bupati dan anggota DPR pula, jika ada seseorang yang diproses di
pusat dan daerah memiliki prilaku yang pengadilan sampai diponnis bersalah oleh
tidak baik, dalam hal ini melakukan hakim, masyarakat sering berucap sinis,
penyalah gunaan jabatan, salah satunya kenapa orang tersebut harus dihukum
adalah tindak pidana korupsi. mencuri hanya sebab memungut buah
Realitas banyaknya penyalah gunaan kapok orang lain tanpa meminta yang
jabatan, suka atau tidak suka itu adalah harganya sepuluh ribu rupiah, sedangkan
sikap dan tindakan yang disesalkan dan para koruptor banyak yang tidak tertangkap
menyedihkan yang dilakukan sebahagian sampai sekarang.
oknum penyelenggara negara. Tambah Contoh-contoh pernyataan di atas,
menyedihkan lagi, jika yang melakukannya sebagai bukti bahwa masyarakat selalu
adalah sebagai penyelenggara negara berkaca dan menilai dan cendrung men-
dibidang penegakkan hukum, seperti contoh pada hal-hal yang terjadi disekeli-
oknum hakim, jaksa dan polisi. Mengapa lingnya, diantaranya mencontoh pada para
demikian, karena mereka inilah yang pelaku politik yang ada di lingkaran
diamanahkan oleh bangsa dan negara kekuasaan. Prilaku masyarakat seperti itu
melalui peraturan perundang-undangan tercipta secara alami bukan hal yang
sebagai menegak hukum, karena mereka direkayasa. Penyebab dari timbulnya sikap
juga yang digelar sebagai sosok pendekar meniru adalah karena para oknum pelaku
hukum yang mengerti hukum, sangat politik yang tidak melaksanakan amanah
mengetahui perbuatan mana yang tidak dengan baik sebagaimana harapan masyara-
bertentangan dan berlawanan dengan kat yang memilihnya. Dapat diyakini,
hukum. mereka tahu bahwa cara mencontoh seperti
Terdapat pribahasa kampung yang itu adalah hal yang keliru, karena yang
sering didengar, “guru kencirng berdiri dicontoh adalah perbuatan yang tidak baik.
murid kencing berlari”. Pribahasa ini Namun sebahagian masyarakat bersikap
memiliki makna filosofis yang luas dan apatis atau sekalipun mereka tahu bhwa
dalam. Salah satu maknanya adalah orang yang dicontoh itu adalah perbuatan yang
kecil atau orang yang lebih rendah tidak benar, tetapi mereka tidak mau tahu
kedudukannya selalu mencontoh pada alias masa bodoh.
orang besar atau yang lebih tinggi Prilaku mencontoh pada prilaku yang
kedudukannya. “Pagar makan tanaman”, tidak benar adalah hal yang sangat mem-
salah satu maknanya yang sederhana bahayakan pada semua aspek kehidupan
adalah, seharusnya para oknum pemimpin dalam berbangsa dan bernegara. Kenapa
dan penegak hukum itu yang menjaga dan demikian, karena tanpa disadari akan
pelopor tercapainya kemakmuran rakyat terbangun mental negatif yang merusak
dan tegaknya hukum dan keadilan, tapi sendi-sendi kehidupan yang bersinam-
justru mereka itulah yang memakan uang bungan dari generasi ke generasi, baik

169 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018
secara horizontal antar elit kekuasaan mencontoh yang baik akan melahirkan
politik yang menyebabkan munculnya perbuatan yang baik dan bermanfaat atau
penyalahgunaan jabatan secara berjamaah membawa maslahat kepada orang lain.
maupun secara vertika dari atas ke bawah Orang yang membawa mafaat pada orang
yang akan menciptakan penyalahgunaan lain, itulah disebut sebaik-baik manusia
jabatan berantai, mulai dari jabatan tertinggi (khairunnas anfa’u linnas). Sebaliknya
sampai pada jabatan terendah. seorang yang menebar atau meninggalkan
Merebaknya motto saling menjaga contoh yang tidak baik dan dicontoh oleh
kepentingan dan saling menguntungkan orang lain, maka itu adalah dosa dan
secara pribadi yang menghinggapi oknum apabila menjadi contoh bersinambungan
mental para pemimpin saat ini adalah hal dari masa kemasa, maka hal itu disebut
yang dominan, sehingga terlupakan mengu- sebagai “dosa jariyah”.
tamakan kepentingan umum atau masyara- Membawa maslahat buat orang lain
kat. Padahal ketika dilantik, mereka ber- karena memberi dan meninggalkan contoh
sumpah dalam jabatannya atas nama Allah, yang baik seperti yang terjadi pada diri nabi
antara lain menyatakan akan menguatama- Ibrahim, nabi Ismail dan nabi Muhammad
kan kepentingan umum daripada kepen- saw., menjadi amal baik jariyah. Mem-
tingan ptibadi dan golngan, tidak menerim bangun Negara Republik Indonesia (NKRI)
janji atau pemberian yang berhubungan yang religius tidak boleh dilepaskan dengan
langsung atau tidak langsung dengan perintah atau pesan-pesan agama. Brkaitan
jabatannya. Pernyataan sumpah ini adalah dengan hal itu, jika NKRI di bangun
pernyataan yang sangat bermakna dan melalui pendekatan uswatun hasanah
mulia, apalagi atas nama Allah. Sesung- diperlukan pemimpin seperti sosok pribadi
guhnya mereka tidak lupa, tetapi pura-pura antara lain ketiga nabiyullah tersebut.
lupa karena dibutakan oleh kepentingan Mereka teguh memegang keimamannya,
pribadi yang menggiurkan, kemewaahan kalau itu perintah agama nyawa taruhannya
yang arusnya sangat menggoda. Sumpah (QS. al-Shaffat/37:102). Apa yang dikata-
mengutamakan kepentingan umum dan kan sejalan dengan apa yang diperbuat,
lain-lain dibuang ke tong sampah, karena karena takut dosa kepada Allah swt. dan
tidak ada arti dan pengaruhnya disbanding- tidak mau menghianati ummatnya (QS. al-
kan dengan pengaruh nafsu dunia yang Saff/61: 2 dan 3).
bersifat materi. Seperti yang sudah menjadi fakta dan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu disaksikan, oleh Komisi Pemberan-
religus, karena semua penduduk Indonesia tasan Korupsi Republik Indonesia telah
harus memiliki identitas agama termasuk banyak menangkap para pejabat negara
aliran kepercayaan. Hal itu dituangkan atau (Menteri, Gubernur, Bupati dan pejabat-
disahkan secara factual melalui hukum pejabat yang lain) karena melakukan tindak
administrasi negara yang disebut Kartu pidana korupsi. Merajalelanya tindak
Tanda Penduduk (KTP). Agama-agama pidana korupsi yang dilakukan oleh oknum
yang ada di Indonesia, semuanya meng- penajabat tersebut diyakini bukan karena
ajarkan kehidupan yang lebih baik di dunia mereka tidak mengerti agama, bukan karena
dan di akhirat. Berbagai macam cara untuk tidak tahu hukum dan bukan karena tidak
mendapatkan kehidupan yang lebih baik, melihat penderitaan rakyat miskin. Mereka
antara lain adalah belajar dengan baik adalah orang berpendidikan, bahkan seba-
kepada yang baik, mencontoh dengan baik hagian mereka berlatar belakang pendidikan
pada perbuatan yang baik dan berbuat baik agama, berpredikat haji sebagai simbol
untuk yang baik agar mendapatkan yang ketaatan mereka terhadap agama, tetapi
lebih baik, bukan sebaliknya. keimanan mereka rapuh, komitmen mereka
Salahsatu metode belajar yang baik dalam membangun dan menyelamatkan
adalah mencontoh yang baik (uswatun bangsa dan negara berada pada titik yang
hasanah). Seseorang yang selalu berusaha sangat rendah serta kepedulian dan kasih

Muh. Haras Rasyid, Konsep Uswatun Hasanah dan Politik 170


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
sayang mereka terhadap penderitaan rakyat terlambat, dimana ada kemauan disitu ada
miskin hanya sekedar lipstik aliyas palsu jalan, tentu saja motor penggerak utamanya
yang dikampanyekan ketika mau dipilih. adalah penentu kebijakan utamanya
Sebahagian masyarakat menilai, presiden dan para penegak hukum yang
mereka yang tertangkap tersebut adalah tidak terkontaminasi dan istiqamah ter-
sebahagian dari mereka yang melakukan hadap pesan agamanya dan komitmennya
perbuatan tercela itu. Penilaian seperti ini terhadap kemajuan bangsa dan negara.
juga pernah diungkapkan oleh Abraham Sebuah langkah maju yang telah
Samad saat menjabat sebagai ketu KPK ditempuh penyelenggara pemelihan umum
bahwa yang sudah tertangkap itu baru di negeri ini (KPU) dengan menerbitkan
sebahagian, itupun baru “kelas teri” perarutarn KPU RI Nomor 20 tahun 2018
(pejabat rendah). Boleh jadi penilaian yang isinya memuat antara lain tentang
masyarakat itu benar, karena modus atau pelarangan bagi yang pernah dihukum
cara mengambil uang negara yang pidana karena melakukan tindak pidana
digunakan sehingga oknum tersebut terjerat korupsi untuk mencalonkan diri sebagai
jaring KPK, pada umumnya digunakan juga anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi
oleh pejabat-pejabat yang lain, hanya dan DPRD Kota/Kabupaten. Peraturan ini
mereka belum atau masih bisa lolos. bersifat ganda, yaitu bersifat preventif
Sangat mengherankan buat masyara- (pencegahan) dan represif (penindakan).
kat awam tentang prilaku menyimbapang Bersifat pencegahan agar para anggota DPR
ini, sebab kejadiannya terus menerus. yang terpilih tidak diisi oleh oknum yang
Misalnya, kalau bulan lalu ada Operasi memiliki potensi korupsi. Bersifat Penin-
Tangkap Tangan (OTT) dan terdapat dakan bagi pelanggar hukum secara umum
oknum yang tertangkap, maka bulan ini dan korupsi secara khusus agar menjadi
terjadilah lagi peristiwa yang sama dan efek jerah bagi yang melakukan tindak
seterusnya seperti itu. Hal tersebut mem- pidana korupsi, sekaligus diharapkan ber-
buktikan bahwa pejabat tersebut tidak pengaruh kepada yang berkeinginan akan
memiliki hati nurani dan pikiran yang menjadi dan yang sudah menjadi anggota
jernih. Kalau mereka mempunyai hati legislatif.
nurani, maka dia akan bertanya pada hati Tentu saja tidak dapat diingkari
nuraninya yang tidak pernah bohong dan bahwa masih banyak pejabat atau pemim-
tidak akan mendorongnya untuk melakukan pin politik yang berakhlak baik dan bisa
kebohongan atau dosa seperti korupsi. diteladani sebagai uswatun hasanah, tetapi
Kalau dia memiliki pikiran jernih, maka bukan berarti menjadikan tidak ada upaya
pikirannya akan membawanya tidak mau melahirkan pemimpin yang baik, mem-
melakukan perbuatan tercela itu atau perbaiki yang sudah rusak dan mencegah
melanggar hukum, karena akan tertangkap munculnya oknum-oknum yang tidak
juga KPK seperti yang lain serta akan bertanggung jawab. Menciptakan kondisi
memikirkan bagaimana dampaknya yang yang diinginkan bersama dalam hal mem-
besar pada pribadinya, keluarganya, bangsa berantas tindak pidana korupsi, salah
dan negara apabila melakukan hal yang satunya adalah membangun sistem dan
sama. memperbaiki sistem yang dianggap tidak
Melahirkan dan memperbaiki mental dapat menangkal penyalah gunaan jabatan
para pemimpin agar bisa menjadi uswatun tersebut. Olehnya patut direspon positif atas
hasanah, bukan perkara muda tetapi bukan terbitnya peraturan Komisi Pemilihan
berarti tidak bisa. Komitmen semua anak Umum RI No. 20 tahun 2018 tersebut
bangsa untuk memperbaiki negeri ini sangat sebagai salah satu cara membangun sistem
diperlukan. Bukan hanya slogan, bukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana
sekedar wacana, tetapi dibutuhkan bukti korupsi.
nyata dan gerakan bersama sesuai disiplin Para pejabat yang baik yang bisa
dan skiil masing-masing. Tidak ada kata dijadikan sebagai uswatun hasanah,

171 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018
mestinya masyarakat umum sadar bahwa bersamaan. Penyelenggara negara dalam
sosok-sosok seperti itulah yang pantas dunia politik adalah person-person yang
dijadikan sebagai pemimpin atau pejabat memiliki kekuasaan dan berpengaruh
masa depan. Bukan sosok yang terindikasi pada orang lain yang ada disekitarnya,
berprilaku tidak ammanah dan tidak baik horizontal maupun vertical. Oleh-
istiqamah dijadikan sebagai pemimpin, nya itu, uswatun hasanah (keteladanan)
sebab kerugiannya kembali kepada atau contoh yang baik diperlukan hadir
masyarakat umum itu sendiri. Orang yang pada diri pemegang kekuasaan (pemim-
dianggap menggunakan hati nuraninya dan pin). Kalau pemimpinnya melakukan
pikiran jernihnya adalah orang yang mau kebaikan, maka sangat boleh jadi orang
belajar pada masa lalu, baik yang positif yang ada disektarnya juga melakukan
maupun yang negatif dan selalu mencari kebaikan. Sebaliknya jika pemimpinnya
solusi untuk menata masa depan yang lebih melakukan kejahatan, seperti tindak
baik. pidana korupsi, maka orang lain yang
ada disekitarnya atau bawahannya juga
III. KESIMPULAN
dengan mudah melakukan hal yang
1. Keteladanan (uswatun hasanah) adalah sama. Bawahan tidak takut korupsi
bahagian dari ajaran akhlak. Dalam karena atasannya juga melakukannya,
pandangan ajaran Islam, seseorang yang bahkan bisa saja terjadi kerjasama atasan
dianggap memiliki akhlaq al-karimah dengan bawahan (korsporasi). Atasan
adalah yang dalam semua aspek memberi contoh yang baik dan diikuti
kehidupannya dapat memberi contoh oleh bawahannya sebagai perwujudan
(keteladanan) yang baik pada orang lain, dari uswatun hasanah pasti akan
misalnya seorang tua menjadi contoh melahirkan kebaikan yang berlipat
yang baik kepada anak-anaknya, seorang ganda, berkesinambungan dan berkah
guru bisa memberi contoh yang baik (baldatun tayyibatu wa rabbun gafur).
kepada muridnya dan seorang pemimpin Sedangkan bawahan yang mencontoh
pada semua tingkatan dapat memberi keburukan kepada atasannya adalah
contoh yang baik pada yang dipim- tanda munculnya setan-setan manusia
pinnya. yang militan dan menjadi alamat
2. Politik adalah sangat erat kaitannya berakhirnya sebuah kepimpinan dan bisa
dengan kepemimpinan dan distribusi membawa pada kehancuran sebuah
kekuasaan dalam berbagai aspeknya negara (naudzu billahi min dzalik).
pada sebuah wilayah atau negara. Dunia
politik khususnya di Indonesia adalah DAFTAR PUSTAKA
primadona bagi sebahagian orang.
al-Qur’an al-Karim
Kenapa demikian, karena dunia politik
dapat dengan cepat mengantar seseorang AP. Cowic, AS. Homby (ed), Advanced
menjadi pejabat, terkenal, dipuji dan Oxford Leaner’s Dictionary of
kaya raya. Namun kadang-kadang Current English, London: Oxford
oknum yang terlena dalam empuk dan University Press, 1974.
enaknya kenikmatan kekuasaan, men-
jadikannya terlempar ke tempat yang Husain, Mochtar, Tanggungjawab Sosial
rendah dan hina di mata manusia lebih- Ulama Perspektif al-Qur’an, Cet. II;
lebih di mata Allah swt., akibat dari Yogyakarta: Aswaja Nusantara Perss,
pelanggaran yang dilakukannya terhadap 2017.
hukum negara dan hukum agama, seperti
Jalaluddin, Mawardi dan Muammar Bakri,
melakukan tindak pidana korupsi.
Pendidikan Agama Islam Fiqih/
3. Uswatun hasanah dan politik adalah dua
Syari’ah, Makassar: Yayasan Pergu-
hal yang berbeda, tetapi memilik benang
ruan Tinggi Al-Gazli Universitas
merah atau garis yang bisa ditarik
Islam Makassar, 2015.

Muh. Haras Rasyid, Konsep Uswatun Hasanah dan Politik 172


JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM
al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al- Cet. III; Jakarta: PT RajaGrafindo
Maraghi, Semarang: CV. Toha Putra, Persada, 2002.
1996.
Suparta, H. Munzier dan Harjani Hefni
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir (ed), Metode Dakwah, Cet. III;
Kamus Arab Indonesia, Cet. XIV; Jakarta: Kencana Prenada Media
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Grouf, 2009.
Noer, Dalier, Pengantar ke Pemikiran Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa
Politik, Jakarta: Rajawali, 1983. Indonesia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III, Cet. II; Jakarta:
Salim, Abd. Muin, Fiqh Siyasah Konsepsi Balai Pustaka, 2002.
kekuasaan Politik dalam al-Qur’an,

173 JURNAL PENDIDIKANDANSTUDI ISLAM


Volume 4, Nomor 2, Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai