Anda di halaman 1dari 3

Nim:2310273011

Nama: Yusuf Athallah

1.Mereview model2 komunikasi ( linear, transaksional dan konvergen) dalam berbagai kasus.

Untuk mereview model-model komunikasi seperti linear, transaksional, dan konvergen, efektivitas
atau fidelity penggunaannya tergantung pada konteks dan tujuan komunikasi.

A.Model komunikasi linear, yang melibatkan pengirim, pesan, saluran, penerima, dan efek, efektif
dalam situasi di mana pesan harus disampaikan dengan jelas dan tanpa ambigu. Contoh
penggunaannya adalah dalam penyampaian informasi teknis atau instruksi yang memerlukan
kejelasan dan ketepatan.

B.Model komunikasi transaksional, yang melibatkan pertukaran pesan antara dua pihak yang saling
mempengaruhi, efektif dalam situasi di mana interaksi sosial dan hubungan antar individu menjadi
fokus utama. Contoh penggunaannya adalah dalam percakapan informal, diskusi kelompok, atau
negosiasi.

C.Model komunikasi konvergen, yang melibatkan penggabungan elemen-elemen dari model linear
dan transaksional, efektif dalam situasi di mana pesan harus disampaikan dengan jelas dan interaksi
sosial menjadi fokus utama. Contoh penggunaannya adalah dalam presentasi bisnis atau pidato
publik.

Namun, faktor-faktor seperti gangguan, kebisingan, perbedaan bahasa, dan perbedaan persepsi
dapat menghambat komunikasi yang efektif. Selain itu, faktor-faktor seperti ketidakpercayaan,
ketidaktahuan, dan ketidaksengajaan dapat memperburuk situasi dan menghambat komunikasi yang
efektif. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini dan mencoba mengatasinya
agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.

2.Model komunikasi linear, transaksional, dan konvergen memiliki perbedaan dalam cara pesan
disampaikan dan diterima. Berikut adalah perbedaan antara ketiga model tersebut:

A.Model komunikasi linear: Pesan disampaikan secara satu arah dari pengirim ke penerima tanpa
adanya interaksi. Model ini cocok digunakan dalam situasi di mana pesan harus disampaikan dengan
jelas dan tanpa ambigu.

B.Model komunikasi transaksional: Pesan disampaikan dan diterima secara saling mempengaruhi
antara pengirim dan penerima. Model ini cocok digunakan dalam situasi di mana interaksi sosial dan
hubungan antar individu menjadi fokus utama.

C.Model komunikasi konvergen: Model ini menggabungkan elemen-elemen dari model linear dan
transaksional. Pesan disampaikan dengan jelas dan interaksi sosial menjadi fokus utama. Model ini
cocok digunakan dalam situasi di mana pesan harus disampaikan dengan jelas dan interaksi sosial
menjadi fokus utama.

Ketiga model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung pada konteks
dan tujuan komunikasi.
Model komunikasi transaksional dapat diimplementasikan dalam pembelajaran dengan cara
sebagai berikut:

1.Mendorong interaksi antara guru dan siswa: Guru dapat memfasilitasi diskusi dan pertukaran ide
antara siswa untuk mendorong interaksi dan membangun hubungan yang baik.

2.Mendorong interaksi antara siswa: Siswa dapat diberi kesempatan untuk berinteraksi satu sama
lain dalam diskusi kelompok atau proyek kolaboratif untuk membangun keterampilan sosial dan
hubungan antar individu.

3.Memberikan umpan balik yang konstruktif: Guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif
dan membantu siswa untuk memperbaiki keterampilan komunikasi mereka.

4.Mendorong refleksi: Siswa dapat diminta untuk merefleksikan pengalaman mereka dalam interaksi
dan memikirkan cara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.

5.Menggunakan teknologi: Teknologi dapat digunakan untuk memfasilitasi interaksi dan komunikasi
antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain.

6.Implementasi model komunikasi transaksional dalam pembelajaran dapat membantu


meningkatkan keterampilan sosial dan hubungan antar individu siswa, serta membantu mereka
untuk menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi.

Berikut adalah beberapa contoh kasus di mana model komunikasi transaksional telah efektif
digunakan dalam pembelajaran:

Penggunaan model komunikasi transaksional dalam kegiatan konseling Islam

1. Model ini membantu konselor untuk memahami karakteristik konseli dan mempertimbangkan
faktor-faktor sosial dan hubungan antar individu dalam proses konseling.

Penggunaan model pembelajaran 4.0 bagi tenaga pendidik sekolah dasar Jakarta

2. Model ini membantu guru untuk memfasilitasi interaksi dan membangun hubungan yang baik
antara siswa, serta memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.

Penggunaan multimedia interaktif model tutorial dalam pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi

3. Model ini membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar mereka.

Penggunaan model pembelajaran gallery walk dalam pembelajaran matematika

4. Model ini membantu siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan gagasan dan memperjelas
keadaan atau masalah dalam pembelajaran matematika.

Penggunaan model pembelajaran numbered heads together (NHT) pada kompetensi dasar
memahami komunikasi kantor di SMK Krian 2 Sidoarjo

5. Model ini membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis mereka.

Penggunaan model student facilitator and explaining dalam pembelajaran matematika


6. Model ini membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis mereka.

Dalam semua kasus tersebut, penggunaan model komunikasi transaksional membantu meningkatkan
keterampilan sosial dan hubungan antar individu siswa, serta membantu mereka untuk menjadi lebih
efektif dalam berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai