Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

No Gambar Keterangan
.
1. Pada pengamatan kelompok 1 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus terjadi
penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung
rhesus negatif sehingga darah
probandus dapat ditransfusikan ke
pasien bergolongan darah A, B, AB,
dan O dan hanya dapat menerima
donor darah dari probandus yang
bergolongan darah O.
2. Pada pengamatan kelompok 2 terjadi
penggumpalan (aglutinasi) setelah
ditetesi serum anti-A, serum anti-B,
dan serum anti-AB. Artinya eritrosit
pada sampel darah mengandung
antigen sub tipe A, antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus positif,
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, dan AB.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah AB.
3. Pada pengamatan kelompok 3 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, dan
terjadi aglutinasi setelah ditetesi
serum anti-B, dan serum anti-AB.
Artinya eritrosit pada sampel darah
tidak mengandung antigen sub tipe
A, dan mengandung antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus positif,
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah B dan AB dan
hanya dapat menerima donor darah
dari probandus yang bergolongan
darah B.
4. Pada pengamatan kelompok 4 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
yang berarti sampel darah
mengandung rhesus negative
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, AB, dan O.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah O.
5. Pada pengamatan kelompok 5 terjadi
penggumpalan (aglutinasi) setelah
ditetesi serum anti-A, serum anti-B,
dan serum anti-AB. Artinya eritrosit
pada sampel darah mengandung
antigen sub tipe A, antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus sehingga
darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, dan AB.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah AB.
6. Pada pengamatan kelompok 6 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus terjadi
penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung
rhesus sehingga darah probandus
dapat ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, AB, dan O.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah O.

4.2 Pembahasan

Sistem golongan darah ABO digunakan untuk menunjukkan adanya salah


satu, keduanya, atau tidak satu pun dari antigen A dan B dalam eritrosit.
Golongan darah ABO terbagi menjadi empat jenis yaitu A, B, AB. dan O.
Penggolongan ini didasarkan pada sel darah yang memiliki jenis antigen
tertentu yang disebut isoaglutinogen. Alel ganda Ia dan Ib mengendalikan
jenis golongan darah ABO (Susilawati dan Bachtiar, 2018).

Golongan darah Rhesus merupakan sistem golongan darah terpenting kedua


dalam pelayanan transfusi. Antibodi Rhesus baru terbentuk bila ada paparan
antigen Rhesus. Istilah Rhesus positif dan Rhesus negatif rutin digunakan di
masyarakat dan para ahli, ketika menyebutkan jenis golongan darah. Misalnya
A-positif atau A-negatif. Rhesus positif mengindikasikan adanya salah satu
antigen Rhesus pada sel darah merah, umumnya antigen D. Rhesus negatif
mengindikasikan tidak adanya antigen D pada sel darah merah seseorang
(Johnson and Wiler, 2012).

Pada pengamatan kelompok 1 dan 6 tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi)


setelah ditetesi serum anti-A, serum anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak mengandung antigen sub tipe A, antigen sub
tipe B. Ketika sampel darah ditetesi anti rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel darah mengandung rhesus sehingga darah
probandus dapat ditransfusikan ke pasien bergolongan darah A, B, AB, dan O,
serta hanya dapat menerima donor darah dari probandus yang bergolongan
darah O.

Pada pengamatan kelompok 2 terjadi penggumpalan (aglutinasi) setelah


ditetesi serum anti-A, serum anti-B, dan serum anti-AB. Artinya eritrosit pada
sampel darah mengandung antigen sub tipe A, antigen sub tipe B. Ketika
sampel darah ditetesi anti rhesus terjadi penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung rhesus sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien bergolongan darah A, B, dan AB, serta hanya dapat
menerima donor darah dari probandus yang bergolongan darah AB.

Pada pengamatan kelompok 3 dan 5 tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi)


setelah ditetesi serum anti-A, dan terjadi aglutinasi setelah ditetesi serum anti-
B, dan serum anti-AB. Artinya eritrosit pada sampel darah tidak mengandung
antigen sub tipe A, dan mengandung antigen sub tipe B. Ketika sampel darah
ditetesi anti rhesus terjadi penggumpalan (aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus sehingga darah probandus dapat ditransfusikan ke
pasien bergolongan darah B dan AB, serta hanya dapat menerima donor darah
dari probandus yang bergolongan darah B.

Pada pengamatan kelompok 4 tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) setelah


ditetesi serum anti-A, serum anti-B, dan serum anti-AB. Artinya eritrosit pada
sampel darah tidak mengandung antigen sub tipe A, antigen sub tipe B. Ketika
sampel darah ditetesi anti rhesus tidak terjadi penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung rhesus negatif sehingga darah probandus
dapat ditransfusikan ke pasien bergolongan darah A, B, AB, dan O, serta
hanya dapat menerima donor darah dari probandus yang bergolongan darah O.

Pada pengamatan kelompok 5 terjadi penggumpalan (aglutinasi) setelah


ditetesi serum anti-A, serum anti-B, dan serum anti-AB. Artinya eritrosit pada
sampel darah mengandung antigen sub tipe A, antigen sub tipe B. Ketika
sampel darah ditetesi anti rhesus terjadi penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung rhesus sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien bergolongan darah A, B, dan AB, serta hanya dapat
menerima donor darah dari probandus yang bergolongan darah AB.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pada sampel darah pertama


dan keenam bergolongan darah O dengan rhesus positif. Pada sampel darah
kedua bergolongan darah AB dengan rhesus positif. Pada sampel darah
ketiga dan kelima bergolongan darah B dengan rhesus positif. Pada sampel
darah keempat bergolongan darah O dengan rhesus negatif.

2.1 Saran
Saran dari praktikum ini yaitu pada saat praktikum berlangsung praktikan
harus metode dalam uji penggolongan darah dan dapat mengikuti tata tertib
praktikum pada saat di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai