No Gambar Keterangan
.
1. Pada pengamatan kelompok 1 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus terjadi
penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung
rhesus negatif sehingga darah
probandus dapat ditransfusikan ke
pasien bergolongan darah A, B, AB,
dan O dan hanya dapat menerima
donor darah dari probandus yang
bergolongan darah O.
2. Pada pengamatan kelompok 2 terjadi
penggumpalan (aglutinasi) setelah
ditetesi serum anti-A, serum anti-B,
dan serum anti-AB. Artinya eritrosit
pada sampel darah mengandung
antigen sub tipe A, antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus positif,
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, dan AB.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah AB.
3. Pada pengamatan kelompok 3 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, dan
terjadi aglutinasi setelah ditetesi
serum anti-B, dan serum anti-AB.
Artinya eritrosit pada sampel darah
tidak mengandung antigen sub tipe
A, dan mengandung antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus positif,
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah B dan AB dan
hanya dapat menerima donor darah
dari probandus yang bergolongan
darah B.
4. Pada pengamatan kelompok 4 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
yang berarti sampel darah
mengandung rhesus negative
sehingga darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, AB, dan O.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah O.
5. Pada pengamatan kelompok 5 terjadi
penggumpalan (aglutinasi) setelah
ditetesi serum anti-A, serum anti-B,
dan serum anti-AB. Artinya eritrosit
pada sampel darah mengandung
antigen sub tipe A, antigen sub tipe
B. Ketika sampel darah ditetesi anti
rhesus terjadi penggumpalan
(aglutinasi) yang berarti sampel
darah mengandung rhesus sehingga
darah probandus dapat
ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, dan AB.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah AB.
6. Pada pengamatan kelompok 6 tidak
terjadi penggumpalan (aglutinasi)
setelah ditetesi serum anti-A, serum
anti-B, dan serum anti-AB. Artinya
eritrosit pada sampel darah tidak
mengandung antigen sub tipe A,
antigen sub tipe B. Ketika sampel
darah ditetesi anti rhesus terjadi
penggumpalan (aglutinasi) yang
berarti sampel darah mengandung
rhesus sehingga darah probandus
dapat ditransfusikan ke pasien
bergolongan darah A, B, AB, dan O.
Dan hanya dapat menerima donor
darah dari probandus yang
bergolongan darah O.
4.2 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2.1 Saran
Saran dari praktikum ini yaitu pada saat praktikum berlangsung praktikan
harus metode dalam uji penggolongan darah dan dapat mengikuti tata tertib
praktikum pada saat di laboratorium.