Percobaan 6
Difusi adalah suatu proes terjadinya perpindahan zat dari zat yang memiliki konsentrasi tinggi menuju ke
zat yang memiliki konsentrasi rendah dan dalam proses berlangsung tidak membutuhkan energi . pada
percobaan kali ini difusi yang dapat masuk ke dalam kulit secar umum dapat terjadi karena adanya suatu
difusi pasif . yang mendukung adanya difusi pasif karena adanya suatu perbedaan konsentrasi pada kedua
membrane sel . (Shargel dkk, 2012)
Penetralisi statum korneum yang terjadi karena adanya prses difusi dapat dilalui melalui 2 mekanisme :
1. Absorpsi transepidermal dimana difusi terjadi melalui statum korneum yaitu melalui 2 jalur , jalur
transeluler dimana sel korneosit yang bersifat polar akan melewati jalur intraseluler dimana jalur
tersebut kaya akan lipid dan jalu intraseluler suatu senyawa yang dapat masuk melalui antara ruang
antar sel diamana bagian intraseluler bersifat lipofil . (Murthy, 2011)
2. Absorpsi transappendageal dimana merupakan suatu jalur masuknya suatu obat melalui folikel
rambut dan kelenjar keringat yang dapat terjadi karena adanya pori-pori yang dapat membuat obat
dapat berpenetrasi . namun jalur ini sangat kurang signifikan karena zat yag bertrasportasi memiliki
luas perukaan lebih kecil dari luasnya permukaan kulit . (Anggraeni, 2008)
Jika terhirup : segera hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut
ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen dan Segera hubungi dokter.
Terkena kulit : segera bilaslah dengan air yang banyak
Kontak mata : segera bilas dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata.Lepaskan lensa
kontak.
Jika tertelan : segera beri air minum paling banyak dua gelas jangan dipaksakan muntah dan segera
hubungi dokter
KMnO4
Pertolongan pertama :
Jika terhirup: seggerahirup udara dan segara Panggil dokter.
Jika kontak kulit: segera tanggalkan semua pakaian yang terkontaminasi. bilaslah kulit dengan air/
pancuran air dan Segera panggil dokter.
Jika kontak pada mata : segera bilaslah dengan air yang banyak.dan Segera hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
Jika tertelan: segera beri air minum kepada korban paling banyak dua gelas dan hidarimuntah (resiko
perforasi!) dan Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Berbentuk padat
Berwarna ungu dan tidak memiliki bau
pH: kira-kira 7 - 9pada 20 g/l 20 °C
Titik lebur : > 240 °C (penguraian)
Tekanan uap : < 0,01 hPa pada 20 °C
Densitas : 2,70 g/cm3pada 20 °C
Kelarutan dalam air: 64 g/l pada 20 °C
Suhu penguraian : > 240 °C
Timbang 0,1 gram kristam KMnO4 , masukkan Kristal kedalam beaker yang sudah siisi dengan 100ml air bersuhu
ruang
Amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan sampai Kristal melarut
Ulangi percobaan dengan melakukan pengadukan menggunakan batang bengaduk . catat waktu yang dibutuhkan
sampai Kristal melarut
Timbang 0,1 gram Kristal KMnO4 , masukkan Kristal tersebut kedalam gelas beaker yang sudah diisi dengan 100ml air
bersuhu 10oC
Amati perubahan yang terjadi dan catac waktu yang dibutuhkan sampai Kristal melarut
Ulangi percobaa yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan sampai Kristal melarut , ulangi percobaan dengan
menggunakan air bersuhu 50oC
Bandingkan waktu yang dibutuhkan sampai Kristal melart pada suhu kamar, 10oC dan 50oC
Didihkan agar tersebut sampai diperoleh keatas permukaan cawan petri, dan biarkan memadat
Buatlah lubang pada lempeng agar tersebut dengan alat pembuat lubang dengan jarak antara lubang 3cm ( 5
lubang/sumur per lempeng)
Tempatkan 50 mg Kristal KMnO4 pada satu lubang pada lempeng agar tersebut dan 50mg Kristal metil jingga pada
lubang yang lain
Catat jarak difusi KMnO4 dan metil jingga sebagai fungsi waktu dan bahas hasil percobaan tersebut
Referensi :
Anggraeni. 2008. Pengaruh Bentuk Sediaan Krim, Gel dan Salep Terhadap Penetralisi menggunkan difusi.
Jakarta:Universitas Indonesia
Shargel,dkk. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi 5.Surabaya: Universitas Airlangga